BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PADA ALUMINIUM MUSI II PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG DAPAT DIPRODUKSI DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU. KAPASITAS PRODUKSI DITENTUKAN OLEH KAPASITAS

KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG DAPAT DIPRODUKSI DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU. KAPASITAS PRODUKSI DITENTUKAN OLEH KAPASITAS

ANALISIS BREAK EVEN POINT

ANALISIS BREAK EVEN POINT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

Department of Business Adminstration Brawijaya University

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN 4

PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ANALISA BREAK EVENT POINT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM JANGKA PENDEK. Oleh : Ani Hidayati

Andri Helmi M, SE., MM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

BIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal

Analisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Point telah banyak dilakukan sebelumnya. Berdasarkan penelitian terdahulu yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis laporan keuangan PT. Semen Gresik (PERSERO) Tbk

Oleh: Sihabudin, S.Pd. BREAK EVENT POINT SMK NEGERI 42 JAKARTA JALAN KAMAL RAYA, CENGKARENG JAKARTA BARAT 2017

BAB II LANDASAN TEORI

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia usaha sekarang ini menyebabkan semakin ketatnya

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN LUAS PRODUKSI OPTIMUM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Sunarso Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan. modal (money and capital markets atau macro finance), investasi

BAB XI ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN:

How to Build a Good Financial Plan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Penetapan Laba melalui Pendekatan Analisis Break Even Point (BEP) Perusahaan Wingko UD. TUJUH TUJUH ELOK Babat - Lamongan

Perencanaan Laba Tahun 2012 dengan Pendekatan Break Even Point pada Toko Larinda Tanggerang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya

ANALISA BREAK EVEN POINT

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, persaingan antar perusahaan terlihat semakin ketat.

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

Aplikasi kuadratik dalam ekonomi

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai

DAFTAR ISI LEMBAR PENGASAHAN ABSTRAKSI KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN BIAYA VOLUME & LABA

Manajemen Keuangan. Break-Even Point

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Kewirausahaan menurut Ropke (Suryana et al., 2011:25) adalah proses penciptaan kreasi baru dan membuat sesuatu inovasi, dengan tujuan tercapainya kesejahteraan dan nilai tambah bagi masyarakat. Menurut Drucker (Suryana et al., 20011:24) menjelaskan bahwa kewirausahaan lebih merujuk pada watak seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovasi ke dalam dunia usaha yang nyata. 2.2 Manajemen Produksi dan Operasi 2.2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen menurut Hasibuan (2009:2) adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumbersumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan pengertian produksi (operasi) menurut Assauri (2008:17) diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil atau keluaran (output). Jadi, dari kedua pengertian manajemen dan produksi (operasi) diatas maka dapat simpulkan bahwa pengertian manajemen produksi dan operasi menurut Assauri (2008:19) merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat, dan sumber daya lain serta bahan secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambahkan kegunaan (utility) sesuatu barang dan jasa. 15

16 2.2.2 Jenis Proses Produksi Menurut Prawirosentono (2009:8-9) berdasarkan jenis proses produksi atau berdasarkan sifat manufakturnya perusahaan dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Perusahaan dengan proses produksi terus-menerus (continous process). Perusahaan ini beroperasi secara terus menerus (continous) untuk memenuhi stok pasar (kebutuhan pasar). Selama stok barang hasil produksi yang terdapat dipasaran masih diperlukan konsumen, maka perusahaan akan terus memproduksi barang tersebut. 2. Perusahaan dengan proses produksi terputus-putus (intermitten process). Perusahaan ini memproduksi barang secara terputusputus tergantung pada tingkat pesanan (job order) yang terdapat dipasar. Artinya perusahaan ini akan berproduksi membuat suatu jenis barang sesuai dengan permintaan pesanan. Jika tidak ada pesanan (order) berarti tidak ada proses produksi (job). 2.3 Biaya 2.3.1 Pengertian Biaya Menurut Prawirosentono (2009:121) biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber daya produksi yang dapat dinilai dalam satuan uang, yang tidak dapat dihindarkan terjadinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Ikatan Akutansi Indonesia (Prawirosentono, 2009:120-121) menyatakan bahwa biaya adalah jumlah yang diukur dalam satuan uang, yaitu pengeluaran-pengeluaran dalam bentuk pemindahan kekayaan, pengeluaran modal saham, jasa-jasa yang diserahkan atau kewajiban-kewajiban yang ditimbulkan dalam hubungannya dengan barang-barang atau jasa-jasa yang diperoleh atau yang akan diperoleh. 2.3.2 Pengklasifikasian Biaya Menurut Syamsuddin (2009:91-92) biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut: 1. Biaya Tetap (Fixed Cost) Secara sederhana dapat dikatakan bahwa biaya tetap sangat berhubungan dengan waktu (function of time) dan tidak

17 berhubungan dengan tingkat penjualan. Pembayarannya berdasarkan pada periode akuntansi tertentu dan besarnya adalah sama. Misalnya: biaya sewa gedung, penghapusan aktiva tetap, dan lainlainnya. Sampai dengan jumlah hasil (range output) tertentu biaya ini secara total tidak berubah. 2. Biaya Variabel (Variabel Cost) Biaya ini berhubungan langsung dengan tingkat produksi atau tingkat penjualan, karena besarnya ditentukan oleh volume produksi atau penjualan yang dilakukan. Misalnya: biaya bahan mentah, biaya tenaga kerja langsung, dan lain-lainnya. Pengklasifikasian biaya menurut (Fadila, 2006:16-17) adalah sebagai berikut: 1. Biaya Variabel (Variabel Cost= VC) Adalah biaya yang jumlahnya berdasarkan perubahan volume penjualan. Contoh: biaya bahan mentah, biaya tenaga kerja langsung, komisi penjualan, dll. 2. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC) Adalah biaya yang besar atau jumlahnya tetap selama jangka waktu tertentu walaupun volume penjualan berubah-ubah. Contoh: depresiasi aktiva tetap, biaya hutang, biaya gaji karyawan, biaya kantor, dll 3. Total Biaya (Total Cost = TC) Adalah biaya yang besar jumlahnya merupakan penjumlahan biaya variabel dengan biaya tetap. Dapat diformulasikan sebagai berikut: TC = VC + FC Dimana: TC = Total Cost IVC = Variabel Cost FC = Fixed Cost 4. Total Penghasilan (Total Revenue = TR) Adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh perusahaan secara keseluruhan sebagai hasil penjualan produk jangka waktu tertentu. Total Revenue dapat dirumuskan sebagai berikut: TR = P x Q Dimana: P = Price/Harga IQ = Quantity/Kuantitas

18 5. Biaya Kontribusi Margin (Contribution of Cost) Adalah bagian dari penghasilan penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana: CM = Contrubution Margin IIiIVC = Variabel Cost iiiiiis = Sales 2.4 Break Event Point (BEP) 2.4.1 Pengertian Break Event Point (BEP) Break Even Point (BEP), dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahan didalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain keuntungan atau kerugian ini bisa terjadi bila perusahaan didalam operasinya menggunakan biaya tetap dan volume penjualan hanya cukup menutup biaya tetap dan variabel. Pengertian break event point (BEP) menurut Yamit (2011:107) adalah salah satu titik dimana total biaya atau total cost sama dengan penghasilan total atau total revenue. Menurut Herjanto (2008:151) analisis break event point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik dalam kurva biaya-pendapatan yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Analisa break event point secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Sehingga analisa break event point sering juga disebut dengan cost volume provit analisis. Menurut (Munawir, 2004:209-215) analisis Break Event Point (BEP) dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan untuk: 1. Membantu atau memberikan informasi maupun pedoman kepada mangement dalam memcahkan masalah-masalah lain yang dihadapinya.

19 2. Memberi bantuan dalam pengambilan keputusan untuk menutup usaha atau tidak (dapat memberikan informasi kapan sebaiknya usaha tersebut dihentikan). 3. Memecahkan dan mengambil keputusan dalam hubungannya dengan penambahan atau penggantian aktiva tetap. 2.4.2 Metode Perhitungan Break Event Point Untuk melakukan perhitungan break event point ada dua metode pendekatan yang dapat kita gunakan, yaitu perhitungan break event point dengan menggunakan metode pendekatan matematis dan perhitungan break event point dengan menggunakan metode pendekatan grafik. 2.4.2.1 Metode Pendekatan Matematis (Matematica Aproad) Dalam menghitung tingkat break event point dengan pendekatan matematis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Atas dasar unit Menurut Munawir (2004:186) perhitungan break event point atas dasar unit dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: BEP (unit) 2. Atas dasar rupiah Perhitungan break event point atas dasar rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Munawir (2004:189), yaitu sebagai berikut: BEP (rupiah) Rumus break event point tidak hanya dapat dipakai untuk menentukan besarnya tingkat penjualan dalam keadaan break

20 event point, namun yang lebih penting rumus break event point juga dapat digunakan untuk melakukan perencanaan laba yaitu menentukan tingkat penjualan pada laba yang dikehendaki atau yang direncanakan pada saat perencanaan. Oleh karena itu, menurut Mulyadi (2001:236) untuk menghitung perencanaan laba yang diinginkan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: BEP (rupiah) Sedangkan Break Event Point dalam unit untuk perencanaan laba dapat dirumuskan sebagai berikut: BEP (unit) 2.4.2.2 Metode Pendekatan Grafik (Grafic Aproad) Analisis break event point dengan pendekatan grafis dengan suatu grafik yang disebut bagan break event point. Perhitungan break event point dapat dilakukan dengan cara menemukan titik pertemuan atau titik potong antara garis pendapatan penjualan dengan titik biaya. Titik pertemuan tersebut merupakan titik break event point. Untuk menemukan titik break event point, harus dibuat grafik dengan sumbu datar (horizontal) yang menunjukkan volume penjualan, sedangkan sumbu tegak (vertical) menunjukkan biaya dan pendapatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

21 Gambar 2.1 Gambar Grafik Break Event Point (BEP) Y(Rp) Biaya dan Pendapatan Total Revenue (TR) Total Cost (TC) BEP Variabel Cost (VC) area Fixed Cost (FC) Fixed Cost (FC) area X (unit) Volume Penjualan Sumber: Herjanto (2008:152) 2.5 Perencanaan Laba dan Perencanaan Kapasitas Berhasil atau tidaknya sebuah perusahaan, pada umumnya ditinjau dari kemampuan manajemen untuk dapat melihat peluang dan kesempatan yang ada dimasa yang akan datang serta perusahaan melakukan perencanakan untuk menyikapi peluang tersebut. Menurut Garrison (Wahyu, 2011:9) perencanaan (planning) meliputi pemilihan serangkaian aktivitas dan spesifikasi bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Dalam suatu perusahaan biasanya perencanaan yang sangat diperlukan dalam proses kegiatan perusahaan dan keberhasilan perusahaan ada berbagai perencanaan, diantaranya perencanaan laba dan perencanaan kapasitas. 2.5.1 Pengertian Laba Pada dasarnya tujuan dari berdirinya setiap perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya dan umumnya

22 manajer lebih menekankan pada kebutuhan akan laba. Namun, laba bukan satu-satunya tujuan usaha, sehingga pengertian laba itu sendiri terbatas. Pengertian laba menurut Sadeli (Sunan, 2011:8) adalah pendapatan bruto atas aktivitas perusahaan setelah dikurangi biaya yang dikeluarkan untuk mendukung aktivitas tersebut. Berdasarkan pengertian perencanaan dari pendapat Garrison dan pengertian laba dari pendapat Sadeli, maka dapat kita ketahui bahwa perencanaan laba adalah rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dan digambarkan secara kuantitatif dalam bentuk laporan keuangan untuk jangka pendek dan jangka panjang. 2.5.2 Perencanaan Kapasitas 2.5.2.1 Pengertian Perencanaan Kapasitas Kusuma (2002:113) mengungkapkan bahwa kapasitas adalah jumlah output (produk) maksimum yang dapat dihasilkan suatu fasilitas produksi dalam suatu selang waktu tertentu. Dengan merujuk dari pengertian perencanaan dari pendapat Garrison dan pengertian kapasitas dari pendapat Kusuma, oleh karena itu perencanaan kapasitas dapat didefinisikan sebagai keputusan perencanaan strategis baik dalam jangka pendek atau jangka panjang yang bertujuan untuk mengadakan seluruh sumber daya produktif yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk dapat dipakai menghasilkan level produksi tertentu (Haming et al., 2011:336). 2.5.2.2 Jenis Perencanaan Kapasitas Yamit (2011:68) menjelaskan terdapat dua jenis perencanaan kapasitas, yaitu sebagai berikut:

23 1. Perencanaan kapasitas jangka pendek, digunakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di masa yang akan datang. Misalnya untuk memenuhi permintaan yang sifatnya mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek. 2. Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah diperkirakan sebelumnya. Misalnya rencana untuk menurunkan biaya per unit, dalam jangka pendek sangat sulit dicapai karena unit produk yang dihasilkan masih berskala kecil, tetapi dalam jangka panjang rencana tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan produksi.