BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

PENGUKURAN KINERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR CAPAIAN TUJUAN

RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

(Rp.) , ,04

RENCANA PENGADAAN BARANG/JASA SUMBER DANA : DPA APBD SKPD DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2012

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh

CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014

VISI. Terwujudnya masyarakat yang mandiri, sejahtera melalui peningkatan pembangunan peternakan.

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014

Revisi ke 05 Tanggal : 27 Desember 2017

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

: PERTANIAN ORGANISASI : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Halaman sebelum perubahan

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN PETERNAKAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

Lampiran 3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Formulir Evaluasi Hasil Renja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Triwulan IV Tahun 2015

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016

EVALUASI KINERJA TRIBULAN DINAS PETERNAKAN KABUPATEN JOMBANG

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN,

KATA PENGANTAR. Rencana Kerja (Renja) Tahun 2016

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA UMUM PENGADAAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

2013, No.6 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemberdayaan Peternak adalah segala upaya yang dila

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD tahun 2014

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

2 seluruh pemangku kepentingan, secara sendiri-sendiri maupun bersama dan bersinergi dengan cara memberikan berbagai kemudahan agar Peternak dapat men

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN JL. Soekarno Hatta no Telp. (0321) , Fax (0321)

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 60 TAHUN 2016

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

No NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) KELUARAN KEGIATAN VOLUME KET

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

1 P a g e BAB I PENDAHULUAN

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 2,960,500, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 28,248,041, BELANJA LANGSUNG 51,476,657,376.00

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 2,597,999, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 29,647,491, BELANJA LANGSUNG 66,211,846,000.00

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

RENCANA AKSI PERUBAHAN DINAS PETERNAKAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN X X X X Itik ,249 `- Jl Lingkungan UPTD Langgam 50 m X X X X X

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA AKSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN X X X X Itik ,249 `- Jl Lingkungan UPTD Langgam 50 m X X X X X

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 3,591,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 35,453,688, BELANJA LANGSUNG 80,361,575,770.00

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

EVALUASI TERHADAP HASIL PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PETERNAKAN KABUPATEN JOMBANG PERIODE PELAKSANAAN TRIWULAN I 2017

KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD

Transkripsi:

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA SKPD Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timnur untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis SKPD sesuai dengan hasil pengukuran kinerja SKPD. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja s.b.b : 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun 2014; 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2014 dengan tahun 2013; 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2014 dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis; 4. Membandingkan realisasi kinerja tahun 2014 dengan standar nasional (jika ada) ; 5. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan; 6. Analisis atau efiensi penggunaan sumber daya; 7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian perjanjian kinerja. 3.1.1. Metode Pengukuran Capaian Kinerja Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk menilai keberhasilan atau ketidakberhasilan pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Pengukuran Kinerja didasarkan pada target dan realisasi dengan satuan pengukuran dalam bentuk prosentase. Penghitungan prosentase pencapaian rencana tingkat capaian perlu memperhatikan karakteristik komponen realisasi, dalam kondisi : 1. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, maka digunakan rumus : Tingkat Capaian = Realisasi x 100% Target 2. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja, maka digunakan rumus : Tingkat Capaian = Target (Realisasi-Target) x 100% Target Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah Kinerja (peformance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement). DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 15

Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala pengukuran 4 (empat) kategori sebagai berikut : Tabel 3.1 Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2013 NO PERSENTASE CAPAIAN KATEGORI CAPAIAN 1 Lebih dari 100 % Sangat Baik 2 75 % sampai 100 % Baik 3 55 % sampai 75 % Cukup 4 Kurang dari 55 % Kurang 3.1.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Penyusunan laporan kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tahun 2014 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran disajikan sebagai berikut : a. Tujuan meningkatkan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal Tujuan meningkatkan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis dengan 2 indikator. Capaian sasaran strategis dan indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut : TUJUAN 1 SASARAN 1 Meningkatkan produksi ternak Meningkatnya populasi ternak dan dengan pendayagunaan sumber produksi hasil peternakan. daya lokal Sasaran meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan diukur melalui 2 indikator, yaitu (1) Jumlah populasi ternak dan (2) Jumlah produksi hasil peternakan. Indikator kinerja, target, dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.2 sebagai berikut : Tabel 3.2. Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Populasi Ternak dan Produksi Hasil Ternak Tahun 2014 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Jumlah populasi ternak 95,23 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 16

Sapi potong 4.071.391 4.125.333 101,32 Sapi perah 238.867 245.246 102,67 Kerbau 28.174 28.507 101,18 Kuda 10.582 10.536 99,57 Kambing 2.982.050 3.090.159 103,63 Domba 1.205.625 1.221.758 101,34 Babi 46.099 41.875 90,84 Ayam buras 34.314.067 34.156.842 100,66 Ayam ras petelur 43.927.688 41.156.842 93,69 Ayam ras pedaging 163.919.118 179.830.682 109.71 Itik 4.263.940 4.912.393 115,21 Entok 951.055 1.261.425 132,63 2 Jumlah produksi hasil ternak 103,62 Daging 359.378 391.418 108,92 Telur 347.717 348.414 100,20 Susu 423.914 431.237 101,73 Rata Rata Persentase Capaian Sasaran 99,42 Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1 pada Tabel 3.2, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan tergolong Baik (rata-rata 99,42%). Secara umum capaian indikator kinerja per jenis ternak menunjukkan perkembangan yang baik. Populasi ternak merupakan modal dasar untuk mencapai produksi hasil peternakan. Peternakan Provinsi Jawa Timur cukup berpengaruh secara nasional. Pada tahun 2014, populasi sapi potong Jawa Timur mencapai 28 % dari populasi nasional. Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan Selatan. Produksi hasil peternakan Jawa Timur juga menjadi andalan di tingkat nasional. Produksi susu segar di Jawa Timur pada tahun 2014 mencapai 54% dari total produksi nasional; produksi telur 20% dari produksi telur nasional; dan produksi daging 13% dari produksi nasional. Perbandingan komoditas utama peternakan Jawa Timur dengan nasional dan Provinsi Jawa Tengah sebagai pesaing terdekat dapat dilihat pada Tabel 3.4. DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 17

Tabel 3.3. Perkembangan realisasi populasi dan produksi hasil peternakan N0 Indikator Kinerja 2013 2014 Peningkatan/ (Penurunan) 1 Jumlah populasi ternak : Sapi potong Sapi perah Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Ayam buras Ayam ras petelur Ayam ras pedaging Itik Entok 2 Jumlah produksi hasil ternak : Daging Telur Susu 3.949.097 4.125.333 4,46 % 237.673 245.246 3,19 % 28.118 28.507 1,38 % 10.581 10.536 (0,43) % 2.937.980 3.090.159 5,18 % 1.185.472 1.221.758 3,06 % 46.090 41.875 (9,15) % 33.806.963 34.156.842 1,03 % 43.066.361 41.156.842 (4,43) % 162.299.457 179.830.682 10,80 % 4.213.379 4.912.393 16,59 % 946.323 1.261.425 33,30 % 350.613 391.418 11,64 % 340.232 348.414 2,40 % 416.418 431.237 3,56 % Penjelasan angka-angka pada Tabel 3.3. di atas adalah sebagai berikut : 1) Populasi ternak ruminansia besar tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 rata-rata mengalami peningkatan kecuali kuda, yaitu sapi potong naik sebesar 4,46%; sapi perah naik sebesar 3,19%; kerbau naik sebesar 1,38%, sedangkan kuda turun sebesar 0,43%. Penurunan populasi kuda disebabkan pemotongan kuda tidak diimbangi dengan jumlah kelahiran atau mutasi masuk mengingat kuda bukanlah ternak yang dibudidayakan. 2) Populasi ternak ruminasia kecil tahun 2014 dibandingkan tahun 2013, yaitu kambing dan domba mengalami peningkatan masing-masing sebesar 5,18% dan 3,06%, sedangkan populasi babi mengalami penurunan sebesar 9,15%. Penurunan populasi babi disebabkan tingginya konsumsi terhadap ternak babi tidak diimbangi kemampuan produksi usaha budidaya babi. Usaha peternakan babi dibatasi mengingat lingkungan masyarakat mayoritas Muslim. DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 18

3) Populasi ternak unggas tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 rata-rata mengalami peningkatan kecuali ayam ras petelur, yaitu ayam buras naik 1,03%; ayam ras pedaging naik 10,80%; itik naik 16,59%; dan entok naik 33,30%, sedangkan ayam ras petelur turun 4,43%. Penurunan populasi ayam ras petelur disebabkan suatu kondisi dimana harga telur terus mengalami penurunan selama beberapa bulan sehingga peternak ayam ras petelur melakukan pemotongan ayam afkir tanpa memperbaharuinya. 4) Produksi hasil peternakan tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 untuk produksi daging naik sebanyak 11,64%; telur naik 2,40%, dan susu naik 3,56%. Tabel 3.4 Perbandingan Komoditas Peternakan Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Nasional Tahun 2014 No. Komoditas Jawa Timur Jawa Tengah Nasional 1. Populasi sapi potong (ekor) 2. Populasi sapi perah (ekor) 4.125.333 28,06% 1.534.434 10,44% 14.703.406 245.246 50,77% 106.171 21,98% 483.013 3. Populasi kerbau (ekor) 4. Populasi kuda (ekor) 5. Populasi kambing (ekor) 6. Populasi domba (ekor) 7. Populasi babi (ekor) 8. Populasi Ayam buras (ekor) 9. Populasi Ayam ras petelur (ekor) 10. Populasi Ayam ras pedaging (ekor) 11. Populasi itik (ekor) 12. Populasi entok (ekor) 28.507 10.536 3.090.159 1.221.758 41.875 34.156.842 41.156.842 179.830.682 4.912.393 1.261.425 2,16% 63.453 4,80% 1.320.616 2,42% 15.567 3,58% 435.008 16,08% 4.014.570 20,89% 19.216.410 7,77% 2.515.278 16% 15.715.613 0,53% 160.402 2,04% 7.873.235 11,92% 40.563.963 14,16% 286.538.036 26,61% 22.124.901 14,31% 154.657.436 12,14% 104.436.955 7,05% 1.481.871.723 11,14% 5.854.787 13,28% 44.094.866 14,53% 35.056 0,40% 8.680.142 13. Produksi Daging (ton) 391.418 13,12% 267.658 8,97% 2.982.571 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 19

No. Komoditas Jawa Timur Jawa Tengah Nasional 14. Produksi Telur (ton) 15. Produksi Susu (ton) 348.414 19,22% 293.423 16,19% 1.812.780 431.237 54,01% 98.990 12,40% 798.380 Pencapaian sasaran meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan dilaksanakan dengan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, dan Program Pengembangan Agribisnis. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan guna meningkatkan populasi dan produksi baik dari segi fungsi perbibitan, budidaya, pakan, agribisnis maupun kesehatan hewan, antara lain : (1) Kegiatan Pengembangan kawasan peternakan dan perbibitan; (2) Peningkatan populasi ternak (integrasi ternak dan komoditas pertanian lainya); (3) Pengembangan budidaya ternak; (4) Peningkatan populasi sapi Madura; (5) Pengumpulan dan pengolahan data peternakan; (6) Pengembangan kawasan peternakan dan perbibitan; (7) Pemberdayaan Laboratorium dan pengembangan alsin peternakan; (8) Pengembangan kawasan sentra perbibitan ternak di perdesaan; (9) Fasilitasi pengembangan kawasan agropolitan; peran serta UPTD Perbibitan dan Hijauan Makanan Ternak yang menyebar di beberapa wilayah Jawa Timur. Sub kegiatan yang dilakukan dalam mendukung peningkatan populasi dan produksi antara lain penyediaan bibit ternak berkualitas, pelestarian plasma nutfah ternak Jawa Timur seperti sapi madura, sapi Jawa, domba ekor gemuk, kambing Peranakan Ettawa (PE), itik Mojosari, dan Perbaikan kualitas genetic sapi melalui inseminasi buatan, perbaikan managemen reproduksi, kualitas pakan dan sistem pemeliharaan; pengembangan kemitraan ayam pedaging serta meningkatkan pengkajian-pengkajian bidang peternakan untuk memperoleh teknologi tepat guna bagi peternak pedesaan. b. Tujuan meningkatkan unit usaha produk hewan yang memenuhi syarat kesmavet dan kesrawan. Tujuan meningkatkan unit usaha produk hewan yang memenuhi syarat kesmavet dan kesrawan dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis dengan 1 indikator. Capaian Sasaran Strategis dan Indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut. TUJUAN 2 SASARAN 1 meningkatkan unit usaha produk hewan yang memenuhi syarat kesmavet dan kesrawan Meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene sanitasi. Sasaran meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene sanitasi, diukur melalui 1 indikator, yaitu penambahan jumlah unit usaha produk hewan yang DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 20

memperoleh sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner. Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.5 sebagai berikut : Tabel 3.5 Capaian kinerja sasaran meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene sanitasi Tahun 2014 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Capaian (1) (2) (3) (4) (5) 1 Jumlah unit usaha produk hewan 114,57 yang memperoleh sertifikasi 199 242 Nomor Kontrol Veteriner Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.1 pada Tabel 3.5, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja kesehatan masyarakat veteriner tergolong Sangat Baik (rata-rata 114,57%). Pencapaian sasaran meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene sanitasi dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1) Pengawasan peredaran produk pangan asal hewan dan (2) Pengawasan dan pengendalian kesejahteraan hewan; dan (3) Pengawasan peredaran produk hewan nonpangan. Tabel 3.6 Perkembangan realisasi unit usaha produk hewan yang memperoleh sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (%) N0 Indikator Kinerja 2013 2014 1 Jumlah unit usaha produk hewan yang memperoleh sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (unit) Peningkatan/ (Penurunan) 221 242 9,50% Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 mengamanatkan bahwa unit usaha produk hewan harus bersertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) guna menjamin terpenuhinya standar produk hewan yang aman, sehat, utuh dan halal. Perkembangan jumlah unit usaha yang memperoleh NKV dari tahun 2013 hingga tahun 2014 menunjukkan peningkatan sebesar 9,50%. Agar jumlah unit usaha yang ber-nkv semakin meningkat Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur sebagai penerbit/ auditor NKV memberikan pembinaan terhadap unit-unit usaha produk hewan dan pengawasan terhadap produk hewan yang beredar serta mendorong pembangunan dan revitalisasi Rumah Potong Hewan (RPH) yang memenuhi standar. c. Tujuan meningkatkan status kesehatan hewan. Tujuan meningkatkan status kesehatan hewan dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis dengan 2 indikator. Capaian Sasaran Strategis dan Indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut : DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 21

TUJUAN 3 Tujuan meningkatkan status kesehatan hewan SASARAN Meningkatnya status kesehatan hewan Sasaran meningkatnya status kesehatan hewan diukur melalui 2 indikator, yaitu persentase penurunan kasus penyakit Brucellosis pada sapi perah dan persentase penurunan kasus penyakit Avian Influenza (AI) pada unggas. Brucellosis dan AI merupakan penyakit menular strategis yang dapat menimbulkan kerugian ekonomis skala besar bagi peternak, disamping itu Jawa Timur belum bebas dari penyakit tersebut. Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.7 sebagai berikut : Tabel 3.7 Capaian kinerja sasaran meningkatnya status kesehatan hewan Tahun 2014 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Capaian (1) (2) (3) (4) (5) 1 Rasio kasus penyakit Brucellosis pada sapi perah (positif brucellosis/ sampel) 0,041 0,0156 161,95 2 Jumlah kasus penyakit Avian 84 15 182,14 Influenza pada unggas (desa) Rata-rata Persentase Capaian 172,05 (%) Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada Tabel 3.7, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran kesehatan hewan dalam hal pengendalian penyakit Brucellosis pada sapi perah dan penyakit Avian Influenza pada unggas di tahun 2014 tergolong Sangat Baik (172,05%). Pencapaian sasaran indikator rasio kasus penyakit Brucellosis pada sapi perah menunjukkan hasil yang sangat baik (161,95%), dan jumlah kasus penyakit Avian Influenza pada unggas menunjukkan hasil yang sangat baik (182,14%). Pencapaian sasaran meningkatnya status kesehatan hewan dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1) Pengamatan penyakit hewan menular; (2) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular; serta Pemberdayaan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B yang ada di Malang dan Tuban. Tabel 3.8 Perkembangan kasus penyakit Brucellosis pada Sapi Perah N0 Indikator Kinerja 2013 2014 1 Rasio kasus penyakit Brucellosis pada sapi perah (positif brucellosis/ sampel) Peningkatan/ (Penurunan) 0,0325 0,0156 52% DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 22

Perkembangan rasio kasus penyakit Brucellosis pada sapi perah dari tahun 2013 ke tahun 2014 (Tabel 3.8) menunjukkan penurunan yang melebihi target. Berbeda dengan AI, indikator kasus Brucellosis diukur dengan satuan jumlah sampel pengujian ternak sapi perah yang positif Brucellosis dibandingkan seluruh sampel yang dikumpulkan. Sapi perah biasanya dikumpulkan dalam satu kandang. Ternak yang terjangkit Brucellosis menulari ternak dalam satu koloni melalui pertukaran cairan tubuh. Pengendalian penyakit brucellosis dilakukan dengan pemberian vaksin terhadap semua ternak sapi perah dalam satu kandang baik yang terjangkit maupun ternak sehat. Karena umur ternak sapi perah cukup lama, mencapai tahunan, maka pemberian vaksin cukup dilakukan satu kali. Tabel 3.9 Perkembangan kasus penyakit Avian Influenza pada Unggas N0 Indikator Kinerja 2013 2014 1 Jumlah kasus penyakit Avian Influenza pada unggas (desa) Peningkatan/ (Penurunan) 70 15 78,57% Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada Tabel 3.9, dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan cukup drastis kasus Avian Influenza (AI) di tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 78,57%. Komoditas unggas merupakan penyumbang produksi daging terbesar diantara komoditas lain, Daur hidup ternak unggas potong sangat cepat, hanya dalam hitungan bulan, Dengan adanya wabah penyakit AI kondisi ternak tersebut sangat kritis baik dari segi populasi, pemasaran maupun keamanan lingkungan. Penyebaran unggas pada umumnya berada disekitar lingkungan rumah penduduk. Jika pada suatu wilayah desa ditemukan satu kasus positif penyakit AI, maka dapat dipastikan unggas sejenis di seluruh desa itu telah terjangkit AI, karena penularan AI melalui respirasi (udara). Untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran AI dan penularan kepada manusia dilakukan dengan jalan vaksinasi terhadap ternak sehat, penataan ulang kawasan peternakan, dan tempat pemotongan unggas (TPU), pengawasan lalu lintas ternak antar provinsi, dan pencegahan pemasukan unggas dan produk turunannya dari negara suspect AI. Disamping itu juga surveillance yang dilaksanakan secara rutin untuk deteksi dini penyakit AI. d. Tujuan meningkatkan pendapatan peternak melalui penanganan pasca panen Tujuan meningkatkan pendapatan peternak melalui penanganan pasca panen dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis dengan 1 indikator. Capaian sasaran strategis dan indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut : TUJUAN 1 SASARAN 1 meningkatkan pendapatan peternak Meningkatnya pendapatan peternak melalui penanganan pasca panen DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 23

Sasaran meningkatnya pendapatan peternak diukur melalui 1 indikator, yaitu persentase peningkatan pendapatan peternak. Indikator kinerja, target, dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.10. sebagai berikut : Tabel 3.10. Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Pendapatan Peternak Tahun 2014 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Pendapatan peternak (Rp/kapita/tahun) 18.195.252 19.190.704 105,47 Karakteristik usaha peternakan di Jawa Timur, sebagian besar didominasi oleh usaha Rumah Tangga, yang berarti usaha peternakan bukan merupakan mata pencaharian utama tapi sambilan dengan usaha lain, misalnya pertanian tanaman pangan, perkebunan dan perdagangan. Selain itu pemeliharaan ternak biasanya dilakukan secara kolektif oleh anggota rumah tangga/ keluarga, sehingga penghitungan pendapatan secara individual menghasilkan nilai rupiah yang relatif kecil. Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada Tabel 3.10, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran meningkatnya Pendapatan Peternak tergolong Sangat Baik (105,47%). Pencapaian sasaran meningkatnya pendapatan peternak dilaksanakan dengan Program Peningkatan kesejahteraan petani, melalui kegiatan : (1) Peningkatan prestasi kelompok tani ternak, Sumber daya Manusia dan Gemarampai; (2) Pengembangan kemitraan, peningkatan gizi masyarakat dan peningkatan kualitas hasil peternakan; serta Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, melalui kegiatan (1) Promosi pemasaran hasil gerdu taskin dan koordinasi asosiasi peternakan. Tabel 3.11 Perkembangan Realisasi Pendapatan Peternak N0 Indikator Kinerja 2013 2014 1 Pendapatan peternak (Rp/kapita/th) Peningkatan/ (Penurunan) 18.046.698 19.190.704 6,34% Perkembangan realisasi pendapatan peternak dari tahun 2013-2014 menunjukkan kecenderungan semakin meningkat, yaitu sebesar 6,34%. Kegiatan yang dilakukan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan pendapatan peternak terutamanya dalam agribisnis pasca panen antara lain : 1) Dalam hal peningkatan permodalan kelompok peternak, melakukan pembinaan manajemen kelompok agar dapat memenuhi syarat penerima kredit perbankan serta memfasilitasi aksesbilitas pembiayaan oleh perbankan dengan bunga rendah kepada kelompok peternak. 2) Memfasilitasi pemasaran produk-produk hasil peternakan olahan dengan mengikutsertakannya dalam pameran berskala regional dan nasional. DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 24

3) Dalam usaha untuk meningkatkan pendapatan peternak sapi perah telah dilakukan langkah-langkah strategi dalam bidang persusuan, yaitu meningkatkan keinginan masyarakat Jawa Timur untuk mengkonsumsi susu segar produksi lokal melalui promosi Gerakan Minum Susu bagi anak-anak sekolah SD yang dilaksanakan setiap tahun, sehingga dapat menciptakan kebutuhan masyarakat untuk mengkonsumsi susu segar atau pasturisasi produk lokal. Untuk meningkatkan jumlah produksi susu yang sehat dan berkualitas dilaksanakan penambahan kepemilikan ternak sapi perah per Rumah Tangga Peternak, penyediaan bantuan sapi perah impor yang berkualitas tinggi untuk revitalisasi sapi perah agar dapat meningkatkan produksi, meningkatan kepemilikan peralatan panen (milk cane, alat pemerah) dan pasca panen seperti cooling unit. 3.2. REALISASI ANGGARAN Berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Nomor 914/143.P/213.2/2014 tanggal 8 September 2014, realisasi APBD dapat dirinci dengan uraian berikut. 3.2.1. Pendapatan Asli Daerah Target PAD tahun 2014 sebesar Rp. 5.180.175.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp. 7.143.443.889,00 sehingga capaian kinerja yang diperoleh di tahun 2014 mencapai 137,90 %. Target, realisasi dan capaian PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.12. Tabel 3.12 Perolehan PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 NO URAIAN TARGET REALISASI BERTAMBAH / BERKURANG 1 2 3 4 5 6 % I 1 RETRIBUSI DAERAH 5.180.175.000,00 6.460.307.560,00 1.280.132.560,00 124,71 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 4.319.700.000,00 5.500.001.960,00 1.180.301.960,00 127,32 2 Retribusi Tempat Penginapan/ 6.237.000,00 14.465.000,00 8.228.000,00 231,92 Pesanggrahan/Villa 3 II Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH 854.238.000,00 945.840.600,00 91.602.600,00 110,72 0,00 683.136.329,00 683.136.329,00 0,00 1 Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan/penyelesaian Pekerjaan 0,00 231.805.940,00 231.805.940,00 0,00 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 25

2 Hasil Eksekusi Jaminan atas Pelaksanaan Pekerjaan 3 Pendapatan dari Pengembalian Kelebihan Pembayaran Gaji dan Tunjangan 4 Lain-Lain Pendapatan dari Pengembalian Kelebihan Belanja 5 Pendapatan Sewa Gedung dan Bangunan 0,00 150.615.000,00 150.615.000,00 0,00 0,00 6.513.888,00 6.513.888,00 0,00 291.801.501,00 291.801.501,00 0,00 0,00 2.400.000,00 2.400.000,00 0,00 JUMLAH 5.180.175.000,00 7.143.443.889,00 7.143.443.889,00 137,9 Perolehan PAD Dinas Peternakan dari tahun 2009 hingga tahun 2014 terus menunjukkan peningkatan dan melebihi target yang ditetapkan. Perkembangan capaian PAD Dinas peternakan tahun 2009-2014 dapat dilihat pada Tabel 3.13 Tabel 3.13 Perkembangan PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 NO. TAHUN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) (%) 1 2 3 4 5 1 2009 1.300.000.000,00 1.470.944.901,33 113,15 2 2010 2.270.000.000,00 5.738.723.216.31 252.81 3 2011 3.795.000.000,00 6.763.953.406,16 178,23 4 2012 4.200.000.000,00 7.418.433.081,00 176,63 5 2013 4.485.000.000,00 10.278.352.940,96 229,17 6 2014 5.180.175.000,00 7.143.443.889,00 137,9 3.2.2. Belanja Daerah Belanja Daerah dianggarkan sebesar Rp. 170.192.837.500,00 dapat direalisasikan sebesar Rp. 155.397.204.630,00 dengan capaian kinerja sebesar 91,31%, dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Belanja Tidak Langsung (BTL) : dianggarkan sebesar Rp. 18.004.920.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp. 17.393.332.845,00 atau mencapai 96,60% dari yang dianggarkan. 2) Belanja Langsung (BL) : dianggarkan sebesar Rp. 152.187.917.500,00 dan direalisasikan sebesar Rp. 138.003.871.785,00 atau mencapai 90,68% dari yang dianggarkan. DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 26

Rekapitulasi serapan belanja APBD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2014 berdasarkan Program dan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.14 sebagai berikut : Tabel 3.14 Realisasi Belanja APBD Dinas Petenakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 Kode Program/ Uraian Anggaran setelah Realisasi (Rp) % kegiatan PAPBD (Rp) 1 2 3 4 5 2.01.0300.01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 4.865.200.000,00 4.488.542.302,00 92,26 2.01.0300.01.099 Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran. 4.865.200.000,00 4.865.200.000,00 92,26 2.01.0300.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 6.751.217.500,00 6.141.887.847,00 90,97 2.01.0300.02.099 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 6.751.217.500,00 6.141.887.847,00 90,97 2.01.0300.03 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 350.000.000,00 348.596.900,00 99,60 2.01.0300.03.099 Peningkatan Disiplin Aparatur 350.000.000,00 348.596.900,00 99,60 2.01.0300.05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 250.000.000,00 178.247.500,00 71,30 2.01.0300.05.099 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. 250.000.000,00 178.247.500,00 71,30 2.01.0300.06 Program Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 300.000.000,00 185.535.710,00 61,85 2.01.0300.06.099 Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. 300.000.000,00 185.535.710,00 61,85 2.01.0300.07 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah 300.000.000,00 259.410.000,00 86,47 2.01.0300.07.098 Penyusunan Database SKPD sebagai Penunjang Pusat Data Provinsi Jawa Timur. 300.000.000,00 259.410.000,00 86,47 2.01.0300.15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 65.571.500.000,00 59.084.231.651,00 90,11 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 27

Kode Program/ Uraian kegiatan 2.01.0300.15.017 Peningkatan prestasi kelompok tani ternak, Sumber daya Manusia dan Gemarampai. 2.01.0300.15.018 Pengembangan kawasan peternakan dan perbibitan. 2.01.0300.15.019 Pengembangan kemitraan, peningkatan gizi masyarakat dan peningkatan kualitas hasil peternakan 2.01.0300.15.020 Peningkatan populasi ternak (Integrasi ternak dan komoditas pertanian lainnya). 2.01.0300.15.028 Pengembangan budidaya ternak 2.01.0300.15.058 Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau 2.01.0300.15.079 Peningkatan Populasi Sapi di Madura 2.01.0300.21 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 2.01.0300.21.006 Pengumpulan, pengolahan data peternakan. 2.01.0300.21.009 Pengawasan obat hewan dan residu. 2.01.0300.21.010 Pemberdayaan Lab Keswan Type B Malang. 2.01.0300.21.011 Pemberdaya an Lab Keswan Type B Tuban 2.01.0300.21.012 Pengamatan Penyakit Hewan Menular 2.01.0300.21.013 Pengendalian dan penanggulangan penyakit Hewan Menular 2.01.0300.21.018 Pemberdayaan Rumah Sakit Hewan 2.01.0300.21.019 Pengawasan peredaran produk pangan asal hewan 2.01.0300.21.020 Pengawasan peredaran produk hewan nonpangan 2.01.0300.21.021 Pengawasan dan pengendalian kesejahteraan hewan Anggaran setelah PAPBD (Rp) Realisasi (Rp) % 3.950.000.000,00 3.428.387.005,00 86,79 4.421.500.000,00 3.392.680.233,00 76,73 30.850.000.000,00 29.626.939.500,00 96,04 3.400.000.000,00 2.408.552.300,00 70,84 6.950.000.000,00 6.147.825.548,00 88,46 13.000.000.000,00 11.481.971.750,00 88,32 3.000.000.000,00 2.597.875.315,00 86,60 28.400.000.000,00 26.266.712.331,00 92,49 2.200.000.000,00 1.655.564.698,00 75,25 1.475.000.000,00 1.330.939.170,00 90,23 2.000.000.000,00 1.980.796.370,00 99,04 2.550.000.000,00 2.416.014.756,00 94,75 2.000.000.000,00 1.871.953.018,00 93,60 12.075.000.000,00 11.421.845.101,00 94,59 500.000.000,00 496.948.700,00 99,39 2.450.000.000,00 2.253.572.923,00 91,98 1.350.000.000,00 1.237.825.439,00 91,69 1.800.000.000,00 1.601.252.156,00 88,96 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 28

Kode Program/ Uraian kegiatan 2.01.0300.22 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 2.01.0300.22.010 Optimalisasi Inseminasi Buatan (IB) 2.01.0300.22.011 Pemberdayaan laboratorium dan pengembangan alsin peternakan 2.01.0300.22.012 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Batu 2.01.0300.22.013 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Kediri 2.01.0300.22.014 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Jember 2.01.0300.22.015 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Tuban 2.01.0300.22.016 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Magetan 2.01.0300.22.017 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Malang 2.01.0300.22.027 Pemberdayaan UPT Pembibitan dan Kesehatan Hewan Madura 2.01.0300.22.028 Sarana dan Peralatan Optimalisasi UPT-D dan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B (DAK) 2.01.0300.22.029 Pendampingan Kegiatan (DAK) 2.01.0300.23 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan 2.01.0300.23.014 Sinkronisasi program perencanaan dan evaluasi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan 2.01.0300.23.015 Promosi pemasaran hasil gerdu taskin dan koordinasi asosiasi peternakan 2.01.0300.25 Program Pengembangan Agribisnis 2.01.0300.25.018 Pengembangan Kawasan Sentra Perbibitan Ternak di perdesaan 2.01.0300.25.019 Fasilitasi pengembangan kawasan agropolitan Anggaran setelah PAPBD (Rp) Realisasi (Rp) % 34.700.000.000,00 33.305.610.255,00 95,98 3.200.000.000,00 3.071.805.900,00 95,99 9.250.000.000,00 8.976.282.830,00 97,04 2.200.000.000,00 2.169.168.100,00 98,60 1.950.000.000,00 1.943.886.750,00 99,69 2.400.000.000,00 2.381.681.493,00 99,24 2.250.000.000,00 2.182.987.418,00 97,02 2.350.000.000,00 2.318.650.150,00 98,67 2.300.000.000,00 2.267.475.625,00 98,59 4.000.000.000,00 3.626.814.154,00 90,67 4.000.000.000,00 3.706.526.000,00 92,66 800.000.000,00 660.331.835,00 82,54 4.400.000.000,00 3.707.978.125,00 84,27 2.900.000.000,00 2.312.208.217,00 79,73 1.500.000.000,00 1.395.769.908,00 93,05 6.300.000.000,00 4.037.119.164,00 64,08 2.500.000.000,00 1.214.614.676,00 48,58 3.800.000.000,00 2.822.504.488,00 74,28 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 29