PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

On The Job Training PENGENALAN CORS (Continuously Operating Reference Station)

BAB I PENDAHULUAN I-1

MODUL 3 GEODESI SATELIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

STUDI PERBANDINGAN GPS CORS METODE RTK NTRIP DENGAN TOTAL STATION

Aplikasi GPS RTK untuk Pemetaan Bidang Tanah

Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Global Positioning System (GPS) Konsep Penentuan Posisi Dengan GPS

GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Mulkal Razali, M.Sc

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (MULTI)

PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM

BAB III METODE PENGUKURAN

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1)

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GPS CORS DALAM RANGKA PENGUKURAN BIDANG TANAH

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

AKURASI PENGUKURAN GPS METODE RTK-NTRIP MENGGUNAKAN INA-CORS BIG Studi Kasus di Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

2015, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4,

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-Titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Cakupan

BAB II CORS dan Pendaftaran Tanah di Indonesia

Analisis Perbandingan Ketelitian Hasil Pengukuran GCP... (Safi i, et al.)

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

BAB II Studi Potensi Gempa Bumi dengan GPS

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

Pengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Ketelitian Posisi dalam Survei GPS

Jurnal Geodesi Undip OKTOBER 2017

B A B IV HASIL DAN ANALISIS

BAB II SISTEM SATELIT NAVIGASI GPS

PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi

Jurnal Geodesi Undip Juli 2014

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1)

Jurnal Geodesi Undip April 2015

EVALUASI KETINGGIAN BANGUNAN DALAM RANGKA UPAYA MENJAGA ZONA KKOP BANDARA JUANDA. (Studi Kasus : Masjid Ar-Ridlo Sedati Sidoarjo)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penentuan posisi/kedudukan di permukaan bumi dapat dilakukan dengan

Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Atika Sari, Khomsin Jurusan Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya,

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Modul GNSS Geodetik. Daftar Isi

PELATIHAN PONDOK SURVEYOR

Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tanggal 27 Oktober 2014;

SURVEI HIDROGRAFI PENGUKURAN DETAIL SITUASI DAN GARIS PANTAI. Oleh: Andri Oktriansyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Prinsip Kerja GPS (Sumber :

Kata Kunci : GPS, CORS, NTRIP, RTK, Provider

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Pengaruh Penambahan Jumlah Titik Ikat Terhadap Peningkatan Ketelitian Posisi Titik pada Survei GPS

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

ANALISIS PERBANDINGAN KETELITIAN POSISI GPS CORS RTK-NTRIP DENGAN METODE RAPID STATIK

BAB I PENDAHULUAN I-1

Bab IV ANALISIS. 4.1 Hasil Revisi Analisis hasil revisi Permendagri no 1 tahun 2006 terdiri dari 2 pasal, sebagai berikut:

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG. Winardi Puslit Oseanografi - LIPI

INSTALL PROGRAM YANG DIPERLUKAN

UJI AKURASI PENENTUAN POSISI METODE GPS-RTK MENGGUNAKAN PERANGKAT CHC X91+

ANALISA PENENTUAN POSISI HORISONTAL DI LAUT DENGAN MAPSOUNDER DAN AQUAMAP

BAB 2 STUDI REFERENSI

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

BAB III DESKRIPSI TEMPAT DAN PELAKSANAAN PLA

Pengamatan Pasang Surut Air Laut Sesaat Menggunakan GPS Metode Kinematik

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA Oleh : Winardi & Abdullah S.

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Analisa Perbandingan Volume Cut and Fill menggunakan Total Station dan GPS CORS (Continouosly Operating Reference Station) Metode RTK NTRIP

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

PEMANTAUAN POSISI ABSOLUT STASIUN IGS

Latar Belakang STUDI POST-SEISMIC SEISMIC GEMPA ACEH 2004 MENGGUNAKAN DATA GPS KONTINYU. Maksud & Tujuan. Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Jurnal Geodesi Undip Agustus 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

URUTAN PENGGUNAAN E-GNSS SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Halaman Latar Belakang

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik

BAB IV ANALISIS. Ditorsi radial jarak radial (r)

Membandingkan Hasil Pengukuran Beda Tinggi dari Hasil Survei GPS dan Sipat Datar

Bab III Pelaksanaan Penelitian

PENERAPAN NAVSTAR GPS UNTUK PEMETAAN TOPOGRAFI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)

Studi Awal Penggunaan Modul GPS Murah untuk Pengukuran RTK NTRIP

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI DAN DATA CHECKING

BLUNDER PENGOLAHAN DATA GPS

PETUNJUK PENGGUNAAN TRIMBLE R4 V Dicetak Untuk : DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI

ANALISIS DEFORMASI JEMBATAN SURAMADU AKIBAT PENGARUH ANGIN MENGGUNAKAN PENGUKURAN GPS KINEMATIK

Transkripsi:

PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK Oleh : Syafril Ramadhon ABSTRAK Salah satu kegiatan eksplorasi seismic di darat adalah kegiatan topografi seismik. Kegiatan ini bertujuan untuk memindahkan jalur seismic yang berupa titik-titik Shoot Point (Sp) dan Trace Point (Tp) pada survey seismic 2 dimensi (2D) atau Shoot Line dan Receiver Line pada survey seismic 3 dimensi (3D), dari data teoritisnya di atas peta ke Lapangan (Real World) atau biasa disebut dengan istilah stake out. Penggunaan teknologi GPS/GNSS RT- PPP yang diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2013 dapat memberikan keuntungan yang berkaitan dengan efisiensi waktu dan biaya survey. Hal ini karena dengan teknologi ini dapat dicapai ketelitian horizontal sebesar 3.8 cm secara absolut tanpa memerlukan adanya titik ikat/base. Aplikasi teknologi GPS/GNSS RT-PPP untuk kegiatan topografi seismic dapat memberikan keuntungan yang maksimal, khususnya di wilayah kerja dengan obstruksi yang minim karena bisa menghilangkan lebih dari 50% tahapan kerja apabila dilakukan secara konvensional. Kata Kunci : seismik, Topografi, GPS/GNSS RT-PPP. BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Eksplorasi seismik adalah aktifitas atau kegiatan awal dari rangkaian tahapan mencari areal baru penghasil minyak dan gas bumi. Kata Seismik sendiri mengandung makna getaran atau gempa,sehingga eksplorasi seismik dalam hal ini mempunyai arti cara memperoleh informasi keadaan lapisan/susunan di bawah permukaan bumi untuk mengidentifikasi adanya jebakan-jebakan hidrokarbon dengan cara memantulkan bunyi (sound wave) yang timbul dari sumber getar/bunyi serta menghitung waktu yang diperlukannya untuk kembali untuk kemudian dirumuskan pola pantulannya. Sumber getar/bunyi diantaranya dapat berupa explosive atau bahan peledak, dan juga bisa berupa vibroseis/ vibrator. 78 Salah satu kegiatan dalam eksplorasi seismic adalah topografi. Kegiatan ini bertujuan untuk memindahkan jalur seismic yang berupa titik-titik Shoot Point (Sp) dan Trace Point (Tp) pada survey seismic 2 dimensi (2D) atau Shoot Line dan Receiver Line pada survey seismic 3 dimensi (3D), dari data teoritisnya di atas peta ke Lapangan (Real World) atau biasa disebut dengan istilah stake out. Pada saat ini, penggunaan Global Positioning Systems (GPS)/Global Navigation Satellite Systems (GNSS) dalam kegiatan topografi seismik umumnya digunakan untuk pembuatan kerangka jaringan titik ikat GPS (BM GPS) dengan metode differensial statik dan kegiatan stake out dengan menggunakan metode Real Time Kinematik (RTK) untuk di wilayah yang relatif terbuka (tidak ada yang menghalangi sinyal satelit dari luar angkas ke bumi). Pembuatan BM GPS maupun kegiatan stake out dengan metode RTK

membutuhkan keterikatan pada titik ikat pada titik control yang sudah diketahui koordinatnya untuk mendapatkan ketelitian data posisi yang baik (mm sampai dengan cm). Teknologi GNSS Real Time Precise Point Positioning (RT-PPP) yang hadir di Indonesia pada tahun 2013 dapat memberikan ketelitian posisi sebesar 3.8 cm tanpa memerlukan keterikatan pada titik kontrol lain, sehingga dapat memberikan efisiensi baik dari segi waktu dan biaya kegiatan topografi seismik. I.2 Identifikasi Masalah Permasalahan yang muncul adalah belum tersosialisasinya teknologi GNSS RT-PPP kepada perusahaan yang melaksanakan kegiatan eksplorasi seismic, dikarenakan teknologi ini baru dikenal di Indonesia pada tahun 2013. I.3 Rumusan Masalah Masalah yang dikedepankan dalam tulisan ini adalah untuk memberikan informasi tentang aplikasi teknologi GNSS RT-PPP pada kegiatan topografi seismic. I.4 Tujuan Penulisan Memberikan informasi tentang teknologi GNSS RT-PPP yang diaplikasikan pada kegiatan topografi seismic, sekaligus memberikan perbandingan terkait tahapan pekerjaan topografi seismic konvensional dengan tahapan pekerjaan topografi seismic menggunakan teknologi GNSS RT- PPP I.5 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Menguraikan latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini menjelaskan tentang penentuan posisi dengan GPS/GNSS dengan metode differensial statik dan RTK; teknologi GPS/GNSS RT-PPP; serta kegiatan topografi seismic. Bab IIIPembahasan Dalam bab ini dibahas mengenai aplikasi RT-PPP dalam dua kondisi wilayah survey seismic, yaitu area terbuka dan area terbuka sebagian. Bab IV Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini diberikan kesimpulan dari kegiatan penulisan dan juga saran. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 Metode Differensial Statik Dalam penggunaannya GPS/GNSS dapat digunakan secara absolut, yaitu metode penentuan posisi dengan hanya menggunakan satu buah receiver GPS/GNSS. Namun metode ini hanya memberikan ketelitian dengan kisaran 3 s.d 10 m (Abidin, 2006). Ketelitian tersebut dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode diferensial. Pada penentuan posisi secara diferensial, posisi suatu titik (rover) ditentukan relatif terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya (stasiun referensi/base) seperti yang diilustrasikan pada gambar 2.1. Gambar 2.1. Prinsip pengukuran diferensial Pada metode diferensial, dilakukan pengurangan data yang diamati oleh dua receiver GPS/GNSS pada waktu yang sama (bertampalan) yang bertujuan untuk mereduksi dan menghilangkan beberapa jenis kesalahan dan bias data GPS. Pereduksian dan pengeliminasian kesalahan dan bias ini akan meningkatkan akurasi dan presisi data sehingga akan 79

meningkatkan tingkat akurasi dan presisi posisi yang diperoleh dengan kisaran mm sampai dengan centimeter. Metode penentuan posisi secara diferensial statik adalah penentuan posisi titik-titik yang diam (statik) dalam jangka waktu tertentu tergantung jarak antara base dan rover sehingga ukuran lebih pada suatu titik pengamatan yang diperoleh dengan penentuan posisi statik biasanya lebih banyak. Hal ini menyebabkan tingkat ketelitian posisi yang didapatkan umumnya relatif tinggi (dapat mencapai orde mm). Pada prinsipnya, Metode GPS statik dilakukan dengan menggunakan metode penentuan posisi statik secara diferensial dengan menggunakan data fase. Dalam hal ini pengamatan satelit GPS umumnya dilakukan baseline per baseline selama selang waktu tertentu (beberapa puluh menit sampai beberapa jam tergantung tingkat ketelitian yang diinginkan) dalam suatu jaringan (kerangka) dari titik-titik yang akan ditentukan posisinya. Survei penentuan posisi dengan metode GPS statik dapat dilaksanakan dalam moda jaringan dan moda radial. Pemilihan kedua moda tersebut akan mempengaruhi ketelitian posisi titik yang diperoleh, waktu penyelesaian survei, serta biaya operasional survei. Moda radial umumnya menghasilkan tingkat ketelitian posisi yang rendah, namun waktu survei lebih cepat yang berdampak pada biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan moda jaringan. Gambar 2.2 berikut memberikan ilustrasi moda jaringan dan radial dalam survei GPS statik. Gambar 2.2. Moda jaringan dan moda radial dalam survei statik GPS (Abidin, 2006) II.2 Metode Real Time Kinematik (RTK) Sistem RTK (Real Time Kinematik) adalah penentuan posisi real time secara diferensial dengan menggunakan data fase, sehingga dapat mencapai ketelitian sekitar 1-5 cm. Untuk merealisasikan tuntutan real-time, stasiun referensi (base) harus mengirimkan data fase dan pseudorange ke rover secara real time menggunakan sistem komunikasi data tertentu (biasanya berupa radio link) yang dipasang pada monitor station (base) dan rover. Gambar 2.3 mengilustrasikan sistem RTK. Gambar 2.3 Sistem RTK (Abidin, 2006) Dalam sistem RTK, baik stasiun referensi maupun pengguna harus dilengkapi dengan perangkat pemancar dan penerima data. Adapun jenis dan spesifikasi data yang harus dikirimkan oleh stasiun referensi suatu sistem RTK diberikan oleh format RTCM SC-104 tipe pesan nomor 18, 19, 20, 21, dan 22. Stasiun referensi mengirimkan data ke pengguna dengan menggunakan sistem komunikasi data yang beroperasi pada pita frekuensi VHF/UHF, sehingga dituntut adanya visibilitas langsung antara stasiun referensi dan pengguna. Untuk mengatasi obstruksi sinyal radio antara base dan rover karena pengaruh topografi dan juga untuk meningkatkan cakupan sinyal, maka stasiun pengulang/repeater dapat digunakan seperti yang diilustrasikan pada gambar 2.4. 80

Gambar 2.4 Penggunaan repeater untuk memperluas cakupan sinyal (Abidin, 2006) II.3Teknologi GPS/GNSS RT-PPP GNSS RT-PPP merupakan teknologi terbaru dalam dunia penentuan posisi ekstra-terestris. Kelebihan dari teknologi ini dibanding teknologi GPS/GNSS yang ada sekarang ini adalah dalam mencapai ketelitian 3.8 cm tidak dibutuhkan adanya titik ikat/base. Umumnya stasiun referensi merupakan titik-titik Bench Mark (BM) ataupun stasiun Continuous Operating (GPS) Reference Systems (CORS) yang tersebar. Dengan keberadaan teknologi GPS/GNSS RT-PPP, para pengguna tidak harus membuat kerangka dasar untuk membuat stasiun referensi (BM) ataupun meminta otorisasi penggunaan data CORS pada instansi yang bersangkutan. Teknologi GPS/GNSS RT-PPP dapat mencapai ketelitian hingga 3.8 cm. Hal ini dikarenakan teknologi GNSS RT-PPP memanfaatkan data real time stasiun jaringan data global yang mengirimkan algoritma untuk menghitung data orbit, jam satelit GNSS dan hitungan perataan lainnya kepada receiver GPS/GNSS yang dikirim melalui satelit melalui L-Band dan atau IP (NTRIP) yang digambarkan pada gambar 2.5. Gambar 2.5 konfigurasi RT-PPP (GPSLand Indosolutions, 2014) Dalam hal pelaksanaan pekerjaan survey menggunakan teknologi RT-PPP, untuk mencapai ketelitian 3.8 cm tersebut hanya diperlukan waktu kurang dari satu menit untuk setiap objek yang akan ditentukan posisinya tanpa adanya titik ikat. Berbeda halnya dengan metode diferensial static ataupun RTK. Untuk mencapai ketelitian cm, diperlukan waktu 10 sampai dengan 60 menit (tergantung jarak antara base dan rover) ditambah dengan pengolahan data. Untuk metode RTK, ketelitian yang didapat adalah 1-5 cm dalam waktu kurang dari satu menit, namun diperlukan titik ikat dengan radius jarak yang memungkinkan radio link memberikan data dari base ke rover. Dengan teknologi RT-PPP, kegiatan penentuan posisi dengan GPS/GNSS menjadi lebih efisien. II.4Topografi Seismik Kegiatan topografi dalam kegiatan seismic mempunyai tujuan utama untuk memindahkan data jalur seismic dipeta ke lapangan dengan meminimalisir berbagai kesalahan yang timbul. Secara umum kegiatan topografi seismic digambarkan dalam gambar 2.6 berikut. 81

BAB III. PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diberikan pembahasan mengenai penggunaan teknologi RT-PPP dalam dua kemungkinan kondisi wilayah survey, yaitu aplikasi di wilayah yang bebas obstruksi seperti di daerah lapang dan persawahan dan di wilayah survey yang sebagian tidak bebas obstruksi seperti di daerah hutan yang sebagian terdapat lapang atau persawahan. Sebenarnya ada satu kemungkinan lagi, yaitu daerah yang sama sekali tidak bebas obstruksi, namun tidak akan dibahas dalam tulisan ini karena metode yang digunakan tetap konvensional. Gambar 2.6 Sistematika Topografi Seismik Tujuan utama operasional survey GPS adalah untuk membuat kerangka stasiun referensi/base sebagai dasar dari operasional survey topografi. Keluaran utama dari kegiatan tersebut adalah BM GPS yang tersebar merata di wilayah survey. Kegiatan operasional survey topografi bertujuan untuk menempatkan titik-titik ledak (Sp) dan titik rekam (Tp) dari peta ke lapangan dengan menggunakan acuan dari BM GPS dengan menggunakan GPS/GNSS RTK (untuk daerah yang tidak tertutup pohon) dan menggunakan Electronic Total Station (ETS, untuk daerah yang tertutup pohon). III.1 Aplikasi di Wilayah Survey Bebas Obstruksi Di wilayah survey yang bebas obstruksi, penggunaan teknologi RT-PPP akan memberikan keuntungan yang optimal. Hal ini dikarenakan, di wilayah ini penggunaan GPS/GNSS akan sangat baik karena tidak adanya faktor penghalang sinyal dari satelit GPS atau Glonass ke receiver GNSS di bumi dan dapat menghilangkan beberapa tahapan operasional kegiatan survey sehingga akan lebih efektif dan efisien. Gambar 2.7 berikut memberikan gambaran skematis tentang pelaksanaan kegiatan topografi seismic tanpa menggunakan RT- PPP. 82

Gambar 2.7 Skema tahapan pekerjaan operasional survey GPS dan Topografi Penggunaan teknologi RT-PPP untuk daerah kerja yang terbuka dapat menghilangkan tahapan operasional survey GPS dan kegiatan titik perapatan untuk ETS di tahapan operasional survey topografi. Hal tersebut dikarenakan teknologi RT-PPP tidak memerlukan adanya keterikatan antara titik ikat/base dan rover. Seperti diketahui, kegiatan operasional survey GPS bertujuan untuk menyediakan kerangka titik ikat untuk kegiatan topografi seismic dan kegiatan pembuatan serta pengukuran titik perapatan dalam operasional survey topografi ditujukan sebagai titik awalan dan control kegiatan stakeout menggunakan ETS. Gambar 2.8 memberikan gambaran skematis pelaksanaan kegiatan topografi seismic menggunakan teknologi RT-PPP. 83

Gambar 2.8 Tahapan Kegiatan Topografi Seismik Menggunakan Teknologi RT-PPP Secara kuantitatif terkait ketelitian pengukuran, penggunaan teknologi RT- PPP dapat memberikan ketelitian horizontal sebesar 3.8 cm. Hal tersebut masih masuk ke dalam toleransi pengukuran stake out dimana biasanya ketelitian titik ikat mengikuti ketelitian orde- 2 atau sebesar 1 sampai dengan 3 cm, sehingga ketelitian koordinat hasil stake out dapat berada di kisaran ketelitian desimeter. Dengan penggunaan teknologi RT-PPP untuk daerah survey yang terbuka, kegiatan akan lebih efisien dan efektif karena mengilangkan lebih dari 50% dari kegiatan topografi seismic konvensional. Hal tersebut dapat membuat kegiatan survey menjadi lebih cepat yang kemudian berimbas kepada penghematan pengeluaran dari pihak yang melaksanakan kegiatan eksplorasi seismic. III.2 Aplikasi di Wilayah Survey Sebagian Tidak Bebas Obstruksi Di wilayah survey yang sebagian tidak bebas obstruksi, penggunaan teknologi RT-PPP akan memberikan manfaat dalam kegiatan operasional survey GPS. Hal ini dikarenakan, kegiatan pengukuran BM GPS akan difokuskan di lokasi penentuan jalur seismic yang terhalang oleh pepohonan/hutan, sehingga jumlah titik BM GPS yang diukur akan berkurang. Untuk operasional survey topografi, untuk wilayah yang bebas obstruksi dapat langsung menggunakan teknologi RT-PPP, kemudian untuk wilayah yang tidak bebas obstruksi tetap menggunakan ETS dalam kegiatan stake out. BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penggunaan teknologi RT-PPP yang diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2013 dapat memberikan keuntungan yang berkaitan dengan efisiensi waktu dan biaya survey. Hal ini karena dengan teknologi ini dapat dicapai ketelitian horizontal sebesar 3.8 cm secara absolut tanpa memerlukan adanya titik ikat/base. Aplikasi teknologi RT-PPP untuk kegiatan topografi seismic dapat memberikan keuntungan yang maksimal, khususnya di wilayah kerja dengan obstruksi yang minim karena bisa menghilangkan lebih dari 50% tahapan kerja apabila dilakukan secara konvensional. Saran Dilakukan penelitian dampak penggunaan teknologi RT-PPP dari segi koordinat horizontal, karena teknologi ini menggunakan kerangka referensi 84

International Terrestrial Reference Frame (ITRF) secara real time, sedangkan di Indonesia diberlakukan Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013 yang menggunakan kerangka referensi ITRF epoch 2012. DAFTAR PUSTAKA Abidin, H.Z. (2006). Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Pradnya Paramita Andreas, Heri. (2014). Teknologi CORS dan RT-PPP. Bandung : Teknik Geodesi dan Geomatika FITB ITB. PT. GPSlands Indo Solutions. (2014). Trimble Pro- XRT Land Administration With RTX untuk Aplikasi Topografi Survey Seismik Darat. Bahan Presentasi *) Penulis adalah Fungsional Widyaiswara Pusdiklat Migas. 85