BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diawali dengan studi pendahuluan berupa observasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRACT... ii DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian Fokus Penelitian dan Peranyaan Penelitian...

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

Bab III. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi menyebabkan munculnya beragam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural

Bagan 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

Gambar 3.3 Desain Penelitian

BAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing)

PENCITRAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO & WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA di SURAT KABAR MERYATI PRISKA SIANTURI

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wardi Bahtiar dalam bukunya Metodologi Penelitian Dakwah. kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya 26.

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan. 1. Ditinjau dari aspek sintaksis, bingkai jurnalisme profetik yang terlihat di

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

09ILMU. Modul Perkuliahan IX. Metode Penelitian Kualitatif. Metode Analisis Framing. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm KOMUNIKASI.

KONTROVERSI MISS WORLD 2013 DI MEDIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI ABSTRAK Lembar Persetujuan... Lembar Pengesahan... Riwayat Hidup... iii Motto dan Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. telah menciptakan peradaban manusia itu sendiri yang berganti-ganti tapi semakin

BAB III METODE PENELITIAN. latar dan individu secara holistic yang disebut dengan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB 3 MOTODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB V PENUTUP A. Temuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Polemik Ujian Nasional dalam Harjo (Studi Analisis Framing Pemberitaan

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menyeluruh dan dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan dengan mengamati teks online

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR. (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi portal berita untuk menyampaikan informasi terbaru secara cepat

FRAMING KONGRES UMAT ISLAM INDONESIA VI PADA SURAT KABAR HARIAN REPUBLIKA DAN KOMPAS EDISI FEBRUARI 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini diawali dengan studi pendahuluan berupa observasi pembelajaran wacana di sekolah, kajian buku teks bahasa Indonesia, dan kajian literatur tentang wacana, wacana jurnalistik, analisis bingkai (framing), dan pembelajaran bahasa. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut dirumuskan topik dan masalah penelitian. Berdasarkan kajian kepustakaan dan penerapan analisis dirumuskan model analisis yang dipergunakan untuk mengolah data penelitian. Teori yang dikembangkan adalah teori bingkai (framing) wacana Pan dan Kosicki. Pengembangan model dilakukan dengan cara melengkapi struktur analisis yang dikembangkan di awal. Struktur yang dikembangkan terdiri atas kategori, sintaksis, skrip, tematik, diksi/frasa, dan retoris. Teori ini dilandasi paradigma konstruksionis untuk memaparkan bagaimana bingkai dan konstruksi wacana jurnalistik dalam buku ajar bahasa Indonesia. Paradigma konstruksionis dikemukakan pertama kali oleh Berger dan Luckman (Eriyanto, 2007:13). Paradigma konstruksionis menempatkan realitas bukan sebagai realitas natural, tetapi merupakan realitas yang dikonstruksi (Eriyanto, 2007: 37). Paradigma konstruksionis berpandangan bahwa manusia dan masyarakat sebagai produk dialektis, dinamis, dan plural secara terus-menerus. Proses dialektis tersebut memiliki tiga tahapan, yaitu eksternalisasi, objektivasi, 103

104 dan internalisasi. Tahap eksternalisasi merupakan tahap pencurahan atau ekspresi diri manusia, tahap objektivasi adalah tahap hasil yang telah dicapai dari usaha eksternalisasi, dan tahap internalisasi berupa proses penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran diri. Paradigma konstruksionis menempatkan realitas bukan sebagai realitas natural, tetapi merupakan realitas yang dikonstruksi (Eriyanto, 2007: 17). Terdapat dua karakteristik penting dalam pendekatan konstruksionis, yaitu (1) menekankan pada politik pemaknaan dan proses bagaimana seseorang menggambarkan realitas. Makna bukanlah sesuatu yang statis, tetapi proses aktif yang ditafsirkan seseorang dalam suatu pesan; (2) memandang kegiatan komunikasi sebagai proses yang dinamis (Eriyanto, 2007:40). Paradigma konstruksionis menempatkan: (1) fakta adalah hasil konstruksi; (2) media adalah agen konstruksi; (3) berita bukan refleksi dari realitas, tetapi hanyalah konstruksi dari realitas; (4) wartawan bukanlah pelapor, tetapi agen dari konstruksi sosial; (5) etika, pilihan moral, dan keberpihakan wartawan adalah bagian integral dalam produksi berita; (6) nilai, etika, dan pilihan moral peneliti menjadi bagian yang integral dalam penelitian (Eriyanto, 2007:19-36). Dalam realitasnya media massa akan dipahami dalam perspektif dan kepentingan yang berbeda. Media merupakan salah satu subsistem dari sosial politik yang berlaku. Wartawan dalam praktik jurnalisme melakukan penonjolan informasi pada satu sisi dan menghilangkan informasi pada sisi lain. Praktik seperti itu dalam pandangan konstruksionisme dianggap lazim dan wajar. Namun demikian, wartawan tidak dapat dilepaskan dari aspek etika dan moral yang

105 merupakan bagian integral dari proses kerja jurnalisme (Sudibyo, 2001:54). Oleh karena itu, kajian tentang permasalahan media tidak terlepas dari kajian masalah politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang berlaku. Sebagaimana media massa, wacana jurnalistik dalam pandangan paradigma konstruksionis dipandang sebagai wujud dari konstruksi wartawan terhadap fakta-fakta atau realitas sosial yang diamati. Wacana jurnalistik bukan sarana untuk mewakili realitas sosial, tetapi menjadi wakil dari realitas sosial yang dikonstruksi. Oleh karena itu, wacana jurnalistik dipandang sebagai alat komunikasi yang dinamis dan dapat ditafsirkan sesuai dengan bingkai wartawan. Pada akhirnya, wacana jurnalistik dipergunakan sebagai sarana mewujudkan perspektif dan pandangan wartawan dalam mengkonstruksi realitas yang ditulisnya dalam bentuk berita. Dengan demikian, wacana jurnalistik tidak terbebas dari nilai, bahkan membawa dan mengantarkan nilai-nilai yang dipesankan penulis berita. Dengan demikian, untuk dapat memahami wacana jurnalistik secara lebih komprehensif, memahami bingkai berita merupakan salah satu cara yang dapat dipergunakan sebagai pendekatan analisis wacana jurnalistik. Pemahaman demikian juga harus dimiliki oleh para penulis buku dan para guru dalam memanfaatkan atau mengggunakan wacana jurnalistik dalam berbagai kepentingan pembelajaran bahasa. Berdasarkan uraian di atas, paradigma penelitian ini dapat digambarkan pada bagan berikut ini.

106 Studi literatur: Teori wacana Teori bahasa jurnalistik Teori bingkai (framing) Teori pembelajaran bahasa Studi pendahuluan Analisis Wacana Jurnalistik Studi Lapangan (Observasi) Buku ajar BI Paradigma Konstruksionis Wacana Jurnalistik Buku Ajar BI Analisis Bingkai (Framing) Data kualitatif Analisis bingkai Pan dan Kosicki Sintaksis Skrip Tematik Retoris Kartu Data Pengolahan dan Analisis Data Temuan Penelitian Model Analisis Wacana Jurnalistik Kategori Sintaksis Tematik Diksi/Frasa Retoris Bagan 3.1 Paradigma Penelitian 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan dilandasi teori bingkai (framing) yang digagas dan dikembangkan Pan dan Kosicki (1993). Teori ini menganut paradigma konstruksionis dari Berger, Luckman, dan Gergen. Penelitian diawali dengan studi pendahuluan tentang penggunaan dan analisis

107 wacana jurnalistik dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada salah satu SMA di Kota Bandung. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan gambaran penggunaan dan analisis wacana jurnalistik yang selama ini dilakukan para guru. Studi pendahuluan juga dilakukan pada buku teks bahasa Indonesia. Kajian difokuskan pada ketersediaan dan penggunaan wacana jurnalistik pada buku teks bahasa Indonesia untuk mendapatkan gambaran keberadaan wacana jurnalistik dalam buku teks bahasa Indonesia. Selain itu, pada tahap ini dilakukan kajian literatur terhadap teori-teori yang relevan dengan topik penelitian. Kajian ini dimaksudkan untuk mendapatkan landasan teoretis yang memperkuat pentingnya topik penelitian ini. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini disusun berdasarkan kelemahan dan kekurangan perangkat analisis setelah dilakukan penerapan analisis terhadap wacana jurnalistik. Pengembangan model yang dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu pendahuluan, penerapan analisis, dan pengembangan model analisis. Tahapan tersebut dapat dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 3.1 Tahap Pengembangan Model Analisis Wacana Jurnalistik Tahap Pendahuluan Tahap Penerapan Tahap Pengembangan (1) (2) (3) Kajian kepustakaan Analisis wacana Perumusan pengembangan Observasi lapangan pada wacana model analisis wacana Wacana pada buku teks SMA jurnalistik buku teks jurnalistik di SMA Menurut Kirk dan Miller (Moleong, 2002: 3) penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan

108 berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Pendapat lainnya diungkapkan Bogdan dan Taylor (Moleong, 2002: 3) bahwa metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Menurut Moleong (2002: 4-7) penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri: bersifat alamiah atau pada konteks suatu keutuhan karena ontologi alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya; nanusia sebagai alat pengumpul data utama (instrumen); analisis data secara induktif; menggunakan metode kualitatif; analisis data dilakukan secara induktif; memiliki teori utama yang berasal dari data; lebih bersifat deskriptif yang berasal dari berbagai sumber data; lebih mementingkan proses daripada hasil; adanya batas yang ditentukan oleh fokus; adanya kriteria khusus untuk keabsahan data; desain bersifat sementara; dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama. Penelitian kualitatif dipandang dapat menggambarkan objek penelitian lebih utuh dan komprehensif (Fraenkel dan Wallen, 1993:397). Penelitian kualitatif memiliki karakater: (1) sumber data secara langsung menjadi setting alamiah dan peneliti menjadi instrumen kunci penelitian; (2) data penelitian

109 kualitatif lebih berbentuk kata-kata atau deskripsi dibandingkan berbentuk angkaangka (bilangan); (3) peneliti lebih fokus pada proses sebagaimana hasil penelitian; (4) peneliti cenderung menganalisis data secara induktif; (5) perhatian umum berpusat pada bagaimana peneliti keluar dari masalah dalam hidupnya. (Fraenkel dan Wallen, 1993:381). Sementara itu, menurut Fraenkel dan Wallen (1993: 381-383) langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif meliputi (1) mengidentifikasi fenomena yang akan diteliti; (2) mengindentifikasi partisipan penelitian; (3) menyusun asumsi; (4) mengumpulkan data; (5) menganalisis data; dan (5) menyusun kesimpulan. Banyak istilah untuk menyebut penelitian kualitatif ini. Mulyana (2001: 23) menyebut istilah ini dengan istilah pendekatan subjektif (interpretif) atau penelitian humanistik. Moleong (2002:4) menyebutnya sebagai penelitian alamiah (natural). Intinya, realitas sosial dianggap sebagai interaksi-interaksi yang komunikatif dan dinamis. Oleh karena itu, penelitian ini tidak hanya sekadar mencari hubungan sebab akibat, tetapi meneliti prilaku manusia (tindakan) dalam berbagai tindakan, termasuk tindakan berbahasa. Menurut Mulyana (1999:25) pendekatan objektif dan pendekatan subjektif sering dianalogikan dengan pendekatan etik (dari luar) dan pendekatan emik (dari dalam). Pendekatan subjektif (emik) bertujuan untuk meneliti makna kultural dari dalam ; analisisnya cenderung bersifat idiografik bertujuan merumuskan proposisi-proposisi yang sesuai dengan kasus yang diteliti alih-alih nomotetik bertujuan menggeneralisasikan kasus pada populasi. Pendekatan subjektif (fenomenologis) terhadap prilaku individu dapat dilacak hingga ke definisi Coley

110 dan Mead tentang diri (self). Pendekatan ini mengkritik pendekatan positivistik dalam arti bahwa ia membatasi kemungkinan prilaku manusia yang dapat dipelajari. Berbeda dengan pendekatan positivistik yang memandang individu sebagai pasif dan perubahannya disebabkan kekuatan-kekuatan sosial di luar diri mereka, pendekatan fenomenologis memandang bahwa manusia jauh dari pasif. Dalam penelitian ini, data dianalisis dengan teori bingkai (framing). Beberapa ahli yang mengembangkan model analisis bingkai bertitik pangkal dari beragam pandangan tentang media dan realitas sosial yang dicerminkan media. Ahli-ahli tersebut adalah Edelman (1993), Entman (1991), Gamson (1986), serta Pan dan Kosicki (1993). Pan dan Kosicki (1993) dapat dipandang sebagai ahli yang paling populer dalam penelitian bingkai media. Menurut Pan dan Kosicki (1993) ada dua konsep penting dalam analisis bingkai, yaitu konsep psikologi, bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya dan konsep sosiologi, yaitu bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Model analisis bingkai Pan dan Kosicki digunakan dalam penelitian ini untuk meneliti wacana jurnalistik pada buku teks bahasa Indonesia. Menurut teori ini sebuah bingkai wacana jurnalistik dapat dianalisis melalui empat perangkat, yaitu sintaksis, skrip, tematik, dan retorik. Sintaksis dipahami sebagai cara wartawan menyusun fakta, skrip diartikan sebagai cara wartawan mengisahkan fakta, tematik diartikan sebagai cara wartawan menuliskan fakta, dan retorik diartikan sebagai cara wartawan menekankan fakta. Keempat perangkat di atas menjadi instrumen analisis dalam menentukan bingkai wacana jurnalistik dalam

111 buku teks SMA. Perangkat analisis bingkai tersebut digambarkan pada tabel berikut. Tabel 3.2 Model Analisis Bingkai Menurut Pan dan Kosicki Struktur Analisis Perangkat Analisis Unit Analisis (1) (2) (3) SINTAKSIS Cara wartawan menyusun fakta Skema berita Headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernyataan, SKRIP Cara wartawan mengisahkan fakta TEMATIK Cara wartawan menuliskan fakta RETORIS Cara wartawan menekankan fakta penutup Kelengkapan berita 5W +H Detail Maksud kalimat, hubungan, nominalisasi antar kalimat Koherensi Bentuk Kalimat, Kata ganti Leksikon Grafis Metafor Pengandaian Paragraf Preposisi Kata, idiom, gambar/foto, grafik Model analisis Pan dan Kosicki yang sudah dilaksanakan dalam bentuk analisis terhadap wacana jurnalistik dalam bukut teks bahasa Indonesia dikembangkan menjadi model baru yang lebih lengkap. Model analisis ini didasarkan pada masih terdapatnya hal-hal yang harus dilakukan seorang analis wacana dan perlunya mempertajam model yang sudah dikembangkan Pan dan Kosicki. Model yang dikembangkan tersebut mencakup struktur analisis kategori, sintaksis, skrip, tematik, diksi/frasa, dan retorik. Kategori, yaitu cara wartawan memahami fakta dan disksi/frasa, yaitu cara wartawan memilih fakta diperlukan selain struktur analisis Pan dan Kosicki. Konstruksi berita dilakukan wartawan berdasarkan pemahaman wartawan dalam menangkap fakta. Demikian pula,

112 penulisan berita dilakukan dengan cara memilih fakta-fakta dan bahasa yang dapat disampaikan kepada pembaca yang merepresentasi informasi atau fakta yang ditangkap wartawan. Dengan demikian, model analisis yang dikembangkan dapat dijelaskan pada tabel berikut ini. Tabel 3.3 Model Hasil Pengembangan Analisis Wacana Jurnalistik Struktur Analisis Perangkat Analisis Unit Analisis (1) (2) (3) KATEGORI Cara wartawan memahami fakta/peristiwa Fakta berita Pendapat Data peristiwa Subjek berita SINTAKSIS Skema berita Headline, lead, latar Cara wartawan menyusun informasi, kutipan, fakta sumber, pernyataan, SKRIP Cara wartawan mengisahkan fakta TEMATIK Cara wartawan menuliskan fakta DIKSI/FRASA Cara wartawan memilih fakta RETORIS Cara wartawan menekankan fakta penutup Kelengkapan berita 5W +H Detail Maksud kalimat Koherensi Bentuk Kalimat Kata ganti Konotatif Denotatif Grafis Metafor Pengandaian Paragraf Preposisi Kalimat Hubungan antarkalimat Kata Frasa Kalimat Idiom, gambar/ foto, grafik Brown dan Yule (1996:26) menyebutkan bahwa penganalisis wacana memberlakukan data sebagai rekaman (teks) suatu proses dinamis yang di sana bahasa digunakan sebagai alat komunikasi, dalam sebuah konteks, oleh pembicara/penulis untuk mengekspresikan berbagai makna dan mencapai maksud/inti wacana tersebut. Berdasarkan data tersebut, penganalisis wacana

113 berusaha menjelaskan keteraturan dalam realisasi bahasa yang digunakan orang untuk mengkomunikasikan maksud dan keinginan tersebut. Oleh karena itu, penganalisis wacana mendeskripsikan apa yang dilakukan para penutur dan pendengar, bukan hubungan yang ada antara satu kalimat atau preposisi dengan yang lainnya. 3.3 Data Penelitian Data penelitian ini berupa data kualitatif, yaitu wacana jurnalistik pada buku teks bahasa Indonesia SMA. Buku teks bahasa Indonesia dalam penelitian ini merupakan buku sekolah elektronik (BSE) yang dipublikasikan melalui jejaring internet secara gratis diunduh oleh pendidik, peserta didik, orang tua peserta didik, dan masyarakat pendidikan pada umumnya yang tersedia dalam situs http//www.bse.kemdiknas.go.id. Buku teks yang disajikan ini merupakan buku teks yang sudah mendapatkan penilaian para ahli dan lolos penilaian Pusat Perbukuan (Pusbuk) Kemdiknas. Jumlah buku teks SMA yang disajikan pada situs http//www.bse.kemdiknas.go.id berjumlah 279 buku berbagai mata pelajaran. Dari Jumlah buku teks tersebut sebanyak 39 buah (13,98%) merupakan buku teks bahasa dan sastra Indonesia SMA kelas X, XI, dan XII yang terbit pada tahun 2008 berjumlah 10 buah dan pada tahun 2009 berjumlah 29 buah. Buku teks sejumlah 39 buah tersebut ditulis oleh sebanyak 16 kelompok penulis dengan 16 penerbit di Indonesia. Untuk mendapatkan gambaran wacana dalam buku teks bahasa Indonesia, secara purposif (purposive sampling) peneliti menentukan sebanyak 10 buku teks

114 sebagai korpus data penelitian yang terdiri atas 3 buah buku teks bahasa Indonesia SMA kelas X, 4 buah buku teks bahasa Indonesia SMA kelas XI, dan 3 buah buku teks bahasa Indonesia SMA kelas XII dengan mempertimbangkan kekerapan (frekuensi) ketersediaan wacana jurnalistik dalam buku teks tersebut. Di samping itu, pemilihan korpus data ini didasarkan pada kekerapan (frekuensi) pemakaian buku ini yang digambarkan dari jumlah pengguna yang mengunduh buku ini. Sementara itu, data wacana yang dianalisis dalam penelitian ini berupa 30 buah wacana yang ditentukan dari 10 buku teks yang berbeda (masing-masing buku tiga buah wacana), dengan topik yang berbeda pula. Pengambilan 30 data wacana yang dianalisis didasarkan pada kriteria penulisan berita, yaitu aspek penting dan besarnya cakupan informasi (prominance), unsur adanya kemanusiaan (human interest), adanya unsur pertentangan (conflict/controversy), unsur luar biasa (unusual), dan unsur kedekatan (proximity). Analisis terhadap wacana tersebut dilakukan oleh ahli di bidang jurnalistik. Selain itu, pemilihan data penelitian dilakukan berdasarkan keragaman topik wacana dan keragaman sumber wacana dalam buku teks sehingga data wacana lebih bervariasi. Berdasarkan pertimbangan di atas, wacana yang dijadikan data penelitian dan dianalisis digambarkan pada tabel berikut ini. Tabel 3.4 Data Penelitian Wacana Jurnalistik No Judul Wacana Sumber Media Massa Sumber Buku teks (1) (2) (3) (4) 1 Kehancuran Hutan Gorat Kekalahan Masyarakat Danau Toba Kompas, 27 Februari 2005 Bahasa dan Sastra Indonesia 1, Sri Utami dkk., 2008

115 No Judul Wacana Sumber Media Massa Sumber Buku teks (1) (2) (3) (4) 2 Ny. Imin Jual Sarung Buat Beli Beras... Kompas, 14 Maret 2006 Bahasa dan Sastra Indonesia 1, Sri Utami 3 Solusi Pertanian Lahan Kering 4 Atas Nama Pulau "Terdepan" Nusantara 5 Pemberdayaan Keluarga 6 Wajah Perpustakaan Kita, Antara Impian dan Realitas 7 Pro Kontra Pita Cukai Rekaman 8 Pembocor Soal UN Akan Dipidana 9 Memutus Rantai Paradoks Agraris 10 Sinar Biru Ancam Mata Anak 11 Menuju Kemandirian Pe-ngembangan Roket 12 Memaksimalkan Standar Keselamatan Penerbangan 13 Rimba Gambut Menanti Ajal 14 Menteri Meutia Buka Peringatan Hari Anak di Solo Pakuan, Januari 2004 Kompas, 28 Juni 2008 Suara Karya, 9 April 2008 www.republikaonline.c om Metro TV, 8 Agustus 2004 www.republikaonline.c om Media Indonesia, 22 Desember 2004 www.seputarindonesia.com Pikiran Rakyat, 21 Juni 2007 Media Indonesia, 28 Juni 2007 Tempo, 16 Juli 2006 www.tempointeraktif. Com dkk., 2008 Bahasa dan Sastra Indonesia 1, Sri Utami dkk., 2008 Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia 1 Suharti dkk., 2009 Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia 1 Suharti dkk., 2009 Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia 1 Suharti dkk., 2009 Berbahasa Indonesia dengan Efektif 1, Erwan Juhara dkk., 2009 Berbahasa Indonesia dengan Efektif 1, Erwan Juhara dkk., 2009 Berbahasa Indonesia dengan Efektif 1, Erwan Juhara dkk., 2009 Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia (IPA/IPS) 2, Adi Abdul Somad dkk., 2008 Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia (IPA/IPS) 2, Adi Abdul Somad dkk., 2008 Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia (IPA/IPS) 2, Adi Abdul Somad dkk., 2008 Terampil Berbahasa Indonesia 2 (IPA/IPS), Gunawan Budi Santoso dkk., 2009 Terampil Berbahasa Indonesia 2 (IPA/IPS), Gunawan Budi Santoso dkk., 2009

116 No Judul Wacana Sumber Media Massa Sumber Buku teks (1) (2) (3) (4) 15 Imlek dan Diskriminasi www.mediaindonesia.com Terampil Berbahasa Indonesia 2 (IPA/IPS), Gunawan Budi Santoso 16 RI Tetap Berkomitmen Bangun Angkutan Massal Media Indonesia, 25 Agustus 2003 17 Bentrokan di Timika Media Indonesia, 26 Agustus 2003 18 Rumah Susun Sederhana Dikomersilkan 19 Memberantas Korupsi, Mu-lailah dari Sekolah 20 Yang Cemerlang yang Di-campakkan 21 Berkutat dengan Angka Kemiskinan 22 Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta Dideklarasikan 23 Mencermati Masalah Pencemaran Lingkungan; Perlu Solusi Jangka Panjang dan Pendek 24 Presiden Janji Tingkatkan Anggaran Pendidikan 25 Dengan Biodiesel Mesin Lebih Halus Daripada Solar 26 Ke Mana Mencari Selamat Kompas, Januari 2003 Kompas, 3 Mei 2005 Media Indonesia, 18 September 2005 Pikiran Rakyat, 20 Agustus 2007 Kompas, 7 Mei 2007 Solopos, 13 Agustus 2006 Solopos, 11 November 2006 Kompas, 25 Januari 2007 Kompas, 16 Agustus 2006 dkk., 2009 Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2, E. Kusnadi dkk., 2009 Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2, E. Kusnadi dkk., 2009 Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2, E. Kusnadi dkk., 2009 Bahasa dan Satra Indonesia 2 (Bahasa), Indrawati, 2009 Bahasa dan Satra Indonesia 2 (Bahasa), Indrawati, 2009 Bahasa dan Satra Indonesia 2 (Bahasa), Indrawati, 2009 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 (IPA/IPS), Muhammad Rohmadi dkk., 2008 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 (IPA/IPS), Muhammad Rohmadi dkk., 2008 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 (IPA/IPS), Muhammad Rohmadi dkk., 2008 Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia 3 (IPA/IPS), Agus Setiyono dkk., 2009 Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia 3 (IPA/IPS), Agus Setiyono dkk., 2009

117 No Judul Wacana Sumber Media Massa Sumber Buku teks (1) (2) (3) (4) 27 Korban KM Senopati Diperiksa Polda Jatim Republika, 3 Februari 2007 Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia 3 (IPA/IPS), Agus Setiyono 28 Bahasa Jurnalistik Kita Mis-kin Struktur 29 Kemampuan Bahasa Inggris Pelajar Lebih Baik 30 Flu Burung, Pandemi Baru Umat Manusia www.kompas.com Pikiran Rakyat,15 Januari 2005 Pikiran Rakyat, 29 Januari 2004 dkk., 2009 Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia (Bahasa) 3, Syamsuddin AR., dkk., 2009 Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia (Bahasa) 3, Syamsuddin AR., dkk., 2009 Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia (Bahasa) 3, Syamsuddin AR., dkk., 2009 3.4 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa pengamatan (observasi) dan dokumentasi. Masing-masing teknik yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan berikut ini. 1. Teknik Pengamatan (Observasi) Pengamatan dilakukan sebagai data awal penelitian penelitian, yakni pembelajaran wacana jurnalistik yang dilakukan guru SMA di Kota Bandung. Pengamatan ini difokuskan pada empat aspek, yakni guru, siswa, bahan ajar, dan model analisis wacana yang digunakan dalam pembelajaran. 2. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data wacana jurnalistik dari buku teks bahasa Indonesia SMA dan data dokumen kurikulum yang mengandung unsur kejurnalistikan. Data wacana jurnalistik selanjutnya

118 diidentifikasi dan dianalisis berdasarkan teori analisis yang dipergunakan. Sementara itu, data dokumen kurikulum diidentifikasi berdasarkan muatan kejurnalistikan. 3.5 Teknik Pengolahan Data Setelah data penelitian terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah berikut. 1. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber buku teks untuk mendapatkan data yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan penelitian. 2. Melakukan seleksi dan verifikasi data wacana dalam buku teks bahasa Indonesia sesuai dengan tujuan penelitian. 3. Melakukan klasifikasi data wacana yang tersedia sesuai dengan ketersediaan dan tujuan penelitian. 4. Menganalisis data wacana jurnalistik berdasarkan format (kartu data) analisis bingkai (framing). 5. Menentukan kelayakan wacana jurnalistik berdasarkan nilai-nilai pemberitaan sesuai kartu data. 6. Mendeskripsikan data wacana jurnalistik sesuai dengan temuan data. 7. Menentukan konstruksi bingkai wacana jurnalistik sesuai dengan kerangka analisis (kartu data). 8. Merumuskan model analisis wacana jurnalistik yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran wacana.

119 9. Menyusun laporan penelitian berdasarkan pertanyaan penelitian dan data-data yang telah diolah. 3.6 Validasi Data Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, teknik pengembangan validitas data yang biasa digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik trianggulasi. Dari empat macam teknik trianggulasi yang ada (Sutopo, 2006: 229), hanya akan digunakan satu jenis trianggulasi data yaitu trianggulasi sumber. Artinya, mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda. Dalam penelitian ini trianggulasi dilakukan dengan mengumpulkan dan membedakan wacana jurnalistik dari 10 sumber buku teks yang berbeda. 3.7 Instrumen Penelitian Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kartu analisis data. Penelitian ini menggunakan dua kartu analisis data yang digunakan untuk menganalisis bingkai wacana jurnalistik yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia dan kartu data untuk menilai kelayakan wacana jurnalistik berdasarkan nilai-nilai berita. Kartu data pertama berisi berisi perangkat analisis sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Sementara itu kartu data kedua berisi perangkat penilaian penting dan besarnya cakupun informasi, nilai kemanusiaan, adanya pertentangan, keluarbiasaan berita, dan kedekatan informasi dengan pembaca. Kedua kartu data tersebut digambarkan sebagai berikut.

120 Tabel 3.5 Kartu Data Kelayakan Wacana Berdasarkan Nilai Berita No Judul Berita Bingkai (Frame) Nilai Kelayakan Berita Berita PB KM PT LB KD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Keterangan: PB = penting dan besar PT = pertentangan LB = luar biasa KD = kedekatan K M = kemanusiaan Tabel 3.6 Kartu Data Analisis Bingkai (Framing) Wacana Jurnalistik Bingkai (frame): Elemen Sintaksis Strategi Penulisan Skrip Tematik Retoris