BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Jakarta, 16 Juni Penulis

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 13.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA

Pertemuan 12 FOREIGN EXCHANGE

Manajemen Investasi. SUTIA BUDI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA

Bab 10 Pasar Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org)

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jones (2008: 4) di dalam bukunya yang berjudul Investment Analysis

Mekanisme Transaksi Perdagangan Berjangka

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, turunnya nilai kurs dan indeks harga saham gabungan dari bursa luar

Trading forex merupakan suatu pertukaran mata uang diseluruh dunia melalui hubungan jaringan

VI. IMPLIKASI KEBIJAKAN

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru

BAB II LANDASAN TEORI

PT. PRUTON MEGA BERJANGKA

BAB III SISTEM PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI PT. FIRST STATE FUTURE SURABAYA


PRODUK PASAR MODAL. 1. SAHAM Surat bukti pemilikan modal pada suatu perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 DEFINISI 100. DEFINISI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaku binis mengenai currency (mata uang) yang akan dipakai dalam kontrak

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB 6 PROSEDUR KLIRING

LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing

RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PASAR VALUTA ASING (FOREIGN EXCHANGE MARKET)

Manajemen Keuangan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sarana untuk melakukan hedging, speculation, dan arbitrage.

BAB III OBJEK PENELITIAN. III.1 Sejarah Valuta Asing Dollar Amerika Serikat, dan Dollar Australia

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional

TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO PASAR

M E M U T U S K A N : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG KETENTUAN TEKNIS PERILAKU PIALANG BERJANGKA.

PERATURAN TRANSAKSI INDEX SAHAM JEPANG, INDEX SAHAM HONGKONG & INDEX SAHAM KOREA (MT4) [GULIR & NON-GULIR]

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. (Madura, 2012:211). Hedging didefinisikan sebagai tindakan untuk membatasi risiko

P A S A R U A N G. Resiko yang mungkin dihadapi dalam kegiatan investasi di pasar uang antara lain :

MATERI 14 BULLISH AND BEARISK Market and Transactions. deden08m.com

VALUASI COMPOUND OPTION PUT ON PUT TIPE EROPA SKRIPSI. Disusun oleh YULIA AGNIS SUTARNO JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN TRANSAKSI INDEX MT4 ONLINE PT INDOSUKSES FUTURES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan nilai tukar merupakan salah satu sumber ketidakpastian makroekonomi

Open Account Jika anda ingin membuka Real Account maka Anda dapat menghubungi Ibu. Donna pada line telepon atau

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/18/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Pasar

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

PERATURAN TRANSAKSI INDEX ONLINE (MT4) PT AGRODANA FUTURES Effective : November 2013

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan

PT AGRODANA FUTURES Trading Rules ONLINE (MT4) Forex, Cross Rate, LLG Effective : Juli 2013

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. dari penelitian yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengaruh. manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I DEFINISI DAN INTERPRETASI

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

ABSTRAKSI Pergerakan kurs valuta asing (valas) mengalami pergerakan yang cukup signifikan sehingga menarik beberapa kalangan tertentu untuk memasuki p

INVESTASI PADA PASAR MODAL DAN RISIKONYA

PERATURAN TRANSAKSI ONLINE KONTRAK DERIVATIF INDEKS (KONTRAK BERJANGKA)

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

PT. SENTRATAMA INVESTOR BERJANGKA

Manajemen Investasi. Pertemuan ke-6 Manajemen Dana Bank Magister Manajemen Univ. Gunadarma. by Dr. Peni Sawitri, Dra., MM

Perlindungan hukum..., Gista Latersia, FHUI,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB II PERDAGANGAN BERJANGKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya perdagangan bebas dan teknologi yang serba canggih. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

modal sebagai salah satu tonggak perekonomian suatu negara. Baik buruknya investasi saham yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki modal melalui

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

PT INDOSUKSES FUTURES Trading Rules ONLINE (MT4) Forex, Cross Rate, LLG

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia

ABSTRACT. Keywords: Hedging, forward contract, money market, open position, export, account receivable. viii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 5 KLIRING DAN PENYELESAIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan ketiga atas Pera

Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN)

Seksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum. UTANG NEGARA i : PEMERINTAH BUKA HEDGING ii UTANG VALUTA ASING (VALAS) Nasional.kontan.co.

Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13

STIE DEWANTARA Pasar Modal

MATERI 1 PASAR KEUANGAN. deden08m.com

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontrak Berjangka (Futures Contract) Definisi dari kontrak berjangka (futures contract) dituliskan oleh John C. Hull dengan kalimat berikut, A futures contract is an agreement to buy or sell an asset at a certain time in the future for a certain price (Hull, 2005, 1). Adapun definisi menurut Roy Sembel dan Tedy Fardiansyah, dituliskan bahwa Futures contract adalah kontrak standar antara dua pihak untuk membeli (long position) atau menjual (short position) suatu aset dengan harga tertentu (delivery price) untuk penyerahan di masa depan melalui mekanisme bursa yang terorganisasi. (Sembel, Fardiansyah, 2002, 16) Sedangkan Hinsa Pardomuan Siahaan dan Adler Haymans Manurung mendefinisikan bahwa Kontrak berjangka adalah perjanjian atau kesepakatan untuk membeli atau menjual aktiva tertentu pada saat tertentu dengan / pada harga tertentu dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang. (Pardomuan Siahaan, Haymans Manurung, 2006, 14) Aset yang diperdagangkan dalam suatu transaksi kontrak berjangka (futures contract) dapat berupa aset komoditas (commodity asset) maupun aset keuangan (financial asset). Ada beberapa jenis kontrak berjangka (futures 11

12 contract), seperti kontrak berjangka komoditi (yang merupakan kontrak berjangka yang tertua, dimana pada awalnya kontrak ini digunakan pada produk-produk pertanian), kontrak berjangka nilai tukar valuta asing (Foreign Currency Futures), kontrak berjangka suku bunga (Interest Rate Futures), kontrak berjangka indeks saham (Stock Index Futures Contract), dan beberapa jenis yang lain. (Sembel, Fardiansyah, 2002) 2.1.1 Persamaan Kontrak Berjangka (Futures Contract) dengan Kontrak Penyerahan Kemudian (Forwards Contract) Apabila dibuat perbandingan antara futures dan forwards, maka secara definisi terdapat kesamaan antara kedua macam sekuritas derivatif tersebut. Seperti yang didefinisikan oleh John C. Hull dalam bukunya yang berjudul Fundamental of Futures and Options Markets, dituliskan bahwa A futures contract is an agreement to buy or sell an asset at a certain time in the future for a certain price (Hull, 2005, 1), dan A forward contract is similar to a futures contracts in that it is an agreement to buy or sell an asset at a certain time in the future for a certain price (Hull, 2005, 5). Sehingga dari kedua definisi tersebut dapat diartikan bahwa futures atau forwards adalah suatu kontrak perjanjian untuk membeli atau menjual suatu aset pada harga tertentu untuk penyerahan di masa yang akan datang.

13 2.1.2 Perbedaan Kontrak Berjangka dengan Kontrak Penyerahan Kemudian Futures dan forwards merupakan suatu produk sekuritas derivatif yang berbeda. Dimana, untuk futures terjadinya transaksi pada bursa yang terorganisasi (organized exchange), dengan besaran kontrak yang mengikuti standar tertentu, sedangkan di forwards tidak, karena sifatnya hanya perjanjian antara dua belah pihak dimana besaran kontraknya bisa bervariasi menurut perjanjian kedua pihak tersebut. Perbedaan antara futures dan forwards ini dituliskan oleh John C. Hull dengan pernyataan, But, whereas futures contracts are traded on exchanges, forwards contracts trade in the over-the-counter market (Hull, 2005, 5). Pada prakteknya, untuk futures jarang sekali terjadi serah terima aset yang menjadi perjanjian awal, lebih lanjut John. C. Hull menuliskan dengan pernyataan berikut,... vast majority of the futures contracts that are initiated do not lead to delivery ( Hull, 2005, 21). Hal ini dapat terjadi karena kontrak biasanya sudah ditutup pada saat belum jatuh tempo. Sedangkan pada forwards, biasanya berakhir dengan serah terima aset yang diperjanjikan. Adapun alasan yang mendasari tidak dilakukannya serah terima aset pada kontrak berjangka adalah pada pertimbangan akan biaya untuk pengiriman aset maupun untuk penyimpanan aset yang tidak sedikit besarnya. (Hull, 2005)

14 2.1.3 Kontrak Berjangka Nilai Tukar Valuta Asing (Foreign Currency Futures) Sesuai dengan namanya, kontrak berjangka nilai tukar valuta asing (foreign currency futures) adalah suatu kontrak berjangka yang aset dasarnya (underlying asset) berupa mata uang, baik dalam negeri maupun luar negeri. Dimana yang menjadi patokan bagi pergerakan harga futures jenis ini adalah nilai tukar / kurs pada pasar valuta asing (foreign exchange market). (Sembel, Fardiansyah, 2002) Kontrak ini termasuk kontrak yang paling tua dalam konteks financial futures. Tanggal 16 Mei 1972 adalah merupakan tanggal yang bersejarah bagi jenis kontrak ini, dimana saat itu International Money Market (IMM) yang merupakan salah satu divisi dari Chicago Mercantile Exchange (CME), pertama kali meluncurkan kontrak berjangka nilai tukar valuta asing (currency futures contract) untuk 6 (enam) jenis mata uang, seperti British Pound, Canadian Dollar, West German Mark, Japanese Yen, Mexican Peso dan Swiss Franc (Sembel, Fardiansyah, 2002). Sedangkan untuk kontrak berjangka nilai tukar valuta asing Euro-Dolar AS (EUR/USD Futures) mulai diperdagangkan di bursa pada tahun 1999, setelah mata uang Euro resmi diluncurkan pertama kali pada tanggal 1 Januari 1999. (Fei Ming, 2002) Kontrak berjangka nilai tukar valuta asing (currency futures contract) ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti sebagai sarana lindung nilai (hedging) dan untuk tujuan spekulasi (speculation). Penggunaan futures jenis ini

15 sebagai sarana lindung nilai adalah karena suatu pihak ingin terhindar dari paparan risiko nilai tukar yang mungkin akan dialami oleh pihak tersebut. Sedangkan penggunaan untuk tujuan spekulasi adalah karena sang spekulan ingin mendapatkan keuntungan dari posisi yang diambil, baik posisi spekulasi yang mengharapkan nilai tukar akan naik ataupun posisi sebaliknya. (Hull, 2005) 2.1.3.1 Pengertian Nilai Tukar Valuta Asing (Foreign Exchange Rate) Cornelius Luca di dalam bukunya yang berjudul Trading in the Global Currency Markets mendefinisikan bahwa An exchange rate is therefore the price of one currency in terms of another (Luca, 1995, 1). Dari pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa nilai tukar (exchange rate) adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang negara lain. (Fei Ming, 2002) Sedangkan definisi nilai tukar menurut Frank J. Fabozzi dan Franco Modigliani yang dituliskan di dalam bukunya yang berjudul Capital Markets adalah An exchange rate is defined as the amount of one currency that can be exchanged per unit of another currency, or the price of one currency in terms of another currency (Fabozzi, Modigliani, 1992, 664). Dari pernyataan tersebut, maka nilai tukar dapat didefinisikan sebagai sejumlah dari suatu mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain. (Fei Ming, 2002)

16 2.1.3.2 Karakteristik Mata Uang Ada beberapa mata uang utama yang diperdagangkan di dunia ini, antara lain Dolar AS, Euro, Mark Jerman, Yen Jepang, Franc Swiss, dan Poundsterling Inggris (Fei Ming, 2002). Mata-mata uang tersebut mempunyai karakteristik masing-masing. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian untuk penulisan ini, maka pada bagian ini hanya akan dibahas karakteristik mata uang Dolar AS dan Euro, dimana pembahasannya adalah sebagai berikut: 1. Dolar AS (US Dollar) Dolar AS merupakan mata uang utama di dunia. Sebagian besar mata uang yang ada di dunia pada umumnya menggunakan Dolar AS sebagai acuan dalam menentukan nilai tukarnya.... peredaran Dolar AS juga masih tetap memegang pangsa pasar terbesar dalam pasar valuta asing. (Fei Ming, 2002, 14-15) 2. Euro Mata uang Euro resmi diluncurkan pada tanggal 1 Januari 1999. Terdapat 11 negara anggota Uni Eropa yang menganut pemberlakuan mata uang tunggal ini sebagai bagian dari sistem pembayarannya. Ke-11 negara tersebut adalah Prancis, Belanda, Jerman, Spanyol, Belgia, Italia, Austria, Luksemburg, Finlandia, Irlandia, dan Portugal. Dengan diadopsinya mata uang tunggal oleh ke-11 negara Uni Eropa tersebut, diperkirakan Euro akan menjadi pesaing utama bagi Dolar AS di masa-masa mendatang. (Fei Ming, 2002, 15)

17 2.2 Mekanisme Transaksi Kontrak Berjangka Secara garis besar, mekanisme transaksi dari kontrak berjangka dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut. Sumber: http://www.bappebti.go.id/profil/profil_strukturindustri.asp Gambar 2.1 Mekanisme Transaksi Kontrak Berjangka Adapun detail penjelasan dari gambar tersebut dapat diuraikan pada poin-poin berikut ini: 1. Untuk dapat melakukan transaksi di instrumen kontrak berjangka, sebelumnya seorang investor diharuskan untuk menjadi nasabah pada suatu perusahaan Pialang Berjangka. Adapun persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh investor tersebut untuk menjadi nasabah adalah mengisi formulir pembukaan rekening, memenuhi kelengkapan dokumen-dokumen yang diperlukan, menandatangani perjanjian kontrak, dan menyetorkan sejumlah dana tertentu

18 (initial margin) ke suatu rekening terpisah (segregated account) milik perusahaan Pialang Berjangka tersebut. 2. Setelah terdaftar sebagai nasabah suatu perusahaan Pialang Berjangka, investor mulai dapat melakukan suatu transaksi kontrak berjangka. Setiap transaksi yang dilakukan oleh investor tersebut harus melalui perantara perusahaan Pialang Berjangka, yang kemudian diteruskan ke Pedagang Berjangka dan dicatatkan pada Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka. 3. Untuk perhitungan mengenai perubahaan saldo pada rekening investor akibat terjadinya fluktuasi harga aset dasar (underlying asset) digunakan sistem Mark-to-Market, yaitu sistem perhitungan untung (profit) dan rugi (loss) secara harian yang nilainya langsung ditambahkan / dikurangkan ke dalam rekening investor pada hari tersebut (Pardomuan Siahaan, Haymans Manurung, 2006). Jika ternyata saldo pada rekening investor tersebut kurang dari cadangan wajib deposito (margin requirement / maintenance margin) yang ditentukan, maka yang bersangkutan dikenakan margin call dan diharuskan untuk menambah dana untuk memenuhi cadangan wajib deposito tersebut. 4. Supaya setiap pihak yang melakukan transaksi kontrak berjangka melaksanakan kewajibannya dengan baik, maka diperlukan keberadaan Lembaga Kliring Berjangka (Clearing House) sebagai badan hukum yang menanggung kerugian jika salah satu pihak gagal dalam menunaikan kewajibannya. Lembaga Kliring Berjangka ini senantiasa bertindak sebagai pihak lawan (counter party) bagi setiap pihak yang melakukan transaksi

19 kontrak berjangka. Atau dengan kata lain sebagai pembeli bagi penjual kontrak dan sebagai penjual terhadap pembeli kontrak. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.2. (Pardomuan Siahaan, Haymans Manurung, 2006) Sumber: Robert W. Kolb (1991, 10): Understanding Futures Markets Gambar 2.2 Fungsi Clearing House di Pasar Berjangka 2.2.1 Sejarah Pendirian Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Bappebti dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, merupakan suatu badan yang berada di dalam naungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan, secara resmi dibentuk pada tanggal 27 September 1999 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 115 Tahun 1999 yang kemudian telah diperbaharui beberapa kali terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 2001. Sebenarnya secara kelembagaan,

20 Bappebti yang ada sekarang merupakan pengalihan fungsi dari Badan Pelaksana Bursa Komoditi (Bapebti) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1982. (http://www.bappebti.go.id/profil) 2.2.2 Kewenangan dari Bappebti Seperti yang dapat dilihat dalam website Bappebti (http://www.bappebti.go.id/profil/profil_strukturorganisasi.asp), hal-hal yang menjadi kewenangan dari Bappebti, antara lain: Menerbitkan izin usaha bagi Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka dan Pengelola Sentra Dana Berjangka; izin bagi perorangan untuk menjadi Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka, dan Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka; sertifikat pendaftaran bagi Pedagang Berjangka; serta persetujuan bagi Pialang Berjangka untuk menyalurkan amanat Nasabah Berjangka ke luar negeri dan bagi Bank untuk penitipan dana yang terkait dengan perdagangan berjangka. Mengesahkan Peraturan dan Tata Tertib (Rules and Regulations) Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka serta Kontrak Berjangka yang akan diperdagangkan di Bursa Berjangka, termasuk perubahannya. Memastikan agar Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka melaksanakan semua ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan serta melakukan pengawasan yang intensif dan pengenaan sanksi tegas terhadap pelanggarannya.

21 Menetapkan jumlah maksimum posisi terbuka yang dapat dimiliki atau dikuasai oleh setiap pihak dan batas jumlah posisi terbuka yang wajib dilaporkan. Menetapkan Daftar Bursa Berjangka Kontrak Berjangka luar negeri yang dapat menjadi tujuan penyaluran amanat nasabah dalam negeri. Melakukan pemeriksaan terhadap setiap pihak yang memiliki izin dan memerintahkan pemeriksaan serta penyidikan terhadap pihak yang diduga melakukan pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan di bidang perdagangan berjangka. Mewajibkan kepada setiap pihak untuk menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi tentang perdagangan berjangka yang dapat menyesatkan. Membentuk sarana penyelesaian masalah yang berkaitan dengan kegiatan perdagangan berjangka. 2.3 Hubungan antara Imbal Hasil dengan Risiko (Risk- Return Trade-off) Hubungan antara imbal hasil dengan risiko (risk-return trade-off) yang dikutip dari website Investopedia dituliskan dengan kalimat berikut, The principle that potential return rises with an increase in risk. Low levels of uncertainty (low risk) are associated with low potential returns, whereas high levels of uncertainty (high risk) are associated with high potential returns

22 (http://www.investopedia.com/terms/r/riskreturntradeoff.asp). Dengan mengacu pada kalimat tersebut, maka dapat ditarik suatu definisi bahwa risk-return trade-off adalah prinsip bahwa imbal hasil akan meningkat seiring dengan peningkatan risiko. Tingkat risiko yang rendah berhubungan dengan imbal hasil yang rendah. Demikian pula sebaliknya, tingkat risiko yang tinggi berhubungan dengan imbal hasil yang tinggi. 2.3.1 Imbal Hasil (Return) Dengan mengambil kutipan dari website Investopedia, imbal hasil dituliskan dengan pernyataan, The gain or loss of a security in a particular period. The return consists of the income and the capital gains relative on an investment (http://www.investopedia.com/terms/r/return.asp). Sehingga dapat disimpulkan bahwa imbal hasil berarti keuntungan atau kerugian dari sebuah sekuritas pada suatu jangka waktu tertentu. Imbal hasil terdiri dari pendapatan dan keuntungan relatif terhadap suatu investasi. Dalam website Wikipedia, imbal hasil didefinisikan dengan kalimat, Return is a financial term that refers to the profit or loss derived from an investment (http://en.wikipedia.org/wiki/return). Maka dapat diartikan bahwa imbal hasil berarti suatu istilah keuangan yang mengacu pada keuntungan atau kerugian yang berasal dari suatu investasi.

23 2.3.2 Risiko (Risk) Definisi risiko yang dikutip dari website Investopedia dituliskan dengan kalimat berikut, Risk is defined as the chance that an investment s actual return will be different than expected. This includes the possibility of losing some or all of the original investment (http://investopedia.com/university/risk/risk1.asp). Dari kalimat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa risiko berarti kemungkinan yang membuat imbal hasil investasi aktual berbeda dengan imbal hasil yang diharapkan, termasuk kemungkinan terjadinya kehilangan beberapa atau bahkan semua dana yang diinvestasikan. Menurut website Wikipedia Indonesia, risiko dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, dimana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan kerugian (http://id.wikipedia.org/wiki/risiko). 2.3.2.1 Macam-macam Risiko dalam Kontrak Berjangka Nilai Tukar Valuta Asing Dalam suatu transaksi kontrak berjangka nilai tukar valuta asing, terdapat kemungkinan seorang investor akan mengalami risiko-risiko, antara lain: 1. Risiko nilai tukar (Exchange rate risk) Risiko nilai tukar adalah risiko yang terjadi akibat adanya fluktuasi antara permintaan (demand) dan penawaran (supply) di dalam pasar valuta asing. Adapun fluktuasi antara permintaan dan penawaran tersebut disebabkan

24 adanya perubahan terhadap faktor-faktor seperti tingkat inflasi relatif (relative inflation rates), tingkat bunga relatif (relative interest rates), tingkat pendapatan relatif (relative income levels), kontrol dari pemerintah (government controls) dan ekspektasi (expectations) (Madura, 2006). Dalam konteks kontrak berjangka nilai tukar valuta asing, risiko nilai tukar ini seringkali disebut sebagai risiko pasar (market risk). Dimana kalau mengambil istilah dari risiko yang ada di bisnis perbankan, definisi dari risiko pasar ini menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 5/8/2003 adalah risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar (adverse movement) dari portofolio yang dimiliki oleh bank, yang dapat merugikan bank. Berarti risiko pasar pada kontrak berjangka nilai tukar valuta asing (foreign currency futures) yang akan dialami oleh seorang investor adalah risiko karena pasar bergerak berlawanan daripada posisi awal investor. Risiko pasar ini berdampak kepada seluruh perusahaan pialang berjangka, sehingga di perusahaan manapun investor tersebut melakukan transaksi kontrak berjangka nilai tukar valuta asing, maka yang bersangkutan akan terpapar oleh risiko pasar yang sama. 2. Risiko kredit (Credit risk) Risiko kredit adalah risiko yang terjadi karena pihak lain (counter party) tidak melaksanakan kewajiban sesuai dalam perjanjian yang telah disepakati. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa mekanisme transaksi kontrak berjangka dilakukan pada bursa yang terorganisir dengan standar tertent u,

25 sehingga bursa penyelenggara akan menciptakan kondisi yang menjamin bahwa kedua pihak tidak akan cedera janji, maka risiko kredit ini sulit untuk terjadi pada transaksi kontrak berjangka. (Sembel, Fardiansyah, 2002) 3. Country risk Country risk adalah risiko yang timbul akibat adanya campur tangan pemerintah dalam perdagangan valuta asing (Fei Ming, 2002, 21). Contoh dari country risk ini, yaitu risiko pembekuan terhadap aset, simpanan luar negeri, dan deposito warga negara asing oleh pemerintah lokal / domestik, seperti yang terjadi di Yugoslavia pada bulan September tahun 2000, dengan pembekuannya rekening dari Slobodan Milosevic (Presiden Republik Federal Yugoslavia) yang terletak pada bank-bank di Swiss oleh Pemerintah Swiss. (Fei Ming, 2002) 4. Risiko unik (Unique risk) Dalam konteks kontrak berjangka nilai tukar valuta asing, risiko unik adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan perusahaan pialang berjangka tempat dimana investor berinvestasi maupun pada spesifikasi produk yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut. Berbeda dengan risiko pasar yang mempunyai dampak bagi semua perusahaan, risiko unik ini hanya berlaku pada suatu perusahaan tertentu. Penjelasan lebih mendalam mengenai risiko unik ini dapat dilihat pada sub bab berikut.

26 2.3.2.2 Risiko Unik (Unique Risk) dalam Kontrak Berjangka Nilai Tukar Valuta Asing Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa risiko unik dalam kontrak berjangka nilai tukar valuta asing adalah risiko yang berhubungan dengan aspekaspek dalam suatu perusahaan pialang berjangka beserta dengan spesifikasi produk yang diterbitkannya. Aspek-aspek yang termasuk dalam risiko unik ini adalah aspek legalitas perusahaan, profesionalitas dan kapabilitas dari manajemen, lama berdirinya perusahaan, besarnya modal yang dimiliki perusahaan dan peralatan teknologi penunjang yang dimiliki perusahaan. Sedangkan aspek yang berhubungan dengan spesifikasi produk lebih terkait dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh perusahaan, dimana kebijakan-kebijakan inilah yang dijadikan aturan main bagi investor dalam melakukan transaksi kontrak berjangka nilai tukar valuta asing pada perusahaan tersebut. Salah satu contoh kebijakan perusahaan yang terkait dengan spesifikasi produk adalah kebijakan tentang besarnya komisi (fee) yang dibebankan kepada investor ketika melakukan transaksi. Dengan adanya perbedaan pada besarnya komisi ini, maka investor akan terpapar oleh risiko unik yang berbeda-beda pula. Karena paparan akan risiko unik yang berbeda tersebut, maka kemungkinan keuntungan yang bakal didapatkan (jika investor tersebut benar dalam mengambil posisi dalam suatu trading) ataupun kerugian yang bakal dialami (jika salah dalam mengambil posisi trading) oleh investor tersebut dapat berbeda pula.

27 2.3.2.2.1 Variabel-variabel Risiko Unik Kontrak Berjangka Nilai Tukar Valuta Asing Konsep teori yang menjadi landasan dalam pemilihan variabel-variabel risiko unik pada produk kontrak berjangka nilai tukar valuta asing adalah teori mengenai hubungan antara imbal hasil dengan risiko (risk-return trade-off). Dalam suatu investasi, seorang investor akan dihadapkan akan 2 (dua) hal yaitu imbal hasil (return) dan risiko (risk). Dengan ekspektasi akan imbal hasil yang tinggi, maka investor tersebut akan terpapar dengan risiko yang tinggi pula, demikian pula sebaliknya. Hal lain yang juga sering menjadi perhatian bagi seorang investor untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam aktifitas investasinya adalah rasio imbal hasil terhadap risiko (return-to-risk ratio). Seperti yang telah disebutkan pada ruang lingkup penelitian pada Bab I bahwa risiko unik yang diteliti adalah risiko unik yang berkaitan dengan spesifikasi produk yang diwakili oleh 5 (lima) variabel, yaitu nilai investasi per transaksi, nilai per poin (value per poin), komisi (fee) per transaksi, selisih nilai jual dan beli (spread), dan posisi terjadinya margin call. Adapun alasan pemilihan kelima variabel tersebut adalah karena dengan adanya perbedaan variabel-variabel tersebut, maka besarnya keuntungan / imbal hasil (return) yang bakal didapatkan ataupun kerugian / risiko (risk) yang diderita oleh investor tersebut akan berbeda-beda pula.

28 2.4 Prosedur Pengolahan Data Statistik Menurut Triton P. B. dalam bukunya yang berjudul SPSS 13.0 Terapan, Riset Statistik Parametrik, prosedur pengolahan data statistik berdasarkan parameternya dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: 1. Statistik Parametrik Statistik Parametrik adalah statistik yang memiliki prosedur yang erat kaitannya dengan inferensi statistik (pengambilan keputusan atas masalah tertentu) dengan jenis data yang berupa data interval atau rasio. 2. Statistik Non Parametrik Statistik Non Parametrik adalah statistik yang memiliki prosedur yang erat kaitannya dengan inferensi statistik dengan jenis data yang berupa data nominal atau ordinal. 2.4.1 Statistik Parametrik Oleh karena pada penelitian ini data yang didapatkan adalah data kuantitatif yang berjenis rasio, maka prosedur pengolahan data yang digunakan adalah prosedur secara statistik parametrik. Pada statistik parametrik diperlukan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi, maka dari itu perlu dilakukan 2 (dua) pengujian, yaitu uji normalitas dan uji homoginitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data populasi berdistribusi normal. Sedangkan uji homoginitas

29 bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel diperoleh dari populasi yang mempunyai varian yang homogin atau tidak. Untuk dapat menggunakan analisis statistik parametrik, kedua uji prasyarat statistik ini harus dapat dipenuhi, yaitu diawali dengan melakukan uji normalitas terlebih dahulu, baru kemudian dilanjutkan dengan uji homoginitas. Apabila terdapat salah satu uji tidak memenuhi, maka analisis statistik yang dilakukan harus menggunakan analisis statistik non parametrik (Sudarmanto, 2005). 2.4.2 Statistik Non Parametrik Pada analisis statistik non parametrik data yang digunakan adalah data yang berjenis nominal atau ordinal. Prosedur pengolahan data dengan cara ini dapat juga dilakukan pada data-data yang berjenis interval atau rasio, yang tidak memenuhi uji prasyarat normalitas dan homoginitas, dan / atau pada data-data yang termasuk sampel kecil, yaitu berjumlah kurang dari 30 data sampel. (Santoso, 2006). 2.4.2.1 Korelasi Spearman Dengan mengacu pada tujuan penelitian untuk mengetahui variabelvariabel yang mempunyai hubungan paling signifikan terhadap tingkat risiko unik pada produk kontrak berjangka, maka metode statistik yang digunakan adalah metode statistik korelasi (Correlation). Untuk mengukur asosiasi (hubungan)

30 antara 2 (dua) variabel yang datanya bersifat non parametrik dapat digunakan metode uji korelasi Spearman. Pada metode korelasi ini tidak mensyaratkan distribusi tertentu dari data (Ghozali, 2006). Adapun tahapan-tahapan pada perhitungan korelasi Spearman menurut Singgih Santoso dalam bukunya yang berjudul Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik adalah sebagai berikut: 1. Pada setiap variabel dilakukan proses pemeringkatan (ranking) 2. Dilakukan perhitungan pada selisih (yang biasanya dituliskan dengan notasi d) antara kedua ranking. 3. Dilakukan perhitungan selisih kuadrat (d 2 ). 4. Dilakukan penjumlahan selisih kuadrat (Sd 2 ). Setelah proses perhitungan di atas telah dilakukan, maka selanjutnya dapat dihitung nilai dari korelasi Spearman dengan persamaan berikut: 2 6 di rs = 1 (2.1) 2 n ( n 1), dimana: r s = nilai korelasi Spearman d = selisih dari ranking kedua variabel n = jumlah data