ABSTRAKSI Pergerakan kurs valuta asing (valas) mengalami pergerakan yang cukup signifikan sehingga menarik beberapa kalangan tertentu untuk memasuki p

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAKSI Pergerakan kurs valuta asing (valas) mengalami pergerakan yang cukup signifikan sehingga menarik beberapa kalangan tertentu untuk memasuki p"

Transkripsi

1 NON DELIVERABLE FORWARD TRANSACTION ANALYSIS METHOD IN THE CASH SETTLEMENT ACCOUNT OF INCOME- OUTCOME INVESTORS ON STANDARD CHARTERED BANK Sisca Ayu Wulandari Undergraduate Program, Economy Faculty, 2010 Gunadarma University Keywords: Non Deliverable Forward, Cash Settlement ABSTRACT The movement of foreign exchange (forex) experienced a significant movement to attract some private actors to enter the foreign exchange market. Basically, investors invest only for investment purposes. But with the progress of the age is given several alternatives for investors to invest their money in the form of forward contracts. The aim in writing this paper is to investigate the characteristics of the transactions Non-Deliverable Forward (NDF), and to determine the method of calculation of Cash Settlement in investors' profit-loss account at Standard Chartered Bank. Non-Deliverable Forward transactions where the transaction is calculated using the method of Cash Settlement in which the calculation of earnings - income derived from foreign investors of the contract price with the price of foreign exchange now. Where the forward contract period is is seven days to one year. 1

2 ABSTRAKSI Pergerakan kurs valuta asing (valas) mengalami pergerakan yang cukup signifikan sehingga menarik beberapa kalangan tertentu untuk memasuki pasar valuta asing. Pada dasarnya investor hanya menanamkan modalnya untuk kepentingan investasi. Tetapi dengan kemajuan zaman investor diberikan beberapa alternatif untuk menanamkan modalnya dalam bentuk kontrak forward. Tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari transaksi Non Deliverable Forward (NDF), dan untuk mengetahui perhitungan dengan metode Cash Settlement di dalam memperhitungkan laba- rugi investor pada Bank Standard Chartered. Transaksi Non Deliverable Forward dimana transaksi ini dihitung dengan menggunakan metode Cash Settlement dimana perhitungan laba rugi investor didapat dari selisih dari harga kontrak dengan harga valuta asing sekarang. Dimana jangka waktu kontrak forward ini adalah 7 hari sampai dengan 1 tahun. Kata Kunci : Non Deliverable Forward, Cash Settlement PENDAHULUAN Banyak bisnis yang dapat dilakukan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tentu semuanya bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah atau keuntungan di kemudian hari. Seseorang menyimpan uangnya di Bank dengan harapan mendapatkan bunga dari simpanannya itu. Secara umum, tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai tindakan investasi. Untuk melakukan investasi harus ada unsur ketersediaan dana kemudian komitmen mengikatkan dana tersebut pada obyek investasi (bisa tunggal atau portofolio) untuk beberapa periode di masa mendatang. Oleh karena itu dengan kemajuan teknologi dan informasi para investor banyak ditawarkan alternatif investasi yang lebih beragam salah satunya dalam bentuk perdagangan valuta asing (foreign exchange). Pada saat ini kurs valuta asing (valas) mengalami pergerakan yang cukup signifikan sehingga menarik beberapa kalangan tertentu untuk memasuki di dalam pasar valuta asing tersebut. Hal ini disebabkan persaingan bisnis yang membuat perusahaan harus mencari pasar baru dan sumber daya baru yang lebih murah yang mengakibatkan terjadinya perdagangan antar negara dan relokasi industri ke negara lain yang dinilai mempunyai sumber daya yang lebih murah dibanding negara asalnya. Transaksi forward merupakan transaksi yang dilakukan di luar bursa atau dikenal dengan istilah Over The Counter (OTC) Market. Karena dilakukan di luar bursa maka features dari transaksi yang berlangsung adalah kesepakatan pihak pihak yang melakukan transaksi. Berbeda dengan transaksi yang dilakukan di bursa, dimana produk yang diperdagangkan diatur sepenuhnya oleh bursa, maka transaksi Over The Counter (OTC) ini mempunyai sifat yang sangat fleksibel. 2

3 Para investor yang menanamkan modalnya dalam bentuk kontrak forward yang salah satu jenisnya yaitu transaksi Non Deliverable Forward (NDF) dimana transaksi ini dihitung dengan menggunakan metode Cash Settlement dimana perhitungan laba / rugi investor didapat dari selisih antara harga kontrak dengan harga spot yang sudah dikonversi berdasarkan mata uang yang ditransaksikan. Dimulainya transaksi Non Deliverable Forward (NDF) karena banyaknya permintaan dari investor asing yang ingin melakukan lindung nilai atas investasinya di Indonesia. Permintaan tersebut semakin meningkat dengan dibatasinya akses ke pasar domestik serta ketatnya likuiditas rupiah di pasar luar negeri. LANDASAN TEORI 2.1 Valuta Asing Pengertian Valuta Asing Valuta Asing atau yang disingkat dengan Valas dapat diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. (Heli Charisma Berlianta 2006 : 3) Transaksi valuta asing dapat diartikan sebagai kesepakatan atau perjanjian antara dua pihak untuk mempertukarkan mata uang yang dimilikinya Faktor yang Mempengaruhi Pasar valuta asing mengalami peningkatan pesat pada awal dekade tahun an. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan ini antara lain : 1. Pergerakan nilai tukar valuta asing (valas) Pada saat nilai tukar mengalami pergerakan yang cukup signifikan sehingga menarik bagi beberapa kalangan tertentu untuk memasuki di dalam pasar valuta asing 2. Bisnis yang semakin mengglobal Dengan persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus mencari pasar baru dan sumber daya baru yang lebih murah. Hal ini menyebabkan terjadinya perdagangan antar negara dan relokasi industri ke negara lain. 3. Tujuan perusahaan untuk melakukan perdagangan valuta asing Pada awalnya perusahaan melakukan transaksi valas hanya untuk membayar kewajiban dalam bentuk valas. Tetapi semakin lama tujuan ini berkembang dengan mencoba memperoleh laba dari transaksi valas, dan pada akhirnya berkembang untuk meminimalkan risiko yang ada. 4. Perkembangan telekomunikasi yang pesat Dengan adanya sarana telepon, faksimile, dan lain lain maka memudahkan para pelaku pasar untuk berkomunikasi sehingga transaksi dapat mudah dilakukan. 5. Perkembangan perangkat teknologi komputer yang pesat Dengan berkembangnya perangkat teknologi komputer yang semakin canggih memudahkan penyelesaian dan administrasi transaksi yang dilakukan. 3

4 6. Terbentuknya produk valuta asing baru Produk baru yang berdasarkan pada transaksi valas mulai berkembang baik dari perbankan maupun perusahaan pialang. 7. Keuntungan yang diperoleh Keuntungan yang diperoleh di pasar valas yang meningkat sehingga membuat banyak pihak tertarik untuk memasuki di pasar valas ini Hal yang disepakati di dalam melakukan transaksi valuta asing 1. Mata uang yang dipertukarkan 2. Jumlah yang akan dipertukarkan (diperjualbelikan) 3. Kurs (Exchange Rate) 4. Tanggal Penyerahan (Value Date) 5. Cara Penyerahan Valuta 2.2 Pengertian Bursa Valuta Asing Suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya yang melibatkan pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan Karakteristik Perdagangan Valuta Asing Tidak ada suatu keseragaman yang terjadi di dalam pasar valuta asing. Dengan adanya transaksi diluar bursa perdagangan (over the counter) sebagai pasar tradisional dari perdagangan valuta asing, banyak sekali pasar valuta asing yang saling berhubungan satu sama lainnya dimana mata uang yang berbeda diperdagangkan. Tabel 2.1 Mata Uang Yang Diperdagangkan di Bursa Valuta Asing No Mata Uang ISO 4217 Kode Simbol 1 Amerika USD $ Serikat 2 Eropa EUR 3 Jepang JPY 4 Inggris GBP 5 Swiss CHF - 6 Australia AUD $ 7 Indonesia IDR Rp 8 Canada CAD $ 9 Selandian NZD $ Baru 10 Singapura SGD $ 11 Hongkong HKD $ 12 Korea KRW - 4

5 13 Norwegia NOK - 14 China CNY - 15 Swedia SEK - 16 Denmark DKK - (Sumber : Dasar Hukum Bank Indonesia sejauh ini sudah mengatur ketentuan dan peraturan yang berhubungan dengan transaksi berjangka yaitu diantaranya : 1. UU No.8 tahun 1995 Tentang Pasar Modal. 2. Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan di Bidang Pasar Modal. 3. Undang Undang No.32 / 1997 Tentang Pelaksanaan Perdagangan Berjangka. 4. PP No.9 / 1999 Tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. 5. Surat Edaran Bank Indonesia 03/13/DSM Tanggal 13 Juni 2001 Mengenai Pelaporan Lalu Lintas Devisa. 6. Peraturan Bank Indonesia No.3/3/PBI/2001 Tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing Oleh Bank Diatur Mengenai Pembatasan Kegiatan Transaksi Derivatif yang Dilakukan Oleh Bank di Indonesia. 2.4 Kontrak Forward 1. Pengertian Kontrak Forward Kontrak forward adalah suatu kontrak dalam bentuk valuta asing dimana tanggal penyerahan (Value Date) tiga hari kerja atau lebih setelah tanggal kesepakatan transaksi (Deal Date) dengan kurs yang telah ditetapkan. 2. Pengertian Transaksi Non Deliverable Forward Transaksi Non Deliverable Forward adalah transaksi forward dimana penyelesaian transaksinya menggunakan metode Cash Settlement. (Heli Charisma Berlianta 2006 : 131) 3. Pengertian Forward Foreign Exchange Contracts dan Forward Rate Agreement Forward Foreign Exchange Contracts adalah suatu perjanjian di antara bank dengan pihak lain untuk mempertukarkan satu jenis mata uang dengan jenis mata uang lainnya pada waktu tertentu di masa yang akan datang, tingkat kurs, tanggal penyerahan, dan jumlah yang dipertukarkan ditetapkan pada saat perjanjian. Forward Rate Agreement (FRA) adalah suatu kontrak di antara bank dengan nasabahnya atau dengan bank lain yang memungkinkan lindung nilai secara forward untuk pergerakan tingkat suku bunga Jenis Forward Ada 4 macam jenis kontrak forward yaitu : 1. Currency Forward 5

6 Currency forward contract banyak digunakan oleh perusahaan untuk mengelola risiko valuta asing. Biasanya, perusahaan multinasional yang menggunakannya, karena mereka beroperasi pada lebih dari satu negara, sehingga terekspos terhadap risiko valas. Dalam currency forward contract, maka suatu pihak wajib untuk membeli atau menjual mata uang tertentu dengan nilai tukar tertentu, dalam jumlah tertentu, di tanggal yang sudah ditentukan di masa depan. Kontrak ini terjadi secara over the counter dan dapat di-customized sesuai dengan kebutuhan. 2. Equity Forward Dalam equity forward contract, maka suatu pihak wajib membeli atau menjual instrumen ekuitas ataupun indeks saham pada waktu tertentu di masa depan. Jenis kontraknya yaitu saham tertentu, portofolio maupun indeks. 3. Commodity Forward Commodity forward adalah kontrak dengan underlying assets berupa komoditas seperti minyak, metal, jagung, dan lainnya. Kontrak ini memungkinkan suatu pihak untuk membeli atau menjual komoditas dengan harga tertentu di masa depan. Jadi, kontrak ini mengantisipasi terjadinya perubahan harga di masa depan. Untuk produsen, kontrak ini bermanfaat dalam mengurangi risiko jika harga komoditas menguat di masa depan. 4. Bond Forward Bond forward hampir serupa dengan equity forward, hanya saja obligasi punya jatuh tempo, sehingga kontrak forward pasti kadaluarsanya sebelum tanggal jatuh tempo. Obligasi yang umum dijadikan bond forward adalah T-bills yang dikeluarkan Depkeu AS. Pada kontrak ini, satu pihak sepakat untuk membeli T-bills pada harga yang telah ditentukan saat ini, pada masa depan, sebelum tanggal jatuh tempo T-bills tersebut. Metode Penelitian 3.1 Obyek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah Bank Standard Chartered adalah sebuah Bank Internasional yang berasal dari Inggris yang telah mengembangkan jaringan internasional yang meliputi lebih dari cabang di lebih dari 70 negara di dunia yang tersebar di Asia Pasifik, Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, Eropa, Australia, dan Amerika. Bank Standard Chartered Indonesia memiliki 13 cabang di 6 kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan Bali yang ditunjang lebih dari ATM Bersama untuk memudahkan nasabahnya dalam melakukan transaksi perbankan. 3.2 Data / Variabel yang Digunakan Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan variabel yaitu kontrak forward. Dimana kontrak forward merupakan salah satu jenis produk perbankan 6

7 yang dapat diperdagangkan dalam bentuk mata uang asing dimana sebelum melakukan transaksi seorang investor harus mengetahui berapa kurs forward yang akan terjadi selama kontrak disepakati. Jangka waktu kontrak dari 7 hari sampai dengan 1 tahun. 3.3 Metode Pengumpulan Data 1. Riset Kepustakaan (Library Research) Riset kepustakaan ini dilakukan dengan mempelajari sejumlah literatur berupa buku yang relevan dengan permasalahan ini, yaitu mencari teori maupun data sekunder yang mendukung dalam penulisan skripsi ini. 2. Riset Lapangan (Field Research) Adalah untuk mendapatkan data maupun informasi langsung dari sumbernya baik berupa keterangan praktis maupun dalam bentuk lainnya. a.wawancara(intervie) Yaitu dengan menanyakan langsung kepada pihak pihak Bank yang menangani suatu operasi yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. 3.4 Alat Analisis yang Digunakan Alat analisis yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini yaitu : Metode Cash Settlement dimana metode ini khusus digunakan untuk menghitung laba / rugi investor dalam melakukan transaksi Non Deliverable Forward karena transaksi ini mempunyai beberapa pertimbangan dan metode ini merupakan pilihan yang baik pada saat penyelesaian transaksi. Hasil dan Pembahasan Karakteristik Transaksi Non Deliverable Forward yaitu : 1. Transaksi ini membuat beberapa pihak yang dihambat atau ditutup aksesnya ke pasar valuta asing untuk melakukan transaksi forward biasa dapat melakukan transaksi forward seperti yang diiginkan. Dengan menggunakan sarana Non Deliverable Forward maka pihak tersebut masih dapat melakukan transaksi forward dan memanfaatkan keuntungan dari adanya transaksi forward tersebut. 2. Risiko Gagal Bayar (Settlement Risk) lebih kecil. Jadi transaksi yang menggunakan penyelesaian transaksi Cash Settlement tidak melakukan perpindahan dana pokok transaksi tetapi hanya perpindahan selisih harga kontrak forward dengan harga valuta tersebut sehingga risiko gagal bayarnya lebih kecil karena melibatkan jumlah uang yang lebih sedikit. 3. Tidak memerlukan perpindahan valuta yang dilarang transaksinya. Dalam transaksi Non Deliverable Forward tidak diperlukan perpindahan dana valuta yang dilarang untuk diperdagangkan. Pembayaran dilakukan dengan valuta lawan transaksinya. 4. Tidak ada risiko dana tersebut berpindah ke negara lain atau risiko perpindahan negara. 7

8 pajak. 5. Di beberapa negara transaksi Non Deliverable Forward tidak terkena Pertimbangan Penyelesaian dari Transaksi Non Deliverable Forward ada 3 yaitu : 1. Keamanan Pertimbangan yang paling utama adalah keamanan dalam menyelesaikan transaksi karena cara yang paling relatif yaitu dengan melakukan transfer valuta. 2. Praktis, Efisien, dan Cepat Cara penyelesaian transaksi yang lebih praktis dan cepat. Hal ini akan menghemat waktu dan tenaga. 3. Murah Cara penyelesaian transaksi yang berbiaya murah. Dengan melakukan transfer akan memerlukan biaya yang relatif lebih murah Perhitungan Kurs Forward dan Penyelesaian Transaksi dengan Metode Cash Settlement Tabel 4.1 Kurs Mata Uang Asing Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.09/KM.11/2010 Tanggal 8 Maret 2010, Masa Berlaku : 8 Maret Maret Mata Uang Satuan Nilai Amerika Serikat (USD) ,75 Euro (EUR) ,34 Canada (CAD) ,00 Inggris (GBP) ,23 Jepang (JPY) ,48 Swiss (CHF) ,14 Hongkong (HKD) ,32 Singapura (SGD) ,19 Selandia Baru (NZD) ,61 Norwegia (NOK) ,78 China (CNY) ,64 Denmark (DKK) ,55 Swedia (SEK) ,66 Arab Saudi (SAR) ,48 (Sumber : 8

9 Kasus 1 : (Penetapan kurs forward dalam kontrak USD/IDR dimana kurs pasar lebih tinggi dari kurs forward yang disepakati dalam transaksi) Pada tanggal 8 Maret Investor melakukan transaksi Non Deliverable Forward dengan Bank Standard Chartered. Transaksinya adalah Investor membeli USD/IDR dengan tanggal penyerahan valuta (value date) 1 bulan yang akan datang (Tanggal 8 April). Berapa kurs forward yang harus diberikan oleh SCB kepada Investor dengan penyelesaian transaksi menggunakan metode Cash Settlement? Ket : Bunga Rp 1 bulan : 15% Bunga $ 1 bulan : 5% Kurs Rp/$ Spot : Rp.9294,75/$ Jawab : Pada tanggal 8 April, pokok pinjaman rupiah dan bunga yang harus dibayar oleh investor adalah sebagai berikut : $ x Rp9.294,75 = Rp Rp (30/360 x 0.15 x Rp ) = Rp Pokok deposito $ dan bunga yang diterima investor adalah $ (30/360 x 0.05 x $ ) = $ ,67 Rasio Rp terhadap $ ,67 menghasilkan Rp = Rp9.371,88 $ ,67 Jadi, kurs forward yang harus diberikan kepada investor yaitu sebesar Rp9.371,88 Diasumsikan : apabila pada saat tanggal valuta (tanggal penyerahan valuta) kurs pasar valuta asing USD/IDR maka penyelesaian Non Deliverable Forward akan mengikuti prosedur berikut ini : 1. Apabila penyelesaian transaksi dilakukan dengan cara biasa (physical delivery) maka pada saat tanggal valuta investor akan menerima USD dari Bank Standard Chartered hanya dengan membayar IDR sebesar $ x 9.371,88 = Rp Apabila USD yang diterima tersebut (sebesar $ ) langsung dijual ke pasar valas maka investor akan menerima kembali IDR dari pasar valas tersebut sebesar $ x Rp9.500 = Rp ,- 3. Sehingga investor mempunyai keuntungan karena transaksi forward yang dilakukannya dengan SCB sebesar Rp Rp = Rp ,- 4. Sebaliknya apabila dilihat dari sisi Bank Standard Chartered, maka pada saat tanggal valuta ia harus menyediakan dana USD sebesar $ untuk diserahkan kepada investor. Untuk menyediakan dana tersebut diasumsikan SCB membelinya dari pasar valas pada tanggal valuta dengan harga pasar saat itu yaitu Rp9.500, sehingga untuk menyediakan dana USD tersebut SCB mengeluarkan IDR sebesar $ x Rp9.500 = Rp ,- 5. Setelah dana $ diserahkan kepada investor, maka SCB menerima IDR dari investor. Besarnya IDR yang diterima sesuai dengan kurs saat 9

10 perjanjian transaksi forward yang dilakukan yaitu Rp9.371,88 jadi besarnya IDR yang diterima adalah $ x Rp9.371,88 = Rp Sehingga SCB mengalami kerugian karena transaksi forward yang dengan investor, besarnya kerugian dari SCB adalah Rp Rp = Rp ,- 7. Karena cara penyelesaian transaksi yang digunakan adalah Cash Settlement maka yang dilakukan adalah SCB membayar kepada investor valuta rupiah (IDR) sebesar Rp sebagai pengakuan / realisasi kerugian oleh SCB dan sekaligus pengakuan / realisasi keuntungan investor. 8. Asumsi : Pembayaran dalam valuta rupiah (IDR) tidak dapat dilakukan karena adanya pembatasan. Untuk mengatasi pembatasan tersebut maka pembayaran SCB kepada investor dilakukan dengan valuta USD. Jumlah USD yang harus dibayar SCB kepada investor adalah sebesar Rp / Rp 9500 = USD ,31 9. Jadi untuk menyelesaikan transaksi Non Deliverable Forward tersebut maka SCB cukup membayar kepada investor dengan valuta USD sebesar USD ,31. Tabel 4.2 Penyelesaian Transaksi USD/IDR Dilihat dari Sisi Investor No Keterangan Investor 1 Apabila penyelesaian dilakukan dengan cara biasa (physical delivery). 2 Apabila USD yang diterima langsung dijual ke pasar valuta asing. 3 Keuntungan yang diperoleh dari transaksi NDF. Rp9.371,88 = Rp Rp9.500 = Rp Rp Rp = Rp Tabel 4.3 Penyelesaian Transaksi USD/IDR Dilihat dari Sisi Bank No Keterangan Bank 1 Apabila USD dibeli dari pasar valuta asing. 2 Menerima IDR dari investor sesuai dengan kurs forward yang telah disepakati. 3 Kerugian yang dialami dari transaksi NDF. Rp9.500 = Rp Rp9.371,88 = Rp Rp Rp = Rp Penyelesaian transaksi dengan metode Cash Settlement adalah Bank Standard Chartered (SCB) harus membayar kepada investor valuta IDR sebesar 10

11 Rp Jika pembayaran dilakukan dalam bentuk valuta USD maka yang harus dibayar Bank kepada investor adalah Rp Rp =USD13.486,31 Kasus 2 : (Penetapan kurs forward dalam kontrak USD/IDR dimana kurs pasar lebih rendah dari kurs forward yang disepakati dalam transaksi) Pada tanggal 15 Maret Investor melakukan transaksi Non Deliverable Forward dengan Bank Standard Chartered. Transaksinya adalah Investor membeli USD/IDR dengan tanggal penyerahan valuta (value date) 1 bulan yang akan datang (Tanggal 15 April). Berapa kurs forward yang harus diberikan oleh SCB kepada Investor dengan penyelesaian transaksi menggunakan metode Cash Settlement? Ket : Bunga Rp 1 bulan : 15% Bunga $ 1 bulan : 5% Kurs Rp/$ Spot : Rp.9188/$ Jawab : Pada tanggal 15 April, pokok pinjaman rupiah dan bunga yang harus dibayar oleh investor adalah sebagai berikut : $ x Rp9.188 = Rp Rp (30/360 x 0.15 x Rp ) = Rp Pokok deposito $ dan bunga yang diterima investor adalah $ (30/360 x 0.05 x $ ) = $ ,67 Rasio Rp terhadap $ ,67 menghasilkan Rp = Rp9.264,25 /$ $ ,67 Jadi, kurs forward yang harus diberikan kepada investor yaitu sebesar Rp9.264,25 Diasumsikan : apabila pada saat tanggal valuta (tanggal penyerahan valuta) kurs pasar valuta asing USD/IDR maka penyelesaian Non Deliverable Forward akan mengikuti prosedur berikut ini : 1. Apabila penyelesaian transaksi dilakukan dengan cara biasa (physical delivery) maka pada saat tanggal valuta investor akan menerima USD dari Bank Standard Chartered hanya dengan membayar IDR sebesar $ x 9.264,25 = Rp Apabila USD yang diterima tersebut (sebesar $ ) langsung dijual ke pasar valas maka investor akan menerima kembali IDR dari pasar valas tersebut sebesar $ x Rp9.057 = Rp ,- 3. Sehingga investor mempunyai kerugian karena transaksi forward yang dilakukannya dengan SCB sebesar Rp Rp = Rp ,- 4. Sebaliknya apabila dilihat dari sisi Bank Standard Chartered, maka pada saat tanggal valuta ia harus menyediakan dana USD sebesar $ untuk diserahkan kepada investor. Untuk menyediakan dana tersebut diasumsikan SCB membelinya dari pasar valas pada tanggal valuta dengan harga pasar saat itu yaitu Rp9.057, sehingga untuk 11

12 menyediakan dana USD tersebut SCB mengeluarkan IDR sebesar $ x Rp9.057 = Rp ,- 5. Setelah dana $ diserahkan kepada investor, maka SCB menerima IDR dari investor. Besarnya IDR yang diterima sesuai dengan kurs saat perjanjian transaksi forward yang dilakukan yaitu Rp9.264,25 jadi besarnya IDR yang diterima adalah $ x Rp9.264,25 = Rp ,- 6. Sehingga SCB mengalami keuntungan karena transaksi forward yang dilakukannya dengan investor, besarnya keuntungan dari SCB adalah Rp Rp = Rp ,- 7. Karena cara penyelesaian transaksi yang digunakan adalah Cash Settlement maka yang dilakukan adalah Investor membayar kepada Bank Standard Chartered (SCB) valuta rupiah (IDR) sebesar Rp sebagai pengakuan / realisasi kerugian oleh investor dan sekaligus pengakuan / realisasi keuntungan SCB. 8. Asumsi : Pembayaran dalam valuta rupiah (IDR) tidak dapat dilakukan karena adanya pembatasan. Untuk mengatasi pembatasan tersebut maka pembayaran investor kepada SCB dilakukan dengan valuta USD. Jumlah USD yang harus dibayar investor kepada SCB adalah sebesar Rp = USD ,85. Rp9.057/$ 9. Jadi untuk menyelesaikan transaksi Non Deliverable Forward tersebut maka investor cukup membayar kepada SCB dengan valuta USD sebesar USD ,85. Tabel 4.4 Penyelesaian Transaksi USD/IDR Dilihat dari Sisi Investor No Keterangan Investor 1 Apabila penyelesaian dilakukan dengan cara biasa (physical delivery). 2 Apabila USD yang diterima langsung dijual ke pasar valuta asing. 3 Kerugian yang dialami dari transaksi NDF. Rp9.264,25 = Rp Rp9.057 = Rp Rp Rp = Rp Tabel 4.5 Penyelesaian Transaksi USD/IDR Dilihat dari Sisi Bank No Keterangan Bank 1 Apabila USD dibeli dari pasar valuta asing. 2 Menerima IDR dari investor sesuai dengan kurs forward yang telah disepakati. 3 Keuntungan yang diperoleh dari transaksi NDF. Rp9.057 = Rp Rp9.264,25 = Rp Rp Rp = Rp

13 Penyelesaian transaksi dengan metode Cash Settlement adalah investor harus membayar kepada Bank Standard Chartered (SCB) valuta IDR sebesar Rp Jika pembayaran dilakukan dalam bentuk valuta USD maka yang harus dibayar investor kepada Bank adalah Rp = USD ,85. Rp9.057 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Pada hakikatnya transaksi Non Deliverable Forward (NDF) sama dengan transaksi forward biasa yang membedakan hanya perhitungan laba / rugi. Untuk transaksi Non Deliverable Forward (NDF) yang dihitung adalah selisih dari harga kontrak forward dengan harga valuta asing sekarang. Karena adanya hambatan penyelesaian transaksi yang disebabkan adanya peraturan dari satu negara maka pembayarannya dilakukan dalam valuta pasangannya. Dalam hal kurs pasar saat tanggal valuta lebih tinggi dari kurs transaksi forward maka pembeli akan menerima dana dari penjual valas. Sedangkan hal kurs pasar saat tanggal valuta lebih rendah dari kurs transaksi forward maka penjual akan menerima dana dari pembeli valas. Dari bab pembahasan sebelumnya penulis menggunakan 4 (empat) kasus diantaranya kasus 1 dengan kontrak USD/IDR dengan kurs pasar lebih tinggi dari kurs forward dimana investor mendapatkan keuntungan sebesar Rp dan Bank Standard Chartered (SCB) mengalami kerugian sebesar Rp , jika pembayaran dalam bentuk valuta USD maka Bank harus membayarkan keuntungan kepada investor sebesar USD ,31. Dalam kasus 2 dengan kontrak USD/IDR dengan kurs pasar lebih rendah dari kurs forward dimana investor mengalami kerugian sebesar Rp dan SCB mendapatkan keuntungan sebesar Rp , jika pembayaran dalam bentuk valuta USD maka investor harus membayarkan keuntungan kepada SCB sebesar USD , Saran Karena transaksi Non Deliverable Forward (NDF) termasuk transaksi derivatif dan sifatnya seperti speculation dengan memanfaatkan harga kurs valas yang terjadi maka seorang investor sebaiknya memiliki kemampuan memprediksi harga kurs di masa yang akan datang yang didukung oleh data mengenai harga kurs di pasar valas apakah harga kurs valas tersebut mengalami kenaikan atau penurunan. Jadi transaksi Non Deliverable Forward bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk berinvestasi dalam bentuk valuta asing dengan memanfaatkan selisih dari harga kurs valas yang terjadi. Daftar Pustaka 13

14 Adnan Husnan, Dasar Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: YKPN. Dian Ediana Rae, Transaksi Derivatif dan Masalah Regulasi Ekonomi di Indonesia. Jakarta : PT Gramedia. Heli Charisma Berlianta, Mengenal Valas. Yogyakarta: UGM Press. Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia Edisi 1, Cetakan 1. Jakarta: Kencana. Jose Rizal Joesoef, Pasar Uang dan Pasar Valas. Jakarta: Salemba Empat. Rahmad Hakim dan Rahmad Suryo, Panduan Menjadi Forex Trader. Jakarta: PT Ele Media Komputindo. 14

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, atau pasar mata uang) adalah bentuk pertukaran untuk perdagangan desentralisasi global mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jones (2008: 4) di dalam bukunya yang berjudul Investment Analysis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jones (2008: 4) di dalam bukunya yang berjudul Investment Analysis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jones (2008: 4) di dalam bukunya yang berjudul Investment Analysis and Management mengatakan we invest to make money. Dari kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwa

Lebih terperinci

FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN ATMR RISIKO PASAR MENGGUNAKAN METODE STANDAR

FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN ATMR RISIKO PASAR MENGGUNAKAN METODE STANDAR FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN ATMR RISIKO PASAR MENGGUNAKAN METODE STANDAR NAMA BANK BULAN LAPORAN CONTACT PERSON DIVISI/BAGIAN TELP./E-MAIL - 2 - Formulir I.A Benchmark Suku Bunga - Spesifik*) No. Surat

Lebih terperinci

P A S A R U A N G. Resiko yang mungkin dihadapi dalam kegiatan investasi di pasar uang antara lain :

P A S A R U A N G. Resiko yang mungkin dihadapi dalam kegiatan investasi di pasar uang antara lain : P A S A R U A N G Sekelompok pasar dimana instrumen kredit jangka pendek (biasanya jatuh tempo dalam waktu 1 tahun atau kurang), yang umumnya berkualitas tinggi diperjual-belikan. Fungsi Pasar Uang : Merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sarana untuk melakukan hedging, speculation, dan arbitrage.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sarana untuk melakukan hedging, speculation, dan arbitrage. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia menyebabkan beberapa instrumen keuangan seperti saham, obligasi, hingga derivatif menjadi sarana untuk melakukan investasi. Tidak hanya

Lebih terperinci

Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13

Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13 Transaksi Mata Uang Asing Bab 13 Mengenal Valuta Asing Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, foreign exchange, forex atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai

Lebih terperinci

CONTOH SURAT KETERANGAN MENGENAI RIWAYAT INVESTASI. Tanggal perpindahan

CONTOH SURAT KETERANGAN MENGENAI RIWAYAT INVESTASI. Tanggal perpindahan LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 150/PMK.08/2016 TENTANG : PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.08/2016 TENTANG TATA CARA PENGALIHAN HARTA WAJIB

Lebih terperinci

Bab 10 Pasar Keuangan

Bab 10 Pasar Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 133 Bab 10 Pasar Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai pasar keuangan, tujuan pasar keuangan, lembaga keuangan. D alam dunia bisnis terdapat

Lebih terperinci

Wednesday, November 16, 2011 IPS SMP. S. Efiaty, S.Pd. SMP Negeri 5 Yogyakarta S. Efiaty, S.Pd.

Wednesday, November 16, 2011 IPS SMP. S. Efiaty, S.Pd. SMP Negeri 5 Yogyakarta S. Efiaty, S.Pd. Wednesday, November IPS SMP S. Efiaty, S.Pd SMP Negeri 5 Yogyakarta. Bab VIII Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah proses tukar menukar barang atau jasa

Lebih terperinci

FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN RASIO PERHITUNGAN KPMM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR NAMA BANK BULAN LAPORAN CONTACT PERSON

FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN RASIO PERHITUNGAN KPMM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR NAMA BANK BULAN LAPORAN CONTACT PERSON 1 FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN RASIO PERHITUNGAN KPMM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR NAMA BANK BULAN LAPORAN CONTACT PERSON DIVISI/BAGIAN TELP./E-MAIL 2 Formulir I.A Spesifik - Eksposur

Lebih terperinci

CONTOH SURAT KETERANGAN MENGENAI RIWAYAT INVESTASI. Nominal Harta yang dialihkan dalam Rupiah Jenis investasi yang dialihkan

CONTOH SURAT KETERANGAN MENGENAI RIWAYAT INVESTASI. Nominal Harta yang dialihkan dalam Rupiah Jenis investasi yang dialihkan LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 151/PMK.08/2016 TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 122/PMK.08/2016 TENTANG TATA CARA PENGALIHAN HARTA WAJIB PAJAK

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN MEMUTUSKAN :

MENTERI KEUANGAN MEMUTUSKAN : JENIS : KEPUTUSAN NOMOR : 50/KM.11/2014 TANGGAL : 25 NOPEMBER 2014 26 NOPEMBER 2014 SAMPAI DENGAN 02 DESEMBER 2014 UNTUK TANGGAL 26 NOPEMBER 2014 SAMPAI DENGAN 02 DESEMBER 2014 Mewah, Bea Keluar, dan Pajak

Lebih terperinci

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing Perbedaan pasar uang dan pasar modal yaitu: 1. Instrumen yang diperjualbelikan pasar modal yang diperjualbelikan adalah adalah surat-surat berharga jangka panjang seperti

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. SUTIA BUDI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA

Manajemen Investasi.  SUTIA BUDI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA Manajemen Investasi SUTIA BUDI sutia_budy@yahoo.com sutiabudi19@gmail.com STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA INVESTMENT MANAGEMENT Session 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times Chapter Introduction

Lebih terperinci

MMStax-Info Februari 2012 Edisi Bahasa Indonesia

MMStax-Info Februari 2012 Edisi Bahasa Indonesia MMStax-Info Februari Edisi Bahasa Indonesia Peraturan Perpajakan Terbaru KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN Nomor Tanggal Tentang Tanggal Efektif 24/PMK.011/ 2 Februari perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan atas Peraturan Bank Indonesia

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No.116, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Rupiah. Bank. Domestik. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5701). PERATURAN BANK

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Pasar

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Pasar Pengelolaan Risiko Pasar Manajemen Risiko, Sesi 7 Latar Belakang Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan

Lebih terperinci

Perlindungan hukum..., Gista Latersia, FHUI,

Perlindungan hukum..., Gista Latersia, FHUI, 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bank sebagai badan usaha yang menjalankan fungsi utamanya selaku penghimpun dan penyalur dana masyarakat memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas saat ini telah meningkatkan interaksi antara Negara berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN TRANSAKSI DERIVATIF

PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN TRANSAKSI DERIVATIF Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/ 45 /DPD tanggal 15 September 2005 PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN TRANSAKSI DERIVATIF Laporan Transaksi Derivatif yang wajib disampaikan kepada Bank Indonesia adalah

Lebih terperinci

CONTOH SURAT KETERANGAN MENGENAI RIWAYAT INVESTASI

CONTOH SURAT KETERANGAN MENGENAI RIWAYAT INVESTASI - 16 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 151/PMK.08/ 20 16 TENT ANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 122/PMK.08/2016 TENTANG TATA CARA PENGALIHAN HARTA WAJIB

Lebih terperinci

DEFINISI DAN JENIS PASAR KEUANGAN

DEFINISI DAN JENIS PASAR KEUANGAN PASAR KEUANGAN DEFINISI DAN JENIS PASAR KEUANGAN DEFINISI: Bertemunya pihak yg kelebihan dana dan kekurangan dana JENIS: Pasar Modal VS Pasar Uang Pasar Spot VS Pasar Forward Pasar Perdana VS Pasar Sekunder

Lebih terperinci

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan ketiga atas Pera

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan ketiga atas Pera No.224, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Rupiah. Bank Asing. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5744). PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

Asset Liabilities Management (ALMA) Foreign Exchange Management

Asset Liabilities Management (ALMA) Foreign Exchange Management Asset Liabilities Management (ALMA) Foreign Exchange Management Foreign Exchange Management Poundsterling Exchange of currencies on a specified date Counterparty B Counterparty A US Dollar Trading Hours

Lebih terperinci

MMStax-Info Oktober 2011 Edisi Bahasa Indonesia

MMStax-Info Oktober 2011 Edisi Bahasa Indonesia MMStax-Info Oktober 2011 Edisi Bahasa Indonesia Peraturan Perpajakan Terbaru PAJAK PENGHASILAN PENG-11/PJ.09/2011 28 Oktober 2011 Pelaksanaan sensus pajak nasional 28 Oktober 2011 Dirjen Pajak menerbitkan

Lebih terperinci

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/53/DPbS tanggal 22 November 2005 Lampiran I. KOMPONEN

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/53/DPbS tanggal 22 November 2005 Lampiran I. KOMPONEN Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/53/DPbS tanggal 22 November 2005 Lampiran I. KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO PT. BANK XYZ Bulan :. (dalam jutaan Rp) No.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru No.117, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Rupiah. Bank. Asing. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5702). PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

MK INTERNASIONAL Materi 4 - Pasar Valuta Asing ANDRI HELMI M, S.E., M.M

MK INTERNASIONAL Materi 4 - Pasar Valuta Asing ANDRI HELMI M, S.E., M.M MK INTERNASIONAL Materi 4 - Pasar Valuta Asing ANDRI HELMI M, S.E., M.M Introduction Membeli valas berarti pembeli mengonversi daya belinya di suatu negara ke dalam daya beli negara penjual. Pasar valas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang makin berkembang telah membuka peluang dalam dunia bisnis semakin lebar dan luas. Aset dan modal yang dimiliki perusahaan di Indonesia juga mengalami

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan Bank Indonesia

Lebih terperinci

MMStax-Info Agustus 2011 Edisi Bahasa Indonesia

MMStax-Info Agustus 2011 Edisi Bahasa Indonesia MMStax-Info Agustus Edisi Bahasa Indonesia Peraturan Perpajakan Terbaru PAJAK PENGHASILAN Nomor Tanggal Tentang Tanggal Efektif 130/PMK.011/ 15 Agustus Pemberian fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak

Lebih terperinci

MMStax-Info Mei 2011 Edisi Bahasa Indonesia

MMStax-Info Mei 2011 Edisi Bahasa Indonesia MMStax-Info Mei 2011 Edisi Bahasa Indonesia Peraturan Perpajakan Terbaru PAJAK PENGHASILAN SE-33/PJ/2011 Pemberitahuan berlakunya P3B 20 Mei 2011 antara RI dengan Republik Islam 1 Januari 2011 Sehubungan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Internasional

Manajemen Keuangan Internasional Modul ke: Manajemen Keuangan Internasional Derivatif Valuta Asing Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Kontrak Forward Valas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian investasi secara umum adalah penanaman dana dalam jumlah tertentu pada saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa

Lebih terperinci

MMStax-Info Januari 2012 Edisi Bahasa Indonesia

MMStax-Info Januari 2012 Edisi Bahasa Indonesia MMStax-Info Januari 2012 Edisi Bahasa Indonesia Peraturan Perpajakan Terbaru PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Nomor Tanggal Tentang Tanggal Efektif PP Nomor 1 Tahun 2012 3 Januari 2012 Pelaksanaan UU Nomor 8 Tahun

Lebih terperinci

PASAR VALUTA ASING BAB I PENDAHULUAN

PASAR VALUTA ASING BAB I PENDAHULUAN 1 PASAR VALUTA ASING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah perang dunia I dan setelah depresi ekonomi dunia pada tahun 1930-an, dunia menginginkan tercapainya suatu stabilitas ekonomi yang lebih

Lebih terperinci

MATERI 1 PASAR KEUANGAN. deden08m.com

MATERI 1 PASAR KEUANGAN. deden08m.com MATERI 1 PASAR KEUANGAN deden08m.com 1 Pendahuluan LULUS UNIVERSITAS BISNIS BENGKEL MODAL SUMBER MODAL? Sumber Modal Tabungan pribadi Bagaimana jika tidak mencukupi? Sumber dana lain Meminjam 2 SEKELOMPOK

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.183, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Rupiah. Pihak Domestik. Bank. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5926) PERATURAN

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta II. Pasar Keuangan 1. Pendahuluan Pasar keuangan bisa didefinisikan sebagai bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus dana) dengan pihak yang kekurangan dana (defisit dana). Sehingga di pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat pasca pemulihan krisis ekonomi global pada Tahun 2008, mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang maupun

Lebih terperinci

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.com Mahsina_se@hotmail.com TUJUAN UTAMA MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN Meminimalkan Potensi kerugian yang timbul dari perubahan

Lebih terperinci

Trading forex merupakan suatu pertukaran mata uang diseluruh dunia melalui hubungan jaringan

Trading forex merupakan suatu pertukaran mata uang diseluruh dunia melalui hubungan jaringan FOREX I. Konsep Trading Forex Trading forex merupakan suatu pertukaran mata uang diseluruh dunia melalui hubungan jaringan elektronik. Forex sendiri merupakan singkatan dari Foreign exchange yang merujuk

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN, EKOLABEL, PRODUKSI BERSIH, DAN TEKNOLOGI BERWAWASAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.223, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Rupiah. Bank. Domestik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5743). PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

Kuliah II Manajemen Keuangan Internasional

Kuliah II Manajemen Keuangan Internasional Kuliah II Manajemen Keuangan Internasional Pasar Valuta Asing/Devisa The Foreign Exchange Market By : Pedro Ximenes ST,MM Pengertian Pasar Devisa/Valas Pasar Valuta Asing/Devisa. Pengertian : Pasar valuta

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH VOREX Di Susun Oleh : Ifan Candra Kusuma (10.11.4433) S1-TI-L STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 Apa sebenarnya Forex itu? Vorex Adalah Bursa valuta asing (Inggris: Foreign exchange market

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan masalah-masalah yang timbul akibat nilai kurs mata uang yang menyatakan hubungan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/16/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/17/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK ASING DENGAN

Lebih terperinci

BAB 4 KURS DAN BURSA VALAS SPOT RATE, CROSS RATE DAN FORWARD RATE

BAB 4 KURS DAN BURSA VALAS SPOT RATE, CROSS RATE DAN FORWARD RATE BAB 4 KURS DAN BURSA VALAS SPOT RATE, CROSS RATE DAN FORWARD RATE I. SPOT RATE DAN MARKET SPOT Spot Rate adalah tingkat nilai tukar (kurs) suatu nilai currency (mata uang suatu negara) terhadap currency

Lebih terperinci

Nanang Hendarsah. Direktur Task Force Program Pendalaman Pasar Keuangan

Nanang Hendarsah. Direktur Task Force Program Pendalaman Pasar Keuangan Nanang Hendarsah Direktur Task Force Program Pendalaman Pasar Keuangan Jakarta, 1 Juni 2015 2 1 2 3 4 5 Tujuan Penyempurnaan Ketentuan Skema Transaksi Cross Currency Swap (CCS) Skema Transaksi Dengan Settlement

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/15/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang,

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang, BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang, setidaknya sejak tahun 1983 saat pemerintah mengeluarkan deregulasi perbankan (Pakjun 1983).

Lebih terperinci

Premium Saving Merupakan produk tabungan dengan suku bunga optimal setara deposito Deskripsi Produk

Premium Saving Merupakan produk tabungan dengan suku bunga optimal setara deposito Deskripsi Produk Tabungan Tinjauan Standard Chartered Bank ( SCB ) menyediakan beragam tabungan dalam bentuk mata uang Rupiah maupun Asing yang memberikan kemudahan dan kenyamanan sesuai dengan kebutuhan perbankan nasabah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya dalam

Lebih terperinci

TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO PASAR

TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO PASAR LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /SEOJK.03/2016 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM DENGAN MEMPERHITUNGKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/7/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/17/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK ASING DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

MMStax-Info Juli 2011 Edisi Bahasa Indonesia

MMStax-Info Juli 2011 Edisi Bahasa Indonesia MMStax-Info Juli 2011 Edisi Bahasa Indonesia Peraturan Perpajakan Terbaru PAJAK DAERAH Perpres Nomor 36 Tahun 2011 4 Juli 2011 Perubahan atas tarif pajak bahan bakar kendaraan bermotor 7 September 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org)

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam bursa berjangka, sejumlah komoditas diperjualbelikan dengan harga tertentu yang penyerahannya dilakukan pada saat yang akan datang. Komoditas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam berbagai bidang termasuk perdagangan internasional didalamnya. Banyak perusahaan yang mengimpor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Rupiah Rupiah (Rp) adalah mata uang Indonesia (kodenya adalah IDR). Nama ini diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut Indonesia menggunakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/6/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK DENGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomis. Hal ini dikarenakan adanya permintaan yang timbul karena adanya kepentingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan Lokasi tempat penulis melakukan penelitian adalah di PT. Indosukses Futures Jakarta yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman Kav 76-78 Jakarta. Penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Bank Indonesia mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan Bank Indonesia adalah

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Konsep dan Transaksi mata uang asing. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan salah satu tempat (media) yang memberikan kesempatan berinvestasi bagi investor perorangan maupun institusional. Oleh karena itu, arah

Lebih terperinci

No 18/35/DPPK Jakarta, 13 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No 18/35/DPPK Jakarta, 13 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA No 18/35/DPPK Jakarta, 13 Desember 2016 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA Perihal : Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah antara Bank dengan Pihak Asing Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui di setiap negara memiliki mata uang yang berbeda-beda antara negara yang satu dengan negara yang lain, sehingga dalam melakukan suatu

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pasar Uang & Valas

STIE DEWANTARA Pasar Uang & Valas Pasar Uang & Valas Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 2 Latar Belakang Salah unsur dari sistem keuangan adalah adanya pasar Pasar dari perspektif keuangan dapat diartikan sebagai: a. Tempat dimana aset keuangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/8/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/PBI/2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber : Selain itu salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber :  Selain itu salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang penuh akan potensi dari segi ekonomi Indonesia menjadi salah satu negara favorit baik bagi para investor asing maupun investor

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua dasawarsa terakhir ini dimana jarak geografis dan budaya suatu negara dengan negara lainnya semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang berperanan dalam menyalurkan dana dari pihak yang memiliki dana berlebih kepada pihak yang membutuhkan dana. Dalam

Lebih terperinci

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 43 Materi Minggu 6 Lalu Lintas Pembayaran Internasional 6.1. Gambaran Umum Lalu Lintas Pembayaran Internasional Transaksi-transaksi pembayaran antar daerah tidak

Lebih terperinci

Staf Pengajar pada Program Studi Akuntansi, Jurusan Ekonomi dan Bisnis, Politeknik Negeri Lampung

Staf Pengajar pada Program Studi Akuntansi, Jurusan Ekonomi dan Bisnis, Politeknik Negeri Lampung Jurnal Ilmiah ESAI Volume 10, No.2, Juli 2016 ISSN No. 1978-6034 Advantages of Online Foreign Exchange Investment Kelebihan Investasi Forex Online Lihan Rini Puspo Wijaya 1) 1) Staf Pengajar pada Program

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 188

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 188 A. PENGERTIAN Foreign exchange market atau sering pula disebut dengan bursa valas adalah suatu mekanisme dimana orang dapat mentransfer daya beli antar negara, memperoleh atau menyediakan kredit untuk

Lebih terperinci

2 e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia tenta

2 e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia tenta No.212, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Transaksi Valuta Asing. Bank Umum. Domestik. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5581) PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan dapat dengan bebas bergerak ke setiap Negara di penjuru dunia. yang secara langsung berpengaruh

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. NILAI TUKAR DAN NERACA PEMBAYARAN MEET-11

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. NILAI TUKAR DAN NERACA PEMBAYARAN MEET-11 NILAI TUKAR DAN NERACA PEMBAYARAN MEET-11 HAKEKAT TRANSAKSI VALUTA ASING Pasar valuta asing Pasar valuta asing (foreign exchange market / forex) atau disingkat valas merupakan suatu jenis perdagangan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia

Lebih terperinci

TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN RASIO KECUKUPAN MODAL LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN RASIO KECUKUPAN MODAL LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN RASIO KECUKUPAN MODAL LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA Tata cara penyusunan dan penyampaian laporan Rasio Kecukupan Modal disusun dengan berpedoman pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri manufaktur telah mengalami pasang surut yang membuat perkembangan industri manufaktur membutuhkan dana yang besar. Hal ini menyebabkan industri-industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif dewasa ini, menuntut pengusaha untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank No. 7/23/DPD Jakarta, 8 Juli 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank Sehubungan dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

untuk menukarkan atau memperjual-belikan valuta asing, bahkan perbankan mendorong terjadinya hubungan perekonomian perdagangan internasional

untuk menukarkan atau memperjual-belikan valuta asing, bahkan perbankan mendorong terjadinya hubungan perekonomian perdagangan internasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat sekarang dimana era globalisasi sudah berjalan dengan cepat, perekonomian di negara kita dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi

Lebih terperinci

-2- M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN VALUTA ASING KORPORASI DOMESTIK MELALUI BANK

-2- M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN VALUTA ASING KORPORASI DOMESTIK MELALUI BANK PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 22 /PBI/2008 TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN VALUTA ASING KORPORASI DOMESTIK MELALUI BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini persaingan dalam dunia ekonomi semakin meningkat karena munculnya berbagai pelaku usaha dalam berbagai segmen industri dengan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah salah satu contoh bidang pergerakan usaha yang tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat dekat dengan

Lebih terperinci

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING. PDF created with pdffactory Pro trial version

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING. PDF created with pdffactory Pro trial version TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING KONSEP MATA UANG Mata uang Fungsional Mata uang Asing (Foreign currency) Mata uang lokal (Local currency) Mata uang lokal adalah mata uang yang menjadi alat transaksi dalam

Lebih terperinci

(BAPPEBTI). Perusahaan ini beralamat di jl. Sulawesi No. 48, Ngagel, Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, 60281, Indonesia.

(BAPPEBTI). Perusahaan ini beralamat di jl. Sulawesi No. 48, Ngagel, Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, 60281, Indonesia. BAB III SISTEM MARGIN TRADING FOREX ONLINE DI PT. FIRST STATE FUTURES SURABAYA A. Profil PT. First State Futures Surabaya 1. Definisi PT. First State Futures Perusahaan PT. First State Futures Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur perkembangan perekonomian di sebuah negara. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE SISTEM MONETER INTERNASIONAL Oleh : Dr. Chairul Anam, SE PENGERTIAN KURS VALAS VALUTA ASING (FOREX) Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah mata uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan

Lebih terperinci