RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -2

dokumen-dokumen yang mirip
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus

Bab-3 RENCANA PENGELOLAAN

Lokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan

Bab-2 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

Lokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan

Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

Bab-6 EVALUASI DAMPAK PENTING

Bab-4 RUANG LINGKUP STUDI

Bab-1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PT. PERTAMINA EP - PPGM KATA PENGANTAR

Tabel Hasil Proses Pelingkupan

Bab-1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR. Akhirnya diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran proses penyusunan laporan ini.

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL)

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)

Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam aspek ini memiliki nilai mean yang berada diantara angka 3,25-4. pembuangan air kotor yang dibuang ke septic tank.

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BBM dalam negeri. Proyek ini diharapkan akan beroperasi pada tahun 2009.

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/ 101 /KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN KAROSERI BAK TRUK

ISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi)

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

TINJAUAN PUSTAKA. berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah,

TABEL 4-3. MATRIKS RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Modul II: Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan

PT. PERTAMINA EP - PPGM KATA PENGANTAR

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/ 4 /KEP./ /2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN PENGAMBILAN AIR TANAH

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

PP 35/1991, SUNGAI... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 35 TAHUN 1991 (35/1991)

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

KATA PENGANTAR. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL kegiatan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN PLTU 2 BANTEN - LABUAN

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN SUMBER DAYA AIR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN LINGKUNGAN HIDUP

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

SISTEMATIKA DOKUMEN RENCANA PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN AIR TANAH

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Paket Pelebaran Jalan RTA Milono Palangkaraya

BAB III LANDASAN TEORI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kerangka Acuan Kerja. Penyusunan AMDAL Pelabuhan Penyeberangan Desa Ketam Putih

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

KATA PENGANTAR. Banjarbaru. Juli 2015 Untuk dan Atas Nama PT PLN (Persero) UIP IX

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN


BAB I PENDAHULUAN. masalah lingkungan dapat dipastikan akan menimbulkan gangguan terhadap

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

PENENTUAN DAERAH PRIORITAS PELAYANAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT TUGAS AKHIR

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

Standar Pelayanan Minimal untuk Permukiman Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 Standar Pelayanan Bidang

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

INTEGRASI AMDAL, UKL DAN UPL DALAM SIKLUS PEMBANGUNAN KEMBALI (REKONSTRUKSI) NAD-NIAS

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL)

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI

MENGUBAH POLA ALIRAN PENYALURAN MIGAS LAPANGAN SINDANGSARI DAN TANJUNGSARI KE STASIUN PENGUMPUL PEGADEN DARI SATU PHASA MENJADI DUA PHASA

Desa Tritih Lor Kecamatan Jeruk Legi

Dasar Hukum yang Digunakan dalam Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

No baik hayati berupa tumbuhan, satwa liar serta jasad renik maupun non-hayati berupa tanah dan bebatuan, air, udara, serta iklim yang saling

Lampiran II : Keputusan Gubernur Papua Nomor : 303 Tahun 2013 Tanggal : 30 Desember 2013

PEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan transportasi menjadi

Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL)

PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN RKL-RPL

KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PELINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Transkripsi:

Lampiran 1a. Matriks Rencana Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Bagian Hulu (Tahap: Prakonstruksi, Konstruksi, Operasi dan Pasca Operasi) Tujuan Rencana Institusi 1. KUALITAS UDARA Penurunan kualitas udara Emisi gas buang dari debu dari kendaraan berat yang digunakan untuk mobilisasi dan demobilisasi peralatan PP No.41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Mencegah atau meminimalkan tingkat pencemaran udara Mesin diesel generator dilengkapi pengendali emisi standar Penyiraman secara rutin sepanjang jalan yang dilalui terutama yang berdekatan dengan pemukiman yang berada dalam batas wilayah studi. Sepanjang jalan yang yang dilewati kendaraan proyek terutama yang melewati permukiman penduduk yang berada dalam batas wilayah studi. Selama mobilisasi dan demobilisasi peralatan berlangsung. Aktivitas konstruksi BS dan GPF Emisi gas dari peralatan utama dari kegiatan operasi produksi di BS dan GPF PP No.41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Kepmen LH No. KEP- 50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan Mencegah atau meminimalkan tingkat pencemaran udara Melengkapi pekerja dengan sarana K3 seperti masker Pengoperasian fasilitas Acid Gas Removal Unit (AGRU) dan Sulfur Recovery Unit (SRU) Pemasangan CEM Melengkapi pekerja dengan sarana K3 Kompleks BS dan GPF Area Sumur, BS dan GPF Selama tahap pembangunan/ konstruksi BS dan GPF Selama operasi BS dan GPF KLH RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -1

2. KEBISINGAN Peningkatan kebisingan Aktivitas pembangunan konstruksi lokasi sumur, BS dan GPF 3. KUALITAS AIR PERMUKAAN Menurunnya kualitas air permukaan Tumpahan tidak sengaja jenis material, ceceran minyak Air formasi dari kegiatan: Pemboran sumur dan operasional BS dan GPF Kep.Men LH No.48/ 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan PP No. 82 tahun 2001 tentang Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kepmen ESDM No. 045 Tahun 2006 tentang Lumpur Bor. Air formasi mengacu: Kepmen LH No. 4 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Minyak dan Gas serta Panas Bumi. PP No. 82 tahun 2001 tentang Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 4. KUALITAS AIR LAUT Menurunnya kualitas air laut. Pemasangan pipa di laut (alternatif 3) Kep.Men.LH No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Tujuan Menjaga agar tidak melebihi buku mutu kebisingan Mencegah pencemaran air permukaan Mencegah pencemaran air permukaan Mencegah pencemaran air laut. Rencana Aktivitas pembangunan yang menimbulkan kebisingan kepada (dekat permukiman) hanya dilakukan pada siang hari Penggunaan earplug atau earmuff Mengelola air buangan yang mengandung limbah sebelum dibuang ke lingkungan sesuai pedoman teknis dari Dirjen Migas Mengolah air formasi ke dalam kolam/bak pengolah limbah (IPAL). Menempatkan petugas pengawas lingkungan yang mengawasi jika terjadi ceceran/tumpahan minyak/oli pada kegiatan konstruksi dan segera dilakukan penanganan pengelolaannya. Membatasi bidang/area kegiatan konstruksi agar peningkatan kekeruhan dapat diminimalkan. sumur, kompleks BS dan GPF Di perairan sekitar lokasi sumur, kompleks BS dan GPF Bak penampung limbah pemboran (IPAL) Sepanjang jalur pipa yang melewati laut. Selama tahap pembangunan konstruksi BS dan GPF Selama tahap pembangunan/ konstruksi BS dan GPF Selama operasional pemboran berlangsung Selama konstruksi di laut berlangsung Institusi RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -2

Tujuan Rencana Institusi 5. EROSI TANAH Hilangnya tanah karena erosi Pembukan dan Erosi tanah yang pematangan lahan diperbolehkan (maks. pada BS dan 9 ton/ha/th karena penggalian jalur solum tanah antara pipa 100-150 cm) 6. GANGGUAN SISTEM IRIGASI DAN DRAINASE Mencegah dan mengurangi tingkat erosi tanah yang hil ang Sesegera mungkin menutup lubang galian dan menanam rumput pioner (leguminose) pada jalur. Pada lokasi BS dan GPF dibuatkan saluran sederhana dan sumur resapan untuk menampung aliran permukaan sehingga tidak mengalir keluar lokasi. Pada lokasi sumur gas dibuatkan saluran drainase di sekeliling lokasi sumur BS, GPF dan sepanjang jalur pipa Sekali selama kegiatan pembukaan dan pematangan lahan Provinsi Migas. Terganggunya sistem drainase dan irigasi Tidak ada genangan pembuatan jalan disebelah hulu lokasi masuk, dan air irigasi normal Mencegah dan mengurangi terjadinya genangan banjir dan terhentinya irigasi lahan sawah. Menyiapkan pipa yang telah disambung/las yang akan ditanam pada perpotongan jalur dengan saluran irigasi atau alur sungai Sesegera mungkin dalam penyalur gas saat memotong sungai dan saluran irigasi. Memasang gorong-gorong pada saluran irigasi yang terpotong jalan masuk dan pipa Memindahkan sementara saluran irigasi saat dan mengembalikan posisi saluran irigasi setelah pemasangan pipa selesai Sepanjang jalur dan jalan masuk ke proyek Sekali selama kegiatan Kab. banggai, Provinsi Migas. RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -3

Tujuan Rencana Institusi 7. KESELAMATAN BERLALULINTAS Rawan terjadinya kecelakaan lalulintas mobilisasi Tidak ada kejadian peralatan dan kecelakaan lalulintas pengangkutan dan kerusakan material. jaringan utilitas yang memotong dan sejajar ruas jalan pengangkutan kondensat lewat transportasi darat Tidak ada kejadian kecelakaan lalulintas kecelakaan lalulintas. kecelakaan lalulintas. Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siang. Penyuluhan kepada sopir angkutan proyek Sosialisasi warga yang bermukim di sekitar rute angkutan akan adanya lalulintas kendaraan proyek dengan menggunakan truk berukuran besar/trailer. Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu 40 km/jam Pemasangan rambu-rambu tanda hati-hati yang dipasang sebelum masuk lokasi kegiatan proyek pada setiap jarak 150 m dan 50 m untuk dua arah Berkoordinasi dan bekerjasama dengan instansi terkait (PLN, PT Telkom, dll) Pemasangan rambu-rambu tanda hati-hati pada galian jalur pipa Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siang Penyuluhan kepada sopir angkutan kondensat Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu 40 km/jam Dalam operasional pengangkutan mengacu pada Skep Dirjen Perhubungan Darat No. SK.725/AJ.302/DRJD/2004 tentang Penyelenggaraan Pengangkutan B3 Sepanjang jalan yang digunakan sebagai rute pengangkutan (dari Kintom sampai Toili Barat) Jalan yang akan dilakukan pemasangan pipa/di setiap perpotongan dengan jalan raya. Sepanjang jalan yang digunakan sebagai rute pengangkutan (dari Kintom sampai dengan Toili Barat) Selama kegiatan mobilisasi peralatan dan pengangkutan material berlangsung Selama kegiatan berlangsung Selama kegiatan pengangkutan kondensat lewat transportasi darat berlangsung. Dinas Perhubungan Dinas Perhubungan, Provinsi Migas., Provinsi Migas. RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -4

TAHAP PASCA OPERASI Tidak ada kejadian demobilisasi kecelakaan lalulintas peralatan 8. KERUSAKAN JALAN DAN JEMBATAN Tujuan Rencana Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siang Penyuluhan kepada sopir angkutan Sosialisasi kepada warga yang bermukim di sekitar rute angkutan akan adanya lalulintas kendaraan proyek yang menggunakan kendaraan besar. Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu 40 km/jam Sepanjang jalan yang digunakan sebagai rute pengangkutan (dari Kintom sampai dengan Toili Barat) Selama kegiatan demobilisasi peralatan Institusi Dinas Perhubungan, Provinsi Migas. Kerusakan jalan akibat beban yang melebihi kekuatan perkerasan jalan atau kekuatan jembatan. Mobilisasi peralatan Terjadinya kerusakan dan material jalan/jembatan kerusakan jalan/jembatan serta mengembalikan kondisi perkerasan/jembatan seperti semula bila terjadi kerusakan. Perbaikan ringan selama masih digunakan untuk lalulintas kendaraan angkutan material dengan cara diberi tanah urug kemudian dipadatkan diberi penutup latasir. Pembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan konstruksi Pengangkutan lewat jalur laut bila jembatan tidak memungkinkan dilalui Jika terjadi kerusakan, maka perbaikan jalan/jembatan harus berkoordinasi dengan Kimpraswil untuk menentukan persentase sumber penyebab kerusakan, mengingat banyak pihak lain yang memanfaatkan jalan yang sama. Sepanjang ruas jalan yang digunakan sebagai rute angkutan material Selama tahap konstruksi Dinas Perhubungan, Provinsi Migas. RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -5

Tujuan Rencana Institusi Kerusakan jalan akibat beban yang melebihi kekuatan perkerasan jalan atau kekuatan jembatan. Mobilisasi peralatan dan pengangkutan kondensat Terjadinya kerusakan jalan/jembatan Adanya keluhan dari warga yang tinggal di sekitar jembatan kerusakan jalan/jembatan serta mengembalikan kondisi perkerasan/jembatan seperti semula bila terjadi kerusakan. Perbaikan ringan bila terjadi kerusakan jalan segera mungkin dengan cara diberi tanah urug/sirtu kemudian dipadatkan serta diberi lapis penutup latasir (lapis tipis aspal pasir). Perbaikan jalan/jembatan harus berkoordinasi dengan Kimpraswil Kabupaten untuk menentukan persentase sumber penyebab kerusakan, mengingat banyak pihak lain yang memanfaatkan jalan yang sama. Pembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan konstruksi Sepanjang ruas jalan yang digunakan sebagai rute pengangkutan Selama operasional Dinas Perhubungan, Provinsi Migas. TAHAP PASCA OPERASI Demobilisasi Terjadinya kerusakan peralatan yang jalan/jembatan menggunakan Adanya keluhan dari kendaraan berat warga yang tinggal di sekitar jalan/jembatan kerusakan jalan/jembatan serta mengembalikan kondisi perkerasan/jembatan seperti semula bila terjadi kerusakan. Perbaikan ringan bila terjadi kerusakan jalan dengan cara diberi tanah urug/sirtu kemudian dipadatkan serta diberi lapis penutup latasir. Pembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan konstruksi. Pengangkutan lewat jalur laut bila jembatan tidak memungkinkan untuk dilalui. Sepanjang ruas jalan yang digunakan sebagai rute pengangkutan Selama demonilisasi Dinas Perhubungan, Provinsi Migas. RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -6

Tujuan Rencana Institusi 9. KELANCARAN LALULINTAS Rawan terjadinya kemacetan lalulintas mobilisasi Terjadinya tundaan dan demobilisasi lalulintas peralatan dan (Bertambahnya waktu tenaga kerja tempuh) Terjadinya antrian kendaraan pada dua arah kemacetan lalulintas Adanya petugas yang mengatur arus lalulintas Adanya petugas yang mengatur arus lalulintas Pemasangan pipa secara bertahap (separuh jalan sehingga tidak menutup jalan secara total). Jalur mobilisasi dan demobilisasi peralatan material dan tenaga kerja Di ruas-ruas jalan yang akan terpotong oleh pipa transmisi gas (khusus open cut) Selama kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan material dan tenaga kerja berlangsung Selama kegiatan berlangsung Dinas Perhubungan 10. VEGETASI Keanekaragaman dan kerapatan vegetasi Land clearing menyebabkan lahan menjadi terbuka, sehingga terjadi penurunan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi Pemasangan pipa Perubahan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi darat Mempertahankan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi Revegetasi di sekitar lokasi kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan konstruksi dan operasional. Sekitar lokasi sumur pengembangan, BS dan GPF Sekali selama pembukaan lahan TAHAP PASCA OPERASI revegetasi Perubahan yang dilakukan keanekaragaman setelah penutupan sumur produksi jenis dan kerapatan vegetasi darat Mengembalikan dan meningkatkan kerapatan dan keanekaragaman vegetasi di areal yang dulu digunakan untuk kegiatan operasional sumur produksi Restorasi atau pemulihan ke kondisi semula Melakukan revegetasi dengan tanaman lokal sesuai luas lahan yang digunakan Pada areal yang dulu digunakan untuk kegiatan eksploitasi gas Satu kali setelah kegiatan operasi berakhir RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -7

Tujuan Rencana Institusi 11. SATWA Keaneka ragaman jenis dan kelimpahan satwa Land clearing menyebabkan penutupan lahan oleh vegetasi sebagai habitat satwa hilang, sehingga dapat menurunkan keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa Pemasangan pipa alternatif 1,2,3. Perubahan dan tingkat keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa Mencegah penurunan kelimpahan dan keanekaragaman satwa Land clearing dan pemasangan pipa alternatif 1,2 Revegetasi di sekitar lokasi kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan konstruksi dan operasional. Mempertahankan habitat satwa darat diantaranya dengan meminimalkan pembukaan lahan terbatas pada lokasi yang digunakan untuk lokasi sumur, fasilitas produksi, jalur pipa, lokasi BS dan GPF Sekitar sumur pengembangan dan sekitar pipa Selama konstruksi Pemkab Kab. Pemasangan pipa alternatif 3 Pemasangan pipa konstruksi dilakukan bersamaan dengan kegiatan JOB Pertamina Senoro RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -8

Tujuan Rencana Institusi Keaneka ragaman jenis dan kelimpahan satwa TAHAP PASCA OPERASI revegetasi yang dilakukan setelah penutupan sumur produksi, jalur pipa, BS dan GPF Perubahan dan tingkat keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa Mengembalikan dan meningkatkan kelimpahan dan keanekaragaman satwa di areal yang dulu digunakan untuk kegiatan operasional Restorasi atau pemulihan ke kondisi semula Melakukan revegetasi dengan tanaman lokal sesuai luas lahan yang digunakan Pada areal yang dulu digunakan untuk kegiatan eksploitasi gas Satu kali setelah kegiatan operasi berakhir 12. BIOTA AIR TAWAR Keaneka ragaman jenis dan kelimpahan biota air sungai (plankton, benthos, ikan) Pembuangan air lokasi sumur, sisa uji hidrostatik dari kegiatan Konstruksi Block Station (BS) dan Fasilitas Produksi Gas (GPF) Pemboran sumur pengembangan operasi produksi di GPF Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air sungai Perubahan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air atau indeks diversitas penurunan keanekaragaman dan kelimpahan biota air sungai penurunan keanekaragaman dan kelimpahan biota sungai Air sisa uji hidrostatik dari kegiatan konstruksi BS dan GPF serta sebelum dibuang ke sungai diolah terlebih dahulu apabila tidak memenuhi baku mutu lingkungan Pengolahan limbah cair sebelum dibuang ke badan air konstruksi BS dan GPF Pada lokasi pepipaan Sumur pemboran dan lokasi GPF Selama konstruksi Selama operasional 13. BIOTA AIR LAUT Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air laut (plankton, benthos, ikan, terumbu karang) Pemasangan jalur Perubahan pipa keanekaragaman jenis alternatif 3 dan kelimpahan biota air atau indeks diversitas penurunan keanekaragaman dan kelimpahan biota air laut Pemasangan pipa dilakukan bersamaan dengan kegiatan JOB Pertamina Senoro Rehabilitasi terumbu karang di sekitar lokasi kegiatan Sekitar kegiatan Selama konstruksi RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -9

Tujuan Rencana Institusi 14. POLA KEPEMILIKAN LAHAN Perubahan pola kepemilikan lahan TAHAP PRAKONSTRUKSI Persentase perubahan pembebasan lahan kepemilikan lahan dan tanam tumbuh dalam Memperoleh kepastian kepemilikan lahan yang akan dibebaskan besrta nilai penggantian lahan dan proses pembayarannya Melaksanakan sosialisasi kepada perihal kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh Mendata hak kepemilikan lahan yang akan dibebaskan Menetapkan harga penggantian lahan sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan beserta proses pembayarannya Koordinasi dengan instansi terkait: Tim-9 dan BPN. Proses pengadaan lahan digambarkan pada Gambar 3.2. Diagram Alir Proses Pengadaan Lahan. Satu kali selama kegiatan pembebasan lahan Pertanahan 15. KESEMPATAN BERUSAHA Adanya kesempatan berusaha bagi sekitar pemboran sumur pengembangan Operasi produksi di GPF Jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau mengembangkan jenis usaha yang dapat mendukung kegiatan operasional pengembangan gas dan dapat memenuhi kebutuhan para karyawan seperti penginapan/koskosan, warung makan, toko kelontong, dan sebagainya Memaksimalkan jumlah penduduk lokal yang dapat berpartisipasi dalam operasional pengembangan gas atau membuka dan mengembangkan usaha Melakukan proses lelang untuk subkontraktor lokal agar dapat terlibat dalam berbagai kegiatan operasional pengembangan gas Matindok Memberikan kemudahan dan atau bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan berpartisipasi dalam peluang usaha yang ada, misalnya dengan memberikan pinjaman atau bantuan modal bergulir Enam bulan sekali selama tahap operasi Kab Disperindag RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -10

Tujuan Rencana Institusi 16. PROSES SOSIAL Gangguan proses sosial TAHAP PRAKONSTRUKSI Munculnya pembebasan lahan ketidakpuasan warga dan tanam tumbuh terkait pembebasan lahan dan tanam tumbuh Mencegah munculnya konflik antar pemilik lahan dan antara pemilik lahan dengan pemrakarsa Melaksanakan sosialisasi kepada perihal kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh Mendata hak kepemilikan lahan yang akan dibebaskan Menetapkan harga penggantian lahan sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan beserta proses pembayarannya Melakukan koordinasi dengan instansi terkait: Tim-9 dan BPN Proses pengadaan lahan secara lebih rinci digambarkan seperti pada Gambar 3.2. Diagram Alir Proses Pengadaan Lahan Dua kali sebelum dan selama proses pembebasan lahan Pertanahan Kab. Konstruksi Block Station (BS) dan Fasilitas Produksi Gas (GPF) Pemasangan pipa Munculnya kecemburuan atau konflik antara penduduk lokal dengan pendatang yang umumnya mempunyai kesempatan kerja, kesempatan usaha dan tingkat pendapatan lebih baik dibandingkan penduduk lokal. Mencegah dan atau mengurangi munculnya konflik antar pihak terkait, serta menanggulangi konflik yang kemungkinan terjadi Sosialisasi rencana kegiatan kepada warga Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kean seperti temu warga dan kegiatan sosial atau keagamaan Enam bulan sekali selama tahap konstruksi Tenaga Kerja Kab. RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -11

Gangguan proses sosial penerimaan tenaga kerja Munculnya kecemburuan, ketidak harmonisan hubungan sosial dalam bahkan konflik khususnya antara penduduk/tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja pendatang Tujuan Mencegah dan atau mengurangi munculnya konflik antar pihak terkait khususnya penduduk lokal denganpendatang serta menanggulangi konflik apabila terjadi Rencana Memberikan informasi tentang peluang kerja secara transparan kepada warga di sekitarnya, baik tentang jumlah tenaga kerja, kualifikasi (pendidikan dan ketrampilan) yang dibutuhkan dan proses seleksinya. Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuai kebutuhan Enam bulan sekali selama tahap operasi Institusi Kab Tenaga Kerja Kab. Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkan operasi produksi di GPF Proses seleksi tenaga unskill dilakukan dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum (misalnya KUD) dan untuk tenaga kerja skill dengan melibatkan institusi rekrutmen ketenagakerjaan berskala regional dan nasional. Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan bersama dengan penduduk lokal seperti temu warga, perayaan hari besar agama/nasional, bakti sosial dan kegiatan sosial atau keagamaan lainnya RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -12

Tujuan Rencana Institusi 17. PELAPISAN SOSIAL Munculnya pelapisan sosial dalam operasi produksi di GPF Munculnya kelaskelas atau strata sosial yang baru di wilayah studi akibat banyaknya pendatang dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan penghasilan yang jauh berbeda dengan penduduk lokal Adanya pola/gaya hidup para pendatang yang jauh berbeda dengan penduduk lokal Mencegah atau meminimalkan munculnya kelas-kelas sosial baru dalam Berbagai fasilitas untuk karyawan seperti pendidikan, kesehatan, olah raga dan ibadah tidak bersifat eksklusif, namun warga sekitar juga dapat memanfaatkannya Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan bersama dengan penduduk lokal seperti temu warga, perayaan hari besar agama/nasional, bakti sosial dan kegiatan sosial atau keagamaan lainnya Enam bulan sekali selama tahapoperasi Tenaga Kerja Kab. 18. SIKAP DAN PERSEPSI MASYARAKAT Sikap dan persepsi negatif TAHAP PRAKONSTRUKSI Adanya sikap dan pembebasan lahan persepsi negatif dan tanam tumbuh terkait proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh Mencegah munculnya sikap dan persepsi negatif Memberikan informasi secara transparan kepada tentang proses pembebasan lahan untuk proyek Mendata hak kepemilikan lahan yang akan dibebaskan Menetapkan harga penggantian lahan sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan beserta proses pembayarannya Melakukan koordinasi dengan instansi terkait: Tim-9 dan BPN Proses pengadaan lahan secara lebih rinci digambarkan pada Gambar 3.2. Diagram Alir Proses Pengadaan Lahan Dua kali sebelum dan setelah proses pembebasan lahan Pertanahan Kab. RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -13

Tujuan Rencana Institusi Sikap dan persepsi negatif mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja konstruksi BS dan GPF Adanya dampak komponen fisik: peningkatan kadar debu, kebisingan, dan gangguan transportasi Munculnya kecemburuan atau konflik antara penduduk lokal dengan pendatang yang umumnya mempunyai kesempatan kerja, kesempatan usaha dan tingkat pendapatan lebih baik dibandingkan penduduk lokal. Mencegah atau mengurangi adanya sikap dan persepsi negatif Menanggulangi dampak komponen fisik Melakukan sosialisasi setiap rencana kegiatan kepada Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan bersama antara pendatang dengan penduduk lokal dalam berbagai kegiatan sosial kean dan keagamaan Enam bulan sekali selama tahap konstruksi Tenaga Kerja penerimaan tenaga kerja Munculnya konflik atau ketidak harmonisan hubungan sosial dalam, khususnya antara penduduk/ tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja pendatang Mencegah atau mengurangi adanya sikap dan persepsi negatif. Memberikan informasi tentang peluang kerja secara transparan kepada warga di sekitarnya, baik tentang jumlah tenaga kerja, kualifikasi (pendidikan dan ketrampilan) yang dibutuhkan dan proses seleksinya. Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuai kebutuhan Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkan Proses seleksi tenaga unskill dilakukan dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum (misalnya KUD) dan untuk tenaga kerja skill dengan melibatkan institusi rekrutmen ketenagakerjaan berskala regional dan nasional. Enam bulan sekali selama tahap operasi EP PPGM Kab Tenaga Kerja RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -14

Tujuan Rencana Institusi Sikap dan persepsi negatif operasi produksi di GPF Adanya dampak fisik kegiatan: peningkatan kadar debu, kebisingan, dan gangguan transportasi Munculnya kecemburuan atau konflik antara penduduk lokal dengan pendatang yang umumnya mempunyai kesempatan kerja, kesempatan usaha dan tingkat pendapatan lebih Munculnya kelas-lekas atau strata sosial yang baru di wilayah studi akibat timpangnya pendidikan, ketrampilan, dan penghasilan antara penduduk lokal dengan para pendatang. Mencegah atau mengurangi adanya sikap dan persepsi negatif. Sosialisasi rencana kegiatan kepada warga Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan bersama dengan penduduk lokal seperti temu warga, perayaan hari besar agama/nasional, bakti sosial dan kegiatan sosial atau keagamaan lainnya. Berbagai fasilitas untuk karyawan (pendidikan, OR, kesehatan, ibadah) tidak bersifat eksekutif, tapi dapat pula dimanfaatkan warga sekitar. Enam bulan sekali selama tahap operasi EP PPGM Kab Tenaga Kerja TAHAP PASCA OPERASI penglepasan tenaga kerja Jumlah keluhan, protes dan penilaian negatif terhadap munculnya pengangguran Mencegah dan atau mengurangi adanya sikap dan persepsi negatif Penguatan jaringan komunikasi sosial melalui sosialisasi sebelum kegiatan penglepasan tenaga kerja Membantu meningkatkan ketrampilan melalui pelatihan kewirausahaan atau ketrampilan Sebelum dan selama kegiatan penglepasan tenaga kerja Kab Tenaga Kerja RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -15

19. SANITASI LINGKUNGAN Tujuan Rencana Institusi Penurunan kualitas sanitasi lingkungan Adanya limbah padat konstruksi dan limbah padat serta limbah cair domestik para pekerja kegiatan: konstruksi BS dan GPF Terbatasnya fasilitas MCK yang memadahi Tidak adanya lokasi penampungan limbah padat konstruksi Agar kondisi sanitasi lingkungan tetap terjaga secara baik Disediakan bak/penampung limbah padat konstruksi Disediakan bak/penampung limbah padat domestik para pekerja Adanya fasilitas MCK yang memadahi Diadakan himbauan terhadap para pekerja dan penduduk sekitar proyek tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS) Di sekitar lokasi pembangunan BS dan GPF Sekali selama pembangunan BS dan GPF, serta PT Pertamina EP Bapedal Kab. Bangai Dinas Kesehatan 20. TINGKAT KESEHATAN MASYARAKAT Sosialisasi kepada para pekerja dan penduduk sekitar tentang hidup bersih lingkungan Disediakan MCK sementara Sepanjang jalur Penurunan tingkat kesehatan pemboran sumur pengembangan Operasional produksi di GPF Adanya gangguan kesehatan yang dialami oleh para pekerja dan di sekitarnya akibat adanya debu, emisi gas, kebisingan, dan air limbah dari kegiatan pemboran dan operasi produksi di GPF. Kemungkinan timbulnya atau berkembangnya jenisjenis penyakit menular seksual (PMS) dan berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh kegiatan operasi produksi GPF. Untuk menekan timbulnya berbagai jenis penyakit pada saat kegiatan pemboran sumur pengembangan dan operasional produksi di GPF Mengelola sumber dampak adanya debu dan emisi gas. Mengelola air limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Melengkapi pekerja dengan sarana K3. Mengadakan penyuluhan tentang Pola Bersih dan Sehat (PHBS) bagi pekerja dan sekitar. Memberikan pemeriksaan dan atau pengobatan masal gratis bagi pekerja dan sekitarnya Di sekitar lokasi operasional pemboran sumur pengembangan Di sekitar lokasi operasi produksi di GPF Selama operasional pemboran sumur pengembangan dan operasional produksi di GPF Penyuluhan, pengobatan gratis dan pembinaan pos yandu diadakan 6 bulan sekali PT Pertamina EP Bapedal Kab. Bangai Dinas Kesehatan Bappedal RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -16