III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan April 2010 di

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

3 Metodologi Penelitian

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini modifikasi sifat polimer telah banyak dikembangkan dalam

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu pada bulan Februari hingga Mei

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu dari bulan Mei sampai Oktober

III. METODE PENELITIAN. preparsai sampel dan pembakaran di furnace di Laboratorium Fisika Material

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian terhidung sejak bulan Juni 2013 sampai dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Juli hingga September 2012 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Agustus Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2014 sampai dengan Maret 2015

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2012 sampai Agustus 2013,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan maret sampai juli 2013, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2012 sampai dengan

Bab III Metodologi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

L A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Januari hingga April

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Polimer Jurusan Kimia Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

3 Metodologi penelitian

3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Mei hingga Agustus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan selama 4 bulan yaitu dari bulan November2014 hingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1 Dokumentasi Serbuk Rami padi yang telah di blender.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai November 2014, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

III. PROSEDUR PERCOBAAN. XRD dilakukan di Laboratorium Pusat Survey Geologi, Bandung dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu pada bulan Juni hingga Desember

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Di alam terdapat ribuan jenis bakteri dan setiap jenis mempunyai sifat-sifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3. Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan November 2014.

METODELOGI PENELITIAN. Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4

III. METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan selama 6 bulan yaitu dari bulan Mei s.d. Oktober 2015,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

3. Metodologi Penelitian

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari

Bab III Metoda Penelitian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari sampai dengan bulan Juni

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

847 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan April 2010 di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta. Analisis dilaksanakan di Laboratorium Biomassa Universitas Lampung dan BATAN Serpong serta uji aktivitas antibakteri dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan 1. Peralatan yang digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu refluks dan kondensor, penangas air, oven, neraca analitik, thermometer, tabung polimerisasi, peralatan gelas, sumber radiasi gamma, cawan petri, alat Tensile Strength, Spektroskopi FT-IR, XRD dan SEM 2. Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah film polietilen jenis HDPE komersial, 4-vinil piridin Wako-Japan, glisidil metakrilat Wako-Japan, etilen diamin, dimetilformamida, metanol, aseton, aquades, media nutrient agar dan sample bakteri.

48 C. Metodelogi Penelitian 1. Pemurnian Polietilen Perlakuan pertama adalah pemurnian film polietilen (PE) dari bahan aditif yang terkandung di dalamnya yang akan digunakan untuk percobaan selanjutnya. Film PE yang digunakan terbuat dari PE komersial dengan kerapatan tinggi (HDPE) dengan ketebalan 100 μm dan ukuran 3 x 10 cm 2. Film tersebut direfluks dengan metanol selama 8 jam pada suhu 65 C untu menghilangkan bahan pengotor dan aditif yang ada pada HDPE, kemudian dikeringkan. Film PE yang telah kering selanjutnya dianalisis dengan FT-IR untuk mendapatkan fungsionalitas acuan, sehingga perubahan fungsionalitas setelah film PE tercangkok dengan 4-vinil piridin dan glisidil metakrilat dapat diketahui. 2. Kopolimerisasi Cangkok 4-Vinil Piridin (4VP) pada Film PE a. Pengaruh dosis total radiasi gamma terhadap reaksi kopolimerisasi polietilen tercangkok 4-Vinil Piridin (PE-g-4VP) Film PE diradiasi dengan sinar gamma ( ) menggunakan Iradiator Panorama Serbaguna (IPRASENA). Sumber radiasi berasal dari sumber isotop Co 60 dengan variasi dosis radiasi masing-masing 10, 15, 20, 25 dan 30 kgy (1 kgy = 1 kilojoule/kg sampel), variasi dosis ini merupakan dosis radiasi yang cukup tinggi untuk polietilen sehingga dapat membentuk pusat aktif radikal yang banyak (Gatot, 1997). Radiasi dilakukan di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta. Film PE yang

49 telah diradiasi dimasukan ke dalam tabung polimerisasi yang telah terisi 4-vinil piridin dengan konsentrasi 10% dalam aquades. Kemudian tabung polimerisasi diletakan di atas penangas air pada suhu 60 o C selama 4 jam dan di aliri gas N 2. Setelah reaksi polimerisasi, film PE dikeluarkan dari tabung polimerisasi, lalu direfluks dengan air pada suhu 80 o C dan metanol pada suhu 60 o C selama 2 jam, untuk menghilngkan homopolimer yang terbentuk atau sisa 4-VP yang tidak tercangkok ke film PE, kemudian dikeringkan pada suhu 40 o C selama 2 jam untuk mendapatkan berat konstan dan menghasilkan PE tercangkok 4-VP dengan dosis radiasi yang optimum. Persen pencangkokan (%G) ditentukan berdasarkan perbandingan berat rantai akibat pencangkokan pada film PE (selisih berat PE setelah dan sebelum tercangkok) dengan berat awal PE film sebelum dicangkok, dengan rumus sebagai berikut (Irwan et al., 2002). Berat rantai grafting Persen grafting (%)= x100% Berat awal PE b. Pengaruh konsentrasi 4-VP terhadap reaksi kopolimerisasi cangkok 4-VP pada film polietilen Untuk mempelajari pengaruh konsentrasi monomer 4VP, empat lembar film PE iradiasi dengan dosis optimum dimasukkan ke dalam tabung polimerisasi bersama-sama dengan monomer 4VP dengan variasi konsentrasi masingmasing 2,5%, 5%, 10%, dan 15%. Tabung diletakkan di atas penangas air pada suhu 60 o C selama 4 jam dan dialiri gas N 2. Setelah reaksi kopolimerisasi, film PE dikeluarkan dari tabung polimerisasi, lalu dicuci dengan air pada suhu 80 o C. Film PE direfluks kembali menggunakan metanol untuk menghilangkan homopolimer yang terbentuk atau sisa 4VP yang tidak berpolimerisasi, lalu

50 dikeringkan pada suhu 40 o C selama 2 jam untuk mendapatkan berat yang konstan dan menghasilkan PE-g-4VP dengan konsentrasi maksimum. c. Pengaruh variasi waktu reaksi terhadap reaksi kopolimerisasi PE-g-4VP Film PE iradiasi dengan dosis optimum dimasukan ke dalam tabung bersamasama dengan 4-VP dengan konsentrasi optimum lalu tabung diletakkan di atas penangas air pada suhu 60 o C dengan waktu reaksi masing-masing 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 jam serta dialiri gas N 2. Setelah reaksi kopolimerisasi berlangsung, sampel film PE diperlakukan seperti percobaan sebelumnya hingga diperoleh PE tergrafting 4-VP dengan dosis radiasi optimum, konsentrasi 4-VP dan waktu polimerisasi 4VP yang optimum. d. Pengaruh konsentrasi pelarut terhadap PE-g-4VP Untuk mempelajari pengaruh pelarut terhadap grafting 4-VP pada polietilen, Film PE iradiasi di masukan kedalam tabung yang telah terisi monomer 4VP dengan konsentrasi 10% (v/v) menggunakan variasi pelarut yaitu metanol, Air, methanol masing-masing 5%, 10%, 20% dan 40%. Tabung diletakan dalam penangas air pada suhu 60 o C dengan waktu optimum yang didapatkan pada percobaan diatas serta dialiri gas nitrogen selama proses reaksi berlangsung. Setelah reaksi kopolimerisasi, film PE dikeluarkan dari tabung polimerisasi, lalu dicuci dengan air pada suhu 80 o C. Kemudian direfluks menggunakan metanol untuk menghilangkan homopolimer. Film PE-g-4VP dikeringkan pada suhu 40 o C selama 2 jam untuk mendapatkan berat yang konstan dan menghasilkan kopolimer PE-4VP dengan dosis radiasi optimum,

51 konsentrasi 4VP dan waktu reaksi kopolimerisasi yang optimum serta pelarut yang sesuai. 3. Kopolimerisasi Cangkok Glisidil Metakrilat (GMA) pada Film Polietilen a. Pengaruh konsentrasi GMA terhadap reaksi kopolimerisasi cangkok GMA pada film polietilen Untuk mempelajari pengaruh konsentrasi monomer GMA, empat buah film PE yang telah diradiasi dengan dosis maksimum yang di dapatkan pada percobaan sebelumnya dimasukkan ke dalam tabung polimerisasi bersamasama dengan GMA dengan variasi konsentrasi 5%, 10%, dan 15%. Kemudian tabung polimerisasi diletakkan di atas penangas air pada suhu 60 o C selama 4 jam dan dialiri gas N 2. Setelah reaksi polimerisasi, film PE diperlakukan seperti percobaan diatas hingga diperoleh PE tercangkok GMA dengan dosis radiasi dan konsentrasi GMA yang optimum. b. Pengaruh variasi waktu reaksi terhadap kopolimerisasi cangkok GMA pada film polietilen Film PE yang telah diradiasi dengan dosis maksimum yang didapatkan pada percobaan diatas dimasukkan ke dalam tabung polimerisasi bersama-sama dengan GMA pada konsentrasi maksimum yang didapat pada percobaan sebelumnya kemudian tabung polimerisasi diletakkan di atas penangas air pada suhu 60 o C selama 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 jam serta dialiri gas N 2. Setelah reaksi kopolimerisasi, film PE diperlakukan seperti percobaan sebelumnya hingga diperoleh PE-g-GMA dengan dosis radiasi, konsentrasi GMA dan waktu kopolimerisasi GMA yang optimum.

52 c. Pengaruh pelarut terhadap proses kopolimerisasi PE-g-GMA Film PE yang telah diradiasi dengan dosis maksimum yang didapatkan pada percobaan diatas dimasukan kedalam tabung polimerisasi yang telah terisi GMA dengan konsentrasi optimum masing-masing menggunakan variasi pelarut yaitu aseton, metanol dan air. Kemudian tabung diletakan dalam penangas air pada suhu 60 o C selama waktu optimum yang didapatkan pada percobaan diatas serta dialiri gas nitrogen selama proses reaksi berlangsung. Setelah reaksi kopolimerisasi berlangsung, film PE diperlakukan seperti percobaan sebelumnya hingga diperoleh PE-g-GMA dengan dosis radiasi optimum, konsentrasi dan waktu kopolimerisasi yang optimum serta pelarut yang sesuai. d. Reaksi aminasi film polietilen tercangkok glisidil metakrilat (PE-g-GMA) dengan etilendiamin (En) Film PE-g-GMA dengan berat tertentu dicelupkan ke dalam larutan 20 ml dimetilformamida (DMF) yang mengandung En lalu reaksi dilangsungkan pada 70 C selama 3 jam. Setelah reaksi, film PE lalu diangkat dari larutan kemudian dicuci dengan DMF dan dihitung jumlah En yang bereaksi dengan gugus epoksi pada GMA menggunakan analisis elementer (metoda Kjeldahl). 4. Karakterisasi kopolimerisasi cangkok a. Karakterisasi dengan Spektroskopi FT-IR (Fourier Transform Infra Red) Karakteristik utama sampel yang akan berubah mengikuti tahapan proses kopolimerisasi yang dilakukan adalah fungsionalitas film terkopolimerisasi. Untuk memantau perubahan ini, sampel akan dianalisis dengan FTIR. Sesuai

53 dengan tahapan proses cangkok yang terlibat, sampel yang akan dianalisis meliputi film polietilen (PE) sebagai kontrol, film PE-4VP, film PE-GMA, dan PE-GMA-aminasi. b. Karakterisasi dengan SEM (Scanning Electron Microscopy) Pada penelitian ini karakterisasi dengan SEM dilakukan untuk melihat perubahan karakteristik morfologi permukaan sampel mengikuti tahapan proses kopolimerisasi cangkok yang dilakukan, tampilan gambar SEM merupakan tampilan gambar tiga dimensi. Sampel yang akan dianalisis meliputi sampel film polietilen (PE) sebagai kontrol, film PE-g-4VP, PE-g- GMA dan film PE-g-GMA-aminasi. Adapun langkah-langkah dalam uji SEM ini adalah sebagai berikut: 1. Sampel yang akan dianalisis disiapkan dan direkatkan pada spesimen holder (Dolite, double sticy tape). 2. Sampel yang telah dipasang pada holder kemudian dibersihkan dengan Hand Blower. 3. Sampel dimasukan dalam mesin couting untuk diberi lapisan tipis yang berupa gold-poladium selama 4 menit sehingga menghasilkan lapisan dengan ketebalan 200-400 Å. 4. Sampel dimasukan ke dalam Specimen Chamber. 5. Pengamatan dan pengambilan gambar pada layer SEM dengan mengatur pembesaran yang diinginkan. 6. Penentuan spot untuk analisis pada layer SEM. 7. Pemotretan gambar SEM.

54 c. Karakterisasi Sampel menggunakan XRD Karakterisasi menggunakan XRD bertujuan untuk melihat struktur kristalinitas PE sebelum dan setelah mengikat kitosan. Sumber sinar radiasi yang digunakan adalah Kα dari Cu. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis menggunakan XRD adalah sebagai berikut: 1. Sampel yang akan dianalisis disiapkan dan direkatkan pada kaca, kemudian dipasang pada tempatnya yang berupa lempeng tipis berbentuk persegi panjang (sampel holder) dengan bantuan malam (llin perekat). 2. Sampel yang disimpan dipasang pada sampel holder kemudian dilekatkan pada sampel stand dibagian goniometer. 3. Parameter pengukuran dimasukan pada softwere pengukuran melalui komputer pengontrol, yaitu meliputi penentuan scan mode, penentuan rentang sudut, kecepatan scan cuplikan, memberi nama cuplikan dan memberi nomor urut file data. 4. Alat difraktometer dioperasikan dengan perintah Start pada menu komputer, dimana sinar-x akan meradiasi sampel yang terpancar dari target Cu dengan panjang gelombang 1,5406 Å. 5. Hasil difraksi dapat dilihat pada komuter dan intensitas difraksi pada sudut 2 tertentu dapat dicetak oleh mesin printer. Sampel dari sampel holder diambil setelah pengukuran cuplikan selesai. d. Analisis Tensile Strength (Tegangan Putus) Tegangan putus sampel ditentukan dengan menggunakan alat Tensil Strength Strograph. Sebelum pengukuran, film dicetak terlebih dahulu dengan alat

55 pencetak kemudian diukur tebal, dan panjangnya. Sampel dijepit pada kedua ujungnya kemudian ditarik oleh sebuah beban sampai putus. Jarak perjalanan pendulum setelah sampel putus diambil sebagai kekuatan tarik. e. Uji Swelling Uji swelling dilakukan dengan cara perendaman film PE tercangkok dengan berbagai persen kopolimerisasi (%G) masing-masing dalam pelarut air, metanol dan benzena pada suhu 25 C selama 24 jam. Setelah perendaman, film PE diangkat dari larutan, sisa pelarut pada permukaan film dikeringkan dengan kertas saring. Persen swelling terhadap beberapa pelarut ditentukan berdasarkan perbandingan selisih berat antara film PE tercangkok setelah perendaman(w t ) dan sebelum perendaman (W 0 ). Wt Wo Persen swelling (%) = x 100% Wo 5. Uji aktivitas Antibakteri film PE-g- 4VP dan PE-g-GMA-En Untuk melihat kemampuan film PE tercangkok 4VP dan GMA teraminasi dalam menghambat pertumbuhan bakteri, dalam penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen perairan seeperti E. Coli dan S. Aureus. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Penyiapan Media Uji Isolat bakteri dipindahkan ke media NA dengan teknik agar miring untuk memperoleh pertumbuhan optimum dan kemurniam bakteri E.Coli dan

56 S.aureus. Penyiapan media uji, dilakukan dengan pembuatan NA. Sebanyak 2,8 gram NA dilarutkan dalam 100 ml akuades, selanjutnya media dipanaskan dan disterilkan dengan autoclave pada suhu 121 o C, tekanan 1 atm selama 1 jam. Media NA steril kemudian dituangkan pada cawan sebanyak 15 ml/cawan serta dipadatkan sebagai lapisan satu (lapisan dasar) dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Jika tidak terlihat adanya kontaminan, maka media ini dapat digunakan untuk pengujian sampel. b. Pengujian Daya Antibakteri dengan Metode Difusi Agar Masing-masing sebanyak 2-3 ose bakteri E.Coli dan S.aureus diencerkan dengan 2 ml akuades steril dan dicampurkan ke dalam 5 ml media NA sebagai suspensi bakteri. Kemudian suspensi bakteri tersebut dituangkan diatas 15 ml media NA lapisan 1, lalu digoyang perlahan sehingga homogen dan dibiarkan membeku. Sampel uji PE standar, PE tercangkok 4-vinil piridin (PE-g-4VP) dan PE tercangkok glisidil metakrilat (PE-g-GMA) teraminasi diletakan pada permukaan agar, dimana satu paper disk diberi larutan uji sebagai kontrol negatif (metanol) dan satu paper disk lagi diberi larutan uji sebagai kontrol positif (kloramfenikol). Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C dan diamati zona hambatnya.