MIKROORGANISME LOKAL (MOL) BUAH PISANG DAN PEPAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN UBI JALAR (Ipomea batatas L)

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

LAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI.

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

I. PENDAHULUAN. Pertanian organik merupakan sistem managemen produksi yang dapat. tanaman. Dalam pelaksanaannya pertanian organik menitikberatkan pada

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

PENGARUH KOMBINASI TAKARAN PUPUK UREA DAN SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L,) Alumni Fakultas Pertanian 2)

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

I. PENDHULUAN. pertanian dalam pembangun suatu perekonomian adalah menghasilkan bahan pangan

Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

Vol 3 No 1. Januari Maret 2014 ISSN :

Pengaruh Pupuk Organik Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa

I. PENDAHULUAN. Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL ) terbuat dari bahan-bahan alami,

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L) DENGAN PEMBERIAN ABU JERAMI DAN ABU SEKAM PADI

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

Gusti Handayani, Jonatan Ginting, Haryati Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan Corresponding author:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

PEMBUATAN KOMPOS DENGAN MOL LIMBAH ORGANIK Dini Rohmawati Jurdik Kimia, FMIPA UNY

Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk

RESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK (Vanda douglas L.) TERHADAP PEMBERIAN HORMON TUMBUH ROOT-UP

Pupuk Organik Cair AGRITECH

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Oleh : Yahumri BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) BENGKULU

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETEPENG DAN ABU SABUT KELAPA UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

Medan, November 2010 Ketua peneliti, Luthfi Aziz Mahmud Siregar, SP, MSc, PhD

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH UDANG DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

Magrobis Journal 28. PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA MELALUI PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA MIKRO ORGANISME LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.)

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH TAKARAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAHE MERAH (Zingiber officinale var.rubrum) YANG DITANAM PADA POLYBAG

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

PRAKATA. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan. hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

Wakifatul Hisani, Andi Muhammad Israwan Mallawa

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan-bahan organik yang dibuat menjadi pupuk cair memiliki

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

Pengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi dunia yang dinamis dan semakin terbatasnya cadangan energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Respon Bawang Merah terhadap Berbagai Dosis Ekstrak Kotoran Ayam Potong. Rahman Hairuddin dan Rahmawasiah Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA

PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan krisis energi sampai saat ini masih menjadi salah satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang industri jasa maupun industri pengolahan bahan baku menjadi

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BATANG. DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

Transkripsi:

MIKROORGANISME LOKAL (MOL) BUAH PISANG DAN PEPAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN UBI JALAR (Ipomea batatas L) BANANA AND PAPAYA LOCAL MICROORGANISMS (MOL) ON PLANT GROWTH SWEET POTATO (Ipomea batatas L) Ismaya NR Parawansa * dan Ramli Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa * E-mail: ismaya_p@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui manfaat mikroorganisme lokal (Mol) buah pisang dan pepaya dan dosis Mol yang terbaik terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman ubi jalar (Ipomea batatas L). Dilaksanakan di lahan praktek STPP Gowa, berlangsung dari bulan Juli sampai bulan September 2013. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 macam perlakuan yaitu: M0: Kontrol (tanpa perlakuan), M1: 75 cc Mol L -1 air, M2: 150 cc Mol L -1 air, M3: 200 cc Mol L -1 air. Diulang 3 kali sehingga terdapat 12 petak (demplot) dan diaplikasi sebanyak 3 kali yaitu pada umur 14, 21 dan 27 hari setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis yang terbaik dalam penggunaan Mol terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman ubi jalar (Ipomea batatas L) yaitu 75 cc L -1 air (M1), memberikan panjang batang 387 cm, jumlah daun 287 helai dan jumlah tunas 87 tanaman ubi jalar. Kata kunci: Ubi jalar, mol buah pisang dan pepaya, dosis terbaik ABSTRACT The research aimed to determine the benefits of banana and papaya local microorganisms (Mol) and dose Mol best for vegetative growth of sweet potato (Ipomea batatas L). The practice of land STPP Gowa, July to September 2013. The method used was a randomized block design (RBD) with 4 kinds of treatment are: M0: control (no treatment), M1: 75 cc mole L -1 of water, M2: 150 cc mole L -1 of water, M3: 200 cc mole L -1 of water. Repeated 3 times so that there are 12 plots and applied as much as three times that at the age of 14, 21 and 27 days after planting. The results showed that the best dose to use Mol on vegetative growth of sweet potato (Ipomea batatas L) is 75 cc L-1 water (M1), providing 387 cm stem length, number of leaves 287 pieces and the number of shoots 87 sweet potato plants. Keywords: Sweet potato, banana and papaya mol, the best dose 10

PENDAHULUAN Keberhasilan pemerintah berswasembada beras tidak menjamin terbentuk ketahanan pangan yang permanen. Terbukti saat ini telah diberlakukan kebijakan impor beras untuk memenuhi komsumsi dalam negeri. Hal inilah yang mendorong perlu adanya upaya diversifikasi pangan dengan tidak berfokus pada pengusahaan padi semata tetapi juga komoditas lain yang dapat dijadikan sebagai alternatif bahan pangan seperti umbi-umbian, sagu dan jenis pangan lainnya. Tanaman ubi jalar (Ipomea batatas L.) merupakan salah satu komoditas pertanian penghasil karbohidrat yang sudah dikenal oleh masyarakat kita, ubi jalar memiliki peran penting sebagai cadangan pangan. Beberapa daerah di Indonesia, misalnya Papua dan Maluku, ubi jalar merupakan bahan makanan pengganti kentang. Selama ini masyarakat menganggap ubi jalar merupakan bahan pangan dalam situasi darurat, bahkan disebut sebagai makanan masyarakat kelas bawah. Padahal potensi ekonomi dan sosial ubi jalar cukup tinggi, antara lain sebagai bahan pangan yang efisien pada masa mendatang, bahan pakan ternak dan bahan baku berbagai industri. Disamping itu ubi jalar mempunyai kelebihan dibandingkan tanaman pangan lainnya antara lain dapat bertahan hidup dalam kondisi iklim yang kurang baik, dan tidak memilih jenis atau tipe tanah. Di luar negeri, khususnya negara-negara maju ubi jalar dijadikan bahan baku aneka industri, seperti industri fermentasi, tekstil, lem, kosmetika, farmasi dan sirup (Rukmana, 1997). Pengembangan pertanian yang ramah lingkungan merupakan keharusan demi kelangsungan produksi dan kesehatan. Upaya-upaya tersebut telah direkomendasikan oleh pemerintah, salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan melakukan usaha pertanian secara organik. Pertanian organik merupakan suatu sistem untuk mengembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk limbah pertanian, limbah rumah tangga maupun limbah peternakan, yang selanjutnya bertujuan untuk memberi makanan pada tanaman untuk bertumbuh dengan baik (Sutanto, 2002). Salah satu upaya yang dilakukan dalam usahatani tanpa mengggunakan bahanbahan kimia yang akan merusak lingkungan adalah dengan penggunaan mikroorganisme lokal (Mol). Sebuah teknologi dari masa lalu yang terlupakan kembali digali. Penyubur tanaman memanfaatkan mikro bioorganisme lokal menjadi solusi bagi petani lokal, menuju pertanian ramah lingkungan dan bebas dari pupuk dan obat-obatan kimiawi. Bahan Mol mudah didapatkan di Indonesia dan mudah diolah. Selain itu, Mol dapat menghemat 20-25% dari total biaya produksi. Mol adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Adapun bahan utama Mol terdiri dari beberapa komponen, yaitu karbohidrat, glukosa dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan Mol dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga (Anonim, 2013). Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah organik, seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan daunan lainnya. Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir dan air kelapa, serta sumber mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk, terasi, keong mas dan nasi basi (Anonim, 2013) Mol masih belum diketahui secara luas oleh petani, karena petani sendiri masih banyak yang menggunakan bahan-bahan kimia dalam berusaha tani dan juga dalam meningkatkan produksi pangan mereka. 11

Penelitian bertujuan untuk mengetahui manfaat Mol dalam menunjang pertumbuhan vegetatif tanaman ubi jalar (Ipomea batatas L.) dan mengetahui dosis Mol yang tepat dalam pertumbuhan tanaman ubi jalar (Ipomea batatas L). BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di kebun praktikum Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa di Kelurahan Romanglompoa Kec. Bontomarannu Kab. Gowa, bulan Juli sampai bulan September 2013. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Mol adalah ember, pisau, blender, selang dan botol plastik serta cangkul. Bahan yang digunakan adalah stek ubi jalar ungu, sedangkan untuk pembuatan Mol bahannya adalah buah pisang dan papaya yang telah membusuk, air kelapa, gula merah dan air beras. a. Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di lahan praktik STPP Gowa menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Pemberian Mol dilakukan sebanyak 3 kali yaitu, pada saat tanaman berumur 14, 21 dan 27 hari setelah tanam. Perlakuan pada penelitian ini adalah: Mo: Kontrol (tanpa Mol), M1: 75 cc L -1 air, M2: 150 cc L -1 air, dan M3: 200 cc L -1 air. b. Parameter Pengamatan Pengamatan dilakukan setiap minggu setelah tanam dan difokuskan pada parameter pertumbuhan tanaman yaitu: 1. Panjang batang (cm), mengukur panjang batang dari pangkal batang di atas permukaan tanah sampai ujung batang menggunakan mistar 2. Jumlah tunas primer per tanaman, menghitung jumlah tunas primer atau tunas pertama pada tanaman sampel. 3. Jumlah daun (helai), menghitung seluruh jumlah daun yang terbentuk pada tanaman sampel. e. Analisis Data Analisis data mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAK), jika ada pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji BNT (Sastrosupadi, 2000). A. Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Panjang Batang Hasil pengamatan panjang batang ubi jalar (Ipomea batatas L) umur 1-6 MST, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pengaruh perlakuan Mol terhadap panjang batang tanaman ubi jalar dengan pada umur 1-6 MST Perlakuan Panjang batang ubi jalar (cm) 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST M0 44.7 b 51.3 a 82.0 a 145.0 a 182.0 a 259.0 a M1 46.7 b 53.0 a 75.3 a 185.7 a 222.0 a 387.0 b M2 44.3 a 55.0 a 93.3 a 203.0 a 221.7 a 397.0 b M3 44.7 b 66.8 a 93.7 a 208.3 a 237.3 a 403.3 b Rerata 56.6 86 186 216 361 362 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan uji BNT 0,05. 12

2. Jumlah Daun Hasil pengamatan jumlah daun tanaman ubi jalar umur 1-6 MST pada pemanfaatan Mol menunjukan bahwa Mol dengan dosis yang berbeda akan memberikan respon pada pertumbuhan jumlah daun tanaman yang berbeda pula. Hasil analsisis pada Tabel 2, menunjukkan bahwa perlakuan Mol dengan berbagai dosis tidak memberikan hasil yang berbeda nyata, tetapi pada perlakuan pemberian Mol dengan dosis 75 cc L -1 memberikan pertambahan jumlah daun terbaik. Tabel 2. Pengaruh perlakuan Mol terhadap jumlah jumlah daun tanaman ubi jalar pada umur 1-6 MST Perlakuan Jumlah daun tanaman ubi jalar (helai) 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST M0 12.3 a 42.0 a 83.7 a 204.7 a 233.0 a 259.0 a M1 11.0 a 41.7 a 99.7 a 208.0 a 238.7 a 287.0 a M2 10.7 a 37.0 a 80.0 a 193.7 a 229.0 a 297.0 a M3 6.3 a 44.3 a 98.0 a 182.0 a 227.0 a 298.3 a Rerata 10 41 90 197 231 285 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan uji BNT 0,05 Tabel 3. Perkembangan jumlah tunas tanaman ubi jalar dengan perlakuan Mol pada umur 1-6 MST Perlakuan Jumlah tunas ubi jalar (cm) 1 MST 2 MST 3 MST 4 SMT 5 MST 6 MST M0 2.0 a 7.7 a 27.3 a 57.3 a 68.7 a 77.0 a M1 4.3 a 8.7 a 30.3 a 60.0 a 75.0 a 87.0 a M2 3.0 a 8.0 a 23.7 a 64.7 a 76.3 a 97.0 a M3 3.0 a 8.0 a 29.7 a 62.7 a 77.0 a 98.0 a Rerata 3 8 27 61 74 89 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan uji BNT 0,05 3. Jumlah Tunas Hasil pengamatan jumlah tunas tanaman ubi jalar dengan menggunakan Mol umur 1-6 MST dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil analisis uji BNT 0,05 pada Tabel 3, menunjukkan bahwa perlakuan berbagai dosis Mol tidak memberikan pengaruh nyata tetapi perlakuan pemberian Mol 75 cc L -1 air memberikan kecenderungan jumlah tunas terbaik. B. Pembahasan Aplikasi Mol dengan dosis 75 cc L -1 air memberikan pengaruh terhadap pertambahan panjang batang tanaman ubi jalar. 13

Unsur-unsur hara yang terkandung dalam Mol berperan pada pertumbuhan tanaman ubi jalar. Unsur-unsur hara penyusun Mol meliputi unsur hara makro dan mikro. Menurut (Anonim 2013) Mol buahbuahan mengandung unsur N dan P yang agak berimbang sangat baik untuk pertumbuhan vegetatif tanaman karena mengandung karbohidrat yang terdapat pada air cucian beras, glukosa pada air kelapa, gula merah dan buah-buahan sebagai sumber mikroorganisme. Menurut Lingga dan Marsono (2000) bahwa peran utama Nitrogen bagi tanaman adalah merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, daun dan tunas. Ibrahim (2002), menambahkan bahwa Nitrogen berfungsi memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman. Selain itu Mol juga mengandung zat yang dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Fitohormon) seperti Giberlin, Sitokinin, Auxin dan Inhibitor dapat menambah aktivasi tanaman dan tambahan nutrisi bagi tanaman (Purwasasmita, 2009). Manfaat Mol berperan dalam proses dekomposisi bahan organik, pupuk organik cair bagi tanaman, dan penyedia nutrisi serta melacarkan penyerapan unsur hara/nutrisi oleh akar tanaman karena kandungan elektrolitnya (Purwasasmita, 2009). Pemberian Mol dengan dosis 75 cc L -1 air memberikan pertumbuhan vegetatif pada tanaman ubi jalar. Hal ini disebabkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia sehingga dapat merangsang dan mempercepat pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah tunas. Tanaman mencapai tingkat pertumbuhan bila unsur hara yang dibutuhkan tanaman berada dalam keadaan cukup tersedia dan berimbang di dalam tanah dan unsur N, P, K merupakan tiga (3) dari 6 unsur hara makro yang mutlak diperlukan tanaman. Bila salah satu unsur tersebut kurang atau tidak tersedia dalam tanah, akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Tanah akan mendapat suplai berupa unsur-unsur hara yang terkandung dalam pupuk organik cair terutama N, K, Ca dan Mg serta unsur mikro yang dapat menunjang pertumbuhan dan produksi yang lebih baik bahwa untuk mempertahankan dan memperbaiki kesuburan tanah perlu dilakukan pemupukan dengan pupuk organik cair untuk menambah unsur hara, mempertahankan struktur tanah dan meningkatkan kegiatan biologi tanah (Ibrahim, 2002). KESIMPULAN 1. Manfaat mikroorganisme lokal (Mol) pada tanaman ubi jalar memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan panjang batang, jumlah daun dan jumlah tunas. 2. Dosis yang terbaik dalam penggunaan Mol terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman ubi jalar (Ipomea batatas L) yaitu 75 cc L -1 air (M1), memberikan panjang batang 387 cm, jumlah daun 287 helai dan jumlah tunas 87 tanaman ubi jalar. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2013. Mikroorganisme Lokal, Solusi Bagi Petani. [diakses 5 juli 2013 pada situs http://isroi.wordpress.com]. Ibrahim B., 2002. Intergrasi jenis tanaman Pohon leguminosa dalam sistem budidaya lahan kering dan Pengaruhnya terhadap sifat tanah, erosi dan Produkifitas lahan. 14

Program pasca Sarjana Universitas Hasanuddin, Makassar. Lingga P., dan Marsono, 2002. Petunjuk penggunaan pupuk. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta Purwasasmita M, 2009. Mikroorganisme Lokal sebagai Pemicu Siklus Kehidupan Dalam Bioreaktor Tanaman. Seminar Nasional teknik Kimia, Bandung 19-20 Oktober 2009. Rukmana R., 1997. Budidaya Ubi Jalar. Kanisius, Jakarta. Sastrosupadi A., 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Kanisius, Yogyakarta. Sutanto. R, 2002. Pertanian Organik. Kanisius, Yogyakarta. 15