Gambar Konstruksi belt conveyor Komponen utama Belt Conveyor Adapun komponen-komponen utama dari belt conveyor dapat dilihat pada gambar berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
Kelompok 6. Pesawat Kerja. Belt Conveyor. Ahmad Fikri Muhamad Nashrulloh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN MATERI

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN BELT CONVEYOR

ANALISA PENYAMBUNGAN BELT CONVEYOR 102 DENGAN KAPASITAS ANGKUT 700 TON/JAM DAN KECEPATAN 120 M/MIN DI PT. INALUM

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

SKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM

Pembuatan Ban & Produk Karet Lain :

PERANCANGAN SISTEM KONVEYOR KAPASITAS 1500 TPH DAN ANALISA KEKUATAN PIN PADA RANTAI RECLAIM FEEDER

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

TINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA CONVEYOR BELT SYSTEM PADA PROJECT PENGEMBANGAN PRASARANA PERTAMBANGAN BATUBARA TAHAP 1 PT. SUPRABARI MAPANINDO MINERAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Mesin pemindahan bahan (material handling equipment) adalah peralatan

DESAIN SABUK PEMINDAH (CONVEYOR) PADA SIMULASI MESIN PRESS GERAM KERTAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KARYAWAN 1. Apa saja yang kendala yang terjadi disaat menangani Alat

BAB III PERANCANGAN ULANG BELT CONVEYOR B-W600-6M DENGAN KAPASITAS 9 TON / JAM

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MESIN PEMINDAH BAHAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KERUSAKAN LAGGING PULLEY PADA BELT CONVEYOR

ANALISA KERUSAKAN LAGGING PULLEY PADA BELT CONVEYOR

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN BELT CONVEYOR DENGAN KAPASITAS 30 TON PERJAM

PROSES KERJA MESIN 2ND STAGE PADA PEMBUATAN GREEN TYRE DI PT. ELANGPERDANA TYRE INDUSTRY

PT CENTRAL CONVEYOR BELTING. Project Management, Engineering Service, Steel Fabrication, Construction and Maintenance

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

TUGAS SKRIPSI MESIN PEMINDAH BAHAN

SELAMAT DATANG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

BAB III LANDASAN TEORI

Lampiran 1. Data Pengamatan Hasil Penelitian. Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian. Persentase singkong yang tidak terriris sempurna (%)

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

BAB III PERHITUNGAN PERANCANGAN

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG CONVEYOR B-W600-6M DENGAN KAPASITAS 9 TON / H. Diajukan guna melengkapi syarat dalam. mencapai gelar Sarjana Strata Satu

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

efektif alat (kg/jam)

BAB IV DATA DAN ANALISA

PERANCANGAN MESIN R. AAM HAMDANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

Belt Datar. Dhimas Satria. Phone :

BAB III TEORI DASAR 3.1 Pengertian Coal Processing Plant 3.2 Run Of Mine (ROM ) Stockpile

Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto

BAB III. Metode Rancang Bangun

Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 2 No. 3, Oktober 2014,

BAB II PEMBAHASAN MATERI. Digester berasal dari kata digest yang berarti mencabik, jadi yang

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Industri otomotif. belting. Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 10 TON BENTANGAN 25 METER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

dua komponen pokok yaitu Glass reinforcement dan Polyester resin yang kemudian digabung, Formula FRP pada dasarnya terdiri dari :

Sistem Transmisi Otomatis

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

PERANCANGAN BARK BELT CONVEYOR 27B KAPASITAS 244 TON/JAM

PENGARUH PROFIL POROS PENGGERAK TERHADAP GERAKAN SABUK DALAM SUATU SISTEM BAN BERJALAN. Ishak Nandika G., Adri Maldi S.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

ANALISA PENINGKATAN KAPASITAS BUCKET ELEVATOR DARI 500 TON PER JAM MENJADI 800 TON PER JAM DI PELABUHAN KHUSUS PT SEMEN GRESIK - TUBAN ABSTRAKSI

BAB II LANDASAN TEORI

TRANSPORTASI PADATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. PENDEKATAN DESAIN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI MESIN PEMBERSIH SAMPAH BOX CULVERT

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2-1. Skematik Komponen Dasar Belt Conveyor

EVALUASI KINERJA BELT CONVEYOR UNTUK OPTIMALISASI KAPASITAS TRANSFER BATUBARA DI PT. KALTIM PRIMA COAL

BAB I PENDAHULUAN. indonesia untuk menggantikan jalan aspal sebagai teknologi bahan. jalan sebelumnya, terutama dijalan-jalan yang mudah rusak saat

MAKALAH PESAWAT PENGANGKAT APRON CONVEYOR

Transkripsi:

Pada umumnya belt conveyor terdiri dari : kerangka (frame), dua buah pulley yaitu pulley penggerak (driving pulley) pada head end dan pulley pembalik ( take-up pulley) pada tail end, sabuk lingkar (endless belt), Idler roller atas dan Idler roller bawah, unit penggerak, cawan pengisi (feed hopper) yang dipasang di atas conveyor, saluran buang (discharge spout), dan pembersih belt (belt cleaner) yang biasanya dipasang dekat head pulley. Keterangan : 1. Frame 6. Lower pulley 2. Drive pulley 7. Drive unit 3. Take up pulley 8. Feed hopper 4. Endless belt 9. Discharge 5. Upper pulley 10. Cleaner Gambar Konstruksi belt conveyor Komponen utama Belt Conveyor Adapun komponen-komponen utama dari belt conveyor dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar Komponen belt conveyor 1. Belt Belt merupakan pembawa muatan dari satu titik ke titik lain dan meneruskan gaya putar. Belt ini diletakkan di atas roller sehingga dapat bergerak dengan teratur. 2. Head pulley Head pulley pada belt conveyor dapat juga dikatakan sebagai pulley penggerak dari sistem BC. Pada head pulley dipasang sistem penggerak untuk menggerakkan belt conveyor. Head pulley juga dapat dikatakan sebagai titik dimana muatan akan dicurahkan untuk dikirim ke BC selanjutnya. Gambar Head Pulley 3. Tail pulley Merupakan pulley yang terletak pada daerah belakang dari sistem conveyor. Dimana pulley ini merupakan tempat jatuhnya muatan untuk dibawa ke bagian depan dari conveyor. Konstruksinya sama dengan head pulley, namun tidak dilengkapi penggerak. 4. Carrying roller Merupakan roller pembawa karena terletak dibawah belt yang membawa muatan. Berfungsi sebagai penumpu belt dan sebagai landasan luncur yang

dipasang dengan jarak tertentu agar belt tidak meluncur ke bawah. Gambar carrying roller 5. Return roller Merupakan roller balik atau roller penunjang belt pada daerah yang tidak bermuatan yang dipasang pada bagian bawah fram. Gambar Return roller 6. Drive (penggerak) Berfungsi untuk menggerakkan pulley pada BC. Sistem penggerak ini biasanya terdiri dari motor listik, transmisi, dan rem. 7. Take-up pulley Perangkat yang mengencangkan belt yang kendur dan memberikan tegangan pada belt pada start awal. 8. Snub pulley Berfungsi untuk menjaga keseimbangan tegangan belt pada drive pulley. 9. Chute/ hopper Merupakan corong yang terletak diujung depan dan belakang conveyor belt untuk memuat barang muatan.

10. Skirt rubber Berfungsi sebagai penyekat agar muatan tidak keluar dari ban berjalan pada saat muat. 11. Chip cleaner Gambar Skirt Rubber Berfungsi sebagai pembersih belt conveyor. Gambar chip cleaner Sistem Kerja Belt Conveyor Bahan dihisap oleh unloader dari kapal dan bahan akan jatuh ke belt conveyor, kemudian belt conveyor akan mengirim bahan ke stasiun penampungan. Belt diletakkan di atas pulley yang digerakkan oleh motor penggerak. Pulley bergerak akibat adanya putaran yang ditransmisikan oleh motor penggerak.

Gambar Sistem kerja belt conveyor Belt conveyor mentransport muatan yang ada di atas belt, dimana umpan atau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute dan setelah sampai di head muatan diberhentikan,dan belt berbalik arah. 2.2.3 Belt Belt merupakan pembawa muatan dari satu titik ke titik lain dan meneruskan gaya putar. Belt ini diletakkan di atas roller sehingga dapat bergerak dengan teratur. Belt dapat dibuat dari : 1. Textile terdiri dari : camel hair, cotton (woven atau sewed), duck cotton, dan rubberized textile belt 2. strip baja, dan atau 3. kawat baja (woven-mesh steel wire). Kekuatan belt conveyor bukan dilihat berdasarkan ketebalannya melainkan pada jumlah lapisan penguat (ply) dan tegangan tarik per ply (tensile strenght). Ditinjau dari struktur lapisan penguatnya, belt conveyor dibagi dalam dua jenis yaitu : 1. Fabric belt

Belt dengan penguat jenis fabric adalah belt dengan lapisan penguat (ply) yang terbuat dari serat tekstil (serat buatan). Lapisan penguat tersebut biasanya disebut Carcass. Carcass terbagi dalam beberapa jenis, antara lain : a. Nylon atau polymide (NN) b. Polyester, serat sintetis terilene, trevira dan diolen c. Cotton d. Vinylon fabric (VN) e. Polyvinil (KN) f. Aramide fiber Fabric merupakan rajutan yang terdiri dari serat memanjang (WRAP) dan serat pengisi dengan arah melintang (WEFT). Jenis rajutan yang sering dipakai pada fabric belt adalah plain weave. Gambar Arah WEFT dan WRAP Gambar 2.11 Struktur fabric belt 2. Steel cord Steel cord adalah belt yang lapisan penguatnya terbuat dari serat baja yang galvanizing. Tujuan galvanizing adalah untuk mencegah terjadinya karat pada

kawat akibat adanya rembesan air atau udara. Steel cord belt biasanya digunakan pada conveyor yang membawa beban berat. Pada belt jenis steel cord ini tidak terdapat lapisan penguat (ply). Yang ada hanya batangan kawat sling yang dirajut sedemikian rupa sehingga membentuk suatu anyaman kawat baja. Berikut dapat dilihat konstruksi dari steel cord belt pada gambar berikut di bawah ini Gambar Struktur steel cord belt Belt conveyor terdiri dari beberapa bagian penting antara lain: 1. Cover rubber \ Cover rubber adalah lapisan karet sintetis yang mempunyai elastisitan tinggi dan tahan gesek. Cover rubber berfungsi untuk melindungi lapisan penguat dari curahan, gesekan dan benturan muatan pada saat loading (pemuatan) agar ply tidak sobek atau rusak. Alasan penggunaan karet adalah untuk melindungi ply karena karet memiliki elastisitas tinggi dan tahan gesek, namun karet tidak memiliki tegangan tarik yang baik. Sedangkan lapisan ply tidak tahan terhadap gesekan dan benturan namun memiliki tegangan tarik yang baik. Penentuan pemakaian jenis Grade Cover Rubber adalah berdasarkan kondisi operasi dan jenis material yang dibawa. Selain itu ada jenis cover rubber sintetis, antara lain : 1. SBR : Styrene Butadiene Rubber, untuk membawa material panas mulai dari temperatur 100 oc 2. ABR : Acrylonitrile Butadiene Rubber, untuk membawa material yang mengandung minyak dan bahan kimia (oil resistant) 3. NEOPRENE : dipakai pada tambang bawah tanah (flame/fire Resistant conveyor Belting)

Cover rubber terdiri atas dua bagian, yaitu : a. Top cover Top cover adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan muatan. Top cover biasanya disebut Carry cover (lapisan pembawa). Top cover selalu menghadap keatas dan lebih tebal daripada bottom cover. Pada operasi normal, top cover akan lebih cepat rusak daripada bottom cover karena top cover langsung mengalami benturan dan gesekan pada saat muatan dimuat. Tebal dari top cover adalah 1 mm s/d 8 mm untuk Fabric belt dan 5 mm s/d 18 mm untuk Steel cord belt. b. Bottom Cover Bottom cover adalah karet lapisan bawah yang berhadapan langsung dengan pully dan roller pembalik (Return Roller). Bottom cover seringjuga disebut dengan pully cover. Pada umumnya bottom cover lebih tipis dari pada top cover, karena bottom cover tidak bersentuhan langsung dengan muatan. Tebal Bottom cover adalah 1 mm s/d 4 mm untuk fabric belt dan 2 mm s/d 8 mm untuk steel cord belt. 2. Tie rubber Tie Rubber adalah lapisan karet diantara ply. Tie rubber juga sering disebut Tie gum atau Skim rubber. Tie rubber berfungsi untuk melekatkan ply satu dengan yang lainnya pada fabric belt, dan melekatkan sling baja dengan cover rubber pada steel cord belt. Tebal tie rubber adalah : Untuk fabric belt 0.5 mm s/d 1 mm dan Untuk steel cord belt 2 mm. Tie rubber tidak tahan benturan dan gesekan. Spesifikasi tie rubber yang umum digunakan untuk belt conveyor adalah sebagai berikut: Tensile strange : 250 Kg/m2 Elongation : 500% Abrasion : 110 m3 3. Reinforcement lapisan penguat (ply) Reinforcement adalah lapisan penguat untuk belt conveyor itu sendiri. Kekuatan atau tegangan pada belt tergantung lapisan penguat yang dipakai. Pada

umumnya lapisan penguat terbuat dari serat (carccas) dan sling baja (steel cord). Lapisan penguat untuk fabric belt terdiri dari beberapa macam jenis, yaitu : 1. Nylon atau polyamide (NN) 2. Polyester, serat sintetis terilene, trevira dan diolen 3. Cotton 4. Vinylon fabric (VN) 5. Polyvinil (KN) 6. Aramide fiber Sedangkan untuk steel cord belt lapisan penguatnya hanya terdiri dari satu jenis saja, yaitu kawat sling baja. Disamping jenis lapisan penguat yang telah disebut di atas, terdapat juga konstruksi khusus yang dirancang untuk melindungi lapisan penguat dari sobek yang memanjang. Lapisan ini disebut dengan Rip Guard. Ada beberapa konstruksi dari Rip Guard, yaitu : 1. Belt fabric dengan carcass di dalam top cover yang disusun melintang 2. Nylon cord yang disusun melintang pada top cover 3. Nylon cord yang disusun melintang pada top dan bottom cover Gambar Lapisan belt