BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

dokumen-dokumen yang mirip
VERBA BERAFIKS BAHASA JAWA DALAM RUBRIK CERITA RAKYAT PASIR LUHUR CINATUR PADA MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT SKRIPSI

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN. polisemi, dan tipe-tipe hubungan makna polisemi. Hasil penelitian yang

BENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. kriya. (Nurhayati, 2001: 69) menyatakan bahwa verba atau tembung kriya

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dari penelitian berjudul Interferensi Morfologis

BAB V PENUTUP. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka

VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008

sudah diketahui supaya tidak berulang-ulang menyebut benda tersebut, bahasa Jawa anak usia lima tahun yang berupa tingkat tutur krama, berjenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

Analisis Kesalahan Berbahasa Jawa dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ambal Tahun Pelajaran 2014/2015

Bentuk dan Makna Verba Denominal Bahasa Jawa dalam Rubrik Sariwarta pada Panjebar Semangat Edisi Juli-Desember Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 2, Nomor 2, Juli Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Studi Kontrastif)

INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU

BAB I PENDAHULUAN. aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Sebuah kata dalam suatu bahasa dapat berupa simple word seperti table, good,

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Gaya Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

ANALISIS KESALAHAN ORTOGRAFI PADA KARANGAN BERBAHASA JAWA RAGAM KRAMA SISWA KELAS X TKR A SMK YPT PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB V PENUTUP. siswa kelas X SMA N 1 Pejagoan ada 3 (tiga), yaitu (1) paragraf pembuka, (2)

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

BAB V PENUTUP. serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam

ANALISIS AFIKSASI DAN PENGHILANGAN BUNYI PADA LIRIK LAGU GEISHA DALAM ALBUM MERAIH BINTANG

ANALISIS KONTRASTIF PROSES MORFOLOGIS BAHASA KANGEAN DAN BAHASA INDONESIA SKRIPSI. Oleh: Ummu Atika

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

KATA BERSUFIKS PADA TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN

pada Fakultas Sastra Universitas Andalas

Oleh:Nur Aini Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

PERBANDINGAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA DENGAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU SUBDIALEK KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

PADANAN VERBA DEADJEKTIVAL BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL PUSPA RINONCE DAN LAYANG SRI JUWITA SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN. Dari penelitian ini diperoleh data bahwa nama-nama peralatan rumah

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

Analisis Morfofonemik Cerita Bersambung Pedhalangan Aswatama Anglandhak dalam Majalah Djaka Lodang Tahun 2012 Karya Mulyantara

Kesalahan Menulis Karangan Pengalaman Pribadi Berbahasa Jawa Siswa Kelas V SD Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia lainnya. Menurut Wedhawati dkk (2006: 1-2), Bahasa Jawa

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER 2014

BAB V PENUTUP. (1) Terjadi kesalahan pemakaian diksi pada naskah pidato bahasa Jawa siswa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut.

BAB V PENUTUP. 1. Bentuk register medis anak dalam rubrik Konsultasi Ahli di Tabloid

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AYAT-AYAT AL QUR AN YANG MENGGAMBARKAN KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD SAW NASKAH PUBLIKASI

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

BAB II KAJIAN TEORI. gabungan kata morphe yang berarti bentuk, dan logos yang artinya ilmu. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

JURNAL. Javanese Language Interferance in Language Essay of Fifth Grader in MI Yaa Bunayya Dandong Srengat Blitar

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diketahui kesimpulannya. Kesimpulan tersebut adalah

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK

PEMBENTUKAN VERBA TURUNAN BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN KAMUS SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni

ANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR

ANALISIS MAKNA AFIKS PADA TAJUK RENCANA KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

ANALISIS MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU DIALEK RESUN KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

AFIKS PEMBENTUK VERBA BAHASA BUGIS DIALEK SIDRAP Masyita FKIP Universitas Tadulako ABSTRAK Kata kunci: Afiks, Verba, Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

INTERERENSI FONOLOGIS DAN MORFOLOGIS BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SD SE-KECAMATAN KRAMAT, KABUPATEN TEGAL

ANALISIS MORFOFONEMIK NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

ANALISIS REDUPLIKASI PADA CERITA FABEL SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

ANALISIS REDUPLIKASI MORFOLOGIS BAHASA MELAYU SUB DIALEK MASYARAKAT SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN KABUPATEN TEMBILAHAN RIAU

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

ANALISIS KESALAHAN AFIKS PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. gambar. Dengan kata lain, komik adalah sebuah cerita bergambar.

BAB II LANDASAN TEORI

AFIKSASI BAHASA JAWA-BANTEN PADA LAGU DAERAH BANTEN SEBAGAI PESONA IDENTITAS LOKAL. Sundawati Tisnasari 1 Agustia Afriyani 2

BAB VI PENUTUP. dirumuskan tersebut berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Variabel

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA KOLOM SURAT PEMBACA? DALAM HARIAN SUARA MERDEKA

AFIKS-AFIKS PEMBENTUK VERBA DENOMINAL DALAM BAHASA JAWA ABSTRACT

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012

NUMERALIA BAHASA JAWA KUNO. Dewa Ayu Carma Miradayanti. Sastra Jawa Kuno Fakultas Sastra Universitas Udayana. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai

Transkripsi:

191 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap verba berafiks bahasa Jawa dalam rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Proses pembentukan verba berafiks bahasa Jawa dibentuk melalui proses afiksasi dengan melekatkan imbuhan atau afiks pada bentuk dasar. 2. Afiksasi merupakan proses melekatnya imbuhan pada suatu bentuk tunggal ataupun kompleks untuk membentuk suatu kata. Afiks pembentuk verba yang ditemukan dalam penelitian ini meliputi prefiks, sufiks, infiks, konfiks dan afiks gabung. a. Prefiks merupakan imbuhan yang dilekatkan pada awal bentuk dasar. Prefiks pembentuk verba yang ditemukan dalam penelitian ini meliputi prefiks {di-}, {tak-}, {kok-}, {a-}, {ma-}, {ka-}, {ke-}, {kuma-}, {kapi-}, dan {N-}. Dari beberapa prefiks yang ditemukan, jika dilihat dari keproduktifannya, prefiks yang paling produktif dalam rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS adalah prefiks {di-}, {tak-}, {kok-}, dan {N-}. b. Sufiks merupakan imbuhan yang dilekatkan pada akhir bentuk dasar. Sufiks pembentuk verba yang ditemukan dalam penelitian ini meliputi sufiks {-ake}, {-a}, {-an}, {-en}, {-na}, dan {-ana}. Dari beberapa sufiks yang ditemukan, jika dilihat dari keproduktifannya, sufiks yang paling

192 produktif dalam rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS adalah sufiks {-ake}, dan {-a}. c. Infiks merupakan imbuhan yang dilekatkan ditengah bentuk dasar. Infiks pembentuk verba yang ditemukan dalam penelitian ini meliputi infiks {-in-} dan {-um-}. Jika dilihat dari keproduktifannya, infiks {-in-} dan {-um-} merupakan afiks yang paling produktif dalam rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS. d. Konfiks merupakan imbuhan yang dilekatkan pada awal dan akhir bentuk dasar. Konfiks pembentuk verba yang ditemukan dalam penelitian ini meliputi konfiks {ka-/-an}. Konfiks ini tidak terlalu produktif dalam rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS. e. Afiks gabung merupakan afiks gabung merupakan proses penggabungan prefiks dan sufiks pada bentuk dasar. Afiks gabung pembentuk verba yang ditemukan dalam penelitian ini meliputi {ka-/-an}, {ka-/-ake}, {ke-/-an}, {-in-/-an}, {mi-/-i}, {di-/-i}, {di-/-ake}, {tak-/-i}, {tak-/-ake}, {tak-/-e}, {N-/-i}, {N-/-ake} dan {N-/-a}. Jika dilihat dari keproduktifannya, afiks gabung yang paling produktif dalam rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, yaitu afiks gabung {di-/-i}, {di-/-ake}, {N-/-i} dan {N-/- ake}. 3. Berdasarkan keproduktifan masing-masing afiks di atas, dapat dilihat afiks yang paling produktif dalam rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, yaitu infiks {-in-} dan {-um-}. Hal ini menandakan bahwa penulis rubrik

193 cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS senang menggunakan gaya bahasa lama yang indah. 4. Dalam penelitian ini ditemukan konfiks yang juga beubah menjadi afiks gabung, yaitu afiks {ka-/-an} {ka-/-ake}, {-in-/-an} dan {mi-/-i}. Hal ini disebabkan, karena afiks tersebut mengikuti bentuk dasarnya. 5. Menurut teori Wiwin Erni Siti Nurlina, dkk. (2003) secara garis besar afiksafiks pembentuk verba hanya dapat diikiuti oleh 5 kategori bentuk dasar, yaitu kata kerja, kata benda, kata sifat, kata bilangan dan prakategorial. Akan tetapi, dalam penelitian ini ditemukan kategori bentuk dasar baru yang dapat diikuti afiks-afiks pembentuk verba, yaitu kata keterangan. 6. Nosi merupakan arti yang timbul sebagai akibat proses morfologis. Nosi afiks pembentuk verba yang ditemukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Nosi prefiks {di-} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja kata benda, kata keterangan dan prakategorial, yaitu subjek dikenai tindakan yang dinyatakan pada bentuk dasar. b. Nosi prefiks {tak-} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja, yaitu tindakan yang dilakukan oleh orang pertama tunggal. Nosi prefiks {kok-} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja, yaitu tindakan yang dilakukan oleh orang kedua, baik tunggal maupun jamak. c. Nosi prefiks {a-} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja dan prakategorial, yaitu melakukan tindakan yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi prefiks {ma-} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja dan prakategorial, yaitu melakukan tindakan yang dinyatakan pada

194 bentuk dasar. Nosi prefiks {ma-} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata benda, yaitu pergi kearah yang dinyatakan pada bentuk dasar Nosi prefiks {ka-} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja, kata benda dan kata keterangan yaitu dikenai tindakan yang dinyatakan pada bentuk dasar. d. Nosi prefiks {ke-} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja dan prakategorial, yaitu subyek terkena tindakan yang tersebut pada bentuk dasar secara tidak sengaja. Nosi prefiks {kuma-} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata sifat, yaitu melakukan tindakan berkaitan dengan yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi prefiks {kapi-} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata sifat, yaitu melakukan tindakan berkaitan dengan yang dinyatakan pada bentuk dasar. e. Nosi prefiks {N-} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja dan prakategorial, yaitu melakukan tindakan yang dinyatakan pada bentuk dasar dan menjadi sebagaimana yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi prefiks {N-} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata benda, yaitu melakukan pekerjaan atau menjadi apa yang dinyatakan pada bentuk dasar dan melakukan tindakan berkaitan dengan apa yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi prefiks {N-} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata sifat, yaitu membuat menjadi sebagaimana yang dinyatakan pada bentuk dasar.

195 f. Nosi sufiks {-ake} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja dan kata benda, yaitu melakukan tindakan yang dinyatakan pada bentuk dasar untuk kepentingan orang lain. g. Nosi sufiks {-a} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja dan kata keterangan yaitu perintah untuk bertindak sesuai dengan yang disebut pada bentuk dasar. Nosi sufiks {-an} yang diikuti bentuk dasar prakategorial, yaitu bertindak seperti yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi sufiks {-en} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja, yaitu perintah terhadap mitra tutur untuk melakukan sesuatu yang disebut pada bentuk dasar. Nosi sufiks {-na} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja, yaitu perintah terhadap mitra tutur untuk melakukan sesuatu yang disebut pada bentuk dasar. Nosi sufiks {-ana} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja, kata keterangan dan prakategorial, yaitu perintah terhadap mitra tutur untuk melakukan sesuatu yang disebut pada bentuk dasar. h. Nosi infiks {-in-} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja, kata keterangan dan prakategorial yaitu dikenai tindakan yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi infiks {-in-} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata benda, yaitu dikenai tindakan dengan alat yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi infiks {-um-} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja, kata benda dan prakategorial yaitu melakukan tindakan sebagaimana dinyatakan pada bentuk dasar.

196 i. Nosi konfiks {ka-/-an} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata sifat, yaitu dibuat menjadi yang tersebut pada bentuk dasar. j. Nosi afiks gabung {ka-/-an} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja dan prakategorial, yaitu dilakukan tindakan yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {ka-/-ake} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja, yaitu suatu tindakan yang dilakukan yang menyebabkan sesuatu menjadi seperti yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {ke-/-an} yang diikuti bentuk dasar prakategorial, yaitu peristiwa yang terjadi dengan tidak sengaja. k. Nosi afiks gabung {-in-/-an} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja, yaitu dikenai tindakan seperti yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {mi-/-i} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja, yaitu melakukan tindakan yang berkaitan dengan yang dinyatakan pada bentuk dasar. l. Nosi afiks gabung {di-/-i} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja, yaitu dijadikan sasaran tindakan yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {di-/-i} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata benda, yaitu diberi apa yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {di-/-i} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata sifat, yaitu dijadikan seperti yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {di-/-i} yang diikuti bentuk dasar prakategorial, yaitu dikenai tindakan yang dinyatakan pada bentuk dasar.

197 m. Nosi afiks gabung {di-/-ake} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja dan prakategorial, yaitu dalam keadaan tertentu yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {di-/-ake} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata benda, yaitu diberuntungkan oleh tindakan yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {di-/-ake} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata sifat, yaitu mempunyai sifat yang sesuai dengan yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {di- /-ake} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata keterangan, yaitu dibuat menjadi yang dinyatakan pada bentuk dasar. n. Nosi afiks gabung {tak-/-i} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja, yaitu dikenai tindakan yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {tak-/-i} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata benda, yaitu diberi apa yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {tak-/-ake} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja dan prakategorial, yaitu saya melakukan pekerjaan yang tersebut pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {tak-/-e} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja, yaitu saya lakukan tindakan yang tersebut pada bentuk dasar untuk orang lain. o. Nosi afiks gabung {N-/-i} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja, kata keterangan dan prakategorial, yaitu melakukan tindakan yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {N-/-i} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata benda, yaitu melakukan tindakan dengan menggunakan alat yang dinyatakan pada bentuk dasar dan

198 memberi apa yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {N-/- i} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata sifat, yaitu menjadikan sesuatu seperti yang dinyatakan pada bentuk dasar. p. Nosi afiks gabung {N-/-ake} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja, yaitu melakukan tindakan yang tersebut pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {N-/-ake} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata benda, yaitu melakukan tindakan yang dinyatakan bentuk dasar untuk orang lain. Nosi afiks gabung {N-/-ake} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata sifat, yaitu melakukan tindakan atau pekerjaan untuk membuat menjadi yang tersebut pada bentuk dasar. q. Nosi afiks gabung {N-/-ake} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata bilangan, kata sifat dan kata keterangan, yaitu melakukan tindakan atau pekerjaan untuk membuat menjadi yang tersebut pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {N-/-ake} yang diikuti bentuk dasar prakategorial, yaitu melakukan tindakan yang tersebut pada bentuk dasar. Nosi afiks gabung {N-/-a} yang diikuti bentuk dasar yang berkategori kata kerja dan prakategorial, yaitu perintah kepada mitra tutur untuk melakukan apa yang dinyatakan pada bentuk dasar. B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh implikasi sebagai berikut.

199 1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti kajian yang masih berkaitan dengan verba turunan, misalnya meneliti tentang verba deajektival atau kata kerja yang diturunkan dari kata sifat. 2. Penelitian ini juga dapat digunakan untuk menambah khasanah penelitian dalam bidang bahasa, khususnya bidang morfologi yang mengkaji tentang verba turunan. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran bagi pembaca baik mahasiswa maupun pengajar bahasa. 1. Penelitian ini mengkaji tentang verba berafiks bahasa Jawa dalam rubrik cerita rakyat Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS. Oleh karena itu, terbuka bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji rubrik-rubrik yang lain dalam majalah PS atau ragam karya sastra yang lain dengan penelitian yang sama. 2. Penelitian ini mengkaji proses pembentukan verba berafiks bahasa Jawa dalam rubrik cerita rakyat Pasir Luhur cinatur pada majalah PS. Peneliti juga menyarankan bagi peneliti lain untuk meneliti proses pembentukan kata tentang proses pembentukan suatu kata kerja, misalnya proses pembentukan kata kerja yang diturunkan dari kategori kata lain, contohnya kata sifat.

200 DAFTAR PUSTAKA Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya. Airlangga University Press. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Gina, dkk. 1982. Sistem Morfologi Kata Kerja Bahasa Jawa. Yogyakarta: Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. Mulyana. 2007. Morfologi Bahasa Jawa (Bentuk dan Struktur Bahasa Jawa). Yogyakarta: Kanwa Publisher. Nurhayati, Endang. 2001. Morfologi bahasa Jawa. Diktat tidak diterbitkan. PBD. FBS. UNY Yogyakarta. Nurlina, Wiwin Erni Siti, dkk. 2003. Pembentukan Kata dan Pemilihan Kata dalam Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.. 2004. Pembentukan Kata dan Pemilihan Kata dalam Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Poedjosoedarmo, Soepomo, dkk. 1979. Morfologi Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Poerwadarminto, W. J. S. 1959. Baoesastra Djawa. Batavia: J.B Wolter s Vitgevers Maatschappij. N. V. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Ramlan, M. 1987. Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono. Samsuri. 1988. Morfologi dan Pembentukan Kata. Jakarta: Depdikbud. Sasangka, S. S Catur Wisnu. 1989. Paramasastra Jawa Gagrag Anyar. Surabaya: Citra Jaya Murti. Sasangka, S.S.T. 2001. Paramasastra Gagrak Anyar Basa Jawa. Jakarta: Penerbit Yayasan Paramalingua.

201 Sudaryanto. 1992. Tata Bahasa Baku Bahasa Jawa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press., 1988. Metode Linguistik Bagian Pertama: Ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Tarigan, H. G. 1985. Pengajaran Morfologi. Bandung: Penerbit Angkasa. Verhaar, J. W. M. 1996. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Wedhawati, dkk. 2006. Tata Bahasa Jawa Mutakhir (Edisi Revisi). Yogyakarta: Kanisius. Yasin, Sulchan. 1987. Tinjauan Deskriptif Seputar Morfologi. Surabaya: Usaha Nasional.