BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Pada pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang

2015 ANALISIS VERBA TIDAK BERATURAN BENTUK KALA LAMPAU PERFEKT DALAM BUKU

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin.

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE

2015 PENGGUAAN MEDIA BOARDGAME GERMAN TRIP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI ADJEKTIVDEKLINATION PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari sebuah bahasa, termasuk bahasa Jerman, pembelajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Mempelajari bahasa terutama bahasa asing memerlukan keterampilan khusus dan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa Sekolah Mengengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Jerman, yaitu terampil dalam menyimak, membaca, menulis, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit),

BAB V PENUTUP. ini. Pada bagian simpulan akan dipaparkan poin-poin utama yang diperoleh dari keseluruhan

BAB l PENDAHULUAN. mempelajari struktur dan tatabahasa. Kumpulan kata tanpa struktur dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. memahami bahasa masing-masing pun semakin tinggi. Oleh karena itu, wajar jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN.

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran bahasa asing bertujuan agar pembelajar terampil

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang harus dikuasai yaitu: keterampilan menyimak

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi antaranggota masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. studio d A1 yang mencakup Start auf Deutsch sampai dengan Einheit. 12, dapat disimpulkan sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

Kata Kunci: Penggunaan Media, Video Simulasi, Penguasaan Materi Präposition

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa asing terutama bahasa Jerman, salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan.

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGI DALAM KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMAN 2 MAKASSAR ABSTRAK ABSTRACT

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jerman pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Siti Alfiyah, 2014 Hubungan Daya Ingat Dan Penguasaan Unregelmäβige Verben Bentuk Präteritum

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa,

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MAHASISWA DALAM MENULIS KALIMAT LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari suatu bahasa, pemelajar harus dapat menguasai tata

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan bahasa asing kedua yang diajarkan di SMA setelah

BAB I PENDAHULUAN. reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit),

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang yang mempelajari suatu bahasa secara tidak langsung dia juga

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara dan mengeluarkan pendapat dengan bahasa asing, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai dari tingkat SMA sampai tingkat Universitas. Pembelajaran

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa asing. Penguasaan bahasa asing sangat diperlukan guna. suatu situs lembaga kursus Goethe-zentrumsby.org/home.

Kata kunci: karangan, Präposition nach dan zu, penggunaan

SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS

Oleh : Khilda Nahri Hayati NIM

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isma Mentari, 2015

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. asing lainnya seperti bahasa Jerman. Dengan diajarkannya bahasa Jerman peserta

BAB I PENDAHULUAN. (percakapan) untuk mengungkapkan suatu informasi dari pembicara, sebab kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam pembelajaran bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari. pengaruh bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi satu

PREPOSISI BAHASA JERMAN MIT DAN BEI DALAM MAJALAH NADI (2009) DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Untuk Profesor juga sesuatu yang sulit. Profesor berkonsentrasi dengan akhiran Artikel maskulin dalam Akkusativ.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sekarang ini tentu menuntut kita sebagai pelaksana pendidikan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang semakin diminati oleh

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

PENERAPAN TEKNIK KOREKSI BERANTAI DALAM MATA KULIAH SCHREIBEN I (MENULIS I)

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain, demikian sebaliknya. Agar dapat berkomunikasi dengan baik,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa Jerman terdapat beberapa aspek penting yang harus dikuasai. Aspek-aspek tersebut terdiri dari keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Seluruh aspek tersebut penting dan saling berkaitan. Adapun keterampilan dasar untuk menunjang keempat keterampilan tersebut adalah tata bahasa Jerman (Grammatik) yang harus dikuasai oleh setiap pembelajar bahasa Jerman. Tata bahasa Jerman memiliki ciri khas tertentu jika dibandingkan dengan tata bahasa lainnya. Beberapa contoh ciri khas tersebut dapat dilihat dari konyugasi verba, pengelompokan kata benda berdasarakan artikel (Artikel des Nomens), dan deklanasi kata sifat (Adjektivdeklanation). Selain itu, dalam bahasa Jerman terdapat pula pembelajaran tata bahasa mengenai materi preposisi (Präposition). Präposition adalah kata yang secara sintaksis terdapat di depan nomina, adjektiva, dan adverbia. Penguasaan materi Präposition dalam bahasa Jerman dianggap sangat penting, karena materi tersebut sering digunakan dalam konteks percakapan dan tulis menulis sehari-hari. Präposition dalam bahasa Jerman terbagi menjadi empat kelompok, yaitu Präposition yang diikuti nomina dalam kasus datif (Präpositionen mit Dativ), Präposition yang diikuti nomina dalam kasus akusatif (Präposition mit Akkusativ), Präposition yang diikuti nomina dalam kasus datif dan akusatif (Wechselpräpositionen), dan Präposition yang diikuti nomina dalam kasus genitif (Präpositionen mit Genitiv). Beberapa contoh kalimat yang menggunakan keempat kelompok Präposition tersebut adalah sebagai berikut: 1) Ich fahre mit dem Auto nach Berlin. (Präpositionen mit Dativ) saya mengendarai dengan artikel datif mobil ke Berlin Saya pergi ke Berlin menggunakan mobil 2) Ich kaufe etwas für dich. (Präposition mt Akkusativ) Chandra Rizki Eriana, 2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI DALAM PENGUASAAN MATERI PRAPOSITION Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

2 Saya membeli sesuatu untuk kamu Saya membeli sesuatu untuk kamu Chandra Rizki Eriana, 2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI DALAM PENGUASAAN MATERI PRAPOSITION Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2

3 3) - Das Buch liegt auf dem Tisch. (Wechselpraposition im Dativ) Artikel buku terletak di atas artikel datif meja Buku itu terletak di atas meja - Ich lege das Buch auf den Tisch Saya meletakkan artikel buku ke atas artikel akusatif meja (Wechselpräposition im Akkusativ) Saya meletakkan buku itu ke atas meja 4) Die Kinder waren während der Sommerferien Artikel anak-anak Präteritum sein selama artikel genitif liburan musim panas auf dem Land. (Präposition mit Genitiv) di artikel datif desa Selama liburan musim panas anak-anak berada di desa Kalimat yang terdapat pada nomor satu (1) merupakan contoh kalimat yang di dalamnya terdapat Präpositionen mit Dativ, yakni kata das Auto berubah menjadi dem Auto dikarenakan ada preposisi mit yang merupakan preposisi yang diikuti dengan kasus datif. Kalimat pada nomor dua (2) merupakan kalimat yang di dalamnya terdapat Präposition mit Akkusativ, yakni preposisi für yang diikuti dengan pronomina dich yang merupakan pronomina dalam kasus akusatif. Terdapat dua kalimat pada poin nomor tiga (3) yang mengandung Wechselpräposition. Kalimat yang pertama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat Wechselpräposition im Dativ dikarenakan oleh verba liegen yang menunjukkan makna letak atau tempat, yaitu pada preposisi auf yang diikuti oleh nomina dem Tisch. Kalimat yang kedua adalah kalimat yang di dalamnya terdapat Wechselpräposition im Akkusativ dikarenakan oleh verba legen yang menunjukkan makna pergerakan, yaitu pada preposisi auf yang diikuti oleh nomina den Tisch. Kalimat pada nomor empat (4) merupakan kalimat yang di dalamnya terdapat preposisi dengan kasus genitif, yakni pada preposisi während yang diikuti dengan nomina der Sommerferien. Dalam penelitian ini peneliti hanya melakukan penelitian pada salah satu kelompok Präpositionen, yakni terdapat pada contoh kalimat pada nomor tiga di atas (3) mengenai materi Wechselpräposition. Wechselpräposition merupakan Präposition yang diikuti oleh nomina dalam kasus akusatif dan datif. Präposition yang diikuti nomina dalam kasus datif apabila dalam suatu kalimat terdapat verba yang menunjukkan letak atau tempat, sedangkan Präposition yang diikuti nomina

4 dalam kasus akusatif apabila dalam suatu kalimat terdapat kata kerja yang menunjukkan arah atau pergerakan. Materi Präposition dianggap sulit untuk dipelajari, khususnya Wechselpräposition, karena terdapat beberapa aturan dalam penggunaannya, seperti halnya dalam penggunaan kasus yang tepat, apakah itu datif atau akusatif. Dalam penggunaan kasus tersebut peserta didik harus mampu mengetahui beberapa aspek yang mempengaruhinya, yakni seperti penggunaan verba. Kurangnya pemahaman peserta didik dapat dilihat ketika menulis kalimat yang di dalamnya terdapat kesalahan seperti di bawah ini: 5) *Der Bleistift liegt auf den Tisch. Artikel pensil terletak di atas artikel akusatif meja Pensil itu terletak di atas meja. 6) *Ich gehe in dem Kino Saya pergi ke artikel datif bioskop saya pergi ke bioskop. Berdasarkan pengalaman peneliti pada saat belajar dan berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan pada peserta didik privat tingkat SMA pada saat mempelajari materi Wechselpräpositionen, banyak peserta didik yang melakukan kesalahan tersebut akibat dari kurangnya pemahaman dan penguasaan materi Wechselpräposition. Apabila peserta didik memahami dan menguasai materi tersebut dengan baik, maka seharusnya kalimat pada nomor satu (5) dan (6) adalah seperti berikut: 7) Der Bleistift liegt auf dem Tisch. Artikel pensil terletak di atas artikel datif meja Pensil itu terletak di atas meja. 8) Ich gehe ins (in das) Kino. Saya pergi ke artikel akusatif bioskop saya pergi ke bioskop. Kesalahan yang terdapat pada kalimat nomor satu (5) dan dua (6) dapat dilihat dari artikel yang berkorelasi dengan preposisi dan verba. Dari kesalahan pada dua kalimat tersebut peserta didik dianggap belum memahami verba yang

5 mengandung makna pergerakan, yakni gehen pergi dan verba yang mengandung makna menunjukkan suatu tempat atau letak, yakni liegen terletak. Kurangnya pemahaman tersebut tentu saja berpengaruh pada pemahaman kasus dan artikel yang akan digunakan dalam sebuah kalimat. Agar pembelajaran pada materi Wechselpräpositionen di tingkat SMA lebih efektif dan peserta didik dapat menyelesaikan kesulitan seperti yang telah disebutkan di atas, maka diperlukan metode pembelajaran yang lebih menarik dan inovatif, sehingga peserta didik mampu memahami dan menguasai materi tersebut. Pembelajaran yang kurang menarik dan inovatif dari guru menjadi salah satu faktor berkurangnya motivasi peserta didik untuk mempelajari dan memahami tata bahasa Jerman, terutama dalam menguasai materi Wechselpräposition. Pembelajaran dengan metode ceramah cenderung kurang efektif dan kurang interaktif, sehingga peserta didik sulit untuk memahami materi yang disampaikan. Selain itu, kurangnya media pembelajaran yang menarik kerap membuat pemahaman peserta didik terhadap materi Wechselpräposition yang telah diajarkan mudah lupa. Sedangkan materi Wechselpräposition merupakan materi yang cukup sulit untuk peserta didik di tingkat SMA. Seringkali peserta didik melakukan kesalahan dalam penggunaannya. Hal tersebut sangat berpengaruh sekali pada ketercapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan suatu media pembelajaran yang menarik dan mampu meningkatkan pemahaman, penguasaan, dan motivasi peserta didik dalam mempelajari materi Wechselpräposition. Salah satu media yang sesuai untuk menguasai materi Wechselpräpositionen adalah media video. Video merupakan suatu media yang mampu mengaktifkan indera penglihatan dan pendengaran yang akan disalurkan ke otak. Media video yang digunakan untuk pembelajaran beragam jenisnya. Beberapa contoh jenis media video pembelajaran adalah seperti video interaktif, video tutorial, dan video simulasi. Adapun video pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah media video simulasi.

6 Media video simulasi adalah video yang di dalamnya terdapat penggambaran suatu proses dengan peragaan menggunakan model pemeranan. Media video simulasi merupakan media yang di dalamnya terdapat konten audio (instrumen musik, lagu, dan percakapan) dan visual (gambar, animasi, dan video). Berdasarkan pengalaman pada saat Program Pengalaman Lapangan (PPL) penggunaan media video dalam pembelajaran lebih efektif dibandingkan dengan media lainnya. Penggunaan media video tidak hanya menarik minat dan motivasi peserta didik saja, melainkan pemahaman dan penguasaan materi yang diterima oleh peserta didik dapat menjadi lebih baik. Media video simulasi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah video-video yang dibuat dalam bentuk pemeranan dan percakapan sederhana dengan konten inti tertuju pada penguasaan dan pemahaman materi Wechselpräpositionen. Video percakapan tersebut dibuat sendiri oleh peneliti dengan memperhatikan beberapa aspek dalam pembelajaran bahasa Jerman yang berhubungan dengan materi Wechselpräpositionen. Video percakapan tersebut dibuat dengan menggunakan kamera berseolusi tinggi dengan kualitas yang baik dan memenuhi standar dalam video pembelajaran, sehingga proses belajar menjadi lebih hidup. Video tersebut dibuat dalam beberapa situasi, konteks, dan keadaan yang berbeda sesuai dengan tema pembelajaran peserta didik di kelas. Aktor dan aktris diperankan oleh mahasiswa Departemen pendidikan bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia yang telah menguasai bahasa Jerman pada tingkat A2-B1. Video ini akan ditampilkan ketika peneliti melakukan treatment di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Bandung. Dengan menggunakan media video simulasi ini, diharapkan penguasaan dan pemahaman peserta didik dalam materi Wechselpräposition menjadi lebih baik. Dalam beberapa judul jurnal internasional, media video sudah diangkat dalam penelitian di beberapa bidang. Misalnya penelitian mengenai pengembangan media video tutorial dalam bidang teknik bangunan. Dengan peningkatan grafik pencapaian belajar yang terus menerus, maka video ini terus dikembangkan. Selain bidang teknik, video interaktif juga telah dikembangkan dalam bidang pembelajaran bahasa asing. Dalam jurnal yang dibuat oleh dosen

7 dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), peneliti tersebut mencoba menggunakan media video interaktif dalam pembelajaran bahasa Inggris, dan grafik pencapaian pembelajaran dalam memahami bahasa Inggris menunjukkan peningkatan. Saat ini peneliti akan mencoba melakukan penelitian video tersebut dalam bidang bahasa Jerman, yang dibatasi pada pembelajaran tata bahasa (Grammatik) bahasa Jerman khususnya pada materi Wechselpräposition. Diharapkan hasil yang diperoleh dalam penelitan inipun positif seperti penelitianpenelitan sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti penggunaan video simulasi pembelajaran dalam penguasaan materi Präposition dengan judul penelitian, Efektivitas Penggunaan Media video simulasi dalam Penguasaan Materi Präposition. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan media pembelajaran yang menarik mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam memahami materi Präpositionen pada pembelajaran bahasa Jerman? 2. Apakah minat dan motivasi peserta didik dalam belajar bahasa Jerman mempenagruhi kemampuan peserta didik dalam penguasaan materi Präposition dalam pembelajaran bahasa Jerman? 3. Apakah Metode pembelajaran yang berkesan mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam memahami materi Präpositionen dalam pembelajaran bahasa Jerman? 4. Apakah kesulitan peserta didik dalam memahami materi Präpositionen disebabkan karena media pembelajaran yang kurang menarik dan kurang berkesan? C. Batasan Masalah Masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi. Oleh karena itu, berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas, peneliti membatasi masalah

8 hanya pada efektivitas penggunaan media video simulasi untuk meningkatkan penguasaan materi Wechselräposition. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kemampuan penguasaan Wechselpräpositionen peserta didik dalam pembelajaran bahasa Jerman sebelum menggunakan media video simulasi? 2. Bagaimana kemampuan penguasaan Wechselpräpositionen peserta didik dalam pembelajaran bahasa Jerman setelah menggunakan media video simulasi? 3. Apakah penggunaan media video simulasi efektif dalam meningkatkan kemampuan peserta didik terhadap penguasaan materi Wechselpräpositionen? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya: 4. Mengetahui kemampuan penguasaan peserta didik dalam materi Wechselpräpositionen dalam pembelajaran bahasa Jerman sebelum pembelajaran menggunakan media video simulasi. 5. Mengetahui kemampuan penguasaan peserta didik dalam materi Wechselpräpositionen dalam pembelajaran bahasa Jerman sesudah pembelajaran menggunakan media video simulasi. 6. Mengetahui keefektifan media video simulasi untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam penguasaan materi Wechselpräpositionen. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak diantaranya: 1. Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti tentang pengaruh media video simulasi terhadap kemampuan penguasaan materi Wechselräposition

9 seperti yang telah diungkapkan di dalam latar belakang masalah. Selain itu, peneliti juga dapat mempelajari materi Wechselpräposition lebih dalam. 2. Peserta Didik Dengan menggunakan media pembelajaran yang lebih menarik dan inovatif seperti dengan menggunakan media video simulasi, peserta didik bisa lebih mengerti dan memahami materi Wechselpräposition. Karena di dalam konten video berisi materi mengenai penggunaan Wechselpräposition serta cara penggunaan dan contoh dalam percakapan. 3. Pengajar Bahasa Jerman Dengan penelitian ini, para guru bahasa Jerman dapat mengetahui gambaran media alternatif yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran materi tata bahasa (Grammatik) Wechselpräposition, yaitu media video simulasi. 4. Peneliti lain Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan bahan perbandingan terkait penggunaan media dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Jerman.