BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG ASEUPAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PULOSARI

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG KARANG

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. DUTA POLINDO CIPTA 1. M. Sugihono Hanggito, S.Hut. 2. Miftah Ayatussurur, S.Hut.

Identifikasi dan Uji Coba Jenis Lokal untuk Mendukung Kegiatan Rehabilitasi Lahan Pascatambang. Ishak Yassir

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. TODO CONSULT 1. Hendra Masrun, M.P. 2. Djarot Effendi, S.Hut.

PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Aseupan Banten BAB II METODE

Penyusunan Profil Keanekaragaman Hayati (KEHATI) Gunung Karang

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK

KOMPOSISI DAN KERAGAMAN TUMBUHAN BAWAH DI BAWAH TANAMAN BINUANG BINI (Octomeles sumatrana Miq.) DI KHDTK HAURBENTES, JASINGA, BOGOR

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Karang Banten BAB II METODE

Sukagalih Induk Remaja Bayi individu (mdpl.) X Y

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Pulosari Pegunungan Akarsari - Banten BAB II METODE

ANALISIS VEGETASI POHON DI KAWASAN HUTAN BATU BUSUAK PADANG. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas ABSTRACT

Ngatiman & Deddy Dwi Nurcahyono

Wahyu Catur Adinugroho Ismed Syahbani Mardi T.Rengku Zainal Arifin Mukhaidil

KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR VEGETASI HUTAN DI KAWASAN SUAKA MARGASATWA CIKEPUH, SUKABUMI JAWA BARAT

Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 272 Telp. (0251) ; Fax (0251) Bogor 2 Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam

ANALISIS VEGETASI DI BAWAH TEGAKAN Dyera lowii Hook.f. DI AREAL REHABILITASI LAHAN GAMBUT DESA LUNUK RAMBA, KALIMANTAN TENGAH

LAPORAN PENELITIAN TIM PENELITI : 1. Nama Ketua : Ir. Zikri Azham, M.P. NIDN :

1. PENGANTAR. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Semarang, 11 September 2012

Liza Niningsih 1, Chandradewana Boer 2 dan Fadjar Pambudhi 3

ANALISA VEGETASI TEGAKAN HUTAN DI AREAL HUTAN KOTA GUNUNG SARI KOTA SINGKAWANG

ANALISIS VEGETASI POHON DI HUTAN DESA BARUNG-BARUNG BALANTAI TENGAH KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

Analisis Vegetasi Spermatophyta di Taman Hutan Raya (Tahura) Seulawah Aceh Besar

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

Association of Akar Kuning (Fibraurea tinctoria Lour.) with Potential To Drugs at Samboja, East Kalimantan

Estimasi Cadangan Karbon di Atas Permukaan Tanah di Hutan Bukit Tangah Pulau Area Produksi PT. Kencana Sawit Indonesia (KSI), Solok Selatan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT ECOSITROP 1. Dr. Yaya Rayadin 2. Adi Nugraha, SP.

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan tropis yang luas dan memiliki keanekaragaman hayati yang

Lampiran 2. Peta sebaran pohon pakan orangutan jantan dan betina dewasa (Jenggot dan Minah) berdasarkan ketinggian pohon (m dpl)

ANALISIS VEGETASI DI KAWASAN AGROWISATA GUNUNG TUMPA

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) II. PRAKTIKUM

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

BAB III METODE PENELITIAN

STRUKTUR VEGETASI. Boy Andreas Marpaung / DKK-002

(Varius Kind of Lower Plants on Dipterocarpaceae in KHDTK (Forest Area With Special Purpose) Haurbentes, Kecamatan Jasinga.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ASOSIASI AKAR KUNING (Fibraurea tinctoria Lour.) DENGAN TUMBUHAN BERPOTENSI OBAT DI SAMBOJA, KALIMANTAN TIMUR

Lampiran 1. Data curah hujan dan hari hujan di lokasi penelitian tahun 2001 sampai dengan Februari Curah Hujan Tahun. Bulan.


III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

VEGETASI GULMA PADA EKOSISTEM RAWA GAMBUT DI PERKEBUNAN SAGU (Metroxylon sagu Rottb.) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI, RIAU

Khairunnisa 1, Nursal 2, Elya Febrita 3 * ,

STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI POHON DI STASIUN PENELITIAN HUTAN BRON DESA WAREMBUNGAN KABUPATEN MINAHASA

:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012

Analisis Vegetasi Hutan Alam

Preferensi Hijauan Pakan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus): Studi Kasus di Kawasan Seblat

KERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk ke dalam kategori negara

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IV. METODE PENELITIAN

Analisis Vegetasi Dasar di Bawah Tegakan Jati Emas (Tectona grandis L.) dan Jati Putih (Gmelina arborea Roxb.) di Kampus Universitas Andalas

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

Analisis vegetasi dasar di bawah tegakan Jati Emas (Tectona grandis L.) dan tegakan Jati Putih (Gmelina arborea Roxb.) di Kampus Universitas Andalas

BAB 3 BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dengan metode

PERSAMAAN ALOMETRIK BIOMASSA DAN FAKTOR EXPANSI BIOMASSA VEGETASI HUTAN SEKUNDER BEKAS KEBAKARAN DI PT. INHUTANI I BATU AMPAR, KALIMANTAN TIMUR

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Keanekaragaman dan potensi tumbuhan di kawasan Hutan Lindung Gunung Pesagi, Lampung Barat

IDENTIFIKASI DAN UJI COBA JENIS LOKAL UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN REHABILITASI LAHAN PASCATAMBANG

PENDAHULUAN (2) METODOLOGI 4/4/2012 DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB III METODE PENELITIAN

KONDISI VEGETASI DI KAWASAN HUTAN KEBUN RAYA BALIKPAPAN* [Vegetation in the Forest at Balikpapan Botanical Garden]

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MARTAJASAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG PARAKASAK

Kondisi koridor TNGHS sekarang diduga sudah kurang mendukung untuk kehidupan owa jawa. Indikasi sudah tidak mendukungnya koridor TNGHS untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

ASSOSIASI JENIS TANAMAN PENUTUP TANAH (Cover Crops) DI SEKITAR LAHAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA.

VEGETASI DAN DISTRIBUSI POHON DI HUTAN DATARAN RENDAH, DESA MUNSE, PULAU WAWONII, SULAWESI TENGGARA

*) Diterima : 25 Januari 2007; Disetujui : 2 September 2008

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

PENELITIAN EKOLOGI JENIS DURIAN (Durio spp.) DI DESA INTUH LINGAU, KALIMANTAN TIMUR

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

Hutan. Padang, 20 September Peneliti pada Balai Litbang Hutan Tanaman Palembang

Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994.

Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan Baku Obat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan

*) Diterima : 15 Mei 2006; Disetujui : 27 April 2007 ABSTRACT ABSTRAK

Analisis Vegetasi dalam Komunitas Nepenthes mirabilis di Hutan Kampus Institut Agama Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi

KEANEKARAGAMAN DAN KOMPOSISI JENIS POHON DI HUTAN PAMEUMPEUK - TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK, KABUPATEN SUKABUMI

LAPORAN PENELITIAN KOMPOSISI JENIS TEGAKAN PADA BEKAS LADANG BERUMUR 5 DAN 10 TAHUN DI KAMPUNG MENCIMAI KABUPATEN KUTAI BARAT TIM PENELITI :

II. METODOLOGI. A. Metode survei

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) I. KULIAH

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

The Diversity and Abudance of Liana (Climbing Plants) in the Natural Forest of Hasanuddin University Experimental Forest

LAMPIRAN 1 PETA PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG ASEUPAN A. Struktur dan Komposisi Jenis Kategori Pohon (DBH 10 cm) Untuk memberikan gambaran ekologi dan penutupan kawasan hutan alam di kawasan Gunung Aseupan, maka pendekatan yang dilakukan adalah dengan cara melakukan identifikasi keragaman jenis serta melakukan studi yang berhubungan dengan struktur dan komposisi vegetasinya. Metode identifikasi yang dilakukan dengan menggunakan plot vegetasi dan petak ukur maupun dengan cara eksplorasi jenis. Studi tentang struktur dan komposisi jenis pohon pada kawasan hutan alam sangat penting dilakukan untuk memberikan gambaran keanekaragaman hayati jenis pohon serta kondisi penutupan vegetasi yang secara umum akan berpengaruh terhadap kondisi ekologi suatu kawasan. Nilai kualitatif struktur tegakan biasanya berhubungan erat dengan nilai-nilai diameter pohon, tinggi pohon maupun basal area atau luas bidang dasar tegakan pada suatu luasan tertentu. Sementara itu komposisi jenis pohon sangat berhubungan erat dengan dominansi suatu jenis pada suatu tempat tertentu serta juga berhubungan erat dengan parameter yang ada di dalamnya yang meliputi frekuensi kehadiran jenis, luas bidang dasar dan kerapatan pada masing-masing plot penelitian. Dengan diketahuinya komposisi jenis pohon kita bisa menganalisis seberapa besar keterkaitannya dengan ekosistem pada suatu kawasan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa suatu kawasan dengan komposisi jenis pohon yang lebih beragam cenderung memiliki nilai potensi biodiversity yang tinggi dan juga tingkat kehadiran satwa yang lebih banyak dibandingkan dengan kawasan yang miskin potensi biodiversity faunanya. Untuk mengetahui kondisi struktur dan komposisi jenis untuk kategori pohon (DBH 10 cm), maka dilakukan kegiatan identifikasi jenis pohon dan pengukuran diameter pohon setinggi dada (DBH). Pada kegiatan identifikasi dan inventarisasi tegakan pada hutan alam di kawasan pegunungan aseupan, pohon dengan DBH 10 cm di kelompokkan ke dalam kategori pohon. Semua tegakan baik kategori pohon (tress, DBH 10 cm), pancang (sapling, tinggi 2 m, DBH 10 cm) dan kelompok semai ( seedling, tinggi 2 m) yang BLHD Propinsi Banten IV. 1

ditemukan di dalam plot ukuran 20 m x 100 m (0,2 Ha/plot) dilakukan proses inventarisasi dan identifikasi untuk berikutnya dilakukan analisis nilai dominansinya. Dalam kegiatan penelitian ini, nilai dominansi berdasarkan kepada jumlah kehadiran pohon (FR) dan luas bidang dasar (DR) serta density (KR) masing-masing jenis persatuan luasnya. Selain itu dilakukan identifikasi tegakan di dalam plot pengamatan, juga dilakukan kegiatan eksplorasi/ identifikasi jenis pohon dan juga vegetasi pendukung (herba liana) yang berada di sekitar lokasi pengamatan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui keragaman dan kehadiran vegetasi secara keseluruhan. Untuk mengetahui komposisi vegetasi tingkat pohon, pada kawasan Gunung Aseupan masing- masing plot studi di buat ke dalam 3 subplot studi yang secara umum hasil perhitungan dominansi jenisnya dapat dilihat pada Tabel IV-1 dan Gambar IV.1. Khusus untuk struktur vegetasi pohon di kawasan Gunung Aseupan pada plot berukuran 0.12 ha berhasil diidentifikasi sebanyak 18 jenis tegakan kategori pohon (Tabel IV-1). Dari 18 jenis pohon tersebut terdapat keragaman jenis dari kelompok family Euphorbiaceae. Sebagai contoh untuk kelompok family Euphorbiaceae berhasil diidentifikasi 4 jenis dari 18 jenis yang ada di dalam plot yaitu : Antidesma sp.; Chaetocarphus costanopcarpus; Cleistanthus myrianthus; Croton argyratus. Pada kawasan hutan alam Gunung Aseupan menunjukan kerapatan pohon yang cukup tinggi. Dengan nilai kerapatan pohon sebesar 266.67 pohon/ha. Di sisi lain tingginya nilai kerapatan pohon juga berdampak pada tingginya nilai basal area (BA) (m²/ha), berdasarkan nilai basal areanya kawasan Gunung Aseupan dapat di kategorikan kepada kondisi penutupan Hutan sekunder dengan dominansi oleh beberapa jenis pionir cepat tumbuh. BLHD Propinsi Banten IV. 2

Tabel IV-1. Nilai dominansi untuk kategori pohon (DBH 10 cm) di lokasi Hutan alam Gunung Aseupan berdasarkan frekuensi, basal area pohon perhektar dan kerapatan pohon perhektar masing-masing jenis pohon. No Nama Jenis Family Kerapatan (pohon/ha) Frekuensi (K) (F) (D) BA (m2/ha) KR FR DR NPJ 1 Antidesma sp. Euphorbiaceae 41.67 1.00 1.40 15.63 13.04 9.30 37.97 2 Canarium denticulatum Burseraceae 8.33 0.33 2.44 3.13 4.35 16.24 23.71 3 Chaetocarphus costanopcarpus Euphorbiaceae 8.33 0.33 0.29 3.13 4.35 1.92 9.40 4 Cleistanthus myrianthus Euphorbiaceae 8.33 0.33 0.63 3.13 4.35 4.19 11.67 5 Croton argyratus Euphorbiaceae 8.33 0.33 0.26 3.13 4.35 1.75 9.22 6 Ficus albipila Moraceae 8.33 0.33 0.26 3.13 4.35 1.75 9.22 7 Ficus mollissima Moraceae 8.33 0.33 0.59 3.13 4.35 3.93 11.40 8 Knema latericia Myristicaceae 16.67 0.33 0.19 6.25 4.35 1.27 11.86 9 Magnolia sp. Magnoliaceae 8.33 0.33 1.21 3.13 4.35 8.07 15.54 Neonauclea 10 excelsa Rubiaceae 8.33 0.33 0.90 3.13 4.35 5.97 13.45 11 Nothaphoebe sp. Lauraceae 8.33 0.33 0.26 3.13 4.35 1.75 9.22 12 Pentace triptera Tiliaceae 33.33 0.67 0.58 12.50 8.70 3.87 25.06 13 Porterandia sp. Rubiaceae 8.33 0.33 0.19 3.13 4.35 1.26 8.73 14 Quercus sp. Fagaceae 8.33 0.33 1.10 3.13 4.35 7.34 14.81 15 Schima wallichii Theaceae 16.67 0.67 2.21 6.25 8.70 14.71 29.65 16 Symplocos sp. Symplocaceae 25.00 0.67 0.99 9.38 8.70 6.57 24.64 Syzygium 17 aromaticum Myrtaceae 8.33 0.33 0.15 3.13 4.35 0.98 8.45 18 Vernonia arborea Compositae 33.33 0.33 1.37 12.50 4.35 9.15 26.00 Jumlah 266.67 7.67 15.00 100.00 100.00 100.00 300.00 Berdasarkan Tabel IV-1 dan Gambar IV.1 terlihat bahwa di lokasi studi hutan alam Gunung Aseupan jenis Antidesma sp. merupakan jenis yang paling dominan dengan nilai NPJ tertinggi sebesar 37.97 %; diikuti oleh jenis Schima wallichii (NPJ = 29.65 %); Vernonia arborea (NPJ = 26.00 %); Pentace triptera (NPJ = 25.06%); Symplocos sp. (NPJ = 24.64%); Canarium denticulatum (NPJ = 23.71 %). Bila dilihat dari struktur vegetasinya terutama dari luas bidang dasar yaitu 15.00 m²/ha dan kerapatan pohon 266 pohon/ha maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kawasan Gunung Aseupan banyak di dominasi oleh pohon dengan diameter sedang (DBH > 20 cm). BLHD Propinsi Banten IV. 3

NPJ (%) Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Aseupan Banten 40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 18 Jenis Pohon Dominan Gambar IV.1. Distribusi Nilai Dominansi (NPJ %) untuk Kategori Pohon (DBH 10 cm) di Kawasan Hutan Alam Gunung Aseupan. B. Struktur dan Komposisi Jenis Pancang Dalam upaya mengetahui potensi keanekaragaman hayati dan ekologi serta tegakan pada kawasan Hutan alam di Gunung Aseupan, maka dilakukan juga identifikasi pada tingkat pancang. Studi struktur dan komposisi pohon tingkat pancang sangat diperlukan dalam rangka mengetahui dinamika populasi tegakan maupun potensi regenerasi dari proses suksesi di kawasan hutan alam Gunung Aseupan. Untuk kategori pancang, studi dilakukan pada plot yang sama saat proses identifikasi tingkat pohon dilakukan pada masing-masing plot studi. Analisis struktur dan komposisi pancang di kawasan Hutan alam Gunung Aseupan dilakukan pada 3 plot dengan ukuran (5 m x 5 m). Pada pengamatan di lokasi studi Hutan alam Gunung Aseupan berhasil diidentifikasi sebanyak 6 jenis pancang yang tergolong kedalam 6 Famili. Dilihat dari keragaman jenisnya pada BLHD Propinsi Banten IV. 4

tingkat pancang, kawasan Hutan alam Gunung Aseupan memiliki potensi keragaman jenis yang relatif rendah disebabkan telah terjadi pengalihan fungsi hutan menjadi lahan perkebunan masyarakat sekitar Gunung Aseupan. Hasil perhitungan dominansi jenis pada tingkat pancang secara detail dapat dilihat pada Tabel IV-2. Dan Gambar IV.2. berikut : Tabel IV-2. Nilai dominansi untuk kategori pancang (sapling, tinggi 2 m, DBH 10 cm) di lokasi Hutan Alam Gunung Aseupan berdasarkan frekuensi, dan kerapatan pohon perhektar masing-masing jenis pohon. No Nama Jenis Family Kerapatan (pohon/ha) Frekuensi KR FR SDR 1 Ficus mollissima Moraceae 133.33 0.33 16.67 16.67 33.33 2 Macaranga hypoleuca Euphorbiaceae 133.33 0.33 16.67 16.67 33.33 3 Melicope glabra Rutaceae 133.33 0.33 16.67 16.67 33.33 4 Neonauclea excelsa Rubiaceae 133.33 0.33 16.67 16.67 33.33 5 Syzigium sp. Myrtaceae 133.33 0.33 16.67 16.67 33.33 6 Vernonia arborea Compositae 133.33 0.33 16.67 16.67 33.33 Jumlah 800.00 2.00 100 100 200 (K) (F) Pada Tabel IV-2 dan Gambar IV.2 untuk pohon kategori pancang berhasil diidentifikasi sebanyak 6 jenis yang tergabung ke dalam 6 Famili. Dilihat dari sebaran Nilai Penting Jenis pada Tabel IV-2 dan Gambar IV.2 menunjukkan bahwa tingkat dominansi pada masing-masing jenis cukup merata dimana nilai SDR untuk masing-masing jenis berada pada 33.33 % artinya untuk tingkat pancang tidak ada jenis yang mendominasi jenis lainnya. Hal ini terjadi kemungkinan diakibatkan oleh beberapa hal antara lain kawasan tersebut telah terdegradasi berat sehingga hanya jenis tertentu saja yang bisa tumbuh dan berkompetisi dengan jenis lainnya. Disisi lain terfragmentasinya kawasan hutan ke dalam habitat yang kecil menyebabkan jenis pohon tingkat pancang yang berhasil diidentifikasi relative sedikit sehingga nilai SDR tersebar merata pada masing-masing jenis pancang. BLHD Propinsi Banten IV. 5

SDR (%) Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Aseupan Banten Selain itu, beberapa jenis pohon pakan yang hadir pada tingkat pohon juga hadir pada tingkat pancang seperti jenis dari Ficus mollissima, Syzigium sp, dan Vernonia arborea. Jenis-jenis tersebut kedepannya diharapkan dapat tumbuh berkembang menjadi tingkat pohon dan menambah potensi sumber pakan untuk Avifauna dan satwaliar yang hadir di dalam hutan alam Gunung Aseupan 35 30 25 20 15 10 5 0 Ficus mollissima Macaranga hypoleuca Melicope glabra Neonauclea excelsa Syzigium sp. Vernonia arborea 6 Jenis Pancang Dominan Gambar IV.2. Nilai Dominansi (SDR %) untuk Kategori Pohon tingkat pancang (sapling, tinggi 2 m, DBH 10 cm) di Kawasan Hutan Alam Gunung Aseupan. C. Struktur dan Komposisi Jenis Semai Pada masing-masing plot penelitian selain dilakukan perhitungan identifikasi jenis tingkat pohon dan pancang, juga dilakukan perhitungan tingkat semainya. Khusus untuk vegetasi pohon pada tingkat semai dilakukan pada 3 petak ukur (ukuran 2 m x 2 m) yang tersebar di seluruh lokasi penelitian. Secara umum kawasan Hutan alam Gunung Aseupan berdasarkan struktur dan komposisi pohon pada tingkat semai (seedling) menunjukkan bahwa tingkat kerapatan semai sebesar 6666 pohon/ha. Hasil identifikasi di kawasan Hutan alam Gunung Aseupan pada tingkat semai jumlah jenis yang teridentifikasi sebesar 6 jenis yang tergolong kedalam 4 Famili. Untuk mengetahui struktur dan BLHD Propinsi Banten IV. 6

SDR (%) Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Aseupan Banten komposisi jenis tingkat Semai yang secara umum hasil perhitungan dominansi jenisnya dapat dilihat pada Tabel IV-3 dan Gambar IV.3. Tabel IV-3. Distribusi Nilai dominansi untuk kategori Semai (seedling, tinggi 2m) di lokasi Hutan Alam Gunung Aseupan berdasarkan frekuensi, dan kerapatan pohon perhektar masing-masing jenis pohon. No Nama Jenis Family Kerapatan (pohon/ha) (K) Frekuensi (F) KR FR SDR 1 Artocarpus elasticus Moraceae 833.33 0.33 12.50 12.50 12.50 2 Barringtonia sp. Lecythidaceae 833.33 0.33 12.50 12.50 12.50 Chaetocarphus 3 costanopcarpus Euphorbiaceae 1666.67 0.67 25.00 25.00 25.00 4 Ficus mollissima Moraceae 1666.67 0.67 25.00 25.00 25.00 5 Macaranga hypoleuca Euphorbiaceae 833.33 0.33 12.50 12.50 12.50 6 Polyalthia sp. Annonaceae 833.33 0.33 12.50 12.50 12.50 Jumlah 6666.67 2.67 100.00 100.00 100.00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Chaetocarphus costanopcarpus Ficus mollissima Artocarpus elasticus Barringtonia sp. Macaranga hypoleuca Polyalthia sp. 6 Jenis Semai Dominan Gambar IV.3. Nilai Dominansi (SDR %) untuk Kategori Pohon tingkat semai (seddling, tinggi 2 m)) di Kawasan Hutan Alam Gunung Aseupan. Berdasarkan Tabel IV-3 dan Gambar IV.3 di atas hanya ditemukan 6 jenis pohon tingkat semai pada plot studi. Yang tergabung ke dalam 4 kelompok famili BLHD Propinsi Banten IV. 7

yang berbeda. Mengacu pada data vegetasi tingkat pancang dan semai menunjukkan hanya jenis pohon Ficus mollissima dari famili Moraceae dan Macaranga hypoleuca dari famili Euphorbiaceae yang ditemukan pada dua tingkatan tersebut. Hal ini dapat dijadikan indikator bahwa proses suksesi dan dinamika kehadiran vegetasi pada plot studi sedang berjalan dengan baik. Bila dilihat dari nilai SDR menunjukan bahwa tidak ada jenis yang sangat dominan terhadap jenis lainnya. Hal ini mengacu pada sebaran nilai SDR pada masing-masing jenis, dengan variasi nilai SDR antara 12.50 s/d 25.00 %. Hal ini cukup beralasan mengingat jenis pohon tingkat semai pada plot studi relatif sedikit serta kawasan hutan sekunder yang sudah mengalami degradasi sangat berat. D. Kehadiran dan Keragaman Jenis Pohon Dari hasil identifikasi dan inventarisasi tegakan kategori pohon, pancang dan semai, selanjutnya dilakukan kombinasi tabulasi data masing-masing kategori untuk mendapatkan informasi kehadiran dan keragaman jenis pohon secara keseluruhan. Ditambahkan juga data dari kegiatan eksplorasi yaitu mengidentifikasi jenis-jenis pohon yang ditemui diluar plot pengamatan vegetasi (plot vegetasi, 0.12 ha). Merujuk kepada hasil kombinasi seluruh data tegakan (Tabel IV.4) di peroleh informasi bahwa sedikitnya terdapat 73 jenis pohon pada lokasi penelitian hutan alam Gunung Aseupan. Untuk keterangan kehadiran dan keragaman jenis secara terperinci dapat dilihat pada Tabel IV.4 berikut ini : BLHD Propinsi Banten IV. 8

Tabel IV-4. Kehadiran dan keragaman jenis tegakan di lokasi studi hutan alam Gunung Aseupan. No Jenis Pohon Family Kategori Plot Pohon Pancang Semai Eksplorasi 1 Alstonia angustiloba Apocynaceae + 2 Antidesma neurocarpum Euphorbiaceae + 3 Antidesma sp. Euphorbiaceae + + 4 Artocarpus elasticus Moraceae + + 5 Baccaurea sp. Euphorbiaceae + 6 Barringtonia sp. Lecythidaceae + + 7 Brindelia sp. Euphorbiaceae + 8 Campnosperma sp. Anacardiaceae + 9 Canarium denticulatum Burseraceae + 10 Chaetocarphus costanopcarpus Euphorbiaceae + + + 11 Cinnamomum prorectum Lauraceae + 12 Clerodendrum sp. Rubiaceae + 13 Cleistanthus myrianthus Euphorbiaceae + + 14 Croton argyratus Euphorbiaceae + + 15 Dehaasia longipedicellata Lauraceae + 16 Dillenia suffruticosa Dilleniaceae + 17 Diospyros utilis Ebenaceae + 18 Diospyros unfolius Ebenaceae + 19 Ficus albipila Moraceae + + 20 Ficus bracteata Moraceae + 21 Ficus concinna Moraceae + 22 Ficus sp. Moraceae + 23 Ficus dubia Moraceae + 24 Ficus mollissima Moraceae + + + + 25 Ficus semicordata Moraceae + 26 Ficus tinctoria Moraceae + 27 Ficus trymatocarpa Moraceae + 28 Glochidion calospermum Euphorbiaceae + 29 Homalanthus populneus Euphorbiaceae + 30 Jackiopsis sp. Rubiaceae + 31 Knema elmeri Myristicaceae + 32 Knema glaucebcens Myristicaceae + 33 Knema latricia Myristicaceae + + 34 Macaranga hypoleuca Euphorbiaceae + + + BLHD Propinsi Banten IV. 9

Tabel IV-4. Lanjutan No Jenis Pohon Family Kategori Plot Pohon Pancang Semai Eksplorasi 35 Macaranga sp. Euphorbiaceae + 36 Macaranga tanarius Euphorbiaceae + 37 Macaranga trichocarpa Euphorbiaceae + 38 Macaranga winkleri Euphorbiaceae + 39 Magnolia sp. Magnoliaceae + + 40 Melicope glabra Rutaceae + + 41 Mesua sp. Sapotaceae + 42 Mezzetia parviflora Annonaceae + 43 Myristica simidrum Myristicaceae + 44 Nauclea officinalis Rubiaceae + 45 Neonauclea excelsa Rubiaceae + + 46 Nothaphoebe sp. Lauraceae + + 47 Nothapoebe umbelliflora Lauraceae + 48 Pentace triptera Tiliaceae + 49 Peronema canescens Lamiaceae + 50 Phoebe sp. Lauraceae + 51 Polyalthia sp. Annonaceae + 52 Polyalthia sumatrana Annonaceae + 53 Porterandia sp. Rubiaceae + + 54 Pternandra galeata Melastomataceae + 55 Quercus argentata Fagaceae + 56 Quercus sp. Fagaceae + 57 Rhodamnia cinerea Myrtaceae + 58 Sandoricum koetjapi Meliaceae + 59 Schima wallichii Theaceae + + 60 Sterculia sp. Sterculiaceae + 61 Symplocos sp. Symplocaceae + + 62 Syzygium aromaticum Myrtaceae + 63 Syzygium hirtum Myrtaceae + 64 Syzygium nitidum Myrtaceae + 65 Syzygium polyanthum Myrtaceae + 66 Syzygium sp. Myrtaceae + 67 Syzygium tawahense Myrtaceae + 68 Tabernaemontana floribunda Apocynaceae + 69 Tabernaemontana macrocarpa Apocynaceae + BLHD Propinsi Banten IV. 10

Tabel IV-4. Lanjutan No Jenis Pohon Family Kategori Plot Pohon Pancang Semai Eksplorasi 70 Urophyllum sp. Rubiaceae + 71 Vernonia arborea Compositae + + + 72 Vitex pinnata Lamiaceae + 73 Vitex purbescen Lamiaceae + Jumlah 18 6 6 66 Jika merujuk kepada data pada Tabel IV.4 maka kehadiran dan keragaman jenis pohon pada lokasi studi hutan alam Gunung Aseupan terdapat banyak jenis pohon yang merupakan jenis pohon pakan diantaranya jenis dari kelompok : Baccaurea, Artocarpus, Dillenia, Syzygium, Cananga, Vitex, Ficus, Notaphoebe, Knema, Vernonia. Jenis-jenis pohon pakan tersebut hadir cukup potensial pada kawasan hutan alam Gunung Aseupan. Jenis-jenis tersebut sangat penting untuk menjaga kehadiran satwa terutama mamalia pada kawasan hutan alam Gunung Aseupan. Pada hutan alam Gunung Aseupan juga ditemui beberapa jenis pionir dari famili Euphorbeaceae seperti Macaranga gigantea, Macaranga hoseii, Macaranga hypoleuca, Macaranga winkleri, Macaranga trichocarpa dan jenis lainnya pada tingkat semai dan pancang. Berikut perbandingan jumlah jenis pohon pada masingmasing familinya (Gambar V.4) BLHD Propinsi Banten IV. 11

Famili Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Aseupan Banten Tiliaceae Theaceae Symplocaceae Sterculiaceae Sapotaceae Rutaceae Meliaceae Melastomataceae Magnoliaceae Lecythidaceae Dilleniaceae Compositae Burseraceae Anacardiaceae Fagaceae Ebenaceae Lamiaceae Apocynaceae Annonaceae Myristicaceae Lauraceae Rubiaceae Myrtaceae Moraceae Euphorbiaceae Gambar IV.4. Perbandingan Jumlah jenis pohon pada masing-masing Familinya. Berdasarkan Gambar IV.4 terlihat bahwa kelompok jenis dari famili Euphorbiaceae cukup dominan yang mengindikasikan bahwa kawasan hutan tersebut banyak di dominasi oleh jenis pionir yang biasanya tumbuh pada kawasan hutan sekunder muda. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Jumlah Jenis BLHD Propinsi Banten IV. 12

E. Kehadiran dan Keragaman Vegetasi Pendukung Pada lokasi hutan alam juga dilakukan inventarisasi vegetasi pendukung untuk melihat seberapa besar kehadiran herba dan liana pada tutupan kawasan hutan alam Gunung Aseupan. Selain itu juga herba liana merupakan pakan bagi satwa herbivora sehingga kehadirannya sangat penting dalam proses ekosisitem kawasan hutan. Sedikitnya ditemukan 51 jenis vegetasi pendukung dengan kategori herba, liana, epifit dan palm di hutan alam Gunung Aseupan. Uraian seluruh jenis vegetasi pendukung yang hadir di hutan alam Gunung Aseupan dapat dilihat pada Tabel IV.5 dibawah ini. Tabel IV-5. Kehadiran dan keragaman jenis vegetasi pendukung (herba, liana,epifit dan palm) pada lokasi studi hutan alam Gunung Aseupan. No Nama Latin Family Kategori H/L/E/P 1 Acriopsis javanica Orchidaceae E 2 Aristolochia tagala Aristolochiaceae L 3 Asplenium nidus Aspleniaceae E 4 Alocasia longiloba Araceae H 5 Alpinia sp. Zingiberaceae L 6 Ammomum sp. Zingiberaceae H 7 Blechnum orientale Blechnaceae H 8 Blumea riparia Asteraceae L 9 Calamus sp. Arecaceae L 10 Calathea sp. Marantaceae L 11 Clidemia hirta Melastomataceae H 12 Corymborkis veratrifolia Orchidaceae H 13 Craytia sp. Vitaceae L 14 Costus speciosus Zingiberaceae H 15 Dendrobium anmosmum Orchidaceae E 16 Dicranopteris linearis Gleicheniaceae L 17 Echinocloa colonum Poaceae H 18 Eupatorium odoratum Asteraceae H 19 Ficus apiocarpa Moraceae L 20 Ficus sagitata Moraceae L 21 Gleichenia linearis Gleicheniaceae H BLHD Propinsi Banten IV. 13

Tabel IV-5. Lanjutan No Nama Latin Family Kategori H/L/E/P 22 Globba aurantiaca Zingiberaceae H 23 Histiopteris linearis Dennstaedtiaceae H 24 Lantana camara Verbenaceae L 25 Leea indica Leeaceae H 26 Lygodium microphyllum Schizaeaceae L 27 Melastoma malabathricum Melastomataceae H 28 Merremia peltata Convolvulaceae L 29 Microlepia malinensis Dennstaedtiaceae H 30 Microlepia spluncae Dennstaedtiaceae H 31 Mikania macranta Asteraceae L 32 Milletia sp. Fabaceae L 33 Milletia spendidisima Fabaceae L 34 Microlepia spluncae Dennstaedtiaceae H 35 Musa abaca Musaceae H 36 Nephrolepis falcata Oleandraceae H 37 Piper aduncum Piperaceae H 38 Piper majusculum Piperaceae L 39 Poikilospermumsp. Cecropiaceae L 40 Puspalum sp. Poaceae H 41 Rubus mollucanus Rosaceae L 42 Scleria purpurascens Cyperaceae H 43 Selaginella sp. Selaginellaceae H 44 Selaginella willdenovii Selaginellaceae H 45 Sesbania sesban Fabaceae H 46 Smilax modesta Smilacaceae L 47 Solanum torvum Solanaceae H 48 Stenochlaena palustris Blechnaceae H 49 Tetracera scandens Dilleniaceae L 50 Timonius sp. Rubiaceae H 51 Zoysia matrella Poaceae H Keterangan; H = Herba, L = Liana, E = Epifit, P = Palm Merujuk pada Tabel IV-5 dan Gambar IV.5 dapat dilihat bahwa dominansi temuan jenis Herba lebih besar dibandingkan jenis Liana, Epifit dan Palm. Untuk kehadiran vegetasi pendukung kategori Herba ditemukan sebanyak 28 jenis dan untuk kategori Liana ditemukan sebanyak 20 jenis, serta untuk BLHD Propinsi Banten IV. 14

Jumlah Jenis Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Aseupan Banten kategori Epifit hanya ditemukan sebanyak 3 jenis, sedangkan untuk kategori palm tidak ditemukan di areal studi. Sebagian besar famili yang merupakan kategori herba adalah Dennstaedtiaceae, Zingiberaceae, Selaginellaceae, Masing-masing jenis yang tumbuh pada kategori umumnya adalah tumbuhan pada hutan sekunder atau hutan bekas tebangan. Untuk kategori liana atau tumbuhan bawah yang merambat, didominasi oleh jenis-jenis dari famili Asteraceae, seperti Mikania macranta dan Blumea riparia. Ada pula famili dari Moraceae, seperti Ficus apiocarpa dan Ficus sagitata. Data hasil eksplorasi diperoleh dari identifikasi pada jalur hutan alam Gunung Aseupan yang perbandingan jenis tumbuhan berdasarkan kategori / pengelompokannya dalam kelompok herba, liana, palm dan epifit dapat dilihat pada Gambar IV.5. dibawah ini. 30 25 20 15 10 5 0 Herba Liana Epifit Palm Kelompok Vegetasi Gambar IV.5. Perbandingan Jumlah jenis liana, herba, palm dan epifit di lokasi studi hutan alam Gunung Aseupan. Jenis-jenis tersebut merupakan jenis vegetasi pendukung yang dijumpai di sepanjang transek survei. BLHD Propinsi Banten IV. 15