BAB I PENDAHULUAN. pengobatan penyakit yang terjadi pada gigi. Kedokteran gigi pencegahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kehilangan struktur mahkota gigi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. Resin akrilik telah banyak digunakan di bidang kedokteran gigi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. pada gigi yang umumnya berakibat pada kehilangan gigi dan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. gigi pada satu lengkung rahang atau gigi antagonis. Maloklusi dapat dikoreksi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berperan dalam interaksi sosial manusia (Tin-Oo dkk., 2011). Sebuah survei yang

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan

BAB I PENDAHULUAN. telah tanggal. Selama lebih dari 35 tahun dental implantology telah terbukti

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi merupakan komunitas mikroba yang melekat maupun berkembang

ABSTRAK. Identitas penyusun : Vania Christiani Wiryadi Nama Pembimbing : Angela Evelyna, drg., M.Kes. Prof. Dr. Ir. Bambang Sunendar P., M. Eng.

I. PENDAHULUAN. Menurut Powers dan Sakaguchi (2006) resin komposit adalah salah satu

The Effect of Brushing with Dentifrices Containing Various Abrasive

BAB 2 PASTA GIGI SEBAGAI SALAH SATU MEDIA DALAM MENJAGA KESEHATAN RONGGA MULUT

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang bidang pekerjaannya sangat menuntut penampilan seperti pramugari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat kumur saat ini sedang berkembang di lingkungan

Kata kunci : Dental bridge, nanokomposit Mg-Al-Si-Zr, teknik solgel, geopolimer, alkali aktivator, cotton fiber

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dihubungkan dengan jumlah kehilangan gigi yang semakin tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

BAB 2 DESKRIPSI SIKAT GIGI ELEKTRIK. Secara umum sikat gigi elektrik telah dikenal lebih efektif dalam

FINISHING DAN POLISHING

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan struktur rongga mulut atau sebagian wajah yang hilang. 2, 3

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi,

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara selalu menjaga kebersihan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

Kata Kunci: Resin komposit berbasis polymethylmethacrylate, White carbon black nanorod, Alumina nanopartikel, Kekerasan.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan

Definisi Yaitu keausan gigi yang disebabkan oleh kontaknya gigi.makin sering kontak terjadi, makin besar keausannya.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan bahan restorasi juga semakin meningkat. Bahan restorasi warna

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkembangan yang bervariasi dari wajah, rahang, gigi, dan abnormalitas dentofasial

BAB I PENDAHULUAN. Terapi ortodontik belakangan ini menjadi populer. 1 Kebutuhan akan perawatan

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi masa depan, tanpa kita sadari dengan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ini dapat meningkatkan resiko kehilangan gigi. Kehilangan gigi dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lain dan merupakan aspek penting dari komunikasi non verbal (Graham dan

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai. Menurut Dr. WD

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena selain dapat menghasilkan senyum yang indah juga sangat membantu

BAB I PENDAHULUAN. mikroba pada gigi dan permukaan gingiva yang berdekatan. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan rongga mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. alat ortodontik cekat menyebabkan pemeliharaan oral hygiene menjadi lebih sulit

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan basis gigi tiruan yang ideal memiliki karakteristik tidak iritan, toksik,

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

Kata Kunci : polymethylmethacrylate, PMMA, selulosa nanokristalin, silika nanosphere, kekuatan tarik diametral, kekerasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Streptococus mutans yang menyebabkan ph (potensial of hydrogen) plak rendah

I. PENDAHULUAN. rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh, baik bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa. 1,2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dari sisa makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

I PENDAHULUAN. Cordierite adalah material zat padat dengan formula 2MgO.2Al 2 O 3.5SiO 2 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut, yang salah satunya digambarkan oleh indeks DMF-T

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sifat yang estetis. Sifat estetis bahan ini terletak pada warna yang mirip

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BPSL BLOK K NAMA : NIM : KLP BUKU PANDUAN SKILL LAB ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK (IKGA) SEMESTER V TAHUN AKADEMIK

Kenali Penyakit Periodontal Pada Anjing

Bab III Metodologi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak diganti dapat menimbulkan gangguan pada fungsi sistem stomatognatik

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadi pada jaringan keras gigi yang bermula dari ke dentin berlanjut ke

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penampilan gigi berpengaruh dalam interaksi sosial manusia karena

Analisis Struktur Mikro (Metalografi)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pohon Arak (salvadora persica) (Almas,2002). dan minyak atsiri untuk meningkatkan air liur (Zaenab dkk,2004)

BAB I PENDAHULUAN. Mulut sangat selektif terhadap berbagai macam mikroorganisme, lebih dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut dengan asupan nutrisi (Iacopino, 2008). Diet yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan

PENGARUH KONSUMSI COKELAT DAN KEJU TERHADAP KONSENTRASI KALSIUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yulieyas Wulandari, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah atrisi, abrasi, abfraksi, fraktur dan erosi.walaupun kata-kata ini mempunyai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang masih perlu mendapat perhatian. Menurut Pintauli dan Hamada (2008),

BAB I PENDAHULUAN. Mulut memiliki lebih dari 700 spesies bakteri yang hidup di dalamnya dan. hampir seluruhnya merupakan flora normal atau komensal.

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atau biofilm dan diet (terutama dari komponen karbohidrat) yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berdasarkan ada atau tidaknya deposit organik, materia alba, plak gigi, pelikel,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak lama, fokus utama dari praktek kedokteran gigi adalah pencegahan dan pengobatan penyakit yang terjadi pada gigi. Kedokteran gigi pencegahan merupakan kedokteran gigi yang berhubungan dengan pemeliharaan mekanisme mastikasi yang normal dengan memperkuat struktur rongga mulut terhadap kerusakan dan penyakit. Salah satu proses yang dilakukan dalam kedokteran gigi pencegahan ini ialah brushing untuk mengilangkan plak ataupun stain untuk mempertahankan senyum yang indah. Senyum adalah ekspresi wajah yang paling dasar, senyum juga memiliki peran yang penting dalam ekspresi emosional. Senyum yang menarik memiliki peran yang penting pada penampilan seseorang. Senyum yang menarik didapat melalui tampilan gigi yang lebih putih dan cerah tanpa adanya staining. Staining atau pewarnaan pada gigi dapat terjadi pada gigi vital maupun nonvital. 1,2 Extrinsic stain pada permukaan gigi dapat disebabkan oleh konsumsi diet seperti kopi dan teh atau kebiasaan seperti merokok dan mengunyah tembakau. Extrinsic stain lebih banyak ditemukan dibandingkan intrinsic stain, sebab extrinsic stain ini dihasilkan secara langsung dari pelikel yang mengambil kromogen dari diet. Extrinsic stain langsung terjadi ketika pelikel mengabsorbsi agen pewarnaan (staining agent) meskipun agen awalnya tidak bewarna atau memiliki warna berbeda dengan stain yang dihasilkan. 1,2 1

2 Extrinsic stain pada gigi dapat dihilangkan dengan berbagai cara salah satunya dengan menggunakan pasta gigi. Pasta gigi ini berfungsi untuk mengurangi plak dan membantu menghilangkan stain. Namun pasta gigi ini terkadang efektivitasnya terbatas untuk menghilangkan stain yang ringan. Penghilangan stain biasanya dilakukan dokter gigi setelah tindakan scalling yaitu pada tindakan profilaksis dengan menggunakan pasta profilaksis. Profilaksis ini dapat dilakukan dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung bahan abrasif sehingga lebih efektif untuk menghilangkan stain. 2,3 Partikel abrasif yang digunakan pada pasta profilaksis yang ada dipasaran mengandung pumice, aluminum oxide (alumina), silicon carbide, aluminum silicate, silicone dioxide, senyawa carbide, garner, feldspar, zirconium silicate, zirconium oxide, boron, calcium carbonate, hydrated silica dan partikel abrasif lain yang digunakan juga adalah emery, perlite dan silika. Partikel abrasif ini memiliki nilai Moh s hardness 3,0-9,3. Silika merupakan salah satu dari banyak produk yang dihasilkan oleh hydrated silica yang tersedia dalam berbagai ukuran partikel dan karakteristik. Perbedaan hydrated silica dengan silika adalah hydrated silica ini soluble air sehingga efektivitasnya terhadap abrasi berkurang dibandingkan dengan silika yang tidak memiliki unsur air di dalamnya. Namun kebanyakan pasta gigi pemutih, pasta gigi yang digunakan sebagai stain remover dan pasta profilaksis komposisinya menggunakan hydrated silica. Silika termasuk bahan yang banyak dan mudah ditemukan dengan harga yang relatif murah juga secara mekanis dapat membersihkan gigi. Selain silika, yang umum digunakan dipasaran yaitu yang mengandung pumice. 4-6,15

3 Pada penelitian sebelumnya telah digunakan hydrate silica dan juga silika dengan morfologi partikelnya mikro. Ukuran abrasif yang lebih besar lebih mengabrasi sehingga mengakibatkan goresan pada gigi dan permukaan gigi menjadi kasar yang mengakibatkan stain mudah kembali. Dalam penelitian ini digunakan silika dengan ukuran nano. Silika ukuran nano ini dapat menghilangkan stain pada permukaan gigi, tetapi tidak menghasilkan goresan yang dalam sehingga stain tidak mudah kembali. Terdapat berbagai macam morfologi partikel silika dalam bentuk nano yaitu, nanosphere, nanowire, nanofiber, nanorod. Pada penelitian ini akan dibandingkan pengaruh perbedaan morfologi dari nanopartikel silika yaitu silika nanosphere yang memiliki morfologi berbentuk bulat (round) dan nanorod yang berbentuk batang terhadap efektivitas abrasifnya pada gigi yang mengalami extrinsic staining dalam pengembalian warna gigi. 7,8,15 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apakah didapatkan hasil sintesis silika nanopartikel dengan morfologi yang berbeda saat dikarakterisasi? 2. Apakah terdapat perbedaan efektivitas abrasi pada silika yang berbeda morfologinya?

4 1.3. Maksud dan Tujuan 1.3.1. Maksud Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mensintesis silika nanorod dan nanosphere lalu dikarakterisasi morfologi mikrostruktur melalui uji Scanning Electron Microscope (SEM) dan untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan karakteristik morfologi nanopartikel silika terhadap perubahan warna gigi yang mengalami extrinsic staining melalui mikroskop CCD yang dianalisa dengan Image J. 1.3.2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Menguji ada atau tidaknya hasil sintesis silika nanopartikel dengan morfologi yang berbeda saat dikarakterisasi. 2. Menguji ada atau tidaknya perbedaan efektivitas abrasi pada silika yang berbeda morfologinya. 1.4. Manfaat Penelitian Kegunaan dari penelitian ini terdiri dari manfaat akademik, manfaat ilmiah, dan manfaat praktis yang akan diuraikan sebagai berikut: 1.4.1. Manfaat Akademik Dapat memberikan wawasan lebih luas terhadap pengetahuan dalam bidang material kedokterteran gigi khususnya mengenai perbedaan nanopartikel silika terhadap efektivitas staining gigi.

5 1.4.2. Manfaat Ilmiah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang material kedokteran gigi dan menyumbangkan pengetahuan mengenai perbedaan morfologi nanopartikel silika terhadap efektivitas abrasi staining gigi. 1.4.3. Manfaat Praktis Mengetahui pengaruh nanopartikel silika terhadap pengaruh morfologi dalam menghilangkan stain pada gigi sehingga masyarakat luas mendapat informasi yang berguna dan bahan ini juga dapat diproduksi dan digunakan oleh masyarakat. Serta mendorong pemanfaatan sumber daya alam Indonesia untuk keperluan material kedokteran gigi. 1.5. Kerangka Pemikiran Pada saat ini dengan gaya hidup yang ada, masyarakat lebih peduli terhadap penampilannya dan memiliki keinginan melakukan perawatan pada permasalahan giginya. Banyak masyarakat lebih memilih mencegah daripada memperbaiki sehingga lebih terbiasa dengan kedokteran gigi pencegahan dibandingkan dengan reparatif. Penampilan menjadi hal yang penting dan salah satunya dapat dilihat dari senyum yang menarik dan gigi putih. 1,16 Pada sebagian orang dapat saat terjadi perubahan warna pada gigi sangat mengganggu penampilan karena berbagai faktor. Perubahan warna dapat terjadi secara intrinsic dan extrinsic. Perubahan warna extrinsic merupakan perubahan

6 warna yang terjadi di luar substansi gigi dan terletak pada permukaan gigi atau dalam pelikel. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan extrinsic stain ini yaitu diet yang menghasilkan stain berwarna cokelat pada permukaan gigi dikarenakan deposisi dari tanin yang terdapat dalam teh, kopi dan minuman lainnya, dapat juga disebabkan oleh oral hygiene dengan adanya akumulasi plak, kalkulus dan partikel makanan yang menghasilkan stain berwarna cokelat atau hitam. Stain berwarna cokelat gelap dan hitam dihasilkan dari kebiasaan merokok, cerutu, pipe, dan mengunyah tembakau yang terdapat pada sepertiga servikal sampai pertengahan gigi. Stain yang disebabkan oleh makanan yang berwarna cerah sulit untuk dihilangkan dari pit, fissure, groove dan defek enamel. 2,7,9,23 Dalam penelitian ini digunakan kopi karena memiliki dampak yang lebih progresif terhadap pemberian stain pada gigi. Pewarnaan dari kopi berbanding lurus dengan jumlah polifenol dalam kopi. Jenis biji kopi, dimana kopi tersebut tumbuh dan metode roasting kopi tidak mempengaruhi pewarnaan yang dihasilkan kopi tersebut. Metode dalam penyajian kopi secara signifikan mempengaruhi pewarnaan yang terjadi yaitu dari jumlah polifenol yang terdapat dalam kopi tersebut yang dipengaruhi oleh pembuatan (brewing) kopi juga suhu air yang digunakan. Pada kopi yang dingin kandungan polifenol lebih sedikit dibandingkan dengan kopi yang panas. Polifenol ini mengakibatkan pewarnaan tetapi, memiliki manfaat bagi kesehatan umum dan juga membuat gigi lebih tahan asam. Frekuensi meminum kopi berbeda setiap usia. Pada usia 30-39 tahun memiliki frekuensi 2 cangkir sehari. 7,23,44

7 Perubahan warna secara extrinsic merupakan perubahan warna yang terletak pada permukaan luar dari struktur gigi dan disebabkan oleh agen topikal atau ekstrinsik. Dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu langsung dan tidak langsung. Pewarnaan langsung disebabkan oleh senyawa dimasukkan ke dalam lapisan pelikel dan stain adalah hasil dari warna dasar kromogen tersebut. Pewarnaan langsung memiliki etiologi multifaktorial dengan kromogen yang berasal dari diet yang biasanya dikonsumsi. Diet menghasilkan stain pada permukaan gigi dapat disebabkan oleh pengendapan tanin yang ditemukan dalam teh, kopi dan minuman lain. Di sisi lain pewarnaan langsung disebabkan oleh interaksi kimia di permukaan gigi. Hal ini biasanya berhubungan dengan cationic antiseptics dan metal salt. Agen ini tanpa warna atau warna yang berbeda dari stain yang dihasilkan pada permukaan gigi. Secara tradisional, extrinsic stain dapat diklasifikasikan menurut asalnya, seperti logam atau non-logam. 2,10 Stain ini dapat dihilangkan dengan berbagai cara yaitu dapat dengan menyikat gigi, ultrasonic cleaning, rotary polishing dengan pasta profilaksis abrasif, air powder polishing, atau juga dapat dengan selective polishing dengan prophylactic angle dan rubber cup dan dapat menggunakan brush untuk menghilangkan bakteri biofilm yang tersisa pada permukaan gigi. Proses cleansing dan polishing pada permukaan gigi dilakukan untuk menghilangkan extrinsic stain yang masih ada setelah dilakukannya scalling dengan rubber cup atau bristle brush saat profilaksis menggunakan low speed handpiece dengan bahan abrasif yang tepat. Rubber cup merupakan bahan yang lentur saat diaplikasikan pada permukaan gigi juga dapat mempertahankan pasta yang akan diaplikasikan dan dapat

8 menghilangkan stain secara selektif sedangkan bristle brush digunkan untuk menghilangkan stain pada permukaan okklusan dan interproksimal pada fossa, disekitar alat ortodontik, digunakan untuk polishing sebelum prosedur sealant, dan untuk menghilangkan material yang tidak diperlukan sebelum menggunakan bahan abrasif dengan ukuran yang lebih kecil. Kecepatan putaran maksimum yang digunakan pada low speed handpiece adalah 3000rpm. Kecepatan yang digunakan rendah untuk mengurangi abrasi dan panas. Air powder polishing juga dapat digunakan yaitu pembersihan dan pemolesan menggunakan gabungan dari tekanan udara dan air dengan bubuk seperti natrium bikarbonat, aluminium trihydroxide, atau kalsium karbonat. 2,11,43 Proses material removal yang dapat terjadi ketika permukaan yang satu dengan lainnya saling digesekkan disebut dengan wear. Dalam kedokteran gigi, partikel terluar atau permukaan material dari intrumen yang dapat mengikis disebut abrasif. Abrasif merupakan komponen utama yang berkontribusi terhadap penghilangan stain. Terdapat beberapa jenis pasta gigi abrasif yaitu terdiri dari silika (hydrated silica), metal oxide (alumina), phosphates (calcium carbonat), karbonat (kalsium karbonat), dan silikat (aluminum silicate). Pada pasta gigi pemutih ataupun pasta gigi untuk penghilang stain sering menggunakan hydrated silica namun bahan ini larut (soluble) air sehingga efektivitas mengabrasi berkurang dibandingkan dengan silika yang tidak larut air. Dalam pasta gigi beberapa bahan ini dapat menimbulkan goresan pada gigi. Goresan ini ditimbulkan karena ukuran partikel bahan abrasif yang besar. Ukuran bahan abrasif yang besar ini semakin efektif untuk mengabrasi atau menghilangkan stain

9 tetapi dampaknya pada gigi adalah membuat adanya goresan pada gigi sehingga stain dapat lebih mudah terbentuk kembali sehingga di sini digunakan silika dengan ukuran nano yang hanya menghilangkan stain pada gigi tanpa menggores gigi. 12,13 Silika nanopartikel semakin meningkat dalam penelitiannya karena preparasinya mudah dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi. Sintesis ini menggunakan teknik sol gel yang dapat membentuk material padat terutama material inorganik nonlogam yang berasal dari larutan. Pada teknik ini digunakan pendekatan soft template dengan menggunakan tapioka untuk mendapatkan silika nanopartikel dengan morfologi batang(rod) sedangkan untuk mendapatkan morfologi bulat (sphere) tidak memerlukan template karena morfologi umum yang didapatkan dari sintesis adalah bulat (sphere). Pada nanopartikel ini juga terdapat berbagai bentuk. Bentuknya antara lain adalah nanosphere, nanorod, nanowire dan nanofiber. Pada nanosphere sifat khas yang dimiliki dan diinginkan adalah kemampuannya dalam proses polishing. Polishing bertujuan untuk mendapatkan permukaan enamel yang halus. Partikel yang kecil dapat menghasilkan permukaan yang halus dan licin. Untuk mendapatkan hasil tersebut tergantung pada kekerasan dan ukuran partikel abrasif. 13,14 1.6. Hipotesis 1. Sintesis dengan teknik sol-gel tanpa menggunakan template menghasilkan serbuk silika dengan morfologi nanosphere dan dengan menggunakan template menghasilkan morfologi nanorod.

10 2. Kekuatan abrasif silika untuk aplikasi bahan poles akan dipengaruhi oleh morfologi silika tersebut. 3. Silika nanorod akan lebih mengabrasif dibandingkan silika nanosphere. 4. Silika nanosphere memiliki sifat polishing yang lebih baik dari nanorod. 5. Kombinasi silika nanorod dan nanosphere akan menghasilkan bahan poles yang memiliki sifat abrasif dan polishing yang baik. 1.7. Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Hasil penelitian dianalisis menggunakan metode ANOVA dam untuk melihat perbedaan rerata sebelum dan sesudah perlakuan pada kedua kelompok perlakuan menggunakan uji t-tidak berpasangan dengan program MegaStat dimana kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p < 0,05. 1.8. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Advanced Material Processing Laboratorium di Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, ITB. Pengujian pewarnaan dilakukan di laboratorium optik, Program Studi Fisika, Fakultas Teknologi Industri,ITB. Bulan Januari sampai September 2015.