RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN BIDANG KEBUDAYAAN OLEH DEPUTI BIDANG SDM DAN KEBUDAYAAN

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1

Oleh: Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Kacung Marijan, MA, Ph.D.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEBIJAKAN PROGRAM DAN ANGGARAN DITJEN KEBUDAYAAN TAHUN 2016

KEGIATAN TAHUN 2015 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2016

KONSEP UMUM KEBUDAYAAN -Data Pokok Kebudayaan-

INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

PRIORITAS 11 TEMA PRIORITAS

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

KEBUDAYAAN. Budaya Benda (Tangible) Budaya Takbenda (Intangible)

4. Pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan daerah mengenai kerja sama luar negeri di bidang kebudayaan skala daerah.

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di bidang kebudayaan.

HASIL SIDANG KOMISI 8 REMBUK NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012

Q. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

LAMPIRAN XVII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010

BAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR

CETAK BIRU NASIONAL PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN RENCANA KERJA PROGRAM DAN ANGGARAN DITJEN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAN 2017

BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Kebijakan Bidang Kebudayaan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RENCANA STRATEGIS TAHUN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 358,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 24,813,456, BELANJA LANGSUNG 83,453,407,405.00

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN KEBUDAYAAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BIDANG KEBUDAYAAN

Program LAYANAN KEBUDAYAAN

PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN DAN PERFILMAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2014

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BERITA NEGARA. No.1486, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Indonesia. Warisan Budaya Takbenda. Pelaksanaan.

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU

Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018

Halaman : 1 URUSAN PEMERINTAHAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jatim ORGANISASI. Bertambah/(Berkurang) DASAR HUKUM KODE REKENING

PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DIY TAHUN ANGGARAN Oleh Dinas Kebudayaan DIY 2017

KEGIATAN TAHUN 2015 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2016

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR : 42 TAHUN 2009 NOMOR : 40 TAHUN 2009 TENTANG

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

DINAS KEBUDAYAAN. Tugas Pokok dan Fungsi :

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2008

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

TABEL 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

RINGKASAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH PEMERINTAH ACEH TAHUN ANGGARAN 2016

Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun 2014

2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 15 TAHUN

Belanja Pegawai. Bantuan Sosial. kdindex kode uraian. jumlah nmsdana vol

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR: PM.47/HK.001/MKP/2008 TENTANG

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEADAAN 31 JULI 2015 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN PERFILMAN JAWA TIMUR

BAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 391,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 31,911,581, BELANJA LANGSUNG 91,604,159,680.00

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN KERAJINAN KARAWO DAN UPIYA KARANJI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEBUDAYAAN NOMOR TAHUN. BESERTA PENJELASANNYA USULAN TIM KERJA PUU

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 19 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KERJA BADAN/DINAS/KANTOR/BAGIAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015

BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS KEBUDAYAAN KOTA DENPASAR TAHUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN BUPATI MADIUN,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) SEKTOR PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESENIAN KABUPATEN BELITUNG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI PAPUA

-2- lain dari luar Indonesia dalam proses dinamika perubahan dunia. Dalam konteks tersebut, bangsa Indonesia menghadapi berbagai masalah, tantangan, d

BUDAYA MARITIM NUSANTARA DAN GERAKAN KEMBALI KE LAUT

BAB VII PENUTUP GUBERNUR JAMBI, H. HASAN BASRI AGUS

NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN LEMBAGA KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGELOLAAN KOMUNITAS ADAT

BAB II. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Palembang. Wanua di daerah yang sekarang dikenal sebagai Kota Palembang.

CATATAN UNTUK RENCANA INDUK NASIONAL PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2018 Direktur Pelestarian Cagara Budaya dan Permuseuman. Harry Widianto

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

RINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN

LAPORAN KINERJA TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN GELAR BATIK NUSANTARA 2015 JAKARTA CONVENTION CENTER JUNI 2015

Transkripsi:

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2015-2019 BIDANG KEBUDAYAAN OLEH DEPUTI BIDANG SDM DAN KEBUDAYAAN Disampaikan pada RAPAT KOORDINASI PUSAT DAN DAERAH BIDANG KEBUDAYAAN TAHUN 2014 SURABAYA, 3 APRIL 2014

SISTEMATIKA PAPARAN 1. Pendahuluan 2. Pembangunan Kebudayaan dalam Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019 a. Isu strategis, sasaran, kebijakan dan strategi b. Kerangka regulasi, kelembagaan, dan pendanaan

1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN (1)

PENDAHULUAN (2) UUD 1945 Pasal 32 Ayat (1) menegaskan bahwa negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Kondisi obyektif bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk yang ditandai antara lain oleh keragaman suku dan budaya. Keragaman tersebut dapat menjadi potensi kekuatan menuju kemajuan bangsa. Pengelolaan keragaman budaya memiliki peran penting dalam upaya mewujudkan identitas nasional, serta mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal untuk merespon modernisasi agar sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan. Di era globalisasi, pemerintah berkewajiban melindungi dan melayani masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya agar tidak tergerus oleh nilai-nilai budaya global yang tidak sesuai dengan karakter dan jati diri bangsa. Pemahaman terhadap nilai-nilai luhur budaya bangsa dijadikan landasan untuk memperkuat kebersamaan dan persatuan, toleransi, tenggang rasa, gotong royong, etos kerja, dan menciptakan kehidupan yang harmonis sebagai karakter dan jatidiri bangsa.

Visi, Misi, Sasaran dan Arah Pembangunan Nasional Jangka Panjang Tahun 2005-2025 (Bidang Kebudayaan)

CAPAIAN PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS 11: KEBUDAYAAN, KREATIVITAS, DAN INOVASI TEKNOLOGI Capaian No Indikator Status Awal (2009) 2010 2011 2012 Target 2014 1 Jumlah penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu cagar budaya (kesepakatan) --- 1 2 --- 3 2 Jumlah museum yang direvitalisasi (Unit Museum) --- 6 30 6 30 3 Jumlah daerah yang mendapatkan sarana seni budaya. - Propinsi - Kab/Kota --- 5 15 14 247 25 399 --- 4 Jumlah penelitian dan pengembangan bidang kebudayaan --- 13 21 n.a. 22 Status 1 Keterangan: 1 = Sudah tercapai atau On Track/on Trend 2 = Perlu Kerja Keras 3 = Sangat Sulit tercapai L.

Capaian Prioritas Bidang Kebudayaan 2010-2014 1. 2. 3. Semakin berkembangnya pemahaman terhadap pentingnya karakter dan jati diri bangsa berlandaskan pada nilai-nilai luhur, antara lain melalui inventarisasi nilai-nilai tradisi dan aktualisasi karya budaya; sosialisasi pembangunan karakter bangsa, serta anugerah penghargaan terhadap pelaku budaya; revitalisasi kesenian yang hampir punah dan inventrarisasi seni budaya; pencatatan warisan budaya tak benda; dan layanan sensor film. Meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap hasil karya budaya dan perfilman yang didukung oleh fasilitasi sarana pengembangan, pendalaman,serta pagelaran seni dan budaya di provinsi dan kabupaten/kota; fasilitasi pagelaran, pameran, festival, lomba dan pawai kesenian; fasilitasi penyelenggaraan even festival film di dalam dan luar negeri, pelindungan hak atas kekayaan intelektual (HKI); pengembangan galeri nasional; fasilitasi sarana dan prasarana serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di 25 Taman Budaya. Ditetapkannya UU No.11/2010 tentang Cagar Budaya, menunjukkan bahwa cagar budaya yang merupakan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting bagi pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat dalam rangka memajukan kebudayaan nasional;

Capaian Prioritas Bidang Kebudayaan 2010-2014 4. 5. 6. 7. Pengakuan UNESCO terhadap hasil karya budaya pada KIB II adalah Angklung (2010) sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity dan pengukuhan Tari Saman (2011) dan Noken (2012) sebagai Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding; serta Lanskap Budaya Bali (Subak) sebagai World Cultural Heritage (2012). Penyelenggaraan World Culture Forum di Bali pada tahun 2013 menunjukkan meningkatnya peran Indonesia dalam diplomasi kebudayaan di dunia internasional. Meningkatnya kualitas pengelolaan terpadu cagar budaya terutama di kawasan candi Borobudur, candi Prambanan dan kawasan situs manusia purba Sangiran; Meningkatnya kualitas pengelolaan dan pelayanan museum di seluruh provinsi. Pencapaian ini dapat diraih melalui peningkatan kerjasama satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang menangani kebudayaan dengan unit pelaksana teknis daerah (UPTD) museum dalam melaksanakan revitalisasi museum.

2 PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DALAM RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2015-2019

a. ISU STRATEGIS, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DIDUKUNG OLEH: PEMBANG UNAN EKONOMI PEMBAN GUNAN HUKUM DAN HAM PEMBAN GUNAN SDA - LH PEMBAN GUNAN INFRAST RUKTUR PENGEM BANGAN IPTEK dll PRIORITAS BIDANG SASARAN SUBBIDANG Penguatan Jati Diri Bangsa dan Pelestarian Budaya Peningkatan Jati Diri dan Karakter Bangsa SASARAN BIDANG Peningkatan Kualitas SDM serta Jati Diri dan Karakter Bangsa

ISU STRATEGIS 1: Penguatan Karakter dan Jati diri Bangsa Kondisi Umum 1.Karakter dan jati diri bangsa antara lain ditunjukkan melalui indikator modal sosial, yaitu (1) sikap percaya dan kepatuhan terhadap norma yang berlaku; (2) keanggotaan dalam perkumpulan dan jejaring lokal; dan (3) aksi bersama. 2.Data Susenas 2012, menunjukkan: a.sikap percaya terhadap tokoh di lingkungan desa, kepada aparatur desa kelurahan 88,89 persen, tokoh masyarakat 92,56 persen, dan tokoh agama 95,66 persen; b.sikap percaya terhadap tetangga dalam menitipkan rumah 85,50 persen; c.toleransi ditunjukkan oleh persepsi senang dengan kegiatan yang dilakukan suku bangsa lain (71,53 persen) dan agama lain (61,72 persen). d.partisipasi dalam aksi bersama keagamaan (62,97 persen), membantu korban musibah (71,34 persen), dan kepentingan umum (52,39 persen). Permasalahan 1.Adanya kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai luhur budaya bangsa; rasa nasionalisme dan patriotisme; dan menurunnya rasa cinta terhadap kebudayaan sebagai identitas bangsa. Data Podes 2008 dan 2011 menunjukkan persentase desa yang mengalami konflik massal mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga tahun 2011 sebesar 0,23%. 2.Menurunnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap keragaman budaya, nilai-nilai kearifan lokal dan tradisi. Susenas 2012 menunjukkan partisipasi dalam aksi bersama kemasyarakatan sosial sebesar 41,74 persen dan 56,44 persen tidak ikut serta dalam kelompok ataupun organisasi di lingkungan tempat tinggal., Tantangan 1.Memelihara dan melestarikan nilai-nilai tradisi luhur seperti cinta tanah air, solidaritas sosial dan keramahtamahan yang menjadi identitas budaya sebagai perekat persatuan bangsa. 2.Meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya tradisi, nilai nilai luhur budaya bangsa dan nilai-nilai kearifan lokal yang bersifat positif.

SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI: KARAKTER DAN JATI DIRI BANGSA SASARAN: 1.Membangun insan Indonesia yang bermartabat, berkarakter dan berjati diri yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa. 2.Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk memelihara budaya dan peradaban luhur yang dimiliki serta mampu menjaga jati diri di tengah pergaulan global. No Indikator 1. Pendidikan Karakter Bangsa (siswa SMA/SMK/MA) 2. Internalisasi Nilai Budaya 3 Apresiasi Sejarah dan Nilai Budaya 4. Film/Video/Iklan yang lulus sensor Usulan Kebijakan dan Strategi Instansi Terkait Keterangan 1. Peningkatan penggunaan produk buatan dalam negeri, 2. Peningkatan Rasa Cinta Tanah Air, Persatuan dan Kegotongroyongan; 3. Penumbuhkembangan Sikap Cinta Damai, Perilaku AntiKekerasan, dan tata krama; 4. Peningkatan kedisiplinan dan ketaatan terhadap tertib sosial dan hukum; Kemenkokesra, Kemenag, Kemenpora, Kemendagri, Polri, Kemdag, Kemparekraf, Kemperindustrian Regulasi 5. Peningkatan pemahaman tentang nilai-nilai kesejarahan dan wawasan kebangsaan; 6. Pelestarian, pengembangan dan aktualisasi nilai dan tradisi; Kemenkokesra, Kemenag, Kemenpora. Kemendagri, PNRI Pendanaan 7. Pemberdayaan masyarakat adat dan komunitas budaya. 8. Peningkatan layanan sensor film. Kemenkokesra, Kemparekraf Memperkuat karakter dan jati diri bangsa yang berbasis pada keragaman budaya, melalui: Kelembagaan

ISU STRATEGIS 2. PENINGKATAN APRESIASI KARYA BUDAYA Kondisi Umum 1.Peningkatan kreativitas dan apresiasi terhadap seni dan budaya telah dilakukan seperti penyelenggaraan berbagai pameran, festival, pagelaran, dan pentas seni dan film, pemberian penghargaan di bidang seni dan film, serta pengiriman misi kesenian ke berbagai acara internasional sebagai bentuk promosi kesenian nasional Indonesia. 2.Data Susenas 2012, menunjukkan a.persentase penduduk 5 tahun ke atas yang melakukan pertunjukan seni musik/suara masih rendah (1,09 persen), b.partisipasi penduduk berumur 5 tahun ke atas dalam melakukan pertunjukan seni tari/joget maupun sebagai penonton relatif masih sangat kurang (0,61 persen). c.apresiasi penduduk yang menonton pertunjukan seni teater/pedalangan juga masih rendah (1,47 persen). Apresiasi penduduk dewasa (1,61 persen) lebih tinggi daripada penduduk anak (1,11 persen) Permasalahan Terbatasnya ruang/wadah untuk mengapresiasikan inovasi karya seni budaya. Rendahnya apresiasi terhadap hasil karya seni dan inovator karya budaya; pemanfaatan teknologi di dalam pengemasan karya budaya. Minimnya regenerasi dan hasil inovasi karya budaya. Data Susenas 2012 menunjukkan penduduk usia 5 tahun ke atas yang melakukan pertunjukan seni teater/pedalangan hanya 0,09 persen. HKI dan regulasi pasar yang mendukung karya seni dan budaya masih terbatas. Rendahnya dokumentasi dan pengarsipan karya budaya serta sosialisasi karya/ inovasi budaya kepada masyarakat Tantangan 1.Meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap terhadap nilai-nilai sejarah, kearifan lokal serta hasil karya seni dan budaya, 2.Meningkatkan perlindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual (HKI), terutama karya cipta seni dan budaya baik yang bersifat individual maupun kolektif..

SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI: KREATIVITAS DAN APRESIASI KARYA BUDAYA SASARAN: Meningkatnya apresiasi terhadap keragaman serta kreativitas seni dan budaya No Indikator 1. Karya Seni dan Film yang terdokumentasi 2. Even kesenian dan perfilman yang diapresiasi masyarakat 3. Taman Budaya yang direvitalisasi Usulan Kebijakan dan Strategi Instansi Terkait Keterangan Meningkatkan apresiasi terhadap keragaman serta kreativitas seni dan budaya, melalui: 1. Pemberian insentif kepada para pelaku seni dalam pengembangan kualitas seni dan budaya dalam bentuk fasilitasi, pendukungan dan penghargaan. Kemparekraf, Kemdagri Regulasi 2. Kemparekraf, Kemdagri Pendanaan 4. Peningkatan aktivitas seni budaya yang diinisiasi oleh masyarakat dan mendorong berkembangnya apresiasi terhadap kemajemukan budaya; Penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni budaya terutama di kota besar; Pengembangan kesenian; 5. 6. Pengembangan perfilman nasional; Revitalisasi Taman Budaya Kemparekraf Kelembagaan 3.

ISU STRATEGIS 3. PELESTARIAN WARISAN BUDAYA Kondisi Umum 1.Jumlah museum baik negeri maupun swasta sebanyak 278 museum dan Taman Budaya sebanyak 25 unit 2.Tinggalan purbakala berupa cagar budaya/situs sampai dengan tahun 2012 sebanyak 64.844 tinggalan purbakala 3.Pengelolaan terpadu cagar budaya terutama di kawasan candi Borobudur, candi Prambanan dan kawasan situs manusia purba Sangiran, dan revitalisasi museum mencapai 43 museum. 4.Hasil Podes 2011 menunjukkan jumlah situs/bangunan bersejarah sebanyak 5.136 buah. 5.Apresiasi masyarakat terhadap museum masih relatif rendah, berdasarkan hasil Susenas 2012, secara umum perkiraan jumlah penduduk 5 tahun ke atas yang mengunjungi museum/situs peninggalan sejarah selama setahun terakhir di Indonesia ssebanyak 5,64 juta orang atau 2,55 persen dari keseluruhan penduduk yang saat ini berjumlah 221,50 juta jiwa. Permasalahan a. Belum tersedianya database jumlah dan jenis warisan budaya yang akurat b. Belum adanya sistem register nasional yang terpadu dan tersistem c. Belum optimalnya upaya penggalian dan pemanfaatan nilai-nilai yang terkandung dalam warisan budaya d. Rendahnya pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap museum dan warisan budaya e. Rendahnya daya saing serta sosialisasi warisan budaya Tantangan 1.Meningkatkan kualitas perlindungan, penyelamatan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya, 2.Meningkatkan apresiasi terhadap museum dan warisan budaya bangsa.

SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI: PELESTARIAN WARISAN BUDAYA SASARAN: Meningkatnya kualitas pengelolaan dalam upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya No Indikator 1. Cagar budaya yang diregistrasi dan ditetapkan secara nasional 2. Museum yang direvitalisasi 3. Koleksi museum yang direinventarisasi Usulan Kebijakan dan Strategi Instansi Terkait Keterangan Meningkatkan kualitas perlindungan, penyelamatan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya, melalui: 1. Penyusunan PP sebagai tindak lanjut UU Cagar Budaya. Kementerian PU, Kemhut, Kemenkumham, Sekneg 2. Perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan peninggalan purbakala, termasuk peninggalan bawah air; Pengembangan permuseuman nasional sebagai sarana edukasi, rekreasi, serta pengembangan kesejarahan dan kebudayaan; Kemenkokesra, Kemparekraf, Pemda, KemenPU, Kem Kelautan dan Perikanan Penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu untuk pengelolaan cagar budaya, Pemda, Kemendagri, KemenPU, 3. 4. Regulasi Pendanaan Kelembagaan

ISU STRATEGIS 4. PENINGKATAN DIPLOMASI BUDAYA Kondisi Umum Potensi diplomasi budaya dalam rangka memperkenalkan dan mempromosikan kebudayaan, meningkatkan pengakuan dan penghormatan dunia internasional terhadap harkat, martabat, dan peran bangsa dan negara, melalui hubungan berbasis kebudayaan, seperti: 1.Pengukuhan UNESCO terhadap Angklung (2010) sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity; Tari Saman (2011) dan Noken (2012) sebagai Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding; serta Lanskap Budaya Bali (Subak) sebagai World Cultural Heritage (2012). 2.World Culture Forum di Bali (2013) yang menghasilkan 'Bali Promise. Permasalahan a. Terbatasnya representasi budaya Indonesia di luar negeri b. Rendahnya kapasitas SDM diplomasi di bidang kebudayaan c. Terbatasnya event budaya di luar negeri d. Belum optimalnya diplomasi dan hubungan kerjasama internasional di bidang kebudayaan e. Rendahnya apresiasi terhadap kebudayaan Indonesia di tingkat Internasional f. Terbatasnya pemanfaatan promosi menggunakan media massa internasional g. Sebagian dokumentasi dan peninggalan sejarah kebudayaan Indonesia yang tersebar di negara lain Tantangan Meningkatkan kreativitas seni dan budaya sebagai sarana diplomasi budaya di dunia internasional.

SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI: PENINGKATAN DIPLOMASI BUDAYA SASARAN: Meningkatnya kerjasama dan pertukaran informasi budaya antara Indonesia dan mancanegara. No Indikator 1. Warisan budaya nasional yang dinominasikan 2. Even diplomasi budaya 3. Rumah Budaya yang dikelola Usulan Kebijakan Dan Strategi Instansi Terkait Keterangan Mengembangkan internalisasi nilai dan diplomasi budaya dengan pengiriman misi kesenian, pameran, dan pertukaran budaya, melalui: 1. Pendokumentasian dan pengusulan warisan budaya ke UNESCO Kemenkokesra, Kemenlu Regulasi 2. 3. 4. Pelaksanaan internalisasi nilai budaya; Pengelolaan warisan budaya dunia; Pelaksanaan even diplomasi budaya Kemenkosra, Kemenlu, Kemparekraf Pendanaan 5. Pembangunan Rumah Budaya Indonesia Kemenkosra, Kemenlu, Kemparekraf Kelembagaan

ISU STRATEGIS 5. PENINGKATAN SUMBER DAYA KEBUDAYAAN Kondisi Umum 1.Pelaksanaan 44 judul penelitian, diantaranya 3 judul penelitian untuk usulan nominasi warisan budaya tak benda (Intangible Cultural Heritage-ICH) UNESCO yaitu Noken kerajinan tangan masyarakat Papua untuk kategori Urgent Safeguarding List of ICH; Tari Tradisi Bali untuk kategori Representative List of ICH; 2.Penciptaan Ruang Budaya Untuk Perlindungan, Pengembangan, dan Pendidikan Warisan Budaya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk kategori Best Practices of ICH. 3.Penelitian di bidang arkeologi dalam rangka menggali pengetahuan dan peradaban masa lalu yang dapat diadopsi bagi kehidupan bangsa masa kini, antara lain mencakup Peradaban Majapahit: Pola Tata Kota Klasik Trowulan di Situs Kota Kuna Trowulan Jawa Timur; Situs manusia purba Floresiensis dan budayanya di Nusa Tenggara Timur dan Situs Manusia Purba Sangiran Jawa Tengah; Peradaban masa Sriwijaya di Situs Muaro Jambi; Peradaban awal masa sejarah di Nusantara; dan Penemuan 4 kerangka manusia berusia 3.000 tahun di Situs Baturaja Sumatera Selatan. Permasalahan 1. Terbatasnya jumlah dan kualitas tenaga (SDM) bidang kebudayaan serta persebarannya 2. Belum optimalnya kompetensi SDM Kebudayaan dalam bidangnya masing-masing 3. Terbatasnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana budaya 4. Rendahnya profesionalitas pengelolaan sarana dan prasarana budaya 5. Belum optimalnya peran kelembagaan kebudayaan di lingkungan masyarakat dalam pembangunan kebudayaan 6. Belum optimalnya penelitian dan pemanfaatan hasil penelitian kebudayaan Tantangan Meningkatkan kapasitas sumber daya pembangunan kebudayaan.

SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI: PENINGKATAN SUMBER DAYA KEBUDAYAAN SASARAN: Meningkatnya kapasitas sumber daya pembangunan kebudayaan dalam mendukung upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan No Indikator 1. Penelitian bidang kebudayaan 2. Penelitian bidang arkeologi 3 Naskah rumusan kebijakan Pengembangan SDM Kebudayaan Usulan Kebijakan dan Strategi Instansi Terkait Keterangan Mengembangkan Sumber Daya Kebudayaan, melalui: 1. Pengembangan kemitraan antara pemerintah pusat dan daerah, sektor terkait, masyarakat dan swasta. Kemenkosra, Kemendagri, Pemda, LSM Regulasi 2. 3. 4. Peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan kebudayaan; Peningkatan kualitas penelitian bidang arkeologi Peningkatan kualitas informasi dan basis data kebudayaan; Kemenkokesra, Kemparekraf, BPS Pendanaan 5. Peningkatan kuantitas serta kompetensi dan profesionalisme SDM kebudayaan; Perguruan Tinggi, Pemda Kelembagaan

b. KERANGKA REGULASI, KELEMBAGAAN, DAN PENDANAAN

KERANGKA REGULASI Menuntaskan penyusunan RUU Kebudayaan dan peraturan pelaksanaannya. Menuntaskan penyusunan PP sebagai tindak lanjut UU No. 11/2010 tentang Cagar Budaya dan UU No. 33/2009 tentang Perfilman, antara lain: RPP tentang Pelestarian Cagar Budaya, RPP tentang Museum, RPP tentang Lembaga Sensor Film, dan RPP tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif dan Besaran Denda Administratif terkait Perfilman. Menyusun regulasi tentang mekanisme pembiayaan pembangunan kebudayaan melalui Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS), Corporate Social Responsibility (CSR), dan insentif pajak.

KERANGKA KELEMBAGAAN DAN PENDANAAN KERANGKA KELEMBAGAAN Meningkatkan sinergi dan koordinasi strategis antara pemerintah pusat, daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan kebudayaan. Memperkuat peran dan fungsi lembaga-lembaga kebudayaan, antara lain Komunitas Adat, Seni dan Budaya; Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB); Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB); Badan Perfilman Indonesia; dan Lembaga Sensor Film. Mengembangkan Sistem Informasi (Database) Kebudayaan di tingkat pusat dan daerah. KERANGKA PENDANAAN Meningkatkan dukungan pembiayaan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan warisan budaya. Meningkatkan dukungan pembiayaan pembangunan kebudayaan melalui mekanisme KPS, CSR, dan insentif pajak. Meningkatkan dukungan pembiayaan pembangunan kebudayaan bersumber APBD.

TERIMA KASIH