BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya dipasar

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Disusun oleh: TRIAS DIAN MAYASARI B

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor yang produktif. memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. baik masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Para investor dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan menunjang keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini sangat stabil hal ini dibuktikan adanya pengakuan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEK SKRIPSI S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia menunjukkan perkembangan yang luar biasa beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal modal merupakan tempat di mana saham maupun surat

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu instrument sistem keuangan pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal tidak dilakukan dengan cara bertemu langsung antara penjual

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. semuannya tidak dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji take home pay.

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi. Berbagai perusahaan tertarik terhadap investasi karena memberikan

I. PENDAHULUAN. menguntungkan bagi pemulihan perekonomian pasca krisis seperti isu terorisme

I. PENDAHULUAN. konsumsi saat ini dan di masa datang. Sumber dana yang dibutuhkan tidak bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

I. PENDAHULUAN. untuk memperoleh laba dan meningkatkan nilai perusahaan (Weston dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak

BAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai

I. PENDAHULUAN. krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana dapat mengeluarkan surat berharga yang akan. diperjualbelikan di pasar modal sehingga mereka dapat memanfaatkan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dana yaitu investor yang membeli efek di Pasar Modal dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh tingkat pengembalian (return) berupa deviden dan capital gain. Investor

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan informasi bagi pihak-pihak yang

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sebuah perusahaan. Karena melalui pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan. suatu Negara membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta.

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin.

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal Indonesia semakin tahun semakin meningkat dan berkembang. Ini dikarenakan oleh semakin banyak perusahaan yang mencari alternatif sumber pembiayaan modal perusahaan selain pembiayaan dari bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya dipasar modal untuk mendapatkan sumber dana yang dibutuhkan perusahaan untuk kegiatan opersional, tanpa harus mebayar beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. Ini di buktikan dengan Perekonomian tahun 2011 yang relatif baik yang salah satunya disokong oleh kinerja dari lantai bursa. Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Ito Warsito menilai performa indeks bursa utama kita cukup cemerlang dibandingkan bursa-bursa utama dunia lainnya seperti: Hongkong, Singapura, Tokyo, Shanghai., semuanya turun lebih banyak dai pada indeks Indonesia. Kondisi pasar modal yang bagus tercermin dari laba para emiten yang meningkat. Ito Warsito memperkirakan pertumbuhan laba pada tahun 2011 sekitar 30 persen. Jumlah arus modal masuk (capital inflow) dari perdagangan dilantai bursa tidak kurang dari 22,7 Triliun Rupiah. Masuknya 1

2 Indonesia pada level investmen grade diprediksi akan menambah potensi kenaikan laba pada tahun ini. Jika mengacu pada pertumbuhan ekonomi. Ito Warsito berpandangan semua sektor di Indonesia relatif menarik untuk kaum investor, karena perekonomian kita lebih bnyak didukung oleh konsumsi dalam negeri, maka investasi di sektor konsumsi dinilai memberikan prospek yang lebih cerah. Prestasi tertinggi IHSG pada tahun ini terjadi pada 1 agustus 2011 pada angka 4.193. indeks kemudian sempat turun tajam hingga dilevel 3.200-an. Di penghujung tahun, IHSG berhasil naik lagi dan ditutup pada level 3.821,992. Mengenai kondisi bursa pada semester 1 tahun depan, krisis Eropa yang dipandang belum jelas penyelesainya diperkirakan akan mempengaruhi fluktuasi indeks dalam negeri. Namun demikian, fundamental ekonomi yang dinilai tidak akan membuat indeks terpengaruh signifikan. Selama ekonomi kita tumbuh positif, kinerja perusahaan Indonesia termasuk emiten-emiten juga akan positif, Dengan demikian para investor tidak perlu khawatir akan rugi melakukan investasi, artinya kinerja fundamental yang tetap baik dibandingkan sentimen pasar yang turun, ada gap yang suatu saat nanti akan ditembus dimasa depan setelah kondisi Amerika Serikat dan Eropa kembali membaik. (Media Keuangan, 2012) Pasar modal memberikan alternatif investasi. Dimana pasar modal memudahkan alternatif berinvestasi yang memberikan keuntungan dengan

3 sejumlah risiko tertentu. Banyaknya instrumen investasi yang ada mengharuskan investor dapat membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen investasi uang menjanjikan seiring terbukanya informasi data maka semakin memudahkan para investor untuk mengambil keputusan berinvestasi. Pasar modal adalah tempat pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas, Dengan demikian pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia juga berkomentar bahwa, Selain pasar modal konvensional, BEI juga terus berusaha mengembangkan pasar modal syariah. Tahun 2011, Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan Fatwa nomor 80 mengenai halalnya mekanisme perdagangan saham di BEI, karena selama ini yang baru dikembangkan adalah saham yang masuk kategori saham syariah. Tapi orang masing banyak yang raguragu berdagang di Bursa Efek ini halal atau tidak. Fatwa MUI tersebut pada intinya menyatakan bahwa mekanisme perdagangan fi BEI telah memenuhi kaidah-kaidah syariah agama islam, artinya orang boleh berdagang dipasar modal regular BEI tanpa harus khawatir bahwa ada hal yang haram.

4 Hingga Desember 2011, sudah terdapat 235 dari 440 jenis saham yang memenuhi kaidah syariah agama Islam. Upaya sosialisasi untuk terus menggalangkan pasar modal syariah memiliki makna penting. Dalam tataran masyarakat umum, produk-produk investasi syariah akan memberikan pilihan yang semakin beragam. Belum lagi jika dilihat dari sudut pandang besarnya potensi pertumbuhan pasar jenis ini dari komposisi penduduk Indonesia yang mayoritasnya muslim. (Media Keuangan, 2012) Untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang akan dimiliki. Mereka yang ingin berkecimpung dalam jual beli saham harus meninggalkan budaya ikut-ikutan, berjudi, dan sebagainya yang tidak rasional. Sebagi investor harus rasional dalam menghadapi pasar jual beli saham, selain itu juga investor harus mempunyai ketajaman perkiraan masa depan perusahaan yang sahamnya akan dibeli dan dijual. Bagi investor yang tidak mempunyai keterampilan tersebut dapat meminta pendapat/nasihat atau mempercayakan kepada pedagang efek (dealer), perantara pedagang efek (broker) atau perusahaan efek (securities company) untuk melakukan investasi pada reksadana (Halim,2005:4) Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa datang. Harapan

5 keuntungan dimasa datang, tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Dalam konteks investasi, harapan keuntungan tersebut sering juga disebut sebagai return dan disamping return, dalam investasi juga dikenal adanya konsep risiko. (Tandelilin, 2001:3) Sikap investor terhadap risiko akan sangat tergantung pada preferensi investor tersebut terhadap risiko. Investor yang lebih berani akan memilih risiko investasi yang lebih tinggi, yang diikuti oleh harapan tingkat return yang tinngi pula. Demikian pula sebaliknya, investor yang tidak mau menanggung risiko yang terlalu tinggi, tentunya tidak akan bisa mengharapkan tingkat return yang terlalu tinggi. (Tandelilin, 2001:7) Ini dikarnakan hubungan antara risiko dan return yang diharapkan merupakan yang bersifat searah dan linier. Artinya, semakin besar risiko suatu aset, semakin besar pula retrun yang diharapkan atas aset tersebut. Demikian sebaliknya. Peningkatan kemampuan analisis bagi para investor sangatlah penting disamping belum terjaminnya kemampuan manajer investasi dalam pengelolaan dana. Investor dituntut mampu membentuk sendiri portofolio yang efisien di berbagai instrumen investasi. Investor selalu ingin memaksimalkan retrun yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio

6 yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu. Karakteristik portofolio seperti ini disebut sebagai portofolio yang efisien. Dalam menejemen portofolio dikenal adanya konsep pengurangan risiko sebagai akibat penambahan sekuritas kedalam portofolio. Konsep ini merupakan konsep yang sangat penting dalam pemahaman risiko portofolio. Dalam konteks manajemen portofolio, semakin banyak jumlah aset yang dimasukkan dalam portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko. (Tandelilin, 2001: 57) Dalam manajemen keuangan berlaku prinsip high risk high return, yang artinya investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang tinggi akan diimbangi dengan tingkat risiko yang tinggi juga. Oleh karena itu, dalam rangka mengurangi risiko dalam investasi dilakukan diversifikasi atau upaya menyebarkan kekayaan dalam berbagai asset. diversifikasi ini akan menghasilkan portofolio yang merupakan kumpulan asset hasil diversifikasi. Dalam portofolio yang terdiversifikasi, risiko yang tersisa adalah risiko sistematik, yaitu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Untuk menurunkan risiko portofolio, investor perlu melakukan diversifikasi. Diversifikasi dalam peryataan tersebut bisa bermakna bahwa investor perlu membentuk portofolio sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001: 60)

7 Poon,Taylor dan Ward, dikutip dalam (sukarno,2007) melalui studi empirisnya dengan menggunakan analisis pictorial, menarik kesimpulan bahwa diversifikasi saham melalui simulasi mampu memperkecil tingkat risiko dan mencapai return maksimal. Sudana dan Janiarti (2000) meneliti tentang pengaruh ukuran portofolio terhadap tingkat diversifikasi saham, membandingkan antara portofolio saham dalam satu industri dengan portofolio saham beragam industri dengan model indeks tunggal. Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi diversifikasi pada portofolio saham satu industri tidak berpengaruh secara signifikan. Demikian pula portofolio saham beragam industri tidak terpengaruh oleh diversifikasi, kecuali portofolio 8 saham. Terdapat perbedaan yang signifikan antara portofolio saham dalam Industri dengan beragam industri. Musnadi, Muhammad dan Sulaiman (2001) menganalisis manfaat diversifikasi portofolio saham antar industri di BEJ berdasarkan pada besarnya koefisien korelasi return antar saham. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa diversifikasi saham antara industri di BEJ memberikan manfaat yang signifikan bagi Investor. Risiko yang ditanggung investor menurun 0%-87,12% apabila investasi saham diberbagi industri. Taliawo dan Atahau (2007) dari hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa portofolio yang terdiri dari saham-saham beta rendah

8 memberikan risiko tidak sistematis yang lebih rendah dengan tingkat penurunan yang lebih cepat dibandingkan dengan portofolio yang terdiri dari saham-saham beta tinggi. Dengan melihat dari uraian di atas, jelas sekali bahwa keinginan investor atas return yang tinggi masih terhalang dengan tingkat risiko yang besar pula, walaupun peluang untuk berinvestasi bagi investor sangatlah besar terutama para investor muslim yang ingin berinvestasi dalam mekanisme perdagangan saham syariah yang pada saat ini sudah banyak jenis saham yang memenuhi kaidah syariah agama islam. Oleh karena itu, untuk menurunkan risiko yang timbul para investor perlu melakukan diversifikasi, yakni upaya menyebarkan kekayaan dalam berbagai asset. Dengan melihat latar belakang masalah yang ada dan penelitian yang ditulis oleh penelitian-penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk mengangkat penelitian ini. Untuk mengetahui bagaimana implementasi diversifikasi saham terhadap perubahan tingkat return dan risiko portofolio. Sehingga peneliti tertarik mengambil judul Implementasi Diversifikasi Saham Terhadap Tingkat Risiko dan Return Portofolio (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Indeks Periode Desember 2011 November 2012)

9 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Bagaimana tingkat risiko dan return portofolio dengan mengimplementasikan diversifikasi? 1.3. Tujuan 1.3.1. Untuk mengetahui tingkat risiko dan return portofolio dengan mengimplementasikan diversifikasi. 1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor untuk memilih suatu portofolio, agar dalam investasinya mendapatkan return yang sesuai dengan yang diharapkan. 1.4.2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai salah satu refernsi untuk penelitian selanjutnya, yang berkaitan dengan diversifikasi dan portofolio. 1.5. Batasan Penelitian Dalam penelitian ini, agar masalah tidak meluas maka penulis memberi batasan-batsan sebagi berikut: 1. Saham-saham yang diteliti adalah saham-saham yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta. 2. Periode penelitian di mulai dari Desember 2011 sampai dengan November 2012. 3. Harga saham harian diambil dari harga penutupan saham perusahaan dan Jakarta Islamic Indeks (JII).