PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGAIRAN KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN
2015 Sesi : PENGAIRAN KEDELAI Tujuan Berlatih : Setelah selesai berlatih Peserta dapat : 1, Menjelaskan teknik pengairan kedelai 2. Menjelaskan fase kritis tanaman kedelai terhadap kekurangan air Waktu : 3 jam pelajaran @ 45 menit ( teori 1 JP, Praktek 2 JP) Pengairan dilakukan untuk membuat keadaan kandungan air dalam tanah pada kapasitas lapang, yaitu tetap lembab tetapi tidak becek. Tanaman kedelai umumnya tidak tahan terhadap kekeringan atau genangan air Pada kondisi tertentu dilahan pertanaman kedelai (sawah, lahan kering) terjadi kelebihan air sehingga pembuatan drainase dan saluran irigasi penting untuk dipersiapkan. Pembuatan drainase dan saluran irigasi mutlak diperlukan karena dapat menangggulang kelebihan air ketika banjir/ hujan dan memudahkana dalam pendistribusian air ketika pengairan dilakukan. Apabila drainase dan irigasi tidak disiapkan dengan baik kelebihan air tidak terkontrol maka pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung tidak optimal. Kegiatan 1. Pengairan kedelai Sasaran kegiatan ini adalah melaksanakan praktek pengairan (teknik pengairan dan fase kritis kekurangan air) Kegiatan ini berkaitan dengan produksi dan mutu hasil. Sebelum melaksanakan kegiatan terlebih dahulu dibentuk kelompok, sejumlah 3 (tiga) kelompok dengan anggota 10 orang dan setiap kelompok memilih ketua kelompok..
Langkah kegiatan No Tahapan Uraian kegiatan Alat bantu 1 Menentukan waktu pengairan 1. Amati kondisi air pada areal pertanam an kedelai 2. Tentukan umur atau fase tanaman kedelai dan amati pertumbuh annya : 3. Tentukan perlu atau tidaknya pengairan berdasarkan keadaan air pada areal tanaman kedelai dan periode kritis tanaman kedelai : 1) Periode pertum buhan awal atau umur hingga 15 hari setelah tanam; 2) Awal berbunga, umur 25 hari setelah tanam; 3) Fase pemben tukan dan pengi sian polong,
umur 75 hari (pemasakan). 2. Melakukan pengairan 4. Leb selama 4 jam (apabila kekurangan air Tanaman kedelai selama pertumbuhan memerlukan air 350-500 mm) 3. Memperbaiki Saluran pengairan 5. Periksa saluran pengairan dan per baiki yang rusak,, sehingga tidak terjadi kebocoran Kegiatan 2. Refleksi Kegiatan Praktek Sasaran kegiatan ini peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek, sehingga memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai berikut :
1. Diskusikan hasil praktek dalam kelompok berkaitan dengan produksi dan mutu hasil kedelai, tuangkan dalam Tabel 1. 2. Presentasikan hasil diskusi kelompok. 3. Simpulkan hasil presentasi. Tabel 1. Hubungan jenis tanah dan cara pengairan Jenis Tanah Cara Pengairan Kekurangan Kelebihan - Disiram - Dileb di tanah - Dileb pada parit - Disiram - Dileb di tanah - Dileb pada parit Kegiatan 3. Rencana Aksi Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi perbaikan pengairan di wilayah masing-masing Langkah kegiatan Langkah kegiatan Langkah ke 1 Langkah ke 2 Uraian Seluruh peserta men dengarkan penjelasan tambahan dari fasilitator tentang pengairan Setiap peserta menyusun rencana aksi perbaikan pengairan di Tabel 2 Alat bantu
wilayah masing-masing) Tabel 2 Rencana aksi perbaikan pengairan di wilayah masing-masing No Kegiatan yang akan diperbaiki I Pengairan : 1. Penentuan saat pengairan 2. Pengairan Waktu Tempat Pelaksana Keterangan II Perbaikan saluran pengairan...: 2015 Penyusun...
Lembar Informasi Catatan : Apabila saudara memerlukan informasi silahkan baca pada 1. Lembar informasi ini. 2. Bahan pustaka lainnya PENGAIRAN TANAMAN KEDELAI Kedelai umumnya tidak tahan terhadap kekeringan atau genangan air. Bila tidak ada hujan, tetapi air irigasi tersedia, tanaman perlu diairi 1-2 minggu sekali dengan penggenangan selama 15-30 menit, kemudian air dikeluarkan dari petakan. Bila hujan lebat sehingga petakan becek, harus dibuat saluran drainase untuk mengeringkannya. Apabila air tidak dikeluarkan atau tanaman terendam lebih dari 4 jam, maka daunnya dapat menjadi kuning karena penyakit fisiologis dan penyakit tular tanah.. Kebutuhan air bagi kedelai selama pertumbuhan adalah 300-450 mm. Kandungan lengas tanah optimal 75-85% kapasitas lapang. Periode kritis, yaitu : 1. Periode pertumbuhan awal atau umur hingga 15 hari setelah tanam; 2. Awal berbunga, umur 25 hari setelah tanam; 3. Fase pembentukan dan pengisian polong, umur 75 hari (pemasakan). Berdasarkan hasil penelitian Balitkabi-Malang, bahwa hasil kedelai pada beberapa kedalaman air pada parit, adalah sebagai berikut. Kedalaman air dalam parit (cm) Hasil biji (ton/ha) Model Lap*) 1,59 b 0 (tidak diairi) 0,34 c 7,5 1,95 ab 15,0 2,69 a
22,5 2,48 ab 30,0 2,12 ab Berdasarkan perhitungan Kung dalam Somaatmadja dkk (1985), kebutuhan air tanaman kedelai umur sedang (85 hari) pada setiap periode tumbuh adalah sebagai berikut : Stadia tumbuh Periode (hari) Kebutuhan air (mm/periode) Pertumbuhan awal 15 53-62 Vegetatif aktif 15 53-62 Pembuahan-pengisian polong 35 124-143 Kematangan biji 20 70-83
Cekaman Kekeringan Cekaman kekeringan terjadi karena kehilangan air melalui transpirasi lebih besar dibanding penyerapan oleh akar, yang disebabkan oleh ketersediaan air dalam tanah tidak cukup atau tidak dapat diserap dengan baik oleh tanaman. Kekeringan secara umum mengakibatkan dehidrasi, penurunan tekanan turgor set, merangsang penutupan stomata, dan mengharnbat difusi uap air dan C02, sehingga aktivitas fotosintesis tanaman terhambat. Pada kondisi cekaman kekeringan yang akut, stomata menutup Faktor stomata dan non- stomata berperan sebagai pembatas pertukaran gas dan asimilasi tanaman. Ketahanan tanaman terhadap kekeringan berkaitan dengan total potensial air tanaman, tekanan turgor set, dan tekanan osmotik. Turgor sel berperan dalam pengembangan dan pembelahan sel, sedangkan tekanan osmotik berperan pada metabolisme sel dan aktivitas enzim. Bila terjadi kekurangan air, peranan pembuluh floem dan xylem melemah dan translokasi asimilat berkurang, sehingga laju pertumbuhan dan hasil tanaman berkurang. Kekeringan lebih berpengaruh terhadap perpanjangan sel dibanding pembelahan sel, yang menyebabkan tanaman tumbuh kerdil. Pengaruh cekaman kekurangan air terhadap aktivitas flsiologis tanaman beragam, bergantung pada besarnya tingkat cekaman. Pada kondisi cekaman air ringan, biosintesis protein dan klorofil terganggu. Pada kondisi cekaman air sedang, tingkat reduktase nitrat, metabolisme hormon, pertumbuhan dan asimilasi karbon dioksida mulai dipengaruhi, dan pada kondisi cekaman sedang hingga berat terjadi pemecahan metabolisme sel serius yang ditunjukkan oleh bertambahnya respirasi, akumulasi prolin, dan gula Prolin berperan menjaga osmotik jaringan tanaman, sumber nitrogen, enzim, dan struktur seluler Cekaman kekeringan yang terjadi pada stadia vegetatif mengakibatkan tanaman tumbuh pendek, luas daun berkurang, volume akar berkurang, dan pertumbuhan tanaman menurun. Cekaman kekeringan yang terjadi pada stadia reproduktif menyebabkan penurunan hasil lebih besar daripada stadia pertumbuhan lainnya. Cekaman kekeringan pada stadia pengisian polong mengakibatkan penurunan hasil lebih besar dibanding kekeringan pada stadia lain. Stadia pembentukan polong dan pengisian polong merupakan stadia yang peka terhadap kekurangan air. Penurunan hasil akibat kekeringan dapat mencapai 35-69%, bergantung pada periode pertumbuhan tanaman dan lama
terjadinya kekeringan. Kekeringan menyebabkan penurunan kandungan N dan kiorofil daun, sehingga menurunkan laju asimilasi, pertumbuhan, hasil panen. Kekeringan mengakibatkan produksi bahan kering komponen vegetatif tanaman berkurang, terutama pembentukan daun dan perpanjangan batang melalui pengurangan turgiditas, penundaan umur berbunga, penurunan jumlah polong dan ukuran biji. DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2007. Panduan Umum PTT kedelai Kementerian Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Kacang kacangan dan umbi umbian Anonimous, 2008. Penelitian Padi dan Palawija. Teknologi untuk Petani. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Anonimous, 2008. Panduan SL PTT Departemen Pertanian Bambang Cahyono. 2007. Kedelai, Tehnik Budidaya dan Analisis Usahatani. Semarang: CV Aneka Ilmu.