INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN RENJA INSPEKTORAT KABUPATEN GRESIK 2018

DRAFT BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN MANDAILING NATAL

Pemerintah Kota Tangerang

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

I N S P E K T O R A T

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang. telah memberikan kemudahan sehingga dapat disusun Rencana Kerja

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENJA INSPEKTORAT 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Inspektorat Kabupaten Tanah Bumbu

BAB I P E N D A H U L U A N

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. penentu arah dan pedoman kegiatan organisasi. 2 Tahun 2005 tentang Perencanaan Pembangunan Daerah, Satuan Kerja

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

RENCANA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN BLORA TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS. NOMOR 49 T/tfWN 9011, TENTANG

BAB PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

Rencana Strategis (RENSTRA)

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA ( RENJA ) Tahun 2015

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun Latar Belakang. B a b I P e n d a h u l u a n 1

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KERJA INSPEKTORAT DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA SAMARINDA I N S P E K T O R A T

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

RENCANA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Inspektorat Daerah Kabupaten Kulon Progo

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASANN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

RENCANA KERJA (RENJA)

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN LALU

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

Inspektorat Kabupaten Tanah Bumbu

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN I - 1

RENJA Inspektorat 2012

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KAB.MURA TAHUN ANGGARAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

INSPEKTORAT KOTA PALEMBANG L A K I P

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1 Keterkaitan Dokumen Perencanaan

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA PERUBAHAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

KATA PENGANTAR. Inspektorat Kabupaten Berau Inspektur, Drs. H. Suriansyah, MM Pembina Utama Muda NIP

Transkripsi:

RENCANA KERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2014 1

BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Dengan pemberlakuan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, merupakan momentum yang paling tepat untuk masingmasing SKPD untuk membuat sebuah rencana kerja untuk mencapai visi dan misi SKPD yang mengacu pada visi dan misi Kabupaten Pesisir Selatan yang tertera pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Rencana Kerja tersebut merupakan sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk lebih mengarahkan organisasi di dalam mencapai sasaran dan target yang telah ditetapkan yang merupakan penjabaran atau turunan dari visi dan misi organisasi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 terakhir dengan perubahan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah, pemerintah perlu menyiapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Tahunan atau Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan pemerintah di pusat dan daerah dengan melibatkan masyarakat. 2

Visi Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2010-2015 Visi pada hakekatnya adalah pandangan jauh kedepan menyangkut kemana instansi pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Berpijak atas dasar di atas serta perkembangan situasi dan tantangan di masa mendatang, maka visi Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan adalah : Terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang Taat Hukum, Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, setiap instansi/organisasi pemerintah harus mempunyai misi yang jelas. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Melalui penjabaran misi, diharap seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi/organisasi tersebut dalam penyelenggaraan pemerintahan. Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan menyusun Misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan pengawasan fungsional oleh Aparatur Pengawasan Fungsional. 2. Menunjang Pengawasan Legislatif/DPRD 3. Menunjang terwujudnya Pengawasan Masyarakat. 3

Peraturan dan perundangan di era desentralisasi memperlihatkan komitmen politik pemerintah untuk menata kembali system, prosedur dan proses perencanaan hingga penganggaran daerah. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang lebih baik dan pembangunan daerah yang berkelanjutan. Alur perencanaan pembangunan daerah menurut Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 adalah Renja SKPD atau Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan satu dokumen rencana resmi daerah yang dipersyaratkan untuk mengarahkan program dan kegiatan pelayanan SKPD khususnya dan pembangunan tahunan daerah pada umumnya. Renja SKPD mempunyai fungsi penting dan fundamental dalam sistem perencanaan daerah karena renja SKPD adalah perencanaan pada unit organisasi terendah dan terkecil di pemerintah daerah yang memberikan masukan utama dan mendasar bagi perencanaan diperingkat yang lebih atas seperti RKPD, Renstra SKPD dan RPJM. Rencana Kerja SKPD berhubungan langsung dengan pelayanan kepada Masyarakat yang merupakan tujuan utama penyelenggaraan pemerintah daerah. 1.2 Maksud dan tujuan Rencana Kerja ( Renja ) Inspektorat Kabupaten pesisir Selatan untuk tahun 2015 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan satuan kerja perangkat daerah periode 1 (satu) tahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2015 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 serta menggambarkan 4

capaian kinerja yang dapat ditransformasikan ke dalam Renja SKPD dan Rencana Kerja Anggaran SKPD. Rencana Kerja ( Renja ) Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan ini bertujuan sebagai berikut: 1. Menyediakan satu acuan resmi bagi Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan. 2. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur. 3. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan. 4. Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan 1.3 Sistematika Penulisan BAB.I Pendahuluan 1.1 latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Sistematika 5

BAB.II Evaluasi Pelaksanaan Renja Inspektorat Tahun lalu 1.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Inspektorat Tahun lalu dan capaian Renstra Inspektorat 1.2 Analisis Kinerja Pelayanan Inspektorat 1.3 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD 1.4 Penelaahan usulan program dan kegiatan masyarakat BAB.III Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional 3.2 Tujuan dan sasaran Renja Inspektorat 3.3 Program dan kegiatan BAB. IV Penutup 6

BAB.II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA INSPEKTORAT TAHUN LALU 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Inspektorat Tahun 2013 dan Capaian Renstra Inspektorat Sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, setiap dokumen perencanaan harus dievaluasi dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu Renja Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013 juga harus dilakukan evaluasi yang meliputi 3 (tiga) hal, yaitu ; 1. Kebijakan perencanaan program & kegiatan, 2. Pelaksanaan rencana program & kegiatan, 3. Hasil rencana program & kegiatan. Penyusunan Renja Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015, memperhatikan beberapa unsur pokok sebagai mana berikut : a. Masalah masalah yang dihadapi dan sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya; b. Tujuan yang dikehendaki; c. Sasaran sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya; d. Kebijakan kebijakan untuk melaksanakannya serta seksi pelaksana; Penyusunan Renja Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 juga memperhatikan hal hal sebagai berikut : a. Hasil evaluasi capaian kinerja tahun 2013 sebagai entry point dalam penyusunan perencanaan tahun 2015; 7

b Memperhatikan keberlanjutan (sustainable development) untuk menjaga stabilitas dan konsistensi pembangunan. Masalah masalah yang dihadapi dan sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya; Evaluasi pelaksanaan Renja Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat dari berbagai indikator pada setiap sasaran yang akan dicapai Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan. 2.2 Analisis kinerja pelayanan Inspektorat Dengan capaian secara keseluruhan, maka kebijakan yang diterapkan dinilai sudah tepat, karena capaian sudah baik, maka dapat disimpulkan bahwa program yang ditetapkan dan kebijakan ini perlu dipertahankan untuk pelaksanaan kinerja berikutnya. 2.3 Isu-isu penting Penyelenggaraan tugas dan fungsi Inspektorat Pelaksanaan pembangunan daerah pada dasarnya adalah untuk menyelesaikan segala permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh daerah. Namun pada perkembangannya tentu akan muncul permasalahan-permasalahan baru sebagai wujud dari dinamika tuntutan masyarakat yang terus akan berkembang. Permasalahan-permasalahan pokok yang masih terjadi pada pengawasan di daerah adalah sebagai berikut : Isu Pengawasan Yang Profesional Isu pengawasan yang profesional sangat berkaitan dengan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan 8

pengawasan, ketersediaan SDM Inspektorat dan ketepatan waktu pengawasan (pemeriksaan) terhadap obyek pemeriksaan (obrik). Oleh karena luas wilayah Kabupaten Pesisir Selatan yang mencapai 5. 794,95 km 2 yang terdiri dari 15 Kecamatan dan 182 Nagari, ketersediaan sarana mobilitas sangat berpengaruh terhadap lamanya waktu pengawasan. Pada saat ini Inspektorat hanya memiliki 3 kendaraan dinas yang digunakan sebagai sarana mobilitas untuk melakukan pengawasan di 15 Kecamatan dan 182 Nagari se-kabupaten Pesisir Selatan, kondisi ini belum ideal untuk mendukung pengawasan Kecamatan dan Nagari di Kabupaten Pesisir Selatan, yang dilakukan oleh 4 Inspektur Pembantu Wilayah dan Sekretariat Inspektorat namun demikian pemeliharaan kendaraan dinas yang belum ideal juga belum dapat memacu pencapaian pengawasan yang profesional. Ketersediaan SDM menjadi faktor utama dalam pencapaian pengawasan yang profesional, untuk mencapai hal tersebut Inspektorat dituntut untuk menyediakan sumberdaya manusia yang berkualitas agar dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dapat mencapai hasil yang optimal dan bermanfaat. Usaha-usaha yang telah dilakukan adalah megikutsertakan aparatur Inspektorat untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan struktural seperti Diklat Pim Tingkat IV, III, II dan Diklat Fungsional seperti Diklat Jabatan Fungsional Auditor Tingkat Terampil, Ahli, Ketua Tim serta diklatdiklat Lainnya seperti Diklat Pembentukan Pengawas Pemerintahan, Diklat Penjenjangan Jabatan Pengawas Pemerintahan Daerah. Penyusunan Peraturan Perundang-undangan, Diklat Penilaian Angka Kredit, Diklat Jaringan Dokumentasi dan Informasi, Diklat Pengadaan Barang dan lain sebagainya. 9

Isu Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pasal 26 ayat (4) disebutkan : Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap : a. Pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Kabupaten /Kota; b. Pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintah Nagari dan c. Pelaksaaan urusan pemerintahan Desa. Kemudian dalam pasal 28 ayat (1) disebutkan : Aparat Pengawas Intern Pemerintah melakukan pengawasan sesuai dengan fungsi dan kewenangannya melalui : a. Pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa jabatan kepala daerah; b. Pemeriksaan berkala atau sewaktu-waktu maupun pemeriksaan terpadu; c. Pengujian terhadap laporan berkala dan/atau sewaktu-waktu dari unit/satuan kerja; d. pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi dan nepotisme; e. penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program dan kegiatan; dan f. monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan pemerintahan desa. 10

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat adalah mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN menuju tercapainya kepemerintahan yang baik (good governance) dalam mencapai visi dan misi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan. Untuk mencapai hal tersebut Inspektorat berupaya meningkatkan kinerjanya berdasarkan rencana kinerja yang jelas dan sistematis dengan sasaran kinerja yang terukur dan berkelanjutan sebagai realisasi dari Isu Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan, upaya tersebut yaitu : a. Perencanaan Kinerja Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) merupakan acuan Inspektorat dalam melakukan pengawasan secara sistematis, didalam PKPT tersebut dijelaskan lingkup pengawasan terhadap unit/satuan kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali dan dikoordinasikan dengan Aparat Pengawasan Fungsional lainnya seperti Inspektorat Propinsi Sumatera Barat, Inspektorat Jenderal Depdagri, BPKP dan BPK-RI. Selain PKPT, dalam rangka mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang merupakan salah satu agenda Pemda Kabupaten Tahun 2014 dilakukan Review LKPD Tahun Anggaran 2014 yang dilakukan pada awal Tahun 2015. 11

b. Sasaran Kinerja Sasaran kinerja Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan PKPT meliputi Sekretariat Daerah Kabupaten, SKPD Badan / Dinas / Kantor, Kecamatan. Pemerintahan Nagari, Sekolah Sekolah dan Puskesmas di Kabupaten Pesisir Selatan. Isu Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Optimal dan Bermanfaat Isu Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Optimal dan Bermanfaat berkaitan erat dengan tercapainya Isu Pengawasan yang Profesional dan Isu Peningkatan Akuntabilitas Kinerja. Isu ini juga berkaitan dengan penggunaan anggaran Inspektorat dalam rangka pelaksanaan pengawasan reguler (berdasarkan PKPT) atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) terhadap 288 (Dua ratus delapan puluh delapan ribu ) Obyek Pemeriksaan (Obrik) di Kabupaten Pesisir Selatan, juga pelaksanaan pengawasan/pemeriksaan khusus terhadap Serah Terima Jabatan (Sertijab) pejabat yang memimpin unit kerja serta Camat, ditambah dengan pelaksanaan pengawasan /pemeriksaan kasus terhadap pelanggaran hukum yang dilakukan oleh aparatur yang diperkirakan mencapai 60 (Enam Puluh) kasus per tahunnya. Produk yang dihasilkan dari pemeriksaan tersebut berupa Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), Nota Dinas (ND) dan Petunjuk Bupati Pesisir Selatan yang berisikan gambaran pelaksanaan tupoksi obrik dilihat dari aspek pengelolaan keuangan, aspek sumber daya manusia serta aspek sarana dan prasarana yang kemudian dibandingkan dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. 12

Pada umumnya gambaran dari pelaksanaan tupoksi tersebut sudah berjalan dengan baik namun tidak menutup kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap Peraturan Perundang-Undangan yang dilakukan oleh aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Inspektorat sebagai pengawas internal di Daerah dapat melakukan penilaian terhadap pencapaian penyelenggaraan pemerintahan yang optimal dan bermanfaat berdasarkan hasil pengawasan/pemeriksaan sekaligus menjadi tolok ukur Inspektorat dalam pencapaian kinerjanya. 13

BAB.III RENCANA KERJA TAHUN 2015 3.1 Tujuan dan Sasaran Renja Inspektorat Tujuan Renja Inspektorat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah perlu menyiapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Tahunan atau Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan pemerintahan di pusat dan daerah dengan melibatkan masyarakat. RPJM Daerah Kabupaten Pesisir Selatan disusun dengan maksud menyediakan acuan resmi bagi Pemerintah Daerah dan DPRD dalam menyusun Renstra SKPD. Renja SKPD sekaligus merupakan acuan penentuan pilihan-pilihan program kegiatan tahunan daerah yang akan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah secara berjenjang. Berdasarkan pertimbangan ini, maka RPJM Kabupaten Pesisir Selatan disusun dengan tujuan : 1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan di Kabupaten Pesisir Selatan 14

2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah, antar waktu, antar fungsi Pemerintah Daerah dan pusat. 3. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat Kab. Pesisir Selatan 4. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya Kab.Pesisir Selatan yang efisien. efektif, berkeadilan. dan berkelanjutan. 5. Menjaga kesinambungan pembangunan Kab. Pesisir Selatan yang dilaksanakan perlima tahunan. 6. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran Pemerintah Daerah dan DPRD dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dibiayai dari APBD setempat dan sumber pembiayaan APBN. 7. Menyediakan satu tolak ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan setiap aturan kerja perangkat daerah. Di dalam RPJPD telah ditetapkan beberapa tujuan pembangunan yang mencakup pembangunan di segala bidang seperti isu pemenuhan kebutuhan dasar penduduk, isu daya saing di bidang ekonomi sosial budaya dan iptek, kesehatan, infrastruktur pedesaan, ketertiban dan ketentraman, dan pelayanan publik & pemberdayaan aparatur daerah. Dalam hal ini Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan sebagai aparat pengawas internal pemerintah sesuai tugas pokok & fungsi dan kewenangannya hanya melakukan pengawasan dan pembinaan baik di dalam pelaksanaan pembangunan maupun hasil pembangunannya agar hasil yang dicapai sesuai dengan waktu 15

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta tepat waktu pelaksanaannya. 3.2 Sasaran Renja Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan Pada Tahun 2015 yang akan datang sasaran pengawasan yang akan dicapai, Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan berupaya meningkatkan kinerjanya berdasarkan program dan kegiatan serta rencana kinerja yang jelas dan sistematis dengan sasaran kinerja yang terukur dan berkelanjutan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pasal 26 ayat (4) disebutkan : Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap : a. Pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Kabupaten/Kota; b. Pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintah Nagari; dan c. Pelaksanaan urusan Pemerintahan Desa. Kemudian dalam pasal 28 ayat (1) disebutkan : Aparat Pengawas Intern pemerintah melakukan pengawasan sesuai dengan fungsi dan kewenangannya melalui : a. Pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa jabatan kepala daerah; b. Pemeriksaan berkala atau sewaktu-waktu maupun pemeriksaan terpadu; c. Pengujian terhadap laporan berkala dan/atau sewaktuwaktu dari unit/satuan kerja; 16

d. Pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi dan nepotisme; e. Penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program dan kegiatan; dan f. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan Pemerintahan Desa. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat adalah mewujudkan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang bersih dan bebas dari KKN menuju tercapainya kepemerintahan yang baik (good governance) dalam mencapai visi dan misi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan. Untuk mencapai hal tersebut Inspektorat berupaya meningkatkan kinerjanya berdasarkan program dan kegiatan serta rencana kinerja yang jelas dan sistematis dengan sasaran kinerja yang terukur dan berkelanjutan sebagai realisasi program kerja ditahun 2016. 3.3 Program dan Kegiatan Program kerja dan kegiatan Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, untuk menjaga kesinambungan pembangunan di Kabupaten Pesisir Selatan disusunlah Rencana Kinerja Tahunan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2016 berdasarkan RPJPD Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015-2020 yang merupakan pedoman serta arahan aktivitas tahunan sebagai penjabaran kegiatan dan sasaran yang diharapkan dapat dicapai dari rencana stratejik dalam 17

mencapai tujuan. Rencana Kinerja mengandung segala aspirasi masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan yang dihimpun melalui penjaringan aspirasi masyarakat/partisipasi masyarakat oleh legislatif dan eksekutif dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan serta berpedoman pada Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, Program dan Kegiatan tersebut yaitu : 1. Program peningkatan system Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan kegiatan : a. Pelaksanaan Pengawasan Internal secara berkala. b. Penanganan Kasus Pengaduan di Lingkungan Pemda. c. Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan. d. Inventarisasi Temuan Pengawasan. e. Review Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. f. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah. g. Evaluasi Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah. h. Evaluasi Penetapan Kinerja. i. Evaluasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. j. Pelaksanaan Pembangunan zona Integritas k. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. 2. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan. Pengawasan yang professional sangat berkaitan dengan ketersediaan dana dan prasarana, penunjang kegiatan pengawasan serta ketersediaan SDM, guna ketepatan waktu pengawasan (pemeriksaan) terhadap obyek 18

pemeriksaan (obrik). Untuk pengembangan karier dan peningkatan profesional SDM Pengawas dilakukan pengisian aparatur pengawas melalui kegiatan Pelatihan Pengembangan Kegiatan Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan baik pengembangan terhadap Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD) maupun Pejabat Fungsional Auditor. Disamping itu dilaksanakan juga Pelatihan Kantor Sendiri (PKS). 19

BAB.IV PENUTUP Dalam rangka menjalankan tugas pengawasan oleh Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan, selama tahun 2013 dan 2014 secara keseluruhan dapat dilihat bahwa pelaksanaan tugas yang diamanahkan telah dilakukan dengan baik. Namun bagaimanapun masih dijumpai beberapa kelemahan, sehingga pada tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain : 1. Masih terbatasnya pengalokasian belanja terhadap pelaksanaan pengawasan, 2. Terbatasnya sarana transportasi untuk operasional pengawasan. 3. Terbatasnya belanja pengembangan SDM untuk pengiriman peserta diklat JFA, Diklat P2UPD dan diklat penunjang pengawasan. 4. Rendahnya kesadaran obrik dalam menindaklanjuti hasil pemeriksaan. 5. Rendahnya kesadaran masyarakat memberikan informasi penyimpangan yang dilakukan aparat. 6. Realisasi pelaksanaan pengawasan pada objek pemeriksaan yang tidak sesuai dengan jadwal yang tertera pada Program Kerja Pengawasan Tahunan ( PKPT ). Rencana Kerja Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan menjadi dasar untuk memberikan arah dan pedoman bagi segenap personil Inspektorat agar dapat lebih meningkatkan kinerjanya terutama dalam menunjang perwujudan pemerintahan yang baik. Sebagai hasil dari kesepakatan dan konsensus bersama, keberhasilan pelaksanaan Rencana Kerja Inspektorat 20

Kabupaten Pesisir Selatan tergantung pada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf untuk melakukan pengelolaan misi yang telah ditetapkan. Akhirnya dengan tersusunnya Rencana Kerja Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016, diharapkan kesinambungan pelaksanaan pengawasan di Kabupaten Pesisir Selatan dapat terlaksana secara sinergis. 21

Tabel 1c. Tabel Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tabel 1c Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 Dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kabupaten Pesisir Selatan Nama SKPD : Inspektorat Kabupaten Pesisir Selatan A Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program/Kegiatan Lokasi Rencana Tahun 2016 Target Capaian Kenerja Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif (Rp Sumb er dana Catatan Penting Prakiraan Maju Rencana Tahun 2017 Target Kebutuhan Capaian Dana/Pagu Kinerja Indikatif (Rp) 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Program Peningkatan Sistem Terlaksananya peningkatan sistem Pengawasan Internal dan pengawasan internal dan Pengendalian Pelaksanaan pengendalian pelaksanaan Painan 100% 8.121.000.000 APBD 100% 10.150.250.000 Kebijakan KDH kebijakan KDH 1 Pelaksanaan Pengawasan Internal secara Berkala Terlaksananya Pengawasan Internal secara Berkala Painan 100% 1.400.000.000 APBD 100% 2.000.000.000 2 Penanganan Kasus Pengaduan di Lingkungan Pemerintah Daerah Terlaksananya Penanganan Kasus Pengaduan di Lingkungan Pemerintah Daerah Painan 100% 986.000.000 APBD 100% 1.200.000.000 3 InventarisasiTemuan Pengawasan 4 Review Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 5 Tindaklanjut Hasil Temuan Pengawasan Terinventarisasinya Temuan Pengawasan Painan 100% 1.000.000.000 APBD 100% 1.400.000.000 Terlaksananya Review Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Painan 100% 435.000.000 APBD 100% 500.250.000 Terlaksananya Tindaklanjut Hasil Temuan Pengawasan Painan 100% 1.050.000.000 APBD 100% 1.200.000.000 6 Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Terlaksananya Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Painan 100% 850.000.000 APBD 100% 977.500.000 7 Evaluasi Penetapan Kinerja Terlaksananya Evaluasi Penetapan Kinerja Painan 100% 580.000.000 APBD 100% 667.000.000 8 Evaluasi Rencana Kerja Anggaran ( RKA )Satuan Kerja Perangkat Daerah. 9 Evaluasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Terlaksananya Evaluasi Rencana Kerja Anggaran(RKA)Satuan Kerja Perangkat Daerah. Terlaksananya Evaluasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Painan 100% 450.000.000 APBD 100% 600.000.000 Painan 100% 380.000.000 APBD 100% 467.000.000 22

10 Pelaksanaan Pembngunan Zona Integritas. 11 Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Terlaksananya Pembangunan Zona Integritas. Painan 100% 625.000.000 APBD 100% 718.750.000 Terlaksananya Reformasi Birokrasi. Painan 100% 365.000.000 APBD 100% 419.750.000 B Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Terlaksananya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Painan 100% 1.810.000.000 APBD 100% 2.200.000.000 1 Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan 2 Pelatihan Khusus Aparatur Pengawasan pada Kantor Sendiri Kepersertaan diklat fungsional dan penunjang pengawasan Terlaksananya Pelatihan Khusus Aparatur Pengawasan pada Kantor Sendiri Total Rencana Anggaran. Painan 100% 1.510.000.000 APBD 100% 1.750.000.000 Painan 100% 300.000.000 APBD 100% 450.000.000 9.931.000.000 12.350.250.000 23