KARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI

dokumen-dokumen yang mirip
M A K R A M E (KERAJINAN DENGAN TEKNIK SIMPUL)

MAKALAH PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SD MAKRAME. Dosen Pengampu : Edy Siswanto, S.Pd., M.Pd

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

Berkarya Seni Kriya Tiga Dimensi

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

PENUMBUHKEMBANGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA MELALUI PELATIHAN TEKNIK DASAR MAKRAME DALAM PEMBUATAN TAS DARI TALIKUR

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

7 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

Aneka Kegiatan Berkreasi Seni Rupa Bagi siswa pada jenjang pendidikan dasar

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya

BAB 1 SENI RUPA TIGA DIMENSI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP

PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA

15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

Bahan Baku Olahan. A. Kertas. Kegiatan Belajar 2.

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

Indikator Esensial Mengindentifikasi tahapan dalam membuat benda kerajinan

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

WADAH HANTARAN. Abstrak

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

Kerajinan Fungsi Hias

KISI-KISI SEKOLAH DASAR DAN MADRASAH IBTIDAIYAH UJIAN PRAKTIK

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

KARYA ILMIAH OLEH JUWITA OVITA SARI NPM A1I111014

BAB VI MENGANYAM UNTUK ANAK USIA DINI. menggunakan teknik anyaman sebagai pelengkap kebutuhan. Hal ini tidak

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI. di masyarakat luas. Seni kerajinan ini berasal dari Negeri Matahari, Jepang.

Tali Satin RANGKAIAN BUNGA OLGA JUSUF. dari

DAFTAR ISTILAH. tangan, berfungsi untuk melubangi suatu benda. : Proses membentuk atau mengukir bahan baku. : Proses menggambar atau membuat pola.

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK

6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan

BAB 2 DATA DAN ANALISA

KRIYA TEKSTIL SMK. Budiyono dkk

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB III SURVEY LAPANGAN

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Seni Budaya merupakan satu diantara mata pelajaran yang ada di

MEMPLESTER PROFIL HIAS

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 2

MATERI PEMBUATAN CENDERAMATA BERBAHAN NATURAL Oleh: Sugiyem,S.Pd.

BAB V KESIMPULAN. mengutamakan keterampilan tangan. Seni kriya termasuk ke dalam seni rupa terapan,

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...


11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apakah botol air mineral bekas dapat dijadikan lampu hias?

Cara Membuat Kepiting dari Daun Kelapa (Janur) Mainan Tradisional Kepiting dari Janur (Daun Kelapa Muda)

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON

SENI KRIYA. Oleh: B Muria Zuhdi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Anyaman

Pengertian sticker dan jenisnya

KuliaH KiNGKuNGN bisnis Kerajinan barang bekas

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT. Abstrak

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata pelajaran prakarya adalah salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus

Pada pembuatan produk kriya kulit kertas karton digunakan pada pembuatan

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LATIHAN SOAL SOAL MAPEL : PRAKARYA & KEWIRAUSAHAAN KELAS : 11 ( SEBELAS )

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pemakai buku ini sangat kami harapkan untuk penyempurnaan bahan ajar ini. Cisarua, Maret 2009

LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN

5 Permainan Motorik Halus

BAB VI DINAMIKA PROSES AKSI. Meningkatkan Kreativitas Buruh Tani Perempuan dalam Inovasi. Pemanfaatan Pandan Duri

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

Transkripsi:

1 Kegiatan Belajar 2 KARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI A. Kerajinan Anyam Menganyam merupakan kerajinan yang lama menjadi milik masyarakat. Hidup dalam bentuk tradisi yang perkembangannya sangat minim. Namun demikian, tetap bertahan sekalipun dengan desakan benda-benda modern yang terus berkembang. Bahkan tidak sedikit orang yang terus menggandrungi karyakarya tradisi ini yang memiliki keistimewaan tertentu. Pada awalnya kerajinan anyam ini memiliki bentuk yang sederhana sebagai karya seni untuk memenuhi kebutuhan praktis, dalam perkembangannya ini muncul sebagai benda hias. Bentuk benda yang dapat dihasilkan dari anyaman ini dapat berbentuk lembaran yang datar atau dua dimensi dan bias juga menghasilkan bentuk yang bervolume atau karya tiga dimensi. Bahan yang dapat digunakan untuk kerajinan anyam ini antara lain: pertama, bahan alam seperti: bambu, rotan mendong, pandan, dan bahan alam lain yang memiliki sifat lentur dan kuat, kedua, bahan buatan seperti: kertas, plastik dsb. Jenis motif anyam yang dihasilkan sangat banyak sekali. Nama motifnya dikenal dengan sebutan motif kepang, mata walik, mata itik, pasung dan sebagainya. Di bawah ini terdapat beberapa jenis anyam motif anyam datar.

2 Motif yang Dihasilkan karena Variasi Tumpang Tindih yang Diatur contoh kriya anyam 3 dimensi Pokok bahasan menganyam di Sekolah Dasar dapat diberikan dikelas tinggi. Bila ingin dicobakan di kelas rendah tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan siswa dengan cara membuat lembaran anyaman yang lebar dan motif hias yang sederhana. Latihan menganyam harus diawali dengan membuat anyaman datar, bila kemampuan anyaman datar sudah dikuasai dapat dilanjutkan dengan latihan membuat benda anyam yang bentuknya tiga dimensi seperti, bakul, topi, dsb. Untuk memudahkan guru dalam mengajarkan menganyam, terlebih dahulu guru harus mengenalkan tentang berbagai model bentuk benda yang terbuat dari anyaman, mengenalkan motif, bahan, dan fungsi dan manfaat dari benda anyaman

3 tersebut. Selanjutnya di bawah ini dapat dicermati berbagai motif anyaman dan bentuk benda yang dihasilkan dari kerajinan anyaman. B. MAKRAME Kata makrame berasal dari bahasa Turki. (Turki: Ma-kra ma atau Miqramah) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan : bentuk suatu kerajinan simpul menyimpul dengan menggarap rangkaian benang pada awal

4 atau akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai. Kerajinan menyimpul atau mengikat tali sudah lama dikenal di negara kita. Sebagai contoh dapat kita lihat alat penangkap ikan, seperti jala, jaring, sair (sunda), bahkan sampai perlengkapan pakaian, seperti topi, sarung tangan, kaos kaki, keranjang atau tas, dan masih banyak lagi contoh lainnya, yang semuanya dikerjakan dengan teknik simpul, dengan mengandalkan ketrampilan tangan, tanpa menggunakan alat bantu mesin. Dari kebiasaan membuat simpul yang fungsional dan artistik itu pada akhirnya muncul seni kerajinan yang khusus menggunakan teknik ikat-mengikat tanpa bertujuan menguatkan benda lain seperti yang semula dilakukan. Banyak jenis kerajinan makrame yang sepenuhnya merupakan kegiatan ikat mengikat yang tidak untuk mengikatkan ujung sesuatu tenunan seperti yang semula dilakukan. Di antara jenis-jenis kerajinan simpul atau makrame yang sering kita lihat adalah hasil karya berupa: ikat pinggang, penghias gerabah atau keramik, tas, hiasan dinding, keranjang untuk menggantung tanaman, gorden, gelang, topi, rompi, taplak meja dan sebagainya. Pokoknya demikian banyak benda yang dapat dibuat dengan teknik makrame atau menyimpul. Selanjutnya untuk keperluan latihan awal belajar makrame, di bawah ini akan disajikan simpul-simpul dasar yang mendasari bentuk-bentuk karya yang disebutkan di atas. Sebelum berlatih menyimpul, siapkan dulu tali yang ukurannya sesuai kebutuhan. Diusahakan tali yang dipakai memiliki sifat lentur atau tidak kaku, biasanya menggunakan tali dengan bahan nilon atau katun. Beberapa jenis simpul dasar: Simpul Kepala: Untuk ini diperlukan tali yang direntangkan sebagai tempat menyimpulkan simpul kepala. Simpul-simpul ini dibuat berulang dengan jumlah sesuai

5 kebutuhan. (lihat gambar 1) Sedangkan variasi simpul kepala dapat kita lihat dalam gambar 2. Simpul Rantai: Gambar tali pada gambar 3 sengaja dibuat lain warnanya agar sulaman tali lebih terlihat jelas. Hasil paduan antara simpul kepala dan simpul dan simpul rantai lihat pada gambar 4. Simpul Mati: Dalam bahasa Sunda simpul mati disebut cangreud mulang sebaliknya simpul hidup disebut dengan istilah tali sorog. Dikatakan simpul mati ikatannya

6 kuat sehingga susah dibuka, sedangkan simpul hidup ikatannya cukut kuat, tetapi sangat mudah untuk dibuka kembali. Simpul Tunggal: Perhatikan baik-baik simpul tunggal ini (lihat gambar 5 a) sebab apabila diikuti langkah-langkahnya dengan menggunakan tali yang telah dipersiapkan, langkah-langkah itu sederhana saja. Hasil simpulannya akan tampak seperti tangga. Variasi bentuk dapat diputar kekiri atau kekanan. Sebaiknya lakukan percobaan simpul ini untuk menghasilkan variasi yang menarik. Simpul Ganda:

7 Ikuti langkah membuat simpul ganda dengan menyiapkan dua utas tali yang berbeda warnanya, agar jalinan kedua utas tali itu tampak jelas. Variasi simpul ganda dapat dilihat pada gambar di Bawah ini,. Sedangkan pada gambar paling bawah kita dapat melihat gabungan antara dua macam simpul. Simpul apa saja? Kini cobalah anda belajar menggabungkan berbagai jenis simpul di atas. Selamat mencoba. Simpul Gordin: Simpul ini dibuat untuk membuat variasi ikatan, merupakan deretan simpul yang hampir menyerupai garis yang bergandengan terputus-putus. Simpul ini dapat dibuat dalam berbagai variasi, diantaranya: vertikal, diagonal dan

8 horizontal. Kegunaan simpul diperuntukan untuk membuat variasi ikatan dalam membuat gordin, tirai, atau partisi ruang. C. KERAJINAN KERTAS a. Kerajinan M3 Tiga Dimensi Kegiatan melipat, menggunting dan menempel (M3) merupakan permainan menciptakan kreasi bentuk dengan menggunakan bahan kertas. Pada bagian ini bukan berarti mengulang bahan lalu, namun cenderung lebih memperdalam kerajianan M3 yang pernah dipelajari terdahulu. Karya M3 yang dibuat pada kegiatan ini ditujukan untuk membuat karya yang dikerjakan dengan prinsip mengunting melipat, menggunting dan menempel untuk membuat benda yang bentuknya tiga dimensi. Bahan dan alat yang diperlukan: kertas agak tebal, kertas berwarna, lem, gunting/cutter. Prosedur pengerjaan:

9 (a) Ambil selembar kertas warna. Lipat di tengah-tengah sisi panjangnya. Selanjutnya hasil lipatan tadi dilipat lagi pada tengah-tengah sisi panjangnya. (b) Hasil dua kali lipatan tadi digunting pada beberapa tempat. Ada bagian yang dibuang. Bentuk guntingan bergantung pada kreasi masing-masing. (c) Bila dianggap sudah cukup guntingannya, lipatan dibuka. (d) Hasilnya ditempel pada kertas yang agak tebal menggunakan lem. (e) Jumlah lembaran yang ditempel bervariasi baik dalam jumlah maupun warnanya..

10

11 Contoh kerajinan M3 membentuk benda 3 dimensi b. Seni Melipat Kertas (origami) Origami berasal dari bahasa Jepang yang artinya seni melipat kertas. Dengan teknik melipat kertas kita dapat membuat aneka macam karya tiga dimensi yang berfungsi untuk mainan atau hiasan. Bentuk benda yang dihasilkan biasanya menyerupai makhluk hidup atau benda. Ukuran kertas yang digunakan umumnya berbentuk bujur sangkar dengan sisi 20x20 cm. Ukuran ini bukan ukuran yang baku bisa dibuat dalam ukuran besar atau kecil, bahkan di Jepang pernah dilombakan membuat karya origami yang sangat kecil. Bila anda ingin mencoba? Silahkan, misalnya membuat karya origami dengan kertas bujur sangkar ukuran 2x2 cm. Membuat karya origami ukuran kecil lebih sulit atau tingkat kesulitanya tinggi, bila dibandingkan dengan ukuran besar. Dalam tahapan membuat karya origami perlu diperhatiakan betul bahwa bahan kertas harus tipis sehingga mudah dilipat, tidak mudah sobek dapat menggunakan kertas khusus yang banyak dijual di toko atau warung, atau dapat juga dibuat dengan kertas bekas seperti kertas kalender, majalah, atau surat kabar. Bentuk bujur sangkar kertas harus betul-betul persegi atau bersudut siku-siku, karena bila bentuknya tidak akurat hasilnya tidak akan rapih. Selain itu setiap langkah dalam melipat harus betul-betul terlipat secara tepat. Untuk selanjutnya

12 dalam modul ini hanya akan ditampilkan beberapa contoh langkah pembuatan origami. Selamat mencoba. Bagi Guru sebelum mengajarkannya kepada siswa dianjurkan untuk mencoba sendiri. Juga dianjurkan, membuat media dengan mencoba membuat model setiap langkah lipatan sampai jadi yang ditempelkan secara menyusun pada lembaran kertas yang besar, sebagai alat bantu pada waktu mengajar. Contoh karya origami 3 dimensi ( I )

Contoh karya origami 3 dimensi ( II ) 13

14 D. MERONCE Meronce adalah suatu kegiatan menggabungkan sesuatu dengan seutas tali. Biasa kegiatan meronce dilakukan untuk membuat kalung atau benda lain sejenis itu. Kalung yang terbuat dari biji mutiara disatukan dengan seutas tali atau siput kecil yang dirangkai menjadi hiasan pintu atau jendela banyak ditemukan di Art Shop di Pantai Pangandaran adalah contoh hasil karya roncean. Untuk menghasilkan karya roncean bahannya sangat bervariasi tidak tergantung seperti contoh di atas. Bila kita akan membuat kegiatan meronce sebaiknya mencari bahan yang ada di daerah setempat. Kegiatan meronce dapat dibuat dengan bahan alami, selain bahan buatan yang sudah tersedia do toko. Bahan alami contohnya: dapat membuat dengan biji-bijian, buah-buahan, bunga kering, potongan bambu kecil, dsb. contoh karya meronce E. MEMBENTUK Membutsir adalah membentuk tanah liat atau lilin (plastisin/malam) menjadi bentuk mainan, patung kecil atau bentuk tertentu berdasarkan daya cipta.

15 Sebelum dibentuk, tanah liat sebaiknya dibersihkan dahulu dari butiran batu atau pasir yang kasar, lembutkan adonannya dengan tangan. Jika terlalu lembek biarkan (diangin-anginkan) hingga kadar airnya berkurang, dan jika dipegang tanah tidak lengket pada tangan kita. Namun jika menggunakan plastisin (lilin/malam), tidak akan terjadi masalah pengolahan bahan. Pada tahap pertama, buatlah bentuk global (dari benda yang akan diciptakan), kemudian buatlah bentuk rincinya setahap demi setahap. Untuk menghaluskan permukaan bentuk, gunakan alat butsir (dari kawat atau kayu yang dibuat menyerupai jari tangan). Membentuk dengan Teknik Pijit Teknik 1 Membentuk dengan Teknik Pijit Teknik 2

16 F. MERAKIT / MENGKONSTRUKSI Marangkai ialah menyusun atau menyambungkan bagian benda yang satu ke benda yang lain hingga membentuk suatu komposisi yang utuh berkesatuan. Susunan atau rangkaian tersebut menciptakan struktur bentuk, baik bentuk abstrak ataupun naturalistis. Benda yang disusun bisa berupa buah-buahan, sayur-sayuran, bunga-bungaan, benda-benda bekas (limbah: kertas, dus, kaleng, botol plastik, kotak korek api, dsb). Teknik merangkai bermacam-macam, ada yang dihekter, dilem, dipatri, diikat, tergantung dari kebutuhan dan kemungkinan kekuatan dari konstruksi susunan tersebut. Kegiatan in bisa berupa kegiatan: merangkai bunga, merangkai janur, merangkai manik-manik, membuat jembatan dari dus bekas, membuat maket rumah-rumahan dari kotak korek api, dan sebagainya. Contoh celengan dari sisa tali dan wadah shutlecock

17

18 Tes Formatif 2 A. Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan 1. Seni kerajinan anyam pada awalnya sebagai hasil karya yang memiliki fungsi: A. Spiritual B. Terapan C. Estetik D. Simbolik. 2. Jenis anyaman tunggal denganm bahan kertas cocoik diberikan di: A. Kelas 1 dan 2 B. Kelas 3 dan 4 C. Kelas 5 dan 6 D. Semua Kelas 3. Kata Makrame beasal dari kata Ma-kra ma, yang berasal dari bahasa: A. China B. Jepang C. Arab D. Turki 4. Jenis simpul dalam jenis karya makrame yang sussah dilepas: A. Simpul Kepala B. Simpul Mati C. Simpul Rantai D. Simpul Gordin 5. Membuat karya seni rupa tiga dimensi dengan teknik konstruksi (merakit), lebih mengutamakan: A. Pengembangan estetika anak B. Pengembangan imajinansi anak C. Latihan keterampilan motorik halus D. Latihanketerampilan motorik kasar 6. Kata Origami berasal dari bahasa Jepang yang artinya:

19 A. Seni Menempel Kertas B. Seni Melipat Kertas C. Seni Menggunting Kertas D. Seni Merangkai Kertas. 7. Kerjinan Kertas yang disebut M 3 merupakan singkatan dari: A. Menempel Merakit Menggunting B. Menempel Mewarnai Menggunting C. Menempel Menggunting Melipat D. Menempel Mewarnai Melipat 8. Langkah awal dalam membuat karya makrame: A. Simpul Gordin B. Simpul Rantai C. Simpul Ganda D. Simpul Kepala 9. Membuat karya seni kriya dengan menggunakan bahan daur ulang limbah akan banyak ditemukan tepat diterapkan dalam karya. A. Makrame B. Membutsir C. Merakit D. Menganyam 10. Yang dimaksud dengan kegiatan meronce dalam membuat karya seni rupa. A. Mebuat karya seni rupa dengan media yang lunak B. Membuat karya seni rupa dengan teknik asembling C. Membuat karya seni rupa merangkai benda dengan menggunakan tali D. Membuat karya seni rupa dengan teknik menempel Untuk melihat kemampuan Anda, coba cocokan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat pada akhir Bahan Belajar Mandiri ini. Kemudian hitunglah jawaban Anda yang benar dan gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap Materi Kegiatan Pembelajaran ini. Rumus:

20 Tingkat penguasaan= Jumlah Jawaban Anda yang benar x 100% 10 Arti tingkat penguasan yang Anda capai: 90-100% = baik sekali 80-89% = baik 70-79% = cukup < 70% = kurang Catatan: Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran selanjutnya, tetapi bila tingkat penguasan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai. Kunci Jawaban Tes Formatif 1 1. A 2. D 3. B 4. C 5. C 6. A 7. B 8. D 9. C 10. C Tes Formatif 2 1. D 2. A: 3. D 4. B 5. B 6. B 7. C 8. D 9. C

21 10. C Daftar Pustaka A. Chaniago dkk, (1976), Kerajinan Dari Triplek, Jakarta: NV Masa Baru. Muharam, (1992/1993), Pendidikan Kesenian II Seni Rupa, Jakarta: Depdikbud. Nanang Ganda Prawira dkk., (2003), Pendidikan Seni Rupa Untuk Mahasiswa PGSD/PGTK Guru SD dan TK. Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia. Oho Garha dan T.K. Purba, (1983), Pendidikan Keterampilan Anyaman, Jakarta: PT Karya Unipress. Ruslani, (1983), Pendidikan Ketrampilan SMTA Pertukangan Kayu 2, Bandung: Angkasa. Sardhi Duryatmo, ( 2000), Wirausaha Kerajinan Bambu, Bojong Gede-Bogor: Puspa Swara. Soemarjadi, dkk., (1992/1993), Pendidikan Keterampilan, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebuadayaan direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Sri Mulyaningsih, (1999), Membuat Kertas Daur Ulang Berwawasan Lingkungan, Bojong Gede-Bogor: Puspa Swara Syafii, Dkk. (2006), Materi dan Pembelajaran Kertakes SD, Jakarta: Universitas Terbuka. Tim Suhuf Kertas Seni Nusantara, ( 2003), Berkreasi Dengan Kertas Daur Ulang, Jakarta: Puspa Swara. Wachowiak, Frank, (1993), Emphasis Art A Qualitative Art Program for Elementary and Middle School, University of Georgia. Yardhini Yumarta dkk, (1981), Pendidikan Ketrampilan SMTA Keramik, Bandung: Angkasa.

22