PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. 23 Juli 2012 Lutfia P.I.A

dokumen-dokumen yang mirip
KOREKSI-KOREKSI KONVERSI HARGA BACAAN KOREKSI PASANG SURUT KOREKSI DRIFT

PEMODELAN DINAMIKA MASSA RESERVOIR PANAS BUMI MENGGUNAKAN METODE 4D MICROGRAVITY

Eksplorasi Parameter Fisik Cekungan Migas di Perairan Blok Ambalat Dengan Metode Gravitasi

MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA. Penelitian dilakukan menggunakan gravimeter seri LaCoste & Romberg No.

BAB III TEORI DASAR (3.1-1) dimana F : Gaya antara dua partikel bermassa m 1 dan m 2. r : jarak antara dua partikel

BAB II TEORI DASAR METODE GRAVITASI

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian survei metode gayaberat secara garis besar penyelidikan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA ANOMALI BOUGUER

BAB 2 LANDASAN TEORITIS PERMASALAHAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berupa data gayaberat. Adapun metode penelitian tersebut meliputi prosesing/

BAB I PENDAHULUAN. Gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika. Nilai Gayaberat di

2014 INTERPRETASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH LEUWIDAMAR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRAL DATA GAYABERAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

BAB 2 TEORI DASAR. Gambar 2.1. Sketsa gaya tarik dua benda berjarak R.

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Metode Gayaberat

BAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

PENGUKURAN GAYA BERAT DI G. BATUR PEBRUARI - MARET 2009

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak

ANALISIS REDUKSI TOPOGRAFI DATA GAYABERAT DENGAN PENDEKATAN METODE LA FEHR DAN WHITMAN PADA PENENTUAN ANOMALI BOUGUER

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GAYABERAT DI DAERAH KOTO TANGAH, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi

2014 PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan eksplorasi perminyakan, batuan karbonat memiliki

INTERPRETASI ANOMALI GAYA BERAT DAERAH LUWUK, SULAWESI TENGAH

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS

2 1 2 D. Berdasarkan penelitian di daerah

BAB I PENDAHULUAN. lempeng besar (Eurasia, Hindia-Australia, dan Pasifik) menjadikannya memiliki

PEMETAAN ANOMALI BOUGUER LENGKAP DAN TOPOGRAFI SERTA PENENTUAN DENSITAS BOUGUER BATUAN DAERAH PANAS BUMI PAMANCALAN

Unnes Physics Journal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data gayaberat daerah

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Potensial Mineral dengan Menggunakan Metode Gravitasi di Lapangan A, Pongkor, Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Tuban adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Penduduknya

BAB 2 TEORI DASAR 2.1 Metode Geologi

commit to user 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

TEORI DASAR. variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah. eksplorasi mineral dan lainnya (Kearey dkk., 2002).

BAB II METODE PENELITIAN

EKSPLORASI GAYA BERAT, oleh Muh Sarkowi Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Telp: ; Fax:

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dengan batas koordinat UTM X dari m sampai m, sedangkan

Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Metode Gravity Di Desa Sumbermanjingwetan dan Desa Druju Malang Selatan

Geodesi Fisis. Minggu II,III : Review Medan Gayaberat Bumi Metode Pengukuran Gayaberat. Isna Uswatun Khasanah

Gambar 4.1. Peta penyebaran pengukuran gaya berat daerah panas bumi tambu

TESIS PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH YAPEN DAN MAMBERAMO, PAPUA BERDASARKAN ANOMALI GRAVITASI

III. TEORI DASAR. kedua benda tersebut. Hukum gravitasi Newton (Gambar 6): Gambar 6. Gaya tarik menarik merarik antara dua benda m 1 dan m 2.

III. TEORI DASAR. Dasar dari metode gayaberat adalah hukum Newton tentang gayaberat dan teori

Pendugaan Struktur Patahan Dengan Metode Gayaberat

PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN KOTA MAKASSAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAYABERAT (GRAVITY)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gaya berat adalah salah satu metode dalam geofisika. Metode gayaberat

MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT

Unnes Physics Journal

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

Yesika Wahyu Indrianti 1, Adi Susilo 1, Hikhmadhan Gultaf 2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 3.1. Daerah Penelitian (Sumber : Google Earth)

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... INTISARI... ABSTRACT... KATA PENGANTAR...

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

MONITORING PERGERAKAN FLUIDA PANAS BUMI MENGGUNAKAN METODE 4D MICROGRAVITY PADA LAPANGAN PANAS BUMI KAMOJANG

BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH KOMPTENSI APLIKASI METODE GAYABERAT MIKRO ANTAR WAKTU UNTUK PEMANTAUAN INTRUSI AIR LAUT DI KAWASAN SEMARANG UTARA

GEOFISIKA GEOFISIKA

Analisis Pengaruh Pola Arus dan Laju Sedimentasi Terhadap Perubahan

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Geologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang-Lunai dan Sekitarnya Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Pemodelan Sintetik Gaya Berat Mikro Selang Waktu Lubang Bor. Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan

III. TEORI DASAR. variasi medan gravitasi di permukaan bumi. Metode gayaberat dilandasi oleh

Quantitative Interpretation of Gravity Anomaly Data in Geothermal Field Seulawah Agam, Aceh Besar

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan dengan wilayah yang sangat luas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Peta Kontur Isopach

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS INDONESIA IDENTIFIKASI BASIN DAN PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN DATA GAYABERAT (STUDI KASUS CEKUNGAN SUMATERA SELATAN)

BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir

PEMETAAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANAS BUMI MG DENGAN METODE GRAVITASI. Magfirah Ismayanti, Muhammad Hamzah, Lantu

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN

PETA (Dasar Teori dan Geologi Regional Kuliah Lapangan)

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

Pemisahan Anomali Regional-Residual pada Metode Gravitasi Menggunakan Metode Moving Average, Polynomial dan Inversion

Pendugaan Struktur Kantong Magma Gunungapi Kelud Berdasarkan Data Gravity Menggunakan Metode Ekivalen Titik Massa

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 63 INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

Transkripsi:

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI 23 Juli 2012 Lutfia P.I.A

EKSPLORASI PARAMETER FISIK CEKUNGAN MIGAS DI PERAIRAN BLOK AMBALAT DENGAN METODE GRAVITY DISUSUN OLEH: LUTFIA P.I.A NRP : 4307100084 DOSEN PEMBIBING 1. Drs Mahmud Musta in,m.sc.ph.d 2. Prof Mukhtasor,M.Eng,Ph.D 3. Dr.A.Syaeful Bahri,S.Si.,MT

BAB I PENDAHULUAN Ya,allah lindungilah hamba dari perbuatan mahkluk engkau yg ingin menyakiti & mengecewakan hamba

LATAR BELAKANG Daerah kalimantan Timur, khususnya daerah Tarakan & selat Makasar secara geologis memiliki potensi cekungan Migas yang potensial. Ketersediaan data mengenai potensi Migas dalam hal ini data gravitasi belum digunakan secara maksimal, perlu dilakukan interpertasi data Anomali Bouguer di daerah penelitian tersebut.

RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana perkiraan bentuk cekungan, ukuran, struktur sedimen bawah permukaan sebagai penyebab adanya anomali gravitasi di Perairan Ambalat. 2. Bagaimana cara menginterpretasikan secara kualitatif pada peta anomali Bouger, yang diperoleh pada bentuk kontur tertutup dan secara kuantitatif dilakukan lebih dalam hasil pemodelan dari interpertasi kualitatif.

TUJUAN 1. Dapat menentukan bagaimana perkiraan bentuk cekungan, ukuran, struktur sedimen bawah permukaan sebagai penyebab adanya anomali gravitasi di Perairan Ambalat. 2. Dapat menentukan secara kualitatif dengan mengamati hasil interpertasi pada peta anomali Bouger, untuk mendapatkan struktur bentuk cekungan.

MANFAAT apotensi cekungan Krisis energi Data masuk Dapat memanfaatkan potensi SDM Pengembangan metode gravity

PERKEMBANGAN EKSPLORASI BAB II DASAR TEORI 1. Eksplorasi sumber daya alam di bawah dasar laut dengan metode geofisika dimaksudkan untuk menyelidiki atau mendapatkan deposit hidrokarbon yang tersembunyi (minyak, gas, dan sumber mineral lainnya). 2. Metode eksplorasi gravity dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat masa (Densitas).

B A Jawa Batuan Beku Samudra Hindia Batuan Sedimen Kerak bumi bergerak dengan kecepatan 5-10 mm/tahun Batuan Metamorf Gambar 1 Jenis-jenis batuan di bumi Jenis-jenis Batuan

Batuan yang tersingkap dipermukaan akan mengalami proses pelapukan, erosi, dan transportasi dan deposisi (terendapkan) Transportasi hasil rombakan akan menuju tempat yang mempunyai energi rendah, dengan media air atau angin.. Batuan sedimen terendapkan ditempat terjadinya penurunan energi transportasi. A.l.: delta (muara sungai), pinggiran sungai, danau dll. pelapukan erosi transportasi deposisi Gambar 2 Proses pengendapan batuan sedimen Pengendapan Batuan Sedimen

Petroleum System Kitchen : tempat terbentuknya minyak bumi di batuan Resevoar rock : tempat berkumpulnya hidrokarbon. Cap rock : batuan impermeable yg berfungsi sebagai penahan supaya hidrokarbon tidak bermigrasi Trap : berfungsi sebagai perangkap hidrokarbon terjebak. Migrasi : proses perjalanan dari kitchen sampai ke jebakan Gambar 3. Structur terbentuknya Hidrokarbon

PRINSIP DASAR Hukum Newton II : F( r )=G(m 1.m 2 )/r 2 (Newton Law) F magnitude of gravity acceleration : g( r )=G(m 2 /r 2 ) r F

METODE GRAVITASI Gambar 4 Ilustarsi Pengukuran Gravity 1. Posisi bumi dalam pergerakan tata surya, terutama bulan dan matahari (pasang surut) 2. Perbedaan lintang dipermukaan bumi 3. Perbedaan ketinggian permukaan bumi (elevasi) 4. Efek topografi 5. Perubahan rapat massa disuatu tempat(densitas bawah permukaan)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN MULAI Studi Literature Pengumpulan data : Peta Potensi cekungan,sedimen,anomali Bouger, Pemodelan dan Interpretasi data Anomali Bouger Mengolah Data Anomali A

METODOLOGI PENELITIAN A Input data ke software GRAV2DC Interpretasi dengan perhitungan manual,bentuk 3 dimensi dan Validasi PEMBAHASAN Kesimpulan & Saran selesai

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA

Data Peta Geologi Gambar 5 Peta potensi cekungan hidrokarbon di Indonesia

JENIS MINERAL Dari hasil data peta geologi diketahui di daerah penelitian kaya akan jenis batuan sediment : lumpur,pasir,lempung, kerikil dan gamping. Material Density (gr/cm3) sediment 1,7-2,3 water 1 sand 1,7-2,3 clay 1,63-2,6 sandstone 1,61-2,76 gravel 1,7-2,4 Tabel 1 Densitas material

INTERPERTASI 0 0 0 0 116 0 118 120 122 124 U 8 0 B T 6 0 S 4 0 2 0 Gambar 7a PETA INTERPERTASI ANOMALY BOUGER Gambar 7b MENENTUKAN ARAH POTONGAN/SAYATAN

Konversi longtitude & langitude ke utm

MEMULAI PEMODELAN INPUT DATA Titik pusat perpotongan garis melintang pada peta anomali bouger berada pada koordinat 4⁰LU,123⁰14 BT &. Gambar 8 Input data dalam Notepad

INPUT DATA & PARAMETER Gambar 9 Input parameter ke dalam software Grav2DC MENGISI PARAMETER DATA YG DIBUTUHKAN SEPERTI DENSITAS BATUAN & MATERIAL PADA DAERAH PENELITIAN.

PEMODELAN Titik Jarak Kedalaman Nilai Densitas (2.000) Gambar 10 Pemodelan contoh hasil interpretasi Grav2DC

PEMODELAN 1 ARAH 0⁰. Gambar 11 Hasil Interpertasi Grav2DC untuk potongan 1 Titik Sudut Jarak(X) [km] Kedalaman (Y) [km] 1-451.281 2.722 2-389.048 1.740 3-253.914 0.832 4-138.820 0.564 5 16.624 0.450 6 112.056 0.681 7 234.801 2.112 8 275.817 2.955 Tabel 2 Koordinat Potongan 1

PEMODELAN 2 ARAH 21⁰ Tabel 3 Koordinat potongan 2 Titik Jarak(X) Kedalaman(Y) Sudut [km] [km] 1-322.340 2.503 2-281.941 0.974 3-87.419 0.351 4 44.157 0.345 Gambar 12 Hasil Interpertasi Grav2DC untuk potongan 2 5 169.040 1.161 6 256.156 2.153 7 260.943 2.979

PEMODELAN 3 ARAH 51⁰ Tabel 4 Koordinat potongan 3 TITIK SUDUT JARAK (KM) X KEDALAMA N (KM) Y 1-246.806 2.917 2-150.63 0.597 3-135.317 0.618 4-81.601 0.542 5 34.921 0.408 6 220.244 1.268 7 298.796 2.409 8 310.206 2.822 Gambar 13 Hasil Interpertasi Grav2DC untuk potongan 3

PEMODELAN 4 ARAH 72⁰ Tabel 5 Koordinat potongan 4 Titik Jarak (x) km Kedalaman (y) km 1-322.340 2.503 2-218.914 0.974 3-87.317 0.351 4-44.157 0.345 5 169.040 1.161 Gambar 14 Hasil Interpertasi Grav2DC untuk potongan 4 6 256.156 2.153 7 260.943 2.979

PEMODELAN 5 ARAH 90⁰ Tabel 6 Koordinat potongan 5 Gambar 15 Hasil Interpertasi Grav2DC untuk potongan 5 Titik Jarak (x) km 1-210.732 1.971 2-144.880 1.125 3-68.482 0.432 4 18.037 0.350 5 154.489 0.800 6 207.324 1.148 7 280.796 2.447 8 299.851 2.805 Kedalaman (y) km

PEMODELAN 6 ARAH 106⁰ Tabel 7 Koordinat potongan 6 Titik Jarak (x) km Kedalaman km (y) 1-280.843 2.934 2-268.077 2.374 3-198.098 1.711 4-172.247 0.866 5-59.704 0.554 6-87.732 0.591 Gambar 16 Hasil Interpertasi Grav2DC untuk potongan 6 7 205.035 1.219 8 221.860 1.521

PEMODELAN 7 ARAH 128⁰ Tabel 8 Koordinat potongan 7 Titik Jarak (X) Kedalaman (Y) 1-343.757 2.509 2-348.263 0.673 3-327.019 0.000 4-255.564 0.109 5-200.203 0.182 6-124.885 0.000 Gambar 17 Hasil Interpertasi Grav2DC untuk potongan 7 7-69.524 0.036 8-9.012 1.291

PEMODELAN 8 ARAH 151⁰ Tabel 9 Koordinat potongan 8 Titik Jarak x (km) Kedalaman Y (km) 1-346.948 2.847 2-328.335 1.900 3-319.215 0.841 4-282.303 1.137 5-239.311 0.917 6-208.044 0.544 7-177.211 0.468 8-123.749 0.476 Gambar 18 Hasil Interpertasi Grav2DC untuk potongan 8

Total Potongan Grafik Grav2dc Total Grafik Interpretasi Gravity 450 400 350 300 250 200 150 interpertasi 2 interpertasi 3 interpertasi 4 interpertasi 5 interpertasi 6 interpertasi 7 100 interpertasi 8 50 interpertasi 1 0 interpertasi 8-600 -500-400 -300-200 -100 0 100 200 300 400-50 Gambar 19 Total Potongan Grafik Interpertasi Grav2DC

Interpertasi 3 Dimensi Gambar 20 Interpertasi Penggabungan Gambar 21 hasil penggabungan struktur rangka output Grav2DC.

Gambar 22 Hasil Pegabungan dg Bentuk 3 Dimensi Struktur Solid untuk Perairan Ambalat.

Memprediksi Volume Cekungan Jadi volume cekungan = Untuk jari jari (R) = 280 Volume cekungan = 1/2 χ4/3 X 3,14 χ (280) 2 = 615440Km 3 = 615.440.000.000.000 m 3 615.440.000.000.000 m 3 = 615.440.000.000.000.000 dm 3 615.440.000.000.000.000 dm 3 = 615.440.000.000.000.000 liter Untuk lokasi observasi (Perairan Ambalat). M d = (2000 kg/m 3 ) 615.440.000.000.000 m 3 =123088 X 10 13 Kg = 123,088X 10 13 ton

Prediksi Volume Cekungan Dengan pendekatan rumus volume bangun tabung Gambar 23 Potongan cekungan yang diasumsikan sebagai tabung Gambar 24 Ilustrasi gambar 3 dimensi tabung dengan cekungan

Prediksi Volume Cekungan Dengan pendekatan rumus volume bangun tabung Tabel 10 Dimensi dari potongan cekungan asumsi berupa tabung Dimensi Tabung dalam Tabung luar Diameter 456 km 560 km Jari - jari 228 km 280 km tinggi 3 km 3 km Volume cekungan = volume Tabung = [(r) 2 ]t Untuk jari jari (R) = 280 dan t = 3 Volume cekungan = 3,14 χ (280) 2 χ 3 = 738528Km 3

Prediksi Volume Cekungan Dengan pendekatan rumus volume bangun bola Gambar 25 Potongan cekungan yang diasumsikan menyerupai bangun setengah bola

Prediksi Volume Cekungan Dengan pendekatan rumus volume bangun bola Tabel 11 Dimensi potongan cekungan berupa bola Dimensi Diameter Jari - jari tinggi Bola 560 km 280 km 3 km Rumus volume bangun setengah bola : Volume cekungan = ½ x 4/3 x 3,14 x (280) 2 x 3 = 615440 km 3

BERAT SEDIMEN Berat dari batuan sedimen penyusun cekungan atau kubah (mass of deposit) yaitu : ρ x volume cekungan, dimana ρ adalah densitas batuan Harga densitas batuan diambil 2,0 gr/cm 3 yang merupakam harga rata-rata yang dipilih untuk jenis sedimen. Untuk volume perhitungan dengan bangun tabung Mt = (2000 kg/m 3 ) x 738.528.000.000.000 m 3 = 147705,6 X 10 13 kg = 147,7056X 10 13 ton. Untuk volume perhitungan dengan bangun bola M k = (2000 kg/m 3 ) 615.440.000.000.000 m 3 = 123088 X 10 13 kg = 123,088 X 10 13 ton

Kesimpulan yang didapat dari tugas akhir ini adalah : 1. Bentuk cekungan dari hasil interpetasi adalah berbentuk Antiklin, volume cekungan berbentuk antiklin dapat dihitung dengan menggunakan tiga pendekatan rumus volume bangun kerucut, tabung, dan bola sebagai berikut: Pendekatan dengan rumus volume bangun tabung didapat volume cekungan sebesar 738528 km 3. Pendekatan dengan rumus volume bangun bola didapat volume cekungan sebesar 615440 km 3. Dari hasil perhitungan volume dengan tiga pendekatan tersebut maka cekungan di perairan Ambalat memiliki volume yang cukup besar. 2. Intepretasi secara kualitatif dan kuantitatif didapatkan hasil rata-rata diameter dari delapan potongan cekungan sebagai berikut sebesar 560 km.

1. Agar dihasilkan tiga dimensi yang mendekati bentuk sebenarnya di usahakan untuk memperbanyak garis-garis sayatan melintang pada kontur anomaly gravitasi Bouger sehingga interval jarak antar sayatan menjadi lebih dekat. 2. Hasil interpertasi ini tidak dapat memastikan secara langsung adanya minyak bumi di bawah permukaan dasar laut. Survey gravitasi merupakan langkah awal dalam mencari lokasi minyak bumi dengan mengindentifikasi jenis batuan dan struktur geologinya. Hasil yang didapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan selanjutnya berupa survei seismic dan pengeboran.

Terimakasih

Koreksi dalam Metode Gayaberat a. Koreksi Pasang Surut penarikan bulan dan matahari menyebabkan gravitasi bumi mengalami penyimpangan nilai secara periodik dari nilai-nilai normalnya. GST = Gs + T dimana : GST=Pembacaan percepatan gravitasi dalam milligal terkoreksi pasang surut Gs =Pembacaan percepatan gravitasi setelah dikonversi dalam satuan milligal T =Koreksi pasang surut

Koreksi Drift koreksi yang dilakukan karena adanya pergeseran nilai nol pada alat gravimeter yang besarnya dinyatakan sebagai fungsi waktu. D n = GSTD = GST Dn GSTD = g bacaan setelah dikurangi drift (milligal) GST = g bacaan setelah dikoreksi pasut (milligal) Dn = koreksi drift (milligal)

KOREKSI LINTANG KOREKSI LINTANG MERUPAKAN KOREKSI YG DIAKIBATKAN PERBEDAAN JARI2 ANTARA EKUATOR & KUTUB. g n = 978318(1+0,0053024 sin 2 φ 0,0000059 sin 2 2φ) mgal Dimana: g n = nilai gayaberat teoritik pada posisi titik amat φ = posisi (derajat lintang) titik amat

Koreksi udara bebas Koreksi udara bebas merupakan koreksi akibat perbedaan ketinggian sebesar h dengan mengabaikan adanya massa yang terletak diantara titik amat dengan sferoid referensi. Koreksi ini dilakukan untuk mendapatkan anomali medan gayaberat di topografi. Jika tinggi titik amat di atas permukaan acuan adalah h, maka KUB. KUB = 0,03068 h Jadi makin tinggi tempat pengamatan, makin kecil gayabratnya atau sebaliknya.

Koreksi bouger Koreksi Bouguer merupakan koreksi yang dilakukan untuk menghilangkan perbedaan ketinggian dengan tidak mengabaikan massa di bawahnya. Koreksi ini memperhitungkan adanya massa yang mengisi antara bidang acuan dengan ketinggian h. Massa ini dianggap sebagai lempeng massa (slab) dengan jari- jari tak terhingga, tebal h densitas ρ (gr/cc) sebagai. BC = 2πGρh dengan : G = 6,67 ± 0,001 x 10-11 m 3 kg -1 s -2 (Resolusi I, IAG, Hamburg, 1983) maka [1]: BC = 0,04193 ρh

Koreksi Medan Koreksi medan digunakan untuk menghilangkan pengaruh efek massa disekitar titik observasi. Adanya bukit dan lembah disekitar titik amat akan mengurangi besarnya medan gayaberat yang sebenarnya. Koreksi medan diakibatkan oleh pemukaan bumi disekitar titik pengamatan gravitasi tidak rata, yang dapat dirumuskan (Burger, 1992) dengan : KM=2 ᴨ Gρ[(r 0 -r 1 ) + ] Dimana : G = konstanta gravitasi Ρ = rapat massa batuan Ro = jari-jari luar silinder R1 = jari-jari dalam silinder Z = ketinggian relatif silinder terhadap tinggi titik pengamatan.[1]

Anomali bouger Anomlai Bouger didefenisian sebagai penyimpangan harga gayaberat pengamatan (gobs) terhadap perkiraan harga gaya berat normal dititik tersebut (gn). AB = gobs gn Anomali Bouguer adalah selisih antara harga gravitasi pengamatan dengan harga gravitasi teoritis yang seharusnya teramati pada suatu titik[2] : BA = g sta (gϕ+ FAC + BC + TC) = g sta g ϕ + (0.3086-0.04193 ρ ) h + TC

Anomali Udara Bebas Anomali udara bebas adalah selisih harga gayaberat pengamatan dengan harga gayaberat teoritik beserta koreksi udara bebasnya : AUB = gobs (γ KUB)

KONVERSI DATA N 0 Lintan g Bujur Utm (y) Utm (X) 1 4⁰-0-0" 119⁰-12-0" 442454,6 744272,411 2 5⁰-55-0" 120⁰-35-0" 654574,7 232430,349 3 5⁰-36-0" 121⁰-41-0" 619151,5 354169,885 4 5⁰-52-0" 122⁰-29-0" 648492 442806,289 5 5⁰-48-0" 123⁰-14-0" 641101,5 525832,193 6 1⁰-34-0" 122⁰-13-0" 173180,5 412864,249 7 1⁰-44-0" 120⁰-59-0" 191705,5 275650,93 8 5⁰-12-0" 125⁰-59-0" 830761,2 830761,166

PEMODELAN

Memperkecil error Langkah invers ini dilakukan berulang2 sampai mendapatkan error sekecil mungkin.

Batasan Masalah 1. Data yang dipakai adalah data sekunder berupa peta bouger anomali gravitasi dan peta endapan sedimen di indonesia. 2. Untuk mendapatkan model interpretasi cekungan digunakan bantuan Grav2DC (interpetasi struktur bawah permukaan) dan Autocad. 3. Dari peta bouguer anomali daerah penelitian diambil 8 (delapan) sayatan yang diharapkan dapat mewakili kondisi geologi bawah permukaan. 4. Posisi lokasi observasi berada dalam wilayah 4 0 LU,117 ⁰ BT - 4 0 LU,123 0 14 BT/ 461374,889-663799,345m, 510944,048-768606,159m (UTM).

MANFAAT 1. Mengetahui potensi bentuk struktur daerah penelitian yang diharapkan dapat mengetahui potensi sumber Migas. 2. Mengurangi dampak krisis energi & ketergantungan Impor minyak. 3. Dapat memberikan data masukan potensi cadangan Migas bagi perusahaan Migas (minyak & gas bumi). 4. Pengembangan metode gravity sebagai alternatif interpertasi. 5. Dapat mendayahgunakan potensi sumber daya mineral terutama di daerah perbatasan.

A typical gravity anomaly or a typical basin of unconsolidated sediments in the Northeast. (Vertical scale exaggerated.)