Penentuan Tingkat Resiko Kerja Dengan Menggunakan Score Reba

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

BAB II LANDASAN TEORI

POSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

Metode dan Pengukuran Kerja

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

Jurnal Dinamis Vol. II, No. 6, Januari 2010 ISSN

RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS)

PERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu)

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS

ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Teknik Industri ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Arbeitswissenschaft di Jerman, Human Factors Engineering atau Personal

USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA OPERATOR MESIN CETAK MANUGRAPH DI PT. MASCOM GRAPHY SEMARANG PADA BULAN MEI 2013

Analisis ergonomi postur kerja operator pada proses pembuatan batako

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

Analisis Postur Kerja Operator Penyusunan Karton Box di Departemen Produksi PT XYZ dengan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA)

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

Gambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI PADA STASIUN PERAKITAN DAUN SIRIP DIFFUSER DI PT X

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Pendekatan Metode Rapid Upper Limb Assesment

C.6. Perancangan Alat Bantu Kerja Pada Pekerjaan Manual Material Handling...

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak

PERBAIKAN METODE KERJA OPERATOR MELALUI ANALISIS MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs)

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 2 Landasan Teori

Transkripsi:

Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vo.1 No.1 (01) 5-9 ISSN 30 934X Ergonomi Penentuan Tingkat Resiko Kerja Dengan Menggunakan Score Reba Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Abstract Kondisi kerja yang menyangkut dengan kegiatan angkat-angkut merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pekerja maupun manajemen, karena kegiatan ini dapat menimbulkan resiko ergonomi yaitu kecelakaan akibat kerja. PT Yoga Wibawa Mandiri adalah salah satu pabrik yang bergerak dalam bidang pengantongan semen padang. Pabrik ini tepatnya terletak di Pelabuhan Krueng Geukueh Aceh Utara.Dalam menjalankan aktivitasnya pabrik ini masih menggunakan tenaga manusia untuk mengangkat dan mengangkut semen.berdasarkan hal inilah maka penelitian tentang ada dan tidaknya resiko yang ditimbulkan oleh aktivitas tersebut penting untuk dilakukan. Dengan menggunakan hasil pengukuran menunjukkan bahwa stasiun pengangkatan semen, stasiun pengantongan dan gudang memperoleh nilai score antara 7 13. Ini menunjukkan level resiko sedang, tinggi dan sangat tinggi, dimana tindakan perbaikan perlu segera dilakukan. Copyright 01 Department of industrial engineering. All rights reserved. Kata kunci: Ergonomi, Resiko Kerja, Stasiun kerja,. 1 Pendahuluan Kegiatan dalam sebuah perusahaan tidak semuanya dilakukan dengan menggunakan mesin, tetapi adakalanya masih menggunakan tenaga manusia dalam berbagai aktivitas. Kondisi kerja yang menyangkut dengan kegiatan angkat-angkut merupakan hal yang diperhatikan oleh pekerja maupun manajemen, karena kegiatan ini dapat menimbulkan kecelakaan kerja. PT Yoga Wibawa Mandiri adalah salah satu pabrik yang bergerak dalam bidang pengantongan semen padang. Pabrik ini tepatnya terletak di Pelabuhan Krueng Geukueh Aceh Utara. Dalam menjalankan aktivitasnya pabrik ini masih menggunakan tenaga manusia untuk mengangkat kantong semen ke conveyor dan mengangkut semen ke truk.kondisi ini dilakukan setiap hari oleh pekerja pada stasiun pengangkatan semen, stasiun pengantongan dan stasiun angkut (gudang). Posisi kerja dan gerakan kerja yang dilakukan oleh pekerja tentu berbeda-beda disetiap stasiun kerja. Adapun keluhan sakit yang dirasakan oleh pekerja dengan aktivitas tersebut adalah keluhan pada bagian leher, pinggang, lengan, punggung dan otot-otot skeletal lainnya. Berdasarkan hal inilah maka perlu dilakukan suatu pengukuran untuk meneliti apakah posisi atau postur kerja yang dilakukan mengandung resiko atau tidak. Salah satu metode yang dikembangkan dalam ergonomi untuk mengukur resiko kerja adalah dengan penilaian REBA sebagaimana yang digunakan dalam pembahasan ini.. Kajian Literatur.1 Pengertian Ergonomi Dilihat dari bahasanya ergonomi adalah istilah dari bahasa yunani yang terdiri dari kata ergon dan nomos yang arti ringkasnya adalah suatu aturan atau norma dalam system kerja. Apabila pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan tidak secara ergonomis, ini akan mengakibatkan ketidak nyamanan kerja. Annis & Mc Conville dan Manuaba dalam Tarwaka mengemukakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter manusia, kapasitas dan keterbatasannya terhadap desain pekerjaan, mesin dan sistemnya, ruangan kerja dan lingkungannya, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja secar sehat, aman, nyaman dan efisien [1]. Manuscript received July 9, 01; revised October 1, 01 Copyright 01 Department of Industrial Engineering. All rights reserved.

6 Penentuan Tingkat Resiko Kerja dengan menggunakan Score Reba. Keluhan Musculoskeletal Resiko kerja yang sering muncul akibat mengabaikan factor-faktor ergonomi dilingkungan kerja adalah keluhan musculoskeletal disorders (MSDs). Keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) atau keluhan pada sistem musculoskeletal adalah keluhan pada bagianbagian otot skeletal akibat menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, sehingga menimbulkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament dan tendon [-5]. Penelitian tentang musculoskeletal disorders (MSDs) pada berbagai jenis industri telah banyak dilakukan dan hasil nya menunjukkan bahwa bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot rangka (skeletal) yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang dan otot-otot bagian bawah. Peter Vi dalam Tarwaka menjelaskan bahwa, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal, seperti peregangan otot yang berlebihan, aktivitas berulang, sikap kerja tidak alamiah, faktor penyebab sekunder seperti tekanan, getaran dan mikrolimat, penyebab kombinasi seperti melakukan aktivitas di bawah tekanan panas matahari dan faktor individu seperti umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, kekuatan fisik dan antropometri. Melalui pengawasan yang intensif dapat dilakukan pencegahan secara lebih dini terhadap kemungkinan terjadinya resiko sakit akibat kerja.[1-8].3 Rapid Entire Body Assessment (REBA) REBA atau Rapid Entire Body Assessment Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah metode yang dikembangkan Dr. Sue Hignett dan Dr. Lynn Mc Atamney dalam bidang ergonomi, dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan pergelangan tangan dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktifitas pekerja [1]. Metode ergonomi tersebut mengevaluasi postur, kekuatan, aktivitas dan faktor coupling yang menimbulkan cidera akibat aktivitas yang berulang ulang. Penilaian postur kerja dengan metode ini adalah dengan cara pemberian skor resiko antara satu sampai lima belas, yang mana skor yang tertinggi menandakan level yang mengakibatkan resiko yang besar (bahaya) yang timbul dalam bekerja, dan skor terendah akan menjamin pekerjaan yang dilakukan bebas dari ergonomic hazard [13-16]. Rapid Entire Body Assessment digunakan untuk mendeteksi postur kerja yang beresiko supaya dapat dilakukan perbaikan sesegera mungkin. Sue Hignett dan Lynn Mc Atamney, (000) penilaian postur dan pergerakan kerja menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) ada beberapa tahapan yaitu [1]: 1. Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan video atau foto. Untuk mendapatkan gambaran sikap (postur) pekerja dari leher, punggung, lengan, pergelangan tangan hingga kaki secara terperinci. Hal ini dilakukan supaya peneliti mendapatkan data postur tubuh secara detail (valid), sehingga dari hasil rekaman dan hasil foto bisa didapatkan data akurat untuk tahap analisis selanjutnya.. Penentuan sudut sudut dari bagian tubuh pekerja. Setelah didapatkan hasil rekaman dan foto postur tubuh dari pekerja dilakukan perhitungan besar sudut dari masing masing segmen tubuh yang meliputi punggung (batang tubuh), leher, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan kaki [7-1]. Pada metode Rapid Entire Body Assessment segmen segmen tubuh tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu grup A dan B. Grup A meliputi punggung (batang tubuh), leher dan kaki. Sementara grup B meliputi lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan. Dari data sudut segmen tubuh pada masing masing grup dapat diketahui skornya, kemudian dengan skor tersebut digunakan untuk melihat tabel A untuk grup A dan tabel B untuk grup B agar diperoleh skor untuk masing masing Tabel 1 dan Tabel. adalah gerakan-gerakan postur tubuh dari group A dan B dan Range pergerakan tubuh dapat dilihat pada Gambar 1 dan range pergerakan leher dapat dilihat pada Gambar. Group A. a. Batang tubuh (trunk) Gambar 1. Range pergerakan batang tubuh (trunk) [1] Tabel 1.Skor bagian batang tubuh (trunk) Posisi normal (tegak lurus) 1 0-0 0 (ke depan maupun ke belakang) < -0 0 atau 0-60 0 3 >60 0 4 + 1 jika leher berputar/bengkok/ bungkuk Copyright 01 Department of Industrial Engineering. All rights reserved. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.1 No.1 (01) 5-9

7 b. Leher (neck) Tabel 5. Skor bagian lengan atas 0 0 (ke depan maupun ke belakang dari tubuh) >0 0 ke belakang atau 0-45 0 1 +1 jika bahu naik +1 jika lengan berputar/bengkok -1 jika miring, menyangga berat dari lengan Gambar. Range pergerakan leher [1] b. Lengan bawah (lower arm) Tabel. Skor bagian leher (neck) 0-0 0 1 +1 jika leher >0 0 - ekstensi berputar/bengkok c. Kaki (Legs) Gambar 5. Range pergerakan lengan bawah [1] Tabel 6. skor lengan bawah Pergerakan Skor 60-100 0 1 <60 0 atau 100 0 Gambar 3. Range pergerakan kaki [1] Tabel 3. Skor bagian kaki (legs) Posisi normal/seimbang (berjalan/duduk) Tidak seimbang 1 +1 jika lutut antar 30-60 0 + jika lutut >60 0 c. Pergelangan tangan (wrist) Gambar 6. Range pergerakan pergelangan tangan [1] d. Beban (Load) Tabel 4. Skor berat beban < 5 kg 1 5-10 Kg +1 jika kekuatan >10 kg 3 cepat Tabel 7. skor pergelangan tangan 0-15 0 (ke atas maupun ke bawah) >15 0 (ke atas maupun ke bawah) 1 +1 jika pergelangan tangan putaran menjauhi sisi tengah Group B d. Coupling a. lengan atas (upper arm) Gambar 7. Range coupling [1] Gambar 4. Range pergerakan lengan atas [1] Copyright 01 Department of Industrial Engineering. All rights reserved. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.1 No.1 (01) 5-9

8 Penentuan Tingkat Resiko Kerja dengan menggunakan Score Reba Tabel 8. Skor coupling Coupling Skor Keterangan Baik 0 Kekuatan pegangan baik Sedang 1 Pegangan bagus tetapi tidak ideal atau kopling cocok dengan bagian tubuh Kurang baik Peganga tangan tidak sesuai walaupun mungkin Tidak dapat diterima e. Aktivitas skor 3 Kaku, pegangan tidak nyaman, tidak ada pegangan atau kopling tidak sesuai dengan bagian tubuh. Tabel 9. skor aktivitas Aktivitas Skor Keterangan Postur statis +1 1 atau lebih bagian tubuh statis/diam. Contoh: memegang lebih dari menit Pengulangan +1 Tindakan berulang-ulang. Contoh: mengulangi >4 kali permenit (tidak termasuk berjalan) Ketidakstabilan +1 Tindakan menyebabkan jarak yang besar dan cepat pada postur (tidak stabil) f. kiri dan kanan Tabel 10. nilai level tindakan REBA Skor REBA Level resiko Level Tindakan tindakan 1 Dapat 0 Tidak diperlukan diabaikan -3 Kecil 1 Mungkin diperlukan 4-7 Sedang Perlu 8-10 Tinggi 3 Segera 11-15 Sangat tinggi 4 Sekarang juga 3. Metodologi Penelitian Objek pengukuran yang diteliti adalah pekerja manual pada stasiun pengangkatan semen, pengantongan dan gudang. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Langkah-langkah dalam perhitungan score REBA 4. Hasil Dan Pembahasan 4.1. Penilaian Skor REBA Operator Pada Posisi Mengangkat Beban Rekapitulasi skor nilai operator pada stasiun kerja diatas untuk posisi mengangkat beban adalah sebagai berikut: Tabel 11. Rekapitulasi Skor REBA Untuk Posisi Mengangkat Petak 13 Pengantongan 10 Gudang 1 4. Penilaian Skor REBA Operator Pada Posisi Menurunkan Beban Rekapitulasi skor nilai operator pada stasiun kerja untuk posisi menurunkan beban adalah sebagai berikut: Tabel 1. Rekapitulasi Skor REBA Untuk Posisi Menurunkan 4.3 Pembahasan Petak 13 Pengantongan 9 Gudang 7 Dari hasil penelitian yang diperoleh maka dapat ditentukan stasiun mana saja yang perlu tindakan perbaikan segera.berikut adalah skor REBA secara keseluruhan. Posisi Mengangkat Tabel 13. Stasiun yang perlu di perbaiki Score REBA Action Level Risk Level Action Nilai score A Table C Nilai score B Petak 13 4 Medium Necessary Pengantongan 13 3 High Necessary Soon Nilai score C + Gudang 1 4 Medium Necessary Stasiun kerja posisi menurunkan Activitas score Petak 13 4 Medium Necessary Pengantongan 9 3 High Necessary Soon Gudang 7 Low May be Necessary Gambar 8. Copyright 01 Department of Industrial Engineering. All rights reserved. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.1 No.1 (01) 5-9

9 Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semua stasiun mempunyai nilai REBA yang cukup besar dan juga beresiko tinggi, untuk itu perlu segera diambil tindakan perbaikan. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan stasiun bagian pengantongan memiliki level resiko yang tinggi, ini menunjukkan bahwa postur kerja stasiun tersebut perlu tindakan segera. Daftar Pustaka [1]. Tarwaka, dkk. (004). Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktiitas. UNIBA PRESS: Surakarta. []. Astrand, P.O. and Rodahl, K. (003). Textbook of Work Physiology-PhysiologocalBases of Exercise, second edt. McGraw- Hill Book Company, USA [3]. Dian Herdiana. (009). Analisa Pemindahan Material Secara Manual Pekerja Pengangkutan Genteng UD. Sinar Mas dengan Menggunakan Metode Rapid Entire Body Assessment. Universitas Gandapura. [4]. Dumian Darmayanti Nababan (008). Penentuan Pengaruh Beban Kerja Fisik Pada Pengangkutan dan Penurunan Kotak Secara Manual Pada PT. Tirta Sibayakindo. Universitas Sumatera Utara. [5]. Eli Mas idah (010). Analisa Posisi Kerja dan Beban Kerja dengan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Universitas Islam Sultan Agung. [6]. Grandjean, E. (1991). Fatigue, Dalam: Parmeggiani, L. ed. Encyclopedia ofoccupational Health and Safety, Third (revised) edt. ILO, Geneva.837-838. [7]. Grandjean, E., (1993). Fatique Dalam : Parmeggiani, L.ed Encyclopedia of Occupational Health and Safety, Third (Revised) edt. International Labour Organization, Ganeva. [8]. Kroemer & Grandjean (1997). Fitting the Task to the Human, 5th edition, Geneva. 11-16. [9]. Kroemer, Karl, Hendrike Kroemer dan Katrin Kroemer-Elbert (001). Ergonomics,How to Design for Ease and Efficiency, Prentice Hall International, Inc., New Jersey. [10]. Nurmianto E, (1998). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi I, Guna Widya, Surabaya. [11]. Pulat, B. Mustafa (199). Fundamentals of Industrial Ergonomics. New Jersey: Prentice Hall International. [1]. Sue Hignett and Lynn McAtamney (000).Tecnical:REBA.Applied Ergonomics. Cornell University of Ergonomics. [13]. Sudjana (1985). Disain dan Analisis Eksperimen Edisi Kedua. Penerbit Tarsito:Bandung. [14]. Suma mur PK, (1995). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Gunung Agung, Jakarta. [15]. Sutalaksana, Anggawisastra, Tjakraatmadja, (1979). Teknik Tata Cara Kerja. ITB, Bandung. [16]. Suyatno Sastrowinoto. Ir, (1985). Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi, Seri Manajemen, cetakan pertama.no. 16 PT. Pustaka Bina Pressindo. Copyright 01 Department of Industrial Engineering. All rights reserved. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.1 No.1 (01) 5-9