REKSA DANA SEBAGAI PILIHAN BENTUK INSTRUMEN INVESTASI Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * ABSTRACT There are various types of investment instruments that can be chosen by investors in accordance with the preferences of the risks. In general, the greater the risk of an investment the greater the expected profit. One of the instruments is a mutual fund. Mutual fund is a pool of funds collected from investors who subsequently invested in a portfolio of securities by investment managers. Investors can choose the type of mutual fund according to the benefits and the risks it faces. With certain strategies, investors can invest in mutual funds optimally. Keywords: investment, mutual fund, investment manager ABSTRACT Ada beberapa jenis instrumen investasi yang dapat dipilih oleh investor berdasarkan preferensi terhadap tingkat resiko yang dihadapi. Secara umum, semakin tinggi tingkat resiko semakin tinggi tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor. Salah satu instrumen investasi adalah reksa dana. Reksa dana merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Investor dapat memilih jenis reksa dana berdasarkan keuntungan dan resiko yang dihadapi. Dengan strategi tertentu, investor dapat berinvestasi dalam reksa dana secara optimal. Kata Kunci: investasi, reksa dana, manajer investasi PENDAHULUAN Dewasa ini, seiring dengan tingkat pendapatan masyarakat Indonesia yang semakin meningkat dan tidak adanya kepastian perekonomian di masa mendatang, masyarakat mulai memikirkan untuk menyisihkan pendapatannya untuk keperluan investasi. Untuk melakukan investasi, masyarakat perlu mengetahui terlebih dahulu instrumen-instrumen investasi dengan tujuan agar masyarakat dapat menentukan investasi mana yang paling baik. Terdapat *Fakultas Ekonomi UNTAG Banyuwangi 1
2 beberapa bentuk instrumen investasi yang berkembang. Instrumen investasi yang paling sering ditemui adalah dalam bentuk tabungan atau deposito. Tabungan atau deposito dikeluarkan oleh bank. Dalam instrumen ini, investor menempatkan sejumlah dana di bank dengan imbalan bunga atas sejumlah dana yang ditempatkan tersebut. Beberapa keuntungan investasi pada tabungan atau deposito adalah kemudahan dalam hal likuiditas, dimana investor dengan mudah dapat mengubah tabungan atau deposito menjadi uang tunai, dan dijamin keamanannya oleh Lembaga Penjamin Simpangan (LPS). Selain tabungan atau deposito, bentuk instrumen investasi yang lain yang dilakukan oleh masyarakat adalah membeli emas, membeli properti, dan menanamkan dana dalam pasar modal baik saham maupun obligasi. Obligasi merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pemerintah dalam rangka pendanaan kegiatan usahanya. Investor dapat membeli obligasi di pasar modal. Keuntungan bagi investor adalah bunga yang dibayarkan oleh perusahaan atau pemerintah atau obligasi yang dikeluarkannya. Bunga obligasi umumnya lebih tinggi dari bunga tabungan atau deposito. Saham merupakan instrumen investasi berbentuk surat kepemilikan perusahaan yang diperjualbelikan di pasar modal. Investor yang membeli saham suatu perusahaan dikatakan sebagai pemilik perusahaan. Keuntungan investasi saham adalah dividen dan capital gain. Dividen adalah keuntungan bersih perusahaan setelah pajak yang dibagikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen ini tidak selalu dibagikan kepada investor karena tergantung dari kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan capital gain merupakan selisih positif antara harga jual dan harga beli saham.
3 Apabila pada harga rendah, investor membeli saham dan menjual kembali saham tersebut pada saat harga tinggi, maka investor tersebut akan mendapatkan capital gain. Masing-masing bentuk investasi memiliki resiko dan tingkat keuntungan yang berbeda-beda. Resiko berinvestasi di tabungan atau deposito dengan resiko berinvestasi pada obligasi atau pada saham memiliki perbedaan. Dari ketiga instrumen tersebut, berinvestasi di saham memiliki resiko yang paling tinggi. Hal ini terjadi karena tingginya fluktuasi harga saham dan resiko bangkrutnya perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh investor. Namun secara umum semakin besar resiko suatu investasi semakin besar tingkat keuntungan yang diharapkan oleh seorang investor. Tingkat pemilihan bentuk investasi seringkali tergantung dari preferensi investor terhadap tingkat resiko. Apakah investor tersebut memiliki sifat menghindari resiko (risk-averse), mencari resiko (risk-seeker), ataukah netral terhadap resiko (risk-neutral). Resiko yang timbul dari investasi tidak dapat dihilangkan sama sekali, namun resiko tersebut dapat diminimalisir dan dikelola, melalui diversifikasi investasi. Diversifikasi investasi merupakan penyebaran dalam menempatkan dana investasi ke dalam beberapa instrumen investasi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko yang ditimbulkan apabila investor menanamkan dana investasi hanya dalam satu jenis instrumen. Cara melakukan diversifikasi investasi (Pratomo, 2006, hal. 34) dapat dilakukan secara langsung dengan menghubungi bank atau pialang untuk melakukan transaksi dalam bentuk tabungan, deposito, emas, properti, obligasi atau saham. Untuk melakukan cara secara langsung ini, investor harus memiliki pengetahuan dan
4 kemampuan menganalisis masing-masing instrumen investasi, kondisi perekonomian, dana yang relatif besar, dan memiliki akses terhadap sumber informasi. Keterbatasan investor akan dana yang akan diinvestasikan, kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki investor, dan waktu menjadi kendala bagi investor untuk berinvestasi secara langsung. Cara lain untuk melakukan diversifikasi investasi adalah dengan berinvestasi pada reksa dana. Reksa dana merupakan salah satu bentuk investasi yang belum banyak berkembang dan diminati oleh masyarakat Indonesia. PENGERTIAN REKSA DANA Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Reksa dana menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhrudin dalam Simatupang (2010:153) adalah sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Reksa dana memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan bentuk investasi yang lain. Menurut Widjaja (2009:4) dalam reksa dana, investor membeli penyertaan atas kumpulankumpulan efek yang dikelola oleh Manajer Investasi yang sudah ahli, dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Dana investor digunakan oleh Manajer Investasi untuk mengelola portofolio investasi efek, untuk memperoleh keuntungan yang kemudian hasil keuntungan tersebut didistribusikan kembali kepada investor.
5 KARAKTERISTIK REKSADANA Karakteristik reksa dana dapat diuraikan sebagai berikut (Simatupang, 2010): 1. Investasi dalam bentuk portofolio efek. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, manajer investasi menggunakan dana investor yang membeli pernyertaan atas kumpulan efek untuk dikelola dalam portofolio investasi efek. Manajer investasi tidak diperbolehkan mempergunakan dana tersebut untuk berinvestasi di luar efek yang tercatat di pasar modal dan pasar uang. 2. Dana pengelolaan relatif dalam jumlah besar. Setiap penawaran reksa dana kepada masyarakat, total nilai aktiva bersih (NAB) dari reksa dana yang ditawarkan dalam jumlah yang relatif besar, sehingga fleksibel dan efektif untuk melakukan diversifikasi terhadap portofolio aset reksa dana yang diinginkan. 3. Dikelola manager investasi dan bersifat terbuka. Sesuai peraturan yang berlaku, pengelolaan reksa dana hanya dapat dilakukan oleh manajer investasi yang telah mendapatkan ijin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dan juga pengelolaan reksa dana harus bersifat terbuka, yang berarti posisi nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana dihitung setiap hari dan hasilnya diumumkan oleh manajer investasi melalui media informasi yang memiliki peredaran berskla nasional. 4. Reksa dana bersifat produk massal. Dengan adanya ketentuan bahwa hanya manajer investasi yang dapat mengelola reksa dana, dan dimungkinkannya investor kecil dan investor yang memiliki pengetahuan dan waktu yang minim untuk melakukan investasi pada produk reksa dana, maka reksa dana dapat dikategorikan sebagai produk investasi yang bersifat massal
6 yang dapat ditawarkan kepada masyarakat untuk segala kalangan. 5. Nilai aktiva bersih (NAB) sebagai satuan nilai aset reksa dana. Ukuran dari nilai portofolio efek suatu reksa dana adalah nilai aktiva bersih (NAB). Kinerja reksa dana dapat dilihat dari NAB masingmasing reksa dana yang menjadi satuan dari nilai aset reksa dana. NAB berfluktuasi meski tidak sesering dan sebesar fluktuasi nilai saham. BENTUK REKSADANA Reksa dana dapat dibedakan menjadi dua dilihat dari segi bentuknya (Undang- Undang Pasar Modal 1995, Pasal 18, ayat 1), yaitu perseroan dan kontrak investasi kolektif. Reksa dana berbentuk perseroan adalah emiten yang kegiatan usahanya menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang. Reksa dana berbentuk perseroan dapat bersifat terbuka atau tertutup. Menurut penjelasan Undang-Undang Pasar Modal 1995 Pasal 18 ayat 2, reksa dana terbuka adalah reksa dana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan, sedangkan reksa dana tertutup adalah reksa dana yang tidak dapat membeli kembali saham-saham yang telah dijual kepada pemodal. Bentuk reksa dana yang berikutnya adalah kontrak investasi kolektif yang merupakan kontrak antara manajer investasi dan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan di mana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif menghimpun dana dengan menerbitkan unit
7 penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang (penjelasan Undang-Undang Pasar Modal Pasal 18 ayat 1 huruf b). JENIS-JENIS REKSA DANA Dilihat dari portofolio invetasi atau alokasi jenis investasi yang dilakukan, reksa dana dibedakan menjadi empat jenis, yaitu (Pratomo, 2006): 1. Reksa dana pasar uang. Reksa dana yang terdiri dari investasi pada efek bersifat utang jangka pendek (jatuh tempo kurang dari satu tahun). Contohnya adalah alokasi investasi pada deposito, SBI (Sertifikat Bank Indonesia), SBPU (Surat Berharga Pasar Uang), SUN (Surat Utang Negara). Tingkat keuntungan dan tingkat resiko dari reksa dana pasar uang adalah paling rendah dibandingkan dengan jenis reksa dana yang lain. 2. Reksa dana pendapatan tetap merupakan reksa dana dengan investasi sekurangkurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek berbentuk utang atau pada obligasi. Tingkat keuntungan dan tingkat resiko reksa dana jenis ini lebih tinggi dibandingkan dengan jenis pasar uang. 3. Reksa dana saham merupakan reksa dana yang sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat saham. Karena investasinya dalam saham, maka tingkat keuntungan dan tingkat resiko yang dihadapi investor lebih tinggi dibandingkan dua jenis reksa dana sebelumnya. 4. Reksa dana campuran. Reksa dana jenis ini merupakan investasi pada kombinasi efek utang dan saham yang alokasinya tidak termasuk reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana saham. Karena merupakan kombinasi utang dan saham, maka tingkat resiko dan tingkat
8 keuntungan yang diterima investor akan berada di antara reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana saham. Reksa dana jenis ini lebih fleksibel dalam hal aturan alokasi dana investasi dan dapat berinvestasi pada efek yang ada di pasar uang, pendapatan tetap maupun saham secara bersamaan. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT SECARA LANGSUNG DALAM REKSA DANA Beberapa pihak yang terlibat dalam pengelolaan reksa dana terdiri dari: 1. Manajer Investasi. Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Manajer investasi memiliki tugas untuk mengelola portofolio efek atas kepentingan nasabah, mengelola reksa dana, mengadakan riset atas efek, dan menganalisa kelayakan investasi. 2. Bank Kustodian. Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Yang dapat menjadi bank kustodian adalah lembaga penyimpanan dan penyelesaian (LPP), perusahaan efek dan bank umum yang telah memperoleh persetujuan dari OJK. Bank kustodian memilipi peran dalam perlindungan aset
9 reksa dana dan administrasi pengelolaan reksa dana. 3. Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD). Adalah pihak yang melakukan penjualan efek reksa dana berdasarkan kontrak kerja sama dengan manajer investasi pengelola reksa dana (Simatupang, 2009:167). APERD dapat berupa perusahaan pialang, bank umum, dan lembagalembaga keuangan lain yang mampu menjangkau masyarakat untuk membeli reksa dana. 4. Wakil Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD). Adalah pihak yang bersifat perorangan yang memperoleh ijin dari Bapepam (OJK) untuk bertindak sebagai wakil dari suatu perusahaan efek, perusahaan perbankan atau lembaga yang diperkenankan melakukan penjualan efek reksa dana. Keberadaan WAPERD dimaksudkan agar para agen penjualan efek reksa dana dapat memberikan penjelasan terkait peluang dan resiko dari setiap efek reksa dana yang dipasarkannya. 5. Perantara Pedagang Efek. Menurut UU Pasar Modal No. 8Tahun 1995, perantara pedagang efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. Dalam hal reksa dana, setiap pembelian atau penjualan reksa dana di bursa oleh manajer investasi wajib melalui perantara pedagang efek seperti halnya dalam traksaksi saham. Peraturan operasional reksa dana yang berlaku saat ini masih memperbolehkan satu perusahaan efek melakukan kegiatan rangkap sebagai manajer investasi dan perantara pedagang efek. KELEBIHAN REKSA DANA Secara umum, investor ingin mendapatkan kelebihan dalam setiap kegiatan investasi yang dilakukannya. Beberapa kelebihan yang dapat diterima
10 oleh investor apabila berinvestasi pada reksa dana adalah sebagai berikut (Simatupang: 2010, hal. 175): 1. Pengelolaan profesional. Pengelolaan reksa dana hanya boleh dilakukan oleh manajer investasi yang telah memiliki ijin sebagai tenaga ahli di bidang investasi. 2. Diversifikasi otomatis. Adanya peraturan yang mengharuskan bahwa portofolio reksa dana tidak boleh menginvestasikan dananya melebihi 10% dari total portofolio reksa dana menunjukkan bahwa pengelolaan reksa dana terdiversifikasi secara otomatis. Hal ini sebagai salah satu syarat untuk pengamanan resiko dari kerugian yang besar akibat dari kejatuhan harga apabila portofolio investasi hanya terdiri dari satu atau dua efek tertentu saja. 3. Transparansi/keterbukaan. Dengan adanya kewajiban untuk menerbitkan prospektus reksa dana yang akan ditawarkan dan pengumuman NAB setiap hari di media serta menerbitkan laporan keuangan tahunan secara teratur menjadikan keuntungan bagi investor. 4. Likuiditas tinggi. Pengumuman NAB setiap hari membuat investor dapat melihat fluktuasi nilai reksa dana dan menjual kembali unit penyertaaannya setiap saat kepada manajer investasi. 5. Tersedia banyak alternatif pilihan jenis investasi reksa dana. Banyaknya jenis investasi reksa dana memungkinkan calon investor untuk memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan preferensi terhadap resiko. 6. Mendorong meningkatkan supply dan demand di pasar modal. Dibandingkan dengan jenis investasi lain, salah satu keunikan dari reksa dana adalah dapat berperan sebagai supply dan demand di pasar modal. Setiap
11 penerbitan reksa dana berarti menambah supply efek di pasar modal. Di lain pihak, penerbitan dan pengelolaan reksa dana relatif dalam jumlah besar diinvestasikan oleh manajer investasi yang mengelolanya di dalam portofolio efek-efek di pasar modal sehingga terjadi peningkatan demand efek. RESIKO REKSA DANA Selain keuntungan yang dapat diterima oleh investor, ada beberapa resiko dalam berinvestasi dalam reksa dana, yaitu (Widjaja: 2009, hal. 21): 1. Resiko menurunnya Nilai Aktiva Bersih Unit Penyertaan. Penurunan NAB dapat disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang dimasukkan dalam portofolio reksa dana mengalami penurunan, kinerja bursa yang memburuk, terjadinya kerugian emiten, dan situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu. 2. Resiko likuiditas. Resiko ini timbul apabila investor yang memiliki unit penyertaan reksa dana secara masal melakukan penjualan kembali kepada manajer investasi, sehingga manajer investasi mengalami kesulitan likuiditas. 3. Resiko pasar. Resiko pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar obligasi secara drastis, sehingga mengakibatkan NAB reksa dana mengalami penurunan. 4. Resiko default. Resiko paling fatal yang terjadi ketika manajer investasi membeli obligasi yang emitennya mengalami kesulitan keuangan sehingga tidak mampu membayar bunga atau pokok obligasi tersebut. BIAYA REKSA DANA Menurut Widjaja (2010), dalam pengelolaan reksa dana
12 diperlukan biaya operasional yaitu: 1. Biaya yang menjadi beban reksa dana yang terdiri dari imbalan jasa manajer investasi, imbalan jasa kustodian, imbalan jasa untuk profesi akuntan publik, notaris, dan konsultan hukum, biaya transaksi efek. 2. Biaya beban manajer investasi yang meliputi biaya administrasi pendirian reksa dana, biaya pemasaran dan biaya pencetakan berbagai formulir administrasi. 3. Biaya beban pemegang unit penyertaan yang teridiri dari biaya pembelian untuk membeli unit penyertaan reksa dana, biaya penjualan kembali unit penyertaan reksa dana, dan biaya pertukaran. STRATEGI DALAM BERINVESTASI REKSA DANA Dalam menentukan reksa dana yang akan dipilih, investor harus memiliki strategi berikut (Simatupang, 2010): 1. Tujuan investasi. Investor yang akan berinvestasi di reksa dana harus memiliki tujuan dan alasan melakukan investasi yang jelas sehingga investor dapat memilih jenis reksa dana yang sesuai. 2. Tingkat resiko. Investor harus menyadari bahwa setiap investasi yang dilakukan memiliki resiko. Semakin tinggi tingkat keuntungan yang didapat dari investasi jenis reksa dana yang dipilih, semakin tinggi resiko yang akan dihadapi investor. 3. Jangka waktu investasi. Investor harus memperhatikan jangka waktu investasi yang disesuaikan dengan tujuan investasi reksa dana. Hal ini penting untuk dapat mencapai hasil investasi yang optimal. 4. Prospektus. Sebelum memilih jenis reksa dana yang sesuai, investor harus membaca dan memahami prospektus yang memuat informasi aktivitas reksa dana. 5. Kemampuan manajer investasi dan bank kustodian.
13 Strategi lain yang harus dilakukan oleh investor sebelum berinvestasi dalam reksa dana adalah memahami kemampuan manajer investasi dan bank kustodian. Dengan mengetahui kemampuan manajer investasi dan bank kustodian, investor dapat meminimalisir resiko dari investasi reksa dana yang ditanamnya. 6. Biaya operasional. Banyaknya komponen biaya yang harus ditanggung investor dalam berinvestasi di reksa dana juga harus mendapatkan perhatian investor. Biaya yang dibebankan pada portofolio reksa dana dalam jangka panjang sangat mempengaruhi kinerja reksa dana terkait dengan besarnya kemampuan reksa dana tersebut memberikan tingkat keuntungan bagi investor. 7. Monitoring. Apabila investor telah memilih jenis reksa dana, maka investor wajib untuk melakukan monitoring kinerja reksa dana yang dimilikinya. Perkembangan NAB yang diumumkan setiap hari harus mendapatkan perhatian investor sehingga investor mengetahui gambaran secara jelas seberapa besar tingkat kenaikan atau penurunan NAB reksa dana sehingga investor dapat melakukan strategi berikutnya yaitu menambah investasi atau melakukan penjualan kembali. 8. Strategi diversifikasi. Untuk menghasilkan investasi yang lebih optimal maka maka investor reksa dana dapat melakukan diversifikasi dalam berbagai jenis reksa dana serta berbagai manajer investasi yang mengelola reksa dana. PENUTUP Terdapat berbagai jenis instrumen investasi yang dapat dipilih oleh masyarakat sesuai dengan preferensi resiko yang dihadapi oleh investor. Secara umum, semakin besar resiko suatu investasi semakin besar
14 tingkat keuntungan yang diharapkan oleh seorang investor. Salah satu instrumen investasi adalah reksa dana. Reksa dana adalah suatu wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Investor dapat memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan mempertimbangkan keuntungan dan resiko yang dihadapinya. Dengan strategistrategi tertentu, investor dapat berinvestasi dalam reksa dana secara optimal. 1995 Tentang Pasar Modal. BAPEPAM-LK. Widjaja, Gunawan dan Almira Prajna Ramaniya. 2009. Reksa Dana dan Peran Serta Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal. Edisi Pertama. Cetakan ke-2, Prenada Media Group. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Silitonga, Niko dan Adler Haymans Manurung. 2010. Tingkat Pengembalian Berbagai Instrumen Investasi. The Ary Suta Center Series on Strategic Management. The Ary Suta Center. Jakarta. Simatupang, Mangasa. 2010. Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksa Dana. Edisi Pertama. Mitra Wacana Media. Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun