ESTIMASI PARAMETER MODEL MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) MENGGUNAKAN ALGORITMA EKSPEKTASI MAKSIMISASI (EM) Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
ESTIMASI PARAMETER MODEL MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) MENGGUNAKAN ALGORITMA EKSPEKTASI MAKSIMISASI (EM)

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

PENERAPAN MODEL HYBRID ARIMA BACKPROPAGATION UNTUK PERAMALAN HARGA GABAH INDONESIA. Abstract

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

Prediksi Curah Hujan dengan Model Deret Waktu dan Prakiraan Krigging pada 12 Stasiun di Bogor Periode Januari Desember 2014.

Prediksi Harga Cabai dengan Pemodelan Time Series ARIMA

Program Studi Matematika, Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan

PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE

PEMODELAN DATA DERET WAKTU MENGGUNAKAN MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) SKRIPSI

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH

BAB III NONLINEAR GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (N-GARCH)

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

PEMODELAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE

PEMODELAN MARKOV SWITCHING VECTOR AUTOREGRESSIVE (MSVAR) Hayuk Permatasari, Budi Warsito 2, Sugito 3

Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chain

SIMULASI DAMPAK MULTIKOLINEARITAS PADA KONDISI PENYIMPANGAN ASUMSI NORMALITAS

Metode Cochrane-Orcutt untuk Mengatasi Autokorelasi pada Regresi Ordinary Least Squares

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sumber tetap yang terjadinya berdasarkan indeks waktu t secara

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR ANALISA RUNTUN WAKTU

BAB III THRESHOLD AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICTY (TARCH) Proses TARCH merupakan modifikasi dari model ARCH dan GARCH.

Model Regresi Zero Inflated Poisson Pada Data Overdispersion

Algoritma Expectation-Maximization(EM) Untuk Estimasi Distribusi Mixture

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Runtun waktu adalah himpunan observasi yang terurut terhadap dimensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

MODEL LAJU PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH (IDR) TERHADAP POUNDSTERLING (GBP) DENGAN METODE MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE (MSAR)

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM UNTUK KOREKSI SEBARAN BERSYARAT PADA ANALISIS KORELASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PREDIKSI JANGKA PENDEK B ULAN AN JUMLAH FLARE DENGAN MODEL ARIMA (p,d,[q]), (P,D,Q)' 32

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNNES Journal of Mathematics

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA

Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Menggunakan ARFIMA

Nomor Kode : MT 524. : Pendidikan Matematika (NONDIK)/S-1. : STATDAS dan STATMAT-I : Dra Entit Puspita, M.Si

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

ANALISIS RISIKO INVESTASI METODE VALUE AT RISK

ESTIMASI PARAMETER MODEL TAHAP AWAL AR(1) REGRESI RESPON BINER LONGITUDINAL. Rohmatul Fajriyah FMIPA UII Yogyakarta dan Subanar FMIPA UGM Yogyakarta

BAB II LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN MODEL PADA DATA DERET WAKTU PEMAKAIAN LISTRIK JANGKA PENDEK YANG MENGANDUNG POLA MUSIMAN GANDA ABSTRAK

ESTIMASI PARAMETER BOOTSTRAP PADA PROSES ARMA DAN APLIKASINYA PADA HARGA SAHAM

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji

BAB III ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (APARCH) Asymmetric Power Autoregressive Conditional Heteroscedasticity

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER

BAB III MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE (MSAR)

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PESAWAT TERBANG DOMESTIK DI BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT

PEMODELAN RETURN SAHAM PERBANKAN MENGGUNAKAN EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang

PENAKSIR RATA-RATA DISTRIBUSI EKSPONENSIAL TERPOTONG. Agustinus Simanjuntak ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AUTOREGRESSIVE (MSVAR) SKRIPSI

KAJIAN METODE IMPUTASI DALAM MENANGANI MISSING DATA. Triyani Hendrawati Staf Pengajar Statistika Universitas Padjadjaran

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

BAB II LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA DUA PARAMETER DARI HOLT DAN METODE BOX-JENKINS

ESTIMASI MAKSIMUM LIKELIHOOD PADA MODEL ARIMA SKRIPSI IRMA WAHNI SINAGA

MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS

PRINCIPAL COVARIATE REGRESSION PADA DATA RUNTUN WAKTU

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PENDUGAAN PARAMETER MODEL AUTOREGRESSIVE PADA DERET WAKTU

Jurnal Dinamika, April 2015, halaman Vol. 06. No. 1 ISSN

PEMODELAN NEURO-GARCH PADA RETURN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA

Pemodelan Beban Sistem Listrik Jawa-Bali dengan Menggunakan Pendekatan Flexible Seasonality Forecasting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial

PREDIKSI KURS RUPIAH TERHADAP EURO MENGGUNAKAN MODEL REGRESI SPLINE TERSEGMEN

Penaksiran Parameter Model Kalibrasi Linier yang Berdistribusi Skew-Normal dengan Algoritma-EM

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA RUNTUN WAKTU DENGAN METODE FEEDBACK CONTROL DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK.

OPTIMALISASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN PREEMPTIVE GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS: UD. DODOL MADE MERTA TEJAKULA, SINGARAJA)

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q)

Transkripsi:

Estimasi Parameter (Mika Asrini) ESTIMASI PARAMETER MODEL MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) MENGGUNAKAN ALGORITMA EKSPEKTASI MAKSIMISASI (EM) Mika Asrini 1, Winita Sulandari 2, Santoso Budi Wiyono 3 1 Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UNS 2 Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNS 3 Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNS Abstract Mixture autoregressive (MAR) Model is a mixture of Gaussian autoregressive (AR) components. The mixture model is capable for modelling of nonlinear time series with multimodal conditional distributions. This paper discusses about the parameters estimation using EM algorithm. All possible models are then applied to national maize production data. In this case, the BIC is used for the MAR model selection. Keywords : Mixture Autoregressive, EM Algorithm, BIC, Maize Production 1. Pendahuluan Peramalan runtun waktu merupakan suatu peramalan yang didasarkan pada data masa lalu dalam variabel yang sama. Dalam hal ini, serangkaian data masa lalu dikumpulkan, dan dianalisis untuk membangun suatu model yang dapat mendeskripsikan hubungan antara data yang berurutan. Model yang terbentuk selanjutnya digunakan untuk ekstrapolasi data yang akan datang. Model peramalan yang paling populer dan relatif sering digunakan adalah model ARIMA (autoregressive integrated moving average). Model yang dipopulerkan oleh Box and Jenkins (1970) ini, mampu mewakili beberapa model runtun waktu yang lain, seperti AR (autoregressive), MA (moving average), ARMA, bahkan exponential smoothing [4]. Model ARIMA disajikan sebagai fungsi linear dari beberapa data masa lalu dan eror random. Oleh karena itu, model ini tidak mampu menangkap pola nonlinear dalam data. Sementara itu, tidak semua data runtun waktu bersifat linier terhadap nilai pengamatan yang lalu. Wong and Li (2000) memperkenalkan model mixture autoregressive (MAR) yang merupakan model runtun waktu nonlinier. Model MAR merupakan gabungan dari beberapa komponen Gaussian autoregressive (AR). Kelebihan dari model ini yaitu pada kemampuannya dalam mengatasi sifat kemiringan data, leptokurtik, platikurtik, serta multimodal. Menurut Wei (2006) metode yang dapat digunakan untuk estimasi parameter model AR adalah metode maksimum likelihood, karena praktis digunakan untuk mendapatkan nilai parameter yang tak bias dan bervariansi minimum. Meskipun model Model MAR merupakan model gabungan AR, namun parameternya tidak bisa diestimasi menggunakan maksimum likelihood secara langsung. Menurut Wong and Li (2000) parameter model MAR dapat diestimasi menggunakan algoritma ekspektasi maksimisasi (EM). Algoritma yang diperkenalkan oleh Dempster, Laird, and Rubin(1977) ini digunakan untuk menentukan nilai estimasi maksimum likelihood data gabungan. Ada dua tahap yang harus dilakukan dalam algoritma EM yaitu tahap ekspektasi dan tahap maksimisasi. Artikel ini menjelaskan kembali mengenai estimasi parameter model MAR menggunakan algoritma EM dan selanjutnya diterapkan pada data produksi jagung nasional. Data ini dipilih karena memiliki pola nonlinier dan multimodal. 21

Media Statistika, Vol. 6, No. 1, Juni 2013 : 21-26 2. Model Mixture Autoregressive (MAR) Model mixture autoregressive (MAR) dengan dan didefinisikan sebagai komponen dinotasikan dengan untuk (1) dengan: : fungsi distribusi kumulatif jika diketahui : informasi pada waktu : fungsi densitas probabilitas distribusi normal standar : distribusi kumulatif normal standar : deviasi standar masing-masing komponen ke : proporsi masing-masing komponen gabungan ke : orde AR komponen ke k. 3. Estimasi Parameter Model MAR Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengestimasi parameter dalam model MAR adalah menentukan fungsi kepadatan probabilistik model MAR. Misalkan adalah data terobservasi yang dibangkitkan dari model MAR pada persamaan (2.1), sedangkan adalah variabel random tidak terobeservasi dengan adalah vektor berdimensi K dengan ketentuan sebagai berikut Jika merupakan data lengkap, fungsi kepadatan probabilistik model MAR untuk data lengkap yaitu Langkah selanjutnya adalah membentuk fungsi likelihood dari persamaan (2). Jika adalah variabel random dengan fungsi kepadatan peluang dengan, maka fungsi likelihood data lengkap adalah, sehingga diperoleh fungsi log-likelihood 22

Estimasi Parameter (Mika Asrini) Turunan pertama (3) terhadap dijelaskan sebagai berikut. a. Penurunan (3) terhadap parameter Oleh karena, sehingga diperoleh b. Penurunan (3) terhadap (4) c. Penurunan (3) terhadap (5) d. Penurunan (3) terhadap (6). Algoritma EM digunakan untuk mengestimasi parameter dengan cara memaksimalkan fungsi log-likelihood (3) melalui tahap ekspektasi dan tahap maksimisasi. Berikut ini adalah prosedur dalam EM. (7) 23

Media Statistika, Vol. 6, No. 1, Juni 2013 : 21-26 a. Tahap ekspektasi. Misal diketahui. Ekspektasi bersyarat komponen ke k dari merupakan probabilitas bersyarat bahwa berasal dari observasi berasal dari komponen ke-k dari distribusi gabungan, bersyarat pada dan. Misalkan menyatakan ekspektasi bersyarat komponen ke-k dari, persamaan adalah b. Tahap maksimisasi. Nilai estimasi parameter dapat ditentukan dengan cara memaksimalkan fungsi log-likelihood (3), dengan cara menyamadengankan persamaan (4) (7) dengan nilai 0. Berdasarkan persamaan (4), diperoleh dan dari persamaan (5) dan (6) diperoleh dan Berdasarkan persamaan (8) dan (9) diperoleh dengan, dan 24

Estimasi Parameter (Mika Asrini) Selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan (7), yaitu sehingga diperoleh Parameter dapat diestimasi dengan cara mengulangi kedua tahap di atas hingga diperoleh nilai yang konvergen. Dalam artikel ini, kriteria informasi yang digunakan untuk menentukan model MAR yang paling sesuai adalah Bayes Information Criterion (BIC). Penghitungan nilai BIC mengacu pada Schwarz (1978), yaitu dengan adalah orde AR maksimal dari keseluruhan K komponen. 4. Contoh Kasus Model MAR diterapkan pada produksi jagung nasional tahun 1970-2012 (dalam ton). Data diambil dari Basis Data Statistik Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia untuk tahun 1970 2009 dan Badan Pusat Statistik untuk tahun 2010-2012. Gambar 1. Grafik (kiri) dan histogram (kanan) data produksi jagung nasional 1970-2000 Berdasarkan grafik dan histogram pada Gambar 1 dan diperkuat dengan uji linearitas Harvey-Collier (Kraemer and Sonnberger, 1986) menggunakan software R dapat diambil kesimpulan bahwa data produksi jagung memiliki pola nonlinear, nonstasioner, dan multimodal. Dengan demikian, model MAR yang mungkin adalah MAR (2;1,1) dan MAR (3;1,1,1) tanpa konstanta untuk data terdiferensiasi 1. Model MAR (2;1,1) dengan memberikan nilai BIC 591,9099 dan model MAR (3;1,1,1) dengan memberikan nilai BIC 594,5290, sehingga model MAR (2;1,1) dianggap sebagai model yang lebih sesuai. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan software Ms Excel diperoleh nilai estimasi parameter adalah. 25

Media Statistika, Vol. 6, No. 1, Juni 2013 : 21-26 Nilai ini merupakan estimasi parameter untuk data terdiferensiasi 1, untuk itu perlu dilakukan transformasi kembali ke dalam data awal (semula) yaitu sehingga diperoleh model MAR untuk dua komponen adalah Dengan demikian nilai peramalan produksi jagung nasional satu periode ke depan, yaitu untuk tahun 2013 pada interval kepercayaan 95% adalah antara 17994193,88 hingga 18592912,94 ton. 5. Kesimpulan Model MAR dapat digunakan untuk memodelkan data runtun waktu yang nonlinier dan multimodal. Oleh karena model MAR adalah model gabungan, maka estimasi parameter dilakukan dengan menggunakan algoritma EM. Proses estimasi parameter model MAR diawali dengan identifikasi model dan inisiasi parameter. Identifikasi model merupakan tahap penentuan komponen dan orde pada setiap komponennya. Sedangkan inisiasi parameter adalah penentuan nilai awal parameter secara sembarang. Selanjutnya ditentukan fungsi log-likelihood dari model gabungan yang terdiri dari data terobservasi dan data hilang. Misalkan adalah data terobservasi, merupakan data hilang, dan merupakan data lengkap. Nilai parameter dapat dilakukan dengan maksimum log-likelihood, untuk mendapatkan nilai yang maksimum digunakan algoritma EM yang memiliki dua tahap inti yaitu tahap ekspektasi dan maksimisasi DAFTAR PUSTAKA 1. Box, G., and Jenkins, G., Time Series Analysis: Forecasting and Control, Holden Day, San Francisco, 1994. 2. Dempster, A. P., Laird, N. M. and Rubin, D. B., Maximum Likelihood from Incomplete Data via the EM Algorithm, J. Royal Statistical Society, Series B, 1977, Vol. 39, No. 1: 1-38. 3. Kraemer, W. and Sonnberger, H. S., The Linear Model Regression Under Test, Physica- Verlag Heideberg Wien, 1986. 4. McKenzie, E. D., General Exponential Smoothing and The Equivalent ARMA process, Journal of Forecasting, 1984, Vol. 3: 333 344. 5. Schwarz, G., Estimating The Dimension of a Model, Ann. Statist., 1978, Vol. 6, No. 2: 461-464. 6. Wei, W. W. S., Time Series Analysis: Univariate and Multivariate Methods, Pearson Addison Wesley, 2006. 7. Wong, C. S and Li, W. K., On Mixture Autoregressive Model, J. Royal Statistical Society, Series B, 2000, Vol. 62, No. 1, 95-115. 26