BAB IV DATA PROYEK. Tempo Scan Tower merupakan bangunan yang didirikan untuk meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam analisa data penulis akan membandingkan antara elemen-elemen yang terdapat

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

K3 Konstruksi Bangunan

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

BAB IV ANALISA DATA. pengukuran penerapan SMK3L yang telah dilaksanakan PT. Pembangunan Perumahan

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi.

7.1.Project Control. Schedule kunjungan ke lapangan dan partisipasi audit. Meninjau ulang temuan audit dan pelaporan perbaikan

PT. Pacific Lubritama Indonesia SAFETY PLAN

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAJEMEN PROYEK

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Universitas Kristen Maranatha 63

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

Lampiran 2 FORMAT RENCANA K3 KONTRAK (RK3K)

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RS.

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

SISTEM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI

LAYANAN SMKP MINERBA PT INDO SHE 2017

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

laporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

AUDIT & INSPEKSI K3 PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Advance Internal Audit Lingkungan IEA/ 1/Rev-0/HSE-Division Copyrights, Sentral Sistem Feb 07

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

JOB SAFETY ANALISYS TERHADAP PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG. OLEH: Hendra Wahyu NIM

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

SCHEDULE TRAINING 2016

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK PEMBANGUNAN MENARA ASTRA PROJECT (METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS)

BAB VII TINJAUAN KHUSUS ( SAFETY PROGRAM PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN MADISON PARK)

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S.

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

TUGAS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

A. KRITERIA AUDIT SMK3

USULAN PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT LIMIJATI BANDUNG ABSTRAK

BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAGEMENT PROYEK. kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAGEMENT PROYEK. kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

Bisnis Proses Mapping Perusahaan Target Tiap Proses Ruang Lingkup Perusahaan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( P2K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

SURAT EDARAN NOMOR: 66/SE/M/2015

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

PT.AMAN BERKAH SEJAHTERA


MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

RK3K (RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK)

Transkripsi:

BAB IV DATA PROYEK 4.1.Gambaran Umum Proyek Tempo Scan Tower merupakan bangunan yang didirikan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang farmasi. Tempo Scan Tower merupakan bangunan yang terdiri dari 32 lantai dan 5 basement yang berlokasi di Jl. HR Rasuna Said kav 3-4, Kuningan Timur, Jakarta Selatan. Nilai kontrak dari Proyek Tempo Scan Tower kurang lebih bernilai Rp 107.100.000.000,- sedangkan biaya yang dialokasikan untuk pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan kerja kurang lebih senilai Rp 1.410.000.000 dengan luas area proyek seluas 70.000 m 2. Menara ini merupakan bangunan milik PT Tempo Realty. BAM Decorient bertanggung jawab untuk pekerjaan struktur dan arsitektur, termasuk façade. Tempo Scan Tower terletak di distrik bisnis utama, Segitiga Emas, Jakarta. BAM Decorient akan menyelesaikan proyek ini pada awal 2011. 4.2 Profil Kontraktor Utama (PT BAM Decorient) PT BAM Decorient Indonesia didirikan pada tahun 1970, PT BAM Decorient Indonesia berkomitmen untuk memberikan kualitas kerja terbaik dalam menyelesaikan pekerjaan dalam hal biaya maupun waktu dengan cara yang terbaik. IV 1

PT BAM Decorient adalah merupakan anak perusahaan dari BAM International yang berkedudukan di Belanda. Sejak didirikan pada tahun 1958, BAM International telah memiliki pengalaman yang banyak dalam bidang Kelautan, Industri, infrasturktur dan proyek-proyek pembangunan gedung. Menjadi bagian dari BAM Group, sebuah perusahaan besar Eropa yang mengerjakan proyek konstruksi, PT BAM Decorient menyelesaikan pekerjaannya dengan mengkombinasikan keahlian, pengalaman, pengaturan sumber daya manusia dan sumber daya financial sebagai sebuah penyemangat dalam dunia konstruksi di Indonesia pada setiap proyek yang dikerjakan. Dengan kata lain, BAM Decorient mencerminkan kekuatan dan kemampuan Grup Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa selama lebih dari empat dekade BAM Decorient telah berhasil dilaksanakan proyek-proyek konstruksi skala besar di seluruh kepulauan seluruh Indonesia. Ini adalah beragam karya yang meliputi proyek infrastruktur, menara bertingkat multi, kompleks industri dan laut / fasilitas sipil untuk industry minyak dan gas alam. Ini adalah tujuan dari BAM Decorient memuaskan klien dengan kualitas kerja yang tinggi, kinerja standar internasional dengan pendekatan - Eropa Indonesia. IV 2

4.3 Kebijakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja PT BAM Decorient Karyawan dan lingkungan merupakan aset terpenting PT BAM Decorient, PT BAM Decorient dalam menjalankan usahanya senantiasa melindungi kesehatan dan keselamatan setiap orang yang terlibat di dalamnya.untuk mencapainya, PT BAM Decorient telah menetapkan sasaran dan prinsipnya yang kemudian merupakan dasar dalam melaksanakan sistem kesehatan dan keselamatan kerja yaitu a) Tanpa Kecelakaan Kerja b) Bebas Gangguan kesehatan c) Kemajuan yang berkesinambungan d) Memberikan akses data kesehatan dan keselamatan kerja kepada setiap orang e) Senantiasa mengukur tingkat kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja. Pegawai struktural (Line Management) bertanggung jawab atas efektifitas pelaksanaan sistem kesehatan dan keselamatan kerja dan penyediaan sistem, pelatihan, pengawasan dan dukungan nyata yang tercipta lingkungan kerja yang aman. Pegawai struktural (Line Management) percaya bahwa semua kecelakaan pada dasarnya dapat dicegah. IV 3

4.4 Organisasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja PT BAM Decorient Posisi safety department secara struktural adalah sebagai advisor, dan sekaligus mempunyai wewenang melakukan tindakan-tindakan pencegahan hingga penangguhan pekerjaan bila dipandang berbahaya dan atau sangat membahayakan. 4.5 Struktur Organisasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja pada Proyek Tempo Scan Tower Project Manager Others Safety Officer Finad Construction Manager Engineer Manager Plan Team Produksi Team Engineer Team MEP Gambar 4.1. Struktur Organisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Proyek Tempo Scan Tower IV 4

Tanggung Jawab Kesehatan dan Keselamatan Kerja Secara umum dalam tanggung jawab K3/Safety dpat dijabarkan sebagai berikut: Project Manager 1. Melaksanakan kebijakan K3LLK perusahaan 2. Penanggung jawab umum atas pelaksanaan K3LLK pada proyek 3. Memastikan pelaksanaan metode kerja yang aman 4. Aktif mempromosikan safety di lapangan 5. Mendukung penuh safety officer 6. Memastikan bahwa perencanaan K3LLK dilaksanakan dan diperbaharui 7. Mengevaluasi dan meninjau performa dan target safety 8. Mengkoordinasikan pelaksanaan safety prosedur kepada klien, subkontraktor dan pihak ketiga. 9. Berkomunikasi dengan Head Office tentang permasalahan K3LLK Construction and Engineering Manager 1. Merumuskan pelaksanaan perencanaan K3LLK ke dalam metode kerja pada setiap pekerjaan baru atau perbedaan operasional atau perubahan kerja. 2. Mengidentifikasi bahaya dan hazard serta melakukan pencegahan terhadap bahaya yang tepat. 3. Mempersiapkan rancangan eksekusi konstruksi yang aman. 4. Memastikan pelaksanaan metode kerja yang aman dan terdapat risk assessment IV 5

5. Melakukan inspeksi safety pada kondisi fisik lapangan. 6. Menyelidiki dan menganalisa setiap incident dan penyakit akibat kerja untuk mengetahui tingkat kecenderungannya (trends). 7. Memastikan bahwa seluruh equipment yang digunakan telah memenuhi standard safety. 8. Memastikan seluruh equipment dan peralaan lainnya dirawat dengan baik serta aman digunakan. 9. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Safety Officer 1. Memonitor efektifitas peraturan dan regulasi safety. 2. Mengkoordinasikan dan mendukung pelaksanaan kebijakan K3LLK 3. Memberikan saran dan masukan terhadap seluruh aspek safety dan tindakan perbaikannya 4. Membuat draft laporan mingguan dan bulanan. 5. Melakukan investigasi kecelakaan kerja. 6. Membantu Project Manager dalam mempersiapkan dan memperbaharui project safety plan. 7. Memastikan seluruh resiko teridentifikasi dan terkontrol. 8. Melakukan inspeksi harian dan mingguan. 9. Mengontrol seluruh kebutuhan safety. IV 6

Chief Mechanic 1. Melaksanakan kebijakan K3LLK 2. Sebagai penanggung jawab umum safety pada lokasi pengawasannya 3. Turut serta secara aktif dalam mengawasi pelaksanaan proyek secara keseluruhan 4. Memimpin pelaksanaan toolbox meeting 5. Memberikan saran dan masukan terhadap seluruh aspek safety dan tindakan perbaikannya. 6. Turut serta di dalam investigasi kecelakaan kerja 7. Memastikan seluruh resiko teridentifikasi dan terkontrol 8. Melakukan inspeksi harian dan mingguan 9. Memastikan kelayakan dan keamanan alat/equipment yang digunakan 10. Melakukan pre-use inspection dan perawatan equipment secara berkala Superintendent & Supervisor 1. Melaksanakan kebijakan K3LLK 2. Sebagai penanggung jawab umum safety pada lokasi pengawasannya 3. Turut serta secara aktif dalam mengawasi pelaksanaan proyek secara keseluruhan 4. Memimpin pelaksanaan toolbox meeting 5. Memberikan saran dan masukan terhadap seluruh aspek safety dan tindakan perbaikannya. 6. Turut serta di dalam investigasi kecelakaan kerja IV 7

7. Memastikan seluruh resiko teridentifikasi dan terkontrol 8. Melakukan inspeksi harian dan mingguan 4.6 Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Proyek Tempo Scan Tower 4.6.1 Memasuki Lokasi Kerja a) Setiap orang wajib melapor kepada pengawas security dan mendapatkan tanda pengenal. b) Semua orang wajib mendapatkan Safety Induction dan Alat Pelindung Diri (PPE) yang dibutuhkan. c) Mandor/Sitte Manager subkontraktor wajib mendampingi setiap calon karyawan 4.6.2 Orientasi K3 (Safety Induction) a) Seluruh karyawan baru, wajib mengikuti orientasi dan pelatihan keselamatan kerja (safety induction) yang diselenggarakan oleh PT Decorient Indonesia sebelum memulai bekerja. b) Setelah mendapatkan safety induction karyawan akan diberikan tanda pengenal dan stiker Inducted pada helmnya masing-masing sebagai bukti telah mengikuti orientasi. IV 8

4.7 Kebijakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja PT BAM Decorient BAM Decorient adalah perusahaan kontraktor umum yang terlibat dalam bangunan tinggi, banguan laut, infrastruktur, dan industri. Keseuksesan dalam mengelola kesehatan dan, keselamatan kerja tanggung jawab yang dipikul PT BAM Decorient. PT BAM Decorient membutuhkan kebijakan yang berdedikasi pada karyawan agar terlatih, efektif dalam struktur organisasi dan pendekatan sistematis. BAM Decorient Manajemen Sistem (DMS) adalah dasar pelaksanaan kesehatan dan kesehatan kerja. 4.8 Kebijakan K3L yang wajib dilaksanakan di proyek Tempo Scan Tower Kebijakan yang telah diterapkan dalam proyek Tempo Scan Tower antara lain sebagai berikut : - Mengurangi kehilangan waktu kerja (Lost Time) dan menurunkan Angka Kecelakaan. - Melakukan perbaikan yang berkesinambungan terhadap Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Pengelolaan Lingkungan. - Menciptakan Lingkungan Kerja yang sehat dan mempertimbangkan Dampak Lingkungan dalam Setiap Kegiatan Kerja. - Penerapan sistem K3L selalu mengikuti Peraturan-peraturan yang berlaku. IV 9

4.9 Perencanaan K3 pada proyek Tempo Scan Tower 4.9.1 Identifikasi Bahaya Potensial, Penilaian dan Pengendalian Resiko Adapun aktivitas rutin yang dilakukan adalah kegiatan safety yang kegiatannya antara lain sebagai berikut : I. Keselamatan Kerja 1. Safety, Health and Environmental (SHE) Patrol - Menjalankan Patroli Lapangan untuk pengawasan terhadap potensi-potensi bahaya yang ada dalam suatu aktivitas pekerjaan. - Dilaksanakan rutin oleh Safety, Health and Environment (SHE) Supervisor. 2. Safety, Health and Environmental (SHE) Meeting - Melaksanakan SHE Meeting setiap hari kamis, pukul 16.30 WIB, untuk mengevaluasi pelaksanaan K3L di lingkungan kerja proyek. - Diikuti oleh wakil Sub Kon/Mandor 3. Safety, Health and Environmental (SHE) Talk - Melaksanakan SHE Talk mingguan setiap hari jumat, pukul 08.00 WIB s/d selesai, untuk memberikan kesadaran terhadap pekerja dan pengerahan terhadap potensipotensi bahaya yang ada mengikuti pekerjaan di lapangan serta mengevaluasi kinerja pelaksanaan K3L untuk pekerja Sub Kon/Mandor - Melaksanakan SHE Talk bulanan setiap akhir bulan atau awal bulan disesuaikan dengan jadwal yang sudah ada, untuk evaluasi bulanan kinerja K3L yang dilakukan oleh karyawan Decorient, Sub Kon/Mandor, evaluasi data kecelakaan dan IV 10

pengarahan kesadaran terhadap seluruh karyawan dan pekerja, serta pengarahan potensi-potensi bahaya yang ada mengikuti pekerjaan di lapangan. - Memberikan penghargaan terhadap Sub Kon/Mandor yang disiplin dalam pelaksanaan K3L di proyek tersebut. - Pengecekan alat pengaman diri dan ketertiban para pekerja. 4. Safety, Health and Environmental (SHE) Induction - Pendekatan dan pengarahan tentang K3L, tentang peraturan dan tata tertib proyek kepada karyawan, pekerja baru, Sub Kon.Mandor baru sebelum melakukan pekerjaan. - Dilaksanakan SHE Induction apabila terjadi penyimpangan K3L di lapangan. - Pemberian kartu pekerja dan kaos pekerja yang sudah SHE Induction. - Waktu ditentukan. 5. Proteksi Pekerja - Melakukan pemeriksaan pekerja setiap pagi, yang dilaksanakan rutin setiap hari untuk pengecekan APD dan kelengkapan pekerja sebelum memasuki area kerja. 6. Melaksanakan Alat Pengaman Kerja dan Rambu-Rambu - Membuat Railing pengaman lubang-lubang shaft di lantai 2. - Menutup lubang-lubang shaft. - Penempatan alat pemadam api ringan di lokasi kerja. - Mengadakan fasilitas-fasilitas K3L (Rambu-rambu, Spanduk K3L, Tempat-tempah sampah dan fasilitas-fasilitas lainnya). IV 11

7. Latihan Alat Pemadam Api - Dilaksanakan Trainning Alat Pemadam Api menggunakan Alat Pemadam Api ringan. 8. Audit Internal - Dilakukan 1 (satu) bulan sekali, untuk pelaksanaan dan penerapan K3L. 9. Pengecekan Alat Angkut (Tower Craine) - Dilakukan harian, 2 mingguan, bulanan, dan triwulan (General Chek). II. Kesehatan Kerja 1. Pembersihan Rutin - Dilaksanakan pembersihan rutin area kantor dan area kerja. - Pembersihan akses-akses jalan kerja rutin. - Pembersihan area warung pekerja oleh pemilik warung setiap hari. 2. Kebersihan Massal. - Dilakukan setiap hari jumat setelah SHE Talk oleh semua pekerja Sub Kon/Mandor secara bersama-sama selama 1 (satu) jam. 3. Pembuangan Sampah - Pembuangan sampah kantor dan sampah produksi rutin setiap hari yang dibuang keluar proyek diangkut oleh truk sampah. 4. Pemasangan Fasilitas-fasilitas K3L - Pemasangan tempat-tempah pembuangan air kecil di lokasi kerja. IV 12

- Pemasangan tempat-tempat sampah di lokasi kerja. 5. Kebugaran -Dilaksanakan sebelum SHE Talk, kira-kira 10 menit. 6. Fogging - Dilaksanakan ruting 1 (satu) bulan sekali. 7. Sedot WC - Penyedotan WC pekerja secara rutin 2 (dua) minggu sekali. III. Lingkungan 1. Recharging - Pengembalian muka air tanah disekitar lokasi proyek akibat dari sumur Dewatering, dengan pengadaan kolam resapan. 2. Koordinasi Dengan Proyek Sekitar - Menempatkan tenaga harian 1 (satu) secara bergantian di pos (disesuaikan jadwal). - Menempatkan tenaga security 1 (satu) orang 24 jam di pos. - Menempatkan tenaga security 1 (satu) orang 24 jam di pos 3 (pos bersama). 3. Lingkungan Luar/Warga Sekitar - Pembuatan saluran air warga dan jalan kerja di area HOLCIM. - Pembuatan Washing Buy. IV 13

IV. Peralatan Kerja yang dimiliki Pada OHSAS 18001:1999 disyaratkan standar peralatan kerja yang dimiliki pada suatu proyek konstruksi minimal harus memenuhi standar yang ada pada lokasi proyek. Dalam hal ini standar yang minimal harus dipenuhi adalah SNI, yang merupakan standar kualitas yang berlaku di Indonesia Tabel 4.1. Peralatan-Peralatan Yang Dimiliki NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH UNIT KETERANGAN KONDISI 1. Kartu pengenal pekerja + plastik pembungkus 3500 Buah Untuk pekerja proyek Baik 2. Helm karyawan+direksi 150 Buah Karyawan proyek Baik 3. Helm tamu komplit dengan 10 Buah Tamu proyek Baik tali dagu 4. Safety belt 40 Buah Safety, dan survey Baik 5. Helm pekerja harian safety & House 25 Buah Harian safety Baik 6. Sarung tangan 45 Pasang House keeping Baik 7. Pelindung telinga ( ear plug ) 10 Buah Operator genset Baik 8. Masker 30 Buah Personil Decorient, House Keeping dan lain lain 9. Kaca mata las 6 Buah Tukang las Baik 10. Sepatu safety (Safety shoes) 50 Pasang Karyawan proyek Baik 11. Sepatu karet (Rubber shoes) 30 Pasang Karyawan proyek Baik 12. Alat pemadam api Type Foam 40 Buah Peralatan safety Baik Baik 13. Alat pemadam api Type dry 10 Buah Peralatan safety Baik chemical 3,5 kg IV 14

14. Rubber cone 10 Buah Pembatas jalan dan lain-lain Baik 15. Tangga kerja 9 Buah Tangga pekerja Baik 16. Stiker rambu-rambu 100 Buah Rambu-rambu proyek Baik 17. Rompi siang malam 10 Buah House keeping Baik 18. Jas hujan 25 Buah Karyawan proyek Baik 19. Terpal plastik biru 6x8 mtr 25 Buah Untuk lapangan Baik 20. Tambang plastik kuning 10 mm 30 Buah Peralatan safety Baik 21. Tali laso 25 mm 2 roll Peralatan safety Baik 22. Triplek 4 mm 200 Buah Rambu-rambu K3 Baik 23. Kawat harmonika 70 Buah Void dan lain- lain Baik 24. Besi beton untuk railling 50 Buah Railina platform Baik 25. Sapu lidi 100 Buah House keeping Baik 26. Kain majun 30 Buah Untuk Pembersihan Baik 27. Pengki 15 Buah Untuk Pembersihan Baik 28. Garukan air dari karet 20 Buah Untuk Pembersihan Baik 29. Sikat ijuk 20 Buah Untuk Pembersihan Baik 30. Karung plastik 2000 Buah Untuk Pembersihan Baik 31. Sendok semen 6 Buah Untuk Pembersihan Baik 32. Sekop 12 Buah Untuk Pembersihan Baik 33. Rambu L Lintas'Hati2 keluar masuk 10 Buah Rambu lalu lintas depan proyek Baik 34. Senter elektrik 5 Buah Safety, surfey dan lain-lain Baik 35. Lampu tongkat 6 Buah Security Baik 37. Rotary Lamp 2 Buah Lampu lalu lintas depan proyek Baik 38. Megaphone 1 Buah Tool box meeting dan lain lain Baik 39. Mixer Amplifier 1 Buah Info K3 ke pekerja Baik 40. Horn Speaker 1 Buah Info K3 ke pekerja Baik 41. Microphone ZM-420 1 Buah Info K3 ke pekerja Baik ; IV 15

42. Handy Talky 6 Buah Alat kerja safety Baik 43. Gergaji kayu 4 Buah Peralatan safety Baik 44. Gergaji besi 2 Buah Peralatan safety Baik 45. Kunci pas 2 Buah Peralatan safety Baik 46. Kunci ring 2 Buah Peralatan safety Baik 47. Palu ukuran 2 kg 10 Buah Peralatan safety Baik 48. Tang 4 Buah Peralatan safety Baik 49. Gegep 6 Buah Peralatan safety Baik 50. Tespen merk Philips 4 Buah Peralatan safety Baik 51. Isolasi kabel 10 Buah Peralatan safety Baik 52. Jet Cleaner 1 Buah Untuk pembersihan jalan Baik 4.9.2 Penanganan Kecelakaan Pada Proyek Tempo Scan Tower 4.9.2.1 Pihak-Pihak Yang Terkait Dalam Penanganan Kecelakaan Pada Proyek Tempo Scan Tower a) PT BAM Decorient PT BAM Decorient bertanggung jawab atas kecelakaan yang terjadi pada seluruh pekerja yang ada di proyek Tempo Scan Tower maupun pekerja yang mengalami kecelakaan di jalan pada saat akan menuju proyek tempo Scan Tower. b) Asuransi Jamsostek Pihak Asuransi yang bekerja sama dengan PT BAM DECORIENT adalah asuransi Jamsostek, asuransi ini berlaku bagi seluruh karyawan yang ada di proyek, para visitor, serta karyawan yang sedang dalam perjalanan menuju areal proyek. IV 16

c) Rumah Sakit PT BAM Decorient juga bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit dalam penanganan kecelakaan yang mungkin terjadi dalam proses pengerjaan proyek Tempo Scab Tower, Rumah sakit yang dimaksud adalah rumah sakit Medistra dan Rumah sakit Tebet. 4.9.2.2 Klasifikasi Kecelakaan pada proyek Tempo Scan Tower a) Total First Aid Cases (FAC) Suatu kecelakaan yang bisa dibilang hanya kecelakaan kecil seperti tergores dan langsung ditangani oleh oleh pihak P3K yang bertempat di proyek Tempo Scan Tower b) Fatal Incident (FAT) Suatu kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal seketika atau meninggal dunia setelah 30 hari kemudian c) SI (Serious Incident) Suatu kecelakaan yang mengakibatkan korban perlu dirawat lebih dari 24 jam d) LTI (Lost Time Incident) Suatu kecelakaan yang mengakibatkan korban tidak mampu kembali bekerja setelah 24 jam kemudian e) NM (Near Miss) Suatu kecelakaan yang dapat mengakibatkan korban manusia atau property damage IV 17

Tabel 4.2 Klasifikasi Kecelakaan Kerja Menurut Proyek pada umumnya Klasifikasi kecelakaan Pengertian Kecelakaan Ringan Kecelakaan yang tidak terlalu membahayakan pekerja yang ada di proyek seperti tergores ataupun luka ringan lainnya Kecelakaan Sedang Kecelakaan yang menyebabakan pekerja harus menjalani rawat inap di rumah sakit seperti luka bakar, patah tulang, dan luka lainnya Kecelakaan Berat Kecelakaan yang menyebabkan pekerja meninggal dunia seketika ataupun meninggal dunia setelah 1 bulan perawatan Tabel 4.3 Klasifikasi Kecelakaan Kerja Proyek Tempo Scan Tower, Kuningan Klasifikasi kecelakaan Pengertian Total First Aid Cases (FAC) Suatu kecelakaan yang bisa dibilang hanya kecelakaan kecil seperti tergores dan langsung ditangani oleh oleh pihak P3K yang bertempat di proyek Tempo Scan Tower IV 18

Fatal Incident (FAT) Suatu kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal seketika atau meninggal dunia setelah 30 hari kemudian SI (Serious Incident) Suatu kecelakaan yang mengakibatkan korban perlu dirawat lebih dari 24 jam LTI (Lost Time Incident) Suatu kecelakaan yang mengakibatkan korban tidak mampu kembali bekerja setelah 24 jam kemudian NM (Near Miss) Suatu kecelakaan yang dapat mengakibatkan korban manusia atau property damage 4.9.2.3 Prosedur Penanganan Kecelakaan pada proyek Tempo Scan Tower - Khusus untuk Total First Aid Cases (FAC) penanganannya hanya dilakukan oleh pihak P3K yang bertempat di proyek Tempo Scan Tower. - Untuk klasifikasi kecelakaan Fatal Incident (FAT), SI (Serious Incident), LTI (Lost Time Incident), NM (Near Miss) terdapat beberapa prosedur yang akan dilakukan, yaitu Saat terjadi kecelakaan pekerja akan langsung dibawa ke rumah sakit yang bekerja sama dengan pihak proyek Tempo Scan Tower yaitu rumah sakit Medistra dan Rumah Sakit Tebet Untuk masalah biaya akan ditanggung sementara oleh pihak PT BAM Decorient IV 19

Kemudian PT BAM Decorient akan melakukan klaim kepada pihak Asuransi Jamsostek untuk masalah biaya tersebut IV 20

4.9.2.4 Flow Chart Penanganan Kecelakaan pada proyek Tempo Scan Tower IV 21

4.9.2.5 Legalitas / Dasar Hukum Dasar hukum yang digunakan dalam pelaksanaan program K3 pada proyek Tempo Scan Tower adalah : 1. UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan 2. UU No. 1 Tahun 1970 yang mengatur tentang K3 3. Permenaker No. Per. 01/MEN/1980 tentang, K3 pada Pekerjaan Konstruksi Bangunan. 4. SKB Menaker dan PU No. Kep. 174/MEN/1986 dan No. 104 / KTPS / 1986 Pedoman tentang K3 pada Tempat Kegiatan Konstruksi. 5. Permenaker No. PER. 05 / MEN / 1996 tentang SMK3 6. UU No. 18 Tahun 1999 tentang, Jasa Konstruksi 4.9.2.6 Tujuan Dan Sasaran Penerapan K3 Adapun tujuan penerapan K3 PT. Decorient pada proyek Tempo Scan Tower adalah : 1. Perlindungan terhadap Sumber Daya Manusia dan menjamin agar pada pelaksanaan proyek tidak terjadi kecelakaan serta penyakit akibat kerja 2. Keselamatan dan Kesehatan lingkungan kerja terjaga 3. Menjamin produktifitas tidak terganggu 4. Menuju kondisi Nol Kecelakaan Fatal (Zero Accident) IV 22

Filosofi Keselamatan dan Kesehatan Kerja : 1. Semua Kecelakaan dan Penyakit dapat dicegah 2. Setiap orang bertanggung jawab mencegah kecelakaan pribadi dan penyakit 3. Adalah mungkin untuk berlindung dari semua pekerjaan yang mungkin menyebabkan kecelakaan dan penyakit 4. Adalah perlu untuk melatih semua orang untuk bekerja dengan aman 5. Pencegahan kecelakaan adalah usaha yang sangat baik 6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian penting ketenagakerjaan. 4.9.2.7 Program Manajemen K3 Proyek Tempo Scan Tower ini menerapkan standar OHSAS 18001 : 1999 sebagai pedoman dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dan memiliki program sebagai berikut : 1. Membuat SHE Plan 2. Mempelajari Standar Fasilitas SHE (Safety, Health and Environmental) dan target yang harus dicapai 3. Membuat Program Kerja K3 4. Perencanaan Site Installation 5. Menghitung Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan K3 6. Membuat Schedule SHE Talk 7. Membuat Schedule Inspeksi K3, SHE Patrol IV 23

8. Membuat Schedule SHE Meeting 9. Membuat Perencanaan Training K3 10. Membentuk Tim Penanganan Tanggap Darurat 11. Mencari Alamat dan Nomor Telepon Penting (Depnakertrans, Jamsostek, Polsek, Rumah Sakit, dan Dinas Pemadam Kebakaran) 12. Membentuk Struktur Organisasi Tim K3 13. Mengatur Pembebanan Biaya 14. Menetapkan Standar Prosedur Operasi 15. Melaksanakan SHE Induction, SHE Talk, SHE Meeting 16. Melaksanakan Inspeksi K3 dan SHE Patrol 17. Melaksanakan Training K3 dan Simulasi Tanggap Darurat 18. Mengeluarkan Rekomendasi SHE (Safety, Health and Environmental) 19. Melaksanakan House keeping 20. Membuat Laporan Kegiatan K3 21. Evaluasi Hasil Pelaksanaan K3 22. Review dan Perbaikan 4.10 Operasi dan Penerapan 4.10.1 Pelatihan, Kepedulian Dan Kompetensi Dalam pembangunan proyek ini pihak kontraktor mengirim beberapa personel untuk mengikuti pelatihan yang menjadi utusan dalam pelatihan K3 adalah SHE Officer. IV 24

Adapun pelatihan yang pernah diikuti oleh SHE Officer yaitu Training Madya Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang diadakan oleh depnaker. Disamping pelatihan SHE Officer, subkontraktor juga diadakan pelatihan dan pengendalian K3. Ketentuan pelatihan dan pengendalian K3 untuk subkontraktor : a. Mempelajari hasil IBPR yang berkaitan dengan pekerjaan subkontraktor. b. Dibantu SEM melakukan evaluasi terhadap kemampuan manajemen K3 yang dijalankan oleh subkontraktor dari aspek : 1. Metode pelaksanaan dari segi K3 2. Kompetensi personel 3. Peralatan yang digunakan 4. Program K3 yang diterapkan c. Melakukan sosialisasi dan pelatihan SMK3 yang diterapkan oleh kedua kontraktor agar subkontraktor dapat menyelaraskan program K3 yang dimilikinya. d. Program K3 yang sudah disepakati menjadi bagian/lampiran isi kontrak dengan subkontraktor. e. Melakukan inspeksi, evaluasi dan review pelaksanaan program K3 yang dijalankan oleh subkontraktor. f. Apabila dalam pelaksanaan ada kegiatan subkontraktor yang dipandang berbahaya begi pekerja, atau lingkungan proyek, maka pekerjaan subkontraktor IV 25

dapat diberi teguran, pengarahan atau surat penghentian sementara pekerjaan hingga dipenuhinya persyaratan keselamatan yang sesuai. 4.10.2 Konsultasi Dan Komunikasi Dalam pelaksanaan program OHSAS 18001 : 1999 pihak kontraktor melakukan proses konsultasi dan komunikasi dilaksanakan disemua level diperusahaan yang memang berkepentingan untuk melakukan komunikasi. Informasi yang harus disampaikan dapat berupa : VISI dan MISI, kebijakan mutu, K3 dan quality management, safety health and environmental (SHE). Cara penyampaian informasi dapat melalui : 1. Manajemen tinjauan ulang (review), diskusi, rapat koordinasi, rapat operasional 2. Media audio visual seperti e-mail, website dan lain-lain 3. Media elektronik seperti fax, CD dan lain-lain 4. Media cetak seperti news letter, laporan tahunan, profil perusahaan 4.10.3 Sistem Dokumentasi Pelaksanaan dokumentasi ada dua jenis yaitu dokumentasi administrasi dan dokumentasi visualisasi, dokumen administrasi yaitu mengenai dokumen-dokumen yang berhubungan dengan proses penyelenggaraan OHSAS 18001 : 1999 terutama dokumen yang berbentuk tertulis, kemudian dokumen visualisasi yaitu semua data IV 26

yang digunakan untuk menggambarkan kondisi pelaksanaan system OHSAS 18001 : 1999 di lapangan. Dokumen administrasi diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Menerbitkan ketidaksesuaian (lihat lampiran ketidaksesuaian) 2. Menerbitkan surat ijin bekerja (lihat lampiran SIB) 3. Membuat laporan harian K3 4. Membuat laporan bulanan K3 5. Membuat surat peringatan K3 6. Membuat laporan kecelakaan, investigasi, dan penyelesaiannya 7. Menyusun data kecelakaan kerja Sedangkan dokumentasi visualisasi yaitu semua gambar-gambar yang mendukung dalam proses audit terutama gambar dari implementasi di lapangan akan disampaikan dalam berbentuk gambar atau foto dan video film, sehingga data-data yang bersifat visual juga akan dijamin keasliannya. 4.10.4 Pengendalian Dokumen Pengendalian yang dilakukan oleh kedua kontraktor tersebut yaitu dengan mengontrol hasil identifikasi setiap pekerjaan yang mengakibatkan kecelakaan. Yang melaksanakan kontrol adalah SHE Officer kemudian cek data (ceck list) dari hasil identifikasi di proyek. Semua dokumentasi yang ada di proyek dikendalikan satu orang. Kegiatan yang merupakan monitoring dan mempengaruhi secara langsung sasaran proyek konstruksi selama siklus proyek berlangsung. Proses ini bermanfaat IV 27

untuk memperkecil kemungkinan-kemungkinan kecelakaan yang terjadi dengan cara : 1. Membandingkan hasil pelaksanaan di lapangan dengan yang telah direncanakan. 2. Membuat laporan segala penyimpangan yang terjadi. 3. Mencari solusi yang tepat untuk mengatasi penyimpangan yang terjadi atau mereduksi akibat yang ditimbulkan oleh penyimpangan tersebut. Untuk memperkecil kemungkinan kecelakaan yang terjadi dalam pelaksanaan, pada kegiatan selanjutnya adalah dengan cara : pengendalian terhadap aktivitas dengan melakukan identifikasi. 4.10.5 Pengendalian Operasi Pelaksanaan pengendalian operasional yaitu dengan cara memantau setiap aktivitas pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan program K3 yang telah direncanakan atau tidak, kalau sesuai berarti terus dijalankan untuk dikembangkan tetapi kalau tidak sesuai diadakan perbaikan sesuai dengan prosedur yang telah diprogramkan. Pengendalian operasional dilaksanakan di kantor cabang dan di proyek, melalui system tunjuk personil untuk bertanggung jawab, yang bertanggung jawab di proyek adalah SHE Officer dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Selain itu pengendalian operasional juga dilakukan peningkatan kesadaran K3 di proyek : 1. Menetapkan aktifator berupa : IV 28

a. Membuat komitmen proyek mengenai K3 yang harus ditaaati oleh seluruh karyawan dan pekerja. b. Menyelenggarakan SHE Talk secara periodic minimal seminggu sekali atau sesuai SHE Plan. c. Memberikan penghargaan kepada karyawan dan pekjerja yang dapat menemukan penyimpangan K3 di proyek. d. Memberikan sanksi kepada karyawan dan pekerja yang melakukan pelanggaran K3. e. Memberikan visualisasi akibat dari pelanggaran ketentuan K3. f. Mengadakan kegiatan yang menambah wawasan K3. g. Meningkatkan kompetensi K3 pada bidang kerjanya. 2. Pengukuran tingkat kesadaran K3 a. Mengukur tingkat kepatuhan terhadap system K3 dengan menggunakan assessment sheet K3 dan house keeping (dapat dilihat pada work instruction pengukuran kualitas di proyek No. QSH-2005/PMT/AA/W/024). b. Mengukur tingkat kekerapan terjadinya kecelakaan. c. Mengukur tingkat keparahan akibat kecelakaan. d. Mengukur jumlah ketidaksesuaian K3. IV 29

4.11 Pemantauan Dan Pengukuran 4.11.1 Unjuk kerja, Pemantauan Dan Pengukuran Tata laksana pengukuran house keeping and SHE : 1. Pelaksanaan pengukuran Setiap akhir bulan, Quality Control dan Site Operation Manager, melaksanakan pengukuran atas pencapaian house keeping and SHE di proyek sebagai berikut : a. Kriteria pencapaian sesuai yang tercantum dalam house keeping dan SHE assessment sheet. b. Mendata dan mencatat jumlah ketidaksesuaian (Non Conformance) yang terjadi pada form. 2. Menghitung tingkat pencapaian quality target a. Tim pengukur menghitung presentase (%) tingkat keberhasilan setiap item yang disyaratkan dalam SHE assesment sheet. b. Menyimpulkan presentase (%) tingkat keberhasilan proyek tersebut dalam memenuhi quality target perusahaan. 4.11.2 Pengendalian Rekaman Pengendalian rekaman atau dokumen yang dibuat haruslah dalam bentuk tertulis. Catatan atau dokumen yang dibuat juga dapat dilengkapi oleh data-data yang berhubungan atau mendukung catatan atau dokumen tersebut agar nilai dari dokumen IV 30

atau catatan tersebut lebih terbukti kebenarannya (valid). Dokumen atau catatan yang dibuat kemudian ditandatangani oleh pihak yang terkait dan bertanggung jawab. 4.11.3 Audit Pelaksanaan audit OHSAS 18001 : 1999 pada proyek pembangunan Tempo Scan Tower dilaksanakan internal tanpa melibatkan pihak eksternal, audit dilakukan setiap 6 bulan sekali. Internal audit : 1. Scope dan tujuan audit 2. Menilai apakah kegiatan mutu dan K3 hasil kerjanya memenuhi sistem yang telah ditetapkan 3. Tim audit 4. Tim audit terdiri dari lead audit dan auditor 5. Referensi 6. Referensi yang digunakan untuk audit dalam proyek ini adalah OHSAS 18001 : 1999 7. Kertas kerja pelaksanaan 8. Bahasa audit Bahasa yang dipergunakan untuk audit adalah bahasa Indonesia. 9. Saran dan fasilitas lain Ruang untuk melaksanakan audit. IV 31

4.11.4 Tinjauan Manajemen Untuk mengetahui tingkat keefektifan manajemen yang diterapkan maka kontraktor mengadakan tinjauan manajemen, tinjauan ini berupa evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan selama proses pelaksanaan K3 berlangsung (SHE Meeting). Pelaksanaan evaluasi setiap bulan sekali dengan pihak yang terkait. Untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh karyawan tidak menggunakan punishment tetapi dengan menggunakan metode pendekatan persuasif. Agenda manajemen review adalah sebagai berikut : a. Program kerja setiap divisi dan yang setingkat dan strategi b. Evaluasi pencapaian terhadap target yang ditetapkan termasuk c. Overview kinerja divisi / cabang dan perusahaan d. Kebijakan baru perusahaan (jika ada) e. Presentasi hal-hal khusus 4.12 Pergantian Pekerja Pada Proyek Tempo Scan Tower Pergantian pekerja (Turnover) merupakan hal yang sering terjadi pada suatu proyek konstruksi. Ada beberapa hal yang menyebabkan pergantian pekerja dilakukan pada suatu proyek konstruksi seperti tidak betahnya pekerja tersebut pada kondisi pekerjaan, sangsi yang diberikan perusahaan kepada pekerja, upah yang dinilai kecil bagi para pekerja dan hal-hal lainnya. IV 32

Pada proyek Tempo Scan Tower, pergantian pekerja pun terjadi pada pekerja di lapangan. Biasanya TurnOver pekerja menimbulkan masalah bagi perusahaan seperti pengeluaran biaya tambahan untuk perekrutan, adanya lokasi kerja yang lowong yang harus segera diisi oleh pekerja baru, berkurangnya motivasi serta semangat kerja pekerja yang masih ada. Untuk meminimalkan terjadinya hal-hal tersebut PT BAM Decorient melakukan pelaksanaan pergantian pekerja (Turnover) dengan tahapan sebagai berikut : Segera melakukan rekrutmen pekerja baru saat berkurangnya pekerja melalui para mandor. Segera melakukan pelatihan selama 3 hari kepada pekerja baru agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik Mengatur penempatan para pekerja baru, sehingga para pekerja baru akan terus dipantau serta didampingi oleh para pekerja lama serta Inspektur lapangan sehingga akan dapat dengan cepat menguasai pekerjaan serta melaksanakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja dengan baik di lokasi pekerjaannya. IV 33

Tabel 4.4 Data Pergantian Pekerja (Turnover) Bulan Maret s/d Mei 2010 Pada Proyek Tempo Scan Tower No Pekerjaan Pekerja Yang Keluar Pekerja Yang Masuk 1 Pekerjaan 3 Orang 3 Orang Galian Tanah 2 Pekerjaan 2 Orang 2 Orang Bekisting 3 Pekerjaan 3 Orang 3 Orang Pembesian 4 Pekerjaan Pembetonan 4 Orang 4 Orang 5 Pekerjaan Di 4 Orang 4 Orang Tempat Tinggi IV 34