PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIN (Brassica chinenchis L.) PADA BERBAGAI JENIS PUPUK ORGANIK DAN PUPUK FOSFAT ALAM THE GROWTH AND PRODUCTION OF CAISIN (Brassica chinenchis L.) ON VARIETIES OF ORGANIC FERTILIZERS AND ROCK PHOSPHATE Oleh: Aryana Citra Kusumasari, Iman Budisantoso, Murni Dwiati Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto (Diterima: 26 April 2004, disetujui: 10 Mei 2004) ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik dan fosfat alam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman caisin, serta menentukan jenis pupuk organik dan dosis pupuk fosfat alam terbaik dalam memacu pertumbuhan dan hasil tanaman caisin. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan pola perlakuan Petak Terpisah (Split Splot Design). Petak utama berupa jenis pupuk organik yaitu pupuk kandang kambing (A ), pupuk kandang sapi (A ), dan pupuk 1 2 limbah media jamur merang (A ) dengan dosis masing-masing 10 ton/ha. 3 Anak petak berupa dosis fosfat alam 0 (B ), 250 (B ), 350 (B ), dan 450 (B ) 0 1 2 3 kg/ha, sehingga terdapat 12 kombinasi perlakuan dan setiap perlakuan diulang 3 kali. Parameter yang diamati meliputi parameter pertumbuhan yaitu jumlah daun, luas daun, bobot kering, nisbah pupus akar dan parameter hasil yaitu bobot basah daun. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F, apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik dan fosfat alam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman caisin. Pupuk limbah media jamur merang dan fosfat alam dosis 450 kg/ha (A B ) merupakan kombinasi terbaik dalam 3 3 memacu pertumbuhan dan hasil tanaman caisin. Kata kunci: Pupuk organik, Fosfat alam, Caisin ABSTRACT The aim of this research are to know the effect organic fertilizers, doses of rock phosphate and kind of organic fertilizers on growth and production of caisin (Brassica chinenchis L.). The experimental design was arranged by Split Plot Design based on Randomized Completely Block Design. The main plots were organic fertilizers, i.e: sheep dung (A ), cow 1 dung (A ), and mushroom industry waste (A ) and the sub plots were doses 2 3 of rock phosphate i.e: 0 (B ), 250 (B ), 350 (B ), 450 (B ) kg/ha, so that 0 1 2 3 were 12 treatment combinations and each treatment was replicated 3 times. The variables observed were number of leaves, leaf area, weight of dry plant, shoot root ratio, and wet weight of plant. The data were tested using the F test. If there were significant differences, the DMRT test would be used to test the data. The result showed that application of organic fertilizer and rock phosphate were significantly effects the growth and production of caisin. The combination between mushroom industry waste and rock phosphate dose 450 kg/ha (A B ) was the best combination in stimulating the 3 3 growth and production of caisin.
82 PENDAHULUAN Pupuk organik merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi bahan-bahan organik seperti sisa- sisa tanaman, hewan atau limbah organik lainnya (seperti limbah pertanian), yang sudah berubah bentuk, tidak dikenali bentuk aslinya, berwarna kehitam-hitaman dan tidak berbau (Russel, 1967). Pupuk organik mempunyai beberapa kelebihan apabila dibandingkan dengan pupuk anorganik, antara lain dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan memperbaiki sifat fisik, biologi, dan kimia tanah (Hakim et al., 1986). Tisdale & Nelson (1985) menambahkan bahwa penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dan terusmenerus dapat mengakibatkan tanah menjadi padat, sehingga merusak struktur tanah, aerasi, dan drainase. Hasil analisis laboratorium terhadap pupuk organik yang akan d i g u n a k a n u n t u k p e n e l i t i a n menunjukkan bahwa kandungan unsur hara berbagai macam pupuk organik adalah pupuk kandang kambing sebesar 1,801% N; 1,276% P2O 5; 0,211% K2O, pupuk kandang sapi sebesar 1,164% N; 1,23% P2O 5; 0,39% K2O, dan pupuk limbah media jamur merang berturut-turut sebesar 1,533% N; 1,036% P2O 5; 1,306% K2O. T a n a m a n s a y u r a n m e m b u t u h k a n p u p u k y a n g mengandung unsur N, P, dan K yang cukup tinggi. Kebutuhan unsur N dan K dapat dipenuhi dari pupuk organik, sedangkan P dapat dari pupuk TSP maupun pupuk fosfat alam (Hakim et al., 1986). P pada fosfat alam bersifat kurang tersedia, karena P terikat oleh Ca, sehingga pupuk fosfat alam lebih cocok diaplikasikan pada tanah masam (ph < 6,5). Pada tanah masam kelarutan fosfat alam meningkat karena + p e n g a r u h i o n H a k a n mempengaruhi ketersediaan P bagi tanaman (Sanchez, 1992). C a i s i n m e m e r l u k a n penanganan intensif dengan teknik budidaya yang tepat. Hasil tanaman caisin yang dipanen adalah bagian daunnya. Agar daun dapat tumbuh dengan baik, maka diperlukan fosfat dalam jumlah yang tinggi. Fosfat berperan dalam pembentukan ATP, mempercepat daun menjadi dewasa dan memperbaiki kualitas daun (Gardner et al., 1991). Kondisi tanah yang sesuai untuk tanaman caisin adalah tanah yang bertekstur lempung berpasir, lempung berliat dan gembur, berdrainase baik dan mengandung bahan organik yang tinggi serta tercukupinya kebutuhan fosfat (Subhan et al., 1989). Buckman dan Brady (1969) menambahkan bahwa apabila kondisi tanah tersebut tidak t e r p e n u h i, m a k a d a p a t m e n g a k i b a t k a n p e r t u m b u h a n tanaman terhambat dan produksi yang rendah. Penelitian pemanfaatan pupuk organik dan pupuk fosfat dalam b e n t u k T S P u n t u k m e m a c u pertumbuhan dan perkembangan tanaman sayuran telah banyak dilakukan, akan tetapi penggunaan pupuk organik yang dikombinasikan dengan penggunaan fosfat alam Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Caisin... (Aryana C.K., dkk.)
83 pemberian pupuk organik dan pupuk dan hasil tanaman. fosfat alam terhadap pertumbuhan HASIL DAN PEMBAHASAN dan hasil tanaman caisin, serta Hasil analisis ragam terhadap untuk mengetahui jenis pupuk jumlah daun baik pada umur 15, 30, organik dan dosis pupuk fosfat alam maupun 45 hst menunjukkan bahwa yang mampu memacu pertumbuhan tidak terdapat interaksi antara dan hasil tanaman caisin terbaik. pupuk organik dan dosis fosfat alam serta pengaruh secara mandiri dari METODE PENELITIAN perlakuan yang diberikan. Hal ini Penelitian ini dilakukan secara diduga jumlah daun lebih ditentukan eksperimental, menggunakan oleh sifat genetik pada varietas Rancangan Acak Kelompok dengan tanaman itu sendiri. Varietas caisin pola perlakuan Petak Terpisah yang digunakan adalah Tosakan (Split Plot Design). Petak utama yang merupakan varietas unggul. berupa jenis pupuk organik yaitu Berdasarkan hasil penelitian pupuk kandang kambing (A ), pupuk Nugroho (2002) menunjukkan 1 bahwa pemberian nitrogen dengan kandang sapi (A 2) dan pupuk limbah dosis 500 kg/ha pada media tumbuh media jamur merang (A 3) dengan berupa campuran tanah latosol dosis masing-masing 10 ton/ha dengan bokhasi terhadap tanaman setara dengan 17,7 g/polibag. Anak caisin varietas Tosakan dapat petak berupa dosis pupuk fosfat mencapai rata-rata jumlah daun alam 0 (B 0), 250 (B 1), 350 (B 2) dan 11,33 helai. Rata-rata jumlah daun 450 (B 3) kg/ha setara dengan 0 dalam penelitian ini mencapai 11 (B 0); 0,44 (B 1); 0,62 (B 2); 0,80 (B 3) helai. Hasil rata-rata jumlah daun g/polibag. Setiap perlakuan diulang t a n a m a n c a i s i n p a d a k e d u a tiga kali. penelitian tersebut relatif sama, Variabel yang diamati meliputi meskipun perlakuan yang diberikan jumlah daun, luas daun, bobot dan lingkungan tempat penelitian kering, nisbah pupus akar (shoot berbeda. root ratio) dan bobot basah (hasil Hasil analisis ragam pupuk tanaman). Sebagai parameter organik dan fosfat alam terhadap penunjang diamati pula irradiasi, luas daun tidak berpengaruh nyata suhu udara, dan kelembaban udara. pada umur 15 hst dan 45 hst. Hal ini Data yang diperoleh dianalisis diduga tanaman caisin pada umur 15 dengan uji F untuk mengetahui hst masih dalam proses adaptasi, perbedaan yang ditimbulkan oleh sedangkan pada umur 45 hst diduga perlakuan yang diberikan. Apabila pertumbuhan luas daun sudah menunjukkan perbedaan yang nyata maksimal. Sementara itu, pada dilanjutkan dengan uji jarak Duncan p e n g a m a t a n u m u r 3 0 h s t (DMRT) untuk mengetahui sejauh menunjukkan adanya interaksi mana perlakuan yang diberikan antara pupuk organik dan dosis dapat meningkatkan pertumbuhan fosfat alam terhadap luas daun.
84 dengan pupuk fosfat alam dapat Hasil analisis ragam pupuk mencapai luas daun tertinggi pada orgnik dan fosfat alam terhadap pemberian fosfat alam dosis 450 bobot kering tanaman menunjukkan kg/ha (A3B 3) sebesar 13842,5771 adanya interaksi antara pupuk 2 cm /tanaman. Hal ini menunjukkan organik dan pupuk fosfat alam pada bahwa pemberian fosfat alam umur 15 hst dan 30 hst, sedang- terhadap pupuk limbah media jamur kan secara mandiri jenis pupuk merang masih bersifat linier yang organik berpengaruh nyata pada diduga penyerapan unsur hara yang umur 45 hst. berasal dari pupuk limbah media Hasil uji Duncan pada Tabel 2 jamur merang terjadi secara menunjukkan bahwa pemberian perlahan-lahan. p u p u k k a n d a n g s a p i t a n p a p e n a m b a h a n f o s f a t Tabel 1. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk Fosfat Alam terhadap Luas Daun 2 Tanaman Caisin Umur 30 hst. (cm /tanaman) Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5%, huruf a dan b merupakan tanda beda antar perlakuan secara horisontal, sedangkan huruf x dan y merupakan tanda beda perlakuan secara vertikal. Pemberian pupuk organik dan p u p u k f o s f a t a l a m m a m p u alam (A2B 0) merupakan kombinasi meningkatkan luas daun per terbaik dalam meningkatkan bobot tanaman. Meningkatnya luas daun kering tanaman pada umur 15 hst per tanaman akibat pemberian dengan rata-rata sebesar 0,0326 g. pupuk organik dan pupuk fosfat Tekstur pupuk kandang sapi yang alam secara langsung maupun tidak lunak dan mengandung banyak air langsung disebabkan oleh adanya menyebabkan hara yang terdapat perbaikan sifat fisik, biologi dan dalam pupuk kandang sapi lebih kimia tanah. Perbaikan tanah mudah terserap oleh tanaman, tersebut akan menyebabkan sistem sedangkan pada umur 30 hst, perakaran menjadi lebih baik dan kombinasi pemberian pupuk limbah meningkatnya ketersediaan unsur media jamur merang dengan fosfat hara serta kapasitas tukar kation alam dosis 450 kg/ha (A3B 3) tanah sehingga penyerapan unsur merupakan perlakuan terbaik dalam hara makro seperti N, P, K oleh meningkatkan bobot kering tanaman tanaman akan meningkat. dengan rata-rata berkisar 0,6510 Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Caisin... (Aryana C.K., dkk.)
85 Tabel 2. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk Fosfat Alam terhadap Bobot Kering Tanaman Caisin umur 15 hst dan 30 hst (g) Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5%, huruf a dan b merupakan tanda beda antar perlakuan secara horisontal, sedangkan huruf x dan y merupakan tanda beda perlakuan secara vertikal. Berdasarkan hasil uji Duncan dengan nilai r = 96,71%** pada pada Tabel 3 diketahui bahwa rata- umur 30 hst. Luas daun mempunyai rata bobot kering tanaman caisin peran sangat penting dalam proses pada umur 45 hst tertinggi pada fotosintesis yang terjadi pada pemberian pupuk limbah media tanaman. jamur merang yaitu sebesar 2,0509 Hasil analisis ragam terhadap g. Peningkatan bobot kering nisbah pupus akar menunjukkan t a n a m a n t e r s e b u t, s e l a i n bahwa pemberian pupuk organik berhubungan erat dengan perbaikan dan pupuk fosfat alam tidak sifat fisik, biologi dan kimia tanah berpengaruh nyata baik pada umur akibat pemberian pupuk organik, 15, 30, dan 45 hst. Hal ini diduga juga tidak dapat lepas dari karena perlakuan yang diberikan keterkaitannya dengan luas daun. mampu memacu perkembangan Hal ini ditandai adanya hubungan s i s t e m p e r a k a r a n d a n antara luas daun dan bobot kering perkembangan bagian atas tanaman Tabel 3. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik terhadap Bobot Kering Tanaman Caisin umur 45 hst (g) Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5%.
86 Berdasarkan hasil uji Duncan mempertahankan ketersediaan P yang tertera pada Tabel 4 yang rendah meskipun terdapat menunjukkan bahwa pemberian kelarutan fosfat alam maksimal pada pupuk limbah media jamur merang tanah tersebut. dengan fosfat alam dosis 450 kg/ha Hasil penelitian ini tidak (A3B 3) merupakan kombinasi yang sesuai dengan hipotesis yang terbaik dalam meningkatkan bobot diajukan bahwa pemberian pupuk basah tanaman. Kombinasi A B kandang kambing dengan fosfat 3 3 mampu mencapai bobot basah per alam dosis 450 kg/ha (A1B 3) tanaman sebesar 112,8067 g. Hal merupakan kombinasi yang terbaik ini sejalan dengan peningkatan luas dalam memacu pertumbuhan dan daun dan bobot kering yang lebih hasil tanaman caisin. Hal tersebut baik pada kombinasi A3B3 tersebut. d i d u g a k a r e n a C / N Tabel 4. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk Fosfat Alam terhadap Bobot Basah (g) Tanaman Caisin Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5%, huruf a, b dan bc merupakan tanda Menurut Hammond (1979), pupuk beda antar kandang perlakuan kambing secara horisontal, yaitu sedangkan huruf x dan y merupakan tanda beda perlakuan secara vertikal. mekanisme yang paling umum sebesar 8,95 lebih rendah apabila membatasi penyerapan P oleh dibandingkan dengan C/N pupuk tanaman adalah difusi P ke daerah limbah media jamur merang yaitu sekitar akar tanaman (rhizosfer). sebesar 22,59. Proses dekomposisi Rendahnya tingkat kelarutan fosfat bahan organik akan menghasilkan alam karena keterbatasannya dalam CO 2. Semakin tinggi C/N pupuk + bereaksi dengan ion H guna organik, maka semakin tinggi pula membebaskan P. Hal ini akan CO 2 yang dihasilkan. CO 2 yang menyebabkan difusi P dari fosfat dihasilkan oleh pupuk kandang alam ke larutan tanah menjadi kecil. kambing lebih rendah apabila Lebih lanjut dikatakan oleh Kanabo dibandingkan dengan CO 2 yang & Gilkes (1987) bahwa tanah yang dihasilkan oleh pupuk limbah media menunjukkan adanya kepastian jamur merang. Sejumlah kecil CO 2 retensi P yang tinggi membatasi di dalam tanah akan membentuk penggunaan P yang larut dari fosfat alam karena tanah tersebut tetap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Caisin... (Aryana C.K., dkk.)
87 asam karbonat, Ca, Mg, dan K caisin. karbonat/bikarbonat. Oleh karena DAFTAR PUSTAKA itu, pupuk limbah media jamur Buckman, H.O. & Brady. 1969. The merang memberikan respon yang Nature and Properties of Soils lebih baik terhadap penambahan (Terjemahan Soegiman). Mac. Millan Co., New York. fosfat alam apabila dibandingkan Gardner, F.P, R.B. Pearce & R.L. Mitchell. dengan pupuk kandang kambing. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Menurut Towsend (1974), Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. sumber utama fosfat alam adalah Hakim, N.M., Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. grup apatit dari mineral 3Ca 3(PO 4) 2 Nugroho, A. Diha, G.B. Hong dan H. CaX (X mungkin (OH), Cl, Fe Barley. 1986. Dasar-Dasar Ilmu 2 2 2 2 2 Tanah. Unila, Lampung. atau CO 2) yang sangat sukar larut. Hammond, L.L 1979. A Comparison of Mineral ini mudah lapuk di bawah Various Laboratory Methods for Predicting the Agronomic Potential of pengaruh air yang mengandung P h o s p h a t e R o c k s f o r D i r e c t asam karbonat melalui proses Application. Soil Sci. Soc. Am. J. 43:147-173. khelasi. Respon fosfat alam dengan Kanabo, A.K & R.J. Gilkes. 1987. A adanya asam karbonat ditunjukkan Comparison between Plant Response oleh Hakim et al. (1986) seperti and Chemical Measurements of the tertera di bawah ini: Dissolution of Reactive Phosphate Rock in Soils of Different ph and Phosphorus Retention. Aust.J.Soil. - Res 25: + 451-460. CO + H O HCO + H 2 2 3-3- 3 4 2 3 3Ca(HCO 3) 2 + 2PO4 Ca (PO ) + 6HCO Proses khelasi membentuk kompleks yang stabil antara asam k a r b o n a t d e n g a n C a y a n g merupakan kation pengikat P dari fosfat alam, sehingga P tersedia dalam tanah meningkat. KESIMPULAN 1. Pemberian pupuk organik dan pupuk fosfat alam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman caisin. 2. Pupuk limbah media jamur merang dan dosis fosfat alam 450 kg/ha (0,8 g/polibag) merupakan kombinasi terbaik dalam memacu pertumbuhan dan hasil tanaman Nugroho, E.P. 2002. Kajian Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Tanaman Caisin pada Tiga Taraf Macam Media Tumbuh. Laporan Penelitian, Tidak dipublikasikan. Fakultas Pertanian Unsoed, Purwokerto. Russel, E.W. 1967. Soil Condition and Plant Growth. Jarnold and Sons Limited, Norwich. Sanchez, P.A. 1992. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. ITB, Bandung. Subhan, Suwandi dan Z. Abidin. 1989. Bercocok Tanam Sayuran Dataran Rendah. Balai Penelitian Hortikultura, Lembaga Penelitian Hortikultura, Lembang. Tisdale, S.L. & W.L. Nelson. 1985. Soil Fertility and Fertilizers. Mac Millan Company, New York. Towsend, W.N. 1974. An Introduction to The Scientific Study of Soil. Edward