Pemanfaatan Bonggol Jagung Menjadi Asap Cair Menggunakan Proses Pirolisis Guna Untuk Pengawetan Ikan Layang (Decapterus spp)

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR PEMANFAATAN KULIT KACANG TANAH MENJADI ASAP CAIR MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS GUNA UNTUK PENGASAPAN IKAN PINDANG LAYANG (DECAPTERUS SPP)

PEMANFAATAN KULIT KACANG TANAH MENJADI ASAP CAIR MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS GUNA UNTUK PENGAWETAN BAKSO DAGING

PENGEMBANGAN SERBUK GERGAJI MENJADI BIO-OIL MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS

PEMBUATAN BIO-OIL DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT MELALUI PIROLISASI

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

PENENTUAN LAJU PENGERINGAN JAGUNG PADA ROTARY DRYER

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84

PENGOLAHAN CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN TEKNIK PIROLISIS UNTUK PRODUKSI BIO-OIL

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

QUALITY ASSESSMENT OF SMOKED SELAIS (Cryptopterus bicirrhis) RESULTS USING LABAN WOOD SMOKE WITH DIFFERENT METHODS FOR THE STORAGE ROOM TEMPERATURE

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

PEMANFATAAN AMPAS TAHU MENJADI BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN HIDROLISA H 2 SO 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

UNJUK KERJA PIROLISATOR UNTUK MEMPRODUKSI GAS ASAP CAIR ( LIQUID SMOKE GASES ) SEBAGAI BAHAN PENGAWET DARI BIOMASSA LAPORAN AKHIR PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

PEMANFAATAN ASAP CAIR DARI PIROLISIS CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI PENGAWET ALAMI TAHU

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

II. TINJAUAN PUSTAKA. karena rasanya lezat dan mengandung nilai gizi tinggi. (Sudarisman, 1996). Pramono (2002)

II. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengasapan Ikan. Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan

PEMANFAATAN SINGKONG PAHIT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL SECARA FERMENTASI MENGGUNAKAN Saccharomyces Cerevisiae

TINJAUAN PUSTAKA. nabati yang penting di Indonesia. Kelapa minyak sawit mengandung kurang lebih

TINJAUAN PUSTAKA. dari pada daging domba dan sapi sehingga tingkat konsumsi daging itik di

UJI KERJA REAKTOR ENZIMATIS DALAM PEMBUATAN DEKSTRIN PATI JAGUNG MENGGUNAKAN ENZIM α-amilase

STUDI COMPERATIVE JENIS KAYU TERHADAP FLAVOR IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) ASAP. Oleh: Abstrak

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan

PENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO

5. STUDI PUSTAKA/KEMAJUAN YANG TELAH DICAPAI DAN STUDI PENDAHULUAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN Judul Penelitian

I. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) REBUS PADA SUHU KAMAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK BUAH MANGGA (Mangifera indica L.) PRODUK OLAHAN VACUUM FRYING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH PENYEDIAAN ENERGI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 GASIFIKASI BATU BARA

PAPER BIOKIMIA PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SAMPAH ORGANIK SEBAGAI BAHAN PENGAWET MAKANAN

Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor

PENGASAPAN. PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu)

KINERJA DAN ANALISIS TEKNO-EKONOMI ALAT PENGHASIL ASAP CAIR DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH PERTANIAN TESIS OLEH SRI AULIA NOVITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar

PENINGKATAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VACUM GELOMBANG MIKRO

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

Gambar 1.1 Produksi plastik di dunia tahun 2012 dalam Million tones (PEMRG, 2013)

KARAKTERISASI ASAP CAIR HASIL PIROLISIS AMPAS TEBU SERTA PENGUJIANNYA UNTUK PENGAWETAN DAGING AYAM

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN MINYAK KEDELAI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN LILIN AROMA TERAPI MENGGUNAKAN PRESS BERULIR DENGAN OPTIMALISASI SUHU

PENGARUH JENIS KAYU BERBEDA TERHADAP MUTU IKAN SELAIS (Cryptopterus bicirchis) ASAP. Oleh : Abstrak

Konversi Tongkol Jagung Menjadi Bio-Oil dengan Katalis Zeolit Alam

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT

I. PENDAHULUAN. selama penyimpanan (teroksidasinya senyawa fenol, perubahan warna), kurang praktis dalam penanganan, distribusi dan aplikasinya.

TUGAS AKHIR METODE DISTILASI VAKUM UNTUK PEMBUATAN MINYAK JERUK PURUT DENGAN MENGGUNAKAN AIR SEBAGAI PELARUT. Solvent)

UJI STABILITAS PROSES HOMOGENISASI SALAD DRESSING DARI MINYAK JAGUNG DAN AIR JERUK NIPIS

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SEKAM PADI DENGAN PROSES PIROLISA UNTUK MENGHASILKAN INSEKTISIDA ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

BBP4BKP. Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

I. PENDAHULUAN. poliaromatik hidrokarbon / PAH (Panagan dan Nirwan, 2009). Redestilat asap cair

PENGARUH WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP KANDUNGAN KADAR AIR DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK UBI CILEMBU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

1) Mahasiswa Program Studi THP STITEK Balik Diwa Makassar 2) Staf Pengajar Program Studi THP STITEK Balik Diwa Makassar ;

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP KADAR AIR DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK KULIT PISANG

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAB I PENDAHULUAN. Sale pisang merupakan salah satu produk olahan pisang masak konsumsi

Pengasapan pangan. Kuliah ITP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Pertanian, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Universitas Syiah Kuala, Nangroe Aceh Darussalam

Bab 2 Tinjauan Pustaka

KARAKTERISTIK KIMIA ASAP CAIR HASIL PIROLISIS BEBERAPA JENIS KAYU

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENENTUAN LAJU PENGERINGAN GABAH PADA ROTARY DRYER

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

Gasifikasi - Pirolisis Pembakaran

PENDAHULUAN. Djoko Poernomo*, Sugeng Heri Suseno*, Agus Wijatmoko**

II. TINJAUAN PUSTAKA

UJI BERBAGAI JENIS BAHAN BAKU TERHADAP MUTU ASAP CAIR YANG DIHASILKAN MELALUI PROSES PIROLISIS

MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH

I. PENDAHULUAN. negara dengan ciri khas masing-masing. Makanan fermentasi tersebut diolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

PERBANDINGAN PEMBAKARAN PIROLISIS DAN KARBONISASI PADA BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP NILAI KALORI

Transkripsi:

LAPORAN TUGAS AKHIR Pemanfaatan Bonggol Jagung Menjadi Asap Cair Menggunakan Proses Pirolisis Guna Untuk Pengawetan Ikan Layang (Decapterus spp) (Clevis Corn Utilization Become Pyrolysis Process Using Liquid Smoke For Preserving Flying Fish (Decapterus spp)) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Teknik Kimia Program Diploma Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Disusun oleh : YAN AULIA ARDIANSYAH NIM. L0C008137 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i HALAMAN PENGESAHAN.. ii INTI SARI iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asap Cair...... 5 2.2 Komposisi Asap Cair... 5 2.3 Keuntungan Asap Cair... 6 2.4 Pirolisis... 8 2.5 Jagung... 12

2.5.1 Kandungan Gizi Jagung... 13 2.6 Ikan Layang... 13 2.6.1 Klasifikasi Ikan Layang... 13 2.6.2 Komposisi Gizi Ikan Layang...14 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT 3.1 Tujuan... 15 3.2 Manfaat... 15 BAB IV PERANCANGAN ALAT 4.1 Spesifikasi Perancangan Alat... 16 4.1.1 Spesifikasi Tangki Pembakaran... 16 4.1.2 Spesifikasi Tangki Penampung Tar... 16 4.1.3 Spesifikasi Tangki Kondensasi... 17 4.1.4 Spesifikasi Vacum... 17 4.2 Gambar dan Dimensi Alat... 18 4.3 Cara Kerja Alat Hasil Perancangan... 18 BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Pyrolisis... 20 5.1.1 Bahan yang digunakan.. 20

5.1.2 Alat yang digunakan... 20 5.1.3 Prosedur Percobaan.. 20 A. Pembuatan Asap Cair... 20 B. Pengujian Asap Cair... 21 5.2 Variabel Percobaan... 22 5.1.1 Variabel Tetap.. 22 5.1.2 Variabel Berubah... 22 BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Hasil Pengamatan... 23 6.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Pengawet Ikan Dari Asap Cair Bonggol Jagung... 23 6.1.2 Gambar Hasil Pengamatan... 24 6.2 Hasil Pengujian dan Perhitungan Alat... 25 6.2.1 Perhitungan Densitas... 25 6.2.2 Perhitungan Viskositas... 25 6.2.3 Perhitungan Yield... 26 6.3 Pembahasan... 26 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan... 30

7.2 Saran... 31 DAFTAR PUSTAKA... 32

DAFTAR TABEL Tabel 1. Alat yang Digunakan...... 20 Tabel 2. Hasil Pengamatan Asap Cair Dari Bonggol Jagung...... 23 Tabel 3. Pengujian Asap Cair 1 Terhadap Ikan Layang... 23 Tabel 4. Pengujian Asap Cair 2 Terhadap Ikan Layang...... 24

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Perbedaan Pirolisis dan Gasifikasi... 9 Gambar 2. Skema Pengolahan Biomassa.... 10 Gambar 3. Ikan Layang...... 14 Gambar 4. Rangkaian Alat Pirolisis... 18 Gambar 5. Gambar Asap Cair Hasil Percobaan... 24

RINGKASAN Pirolisis adalah proses konversi dari suatu bahan organik pada suhu tinggi dan terurai menjadi ikatan molekul yang lebih kecil. Proses ini menghasilkan uap organik, gas pirolisis dan arang. Uap organik yang dihasilkan mengandung karbon monoksida, metana, karbon dioksida, tar yang mudah menguap dan air. Uap organik kemudian dikondensasikan menjadi cairan. Cairan hasil pirolisis dikenal sebagai bio-oil (Awaluddin, 2007). Pada percobaan digunakan bonggol jagung sebagai bahan baku. Dari pembakaran dan pemanasan di alat pirolisis menghasilkan asap (volatile) yang selanjutnya akan dikondensasikan menjadi liquid smoke atau asap cair. Pada praktikum ini, pengujian asap cair dilakukan dengan media penguji yaitu ikan layang dan dilakukan juga pengujian organoleptik untuk membandingkan hasil asap cair sehingga akan didapatkan pengawet makanan yang baik. Kata kunci : pirolisis, bonggol jagung, asap cair, pengawet makanan.

RESUME Pyrolysis is the process of conversion of an organic material at high temperatures and decompose into smaller molecules bond. This process produces an organic vapor, pyrolysis gases and charcoal. The resulting organic vapors containing carbon monoxide, methane, carbon dioxide, volatile tar and water. Organic vapor then condensed into a liquid. The liquid pyrolysis results is known as bio-oil (Awaluddin, 2007). In the experiments used corn as a biomass feedstock. Of combustion and heating in the pyrolysis device produces smoke (volatile) which will then be condensed into liquid smoke or liquid smoke. In this lab, liquid smoke testing done by the media testers fly-fish and organoleptic tests are also conducted to compare the results of liquid smoke that will get good food preservative. Key words: pyrolysis, corn, liquid smoke, food presevative.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung biasanya oleh masyarakat dibuang begitu saja dan biasa dijadikan makanan ternak. Dengan di olah secara pyrolisis tongkol jagung sebenarnya bisa di manfaatkan menjadi asap cair yang berguna untuk masyarakat. Asap cair dari tongkol jagung bisa di gunakan untuk berbagai macam kebutuhan pangan. Seperti pengawetan ( pengasapan ) dan penambahan cita rasa pada bahan pangan. Pemindangan merupakan salah satu cara pengolahan, juga cara pengawetan, yang digemari oleh masyarakat karena produk akhirnya mempunyai rasa yang khas dan tidak terlalu asin (Winarno, 2002). Bahan pangan yang sering digunakan dalam pemindangan adalah Ikan laut. Proses pemindangan, ikan diawetkan dengan cara mengukus atau merebus dalam

lingkungan yang mengandung garam pada konsentrasi agak tinggi (10-25%) dan bertekanan normal, dengan tujuan menghambat aktivitas atau membunuh bakteri pembusuk maupun aktivitas enzim (Afrianto dan Liviawaty, 1989). Selain itu para pengrajin ikan juga mengawetkan ikan dengan menggunakan bahan - bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan misalnya formalin, H 2 O 2, sehingga harus dicari alternatif bahan pengawet alami lain, salah satunya dengan penambahan asap cair. Asap cair merupakan bahan kimia hasil destilasi asap hasil pembakaran. Asap cair mampu menjadi desinfektan sehingga bahan makanan dapat bertahan lama tanpa membahayakan konsumen (Amritama, 2007). Menurut Darmadji, dkk (1996), pirolisis tongkol jagung yang telah menjadi asap cair akan memiliki senyawa fenol sebesar 4,13%, karbonil 11,3% dan asam 10,2%. Senyawa-senyawa tersebut mampu mengawetkan makanan sehingga mampu bertahan lama karena memiliki fungsi utama yaitu sebagai penghambat perkembangan bakteri. Pengawetan dengan asap cair memiliki beberapa keunggulan antara lain yaitu lebih ramah dengan lingkungan karena tidak menimbulkan pencemaran udara, bisa diaplikasi secara cepat dan mudah, tidak membutuhkan instalasi pengasapan, peralatan yang digunakan lebih sederhana dan mudah dibersihkan, konsentrasi asap cair yang digunakan bisa disesuaikan dengan yang dikehendaki, senyawa-senyawa penting yang bersifat volatil mudah dikendalikan (Lestari, 2008). Produk yang dihasilkan mempunyai kenampakan seragam, berperan dalam pembentukan senyawa sensoris serta memberikan jaminan keamanan pangan (Swastawati, 2008).

Kandungan asam dalam asap cair yang dapat mempengaruhi citarasa, ph dan umur simpan produk asapan; karbonil yang bereaksi dengan protein dan membentuk pewarnaan coklat dan fenol yang merupakan pembentuk utama aroma dan menunjukkan aktivitas antioksidan (Prananta, 2005). Fatimah, (1998) dalam Anonim, (2007) menyatakan golongan-golongan senyawa penyusun asap cair adalah air (11-92%), fenol (0,2-2,9%), asam (2,8-9,5%), karbonil (2,6-4,0%), dan tar (1-7%). Kandungan senyawa- senyawa penyusun asap cair sangat menentukan sifat organoleptik asap cair serta menentukan kualitas produk pengasapan. Pemindangan merupakan salah satu cara pengawetan yang dilakukan oleh masyarakat, tetapi ikan pindang hanya memiliki umur simpan yang singkat sekitar 2-4 hari (Moedjiharto, 2002). Sehingga perlu penambahan bahan pengawet yang aman, yaitu dengan penambahan asap cair kedalam ikan pindang. Penambahan asap cair kedalam ikan pindang berpotensi menambah umur simpan agar lebih tahan lama, menghasilkan aroma, bau, dan warna yang khas, tekstur lebih kompak, dan hilangnya flavor pada kontrol lebih mudah (Maga, 1987). 1.2. Perumusan Masalah Di Indonesia jagung merupakan salah satu bahan makan yang di gemari oleh masyarakatnya. Banyak bahan makanan yang terbuat dari jagung, akan tetapi limbah dari jagung itu terbuang begitu saja dan tidak di manfaatkan dengan baik. Proses penghancuran limbah jagung secara alami berlangsung lambat, sehingga limbah tidak saja mengganggu lingkungan sekitarnya tetapi juga

mengganggu kesehatan manusia. Alternatif pengolahan limbah jagung sangatlah terbatas. Salah satu hal yang paling sering dilakukan terhadap limbah pengolahan jagung adalah dengan pembakaran, akan tetapi aktivitas ini dapat meningkatkan jumlah polutan dalam udara dan dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Pengawetan bahan pangan di Indonesia menggunakan bahan kimia berbahaya di Indonesia mulai banyak di gunakan oleh pedagang, seperti pengawetan ikan menggunakan formalin, hal ini di sebabkan mahalnya bahan pengawet makanan yang tidak berbahaya. Adapun dengan cara tradisional yaitu pengasapan, tetapi hal ini membutuhkan waktu yang lama. Email : yan_a_ard@yahoo.com