KECENDERUNGAN TERAPI SEKS MASA KINI (Merupakan Reaksi dan Kesadaran Baru ) Linda D. Schwoeri, Ph. D. G. pirooz Sholevar, M.D. Mark P. Combs, Ph.D.

dokumen-dokumen yang mirip
Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. (Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki usia lanjut

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian :

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

GIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan. Terpenuhinya fungsi-fungsi keluarga dapat membantu keluarga untuk

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) Pada penelitian: KUESIONER PENELITIAN

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

BAB I PENDAHULUAN. Stres karena infertilitas berbeda dari stres yang lain. Pasangan infertil menderita stres

BAB I PENDAHULUAN. infeksi Human Papilloma Virus (HPV) grup onkogenik resiko tinggi, terutama HPV 16 dan

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

Studi Komunikasi dan Konseling Tatalaksana Terapi Ejakulasi Dini

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

EATING DISORDERS. Silvia Erfan

BAB 1 PENDAHULUAN. usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk,

ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL KABUPATEN KULON PROGO PUSAT STUDI SEKSUALITAS PKBI DIY 2008

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Tekanan psikologis dan kekhawatiran tentang infertilitas memiliki efek

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2. Sifilis. Epididimitis. Kanker prostat. Keputihan

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

BAB I PENDAHULUAN. Tri Lestari Octavianti,2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Pilose Antler Capsule, Tingkatkan Fungsi Seksual

ASPEK SEXUALITAS DALAM KEPERAWATAN. Andan Firmansyah, S.Kep., Ns.

BAB 1 PENDAHULUAN. besar perilaku seksual yaitu, Heteroseksual, Homoseksual dan Biseksual (Lis,

Obat Sipilis Herbal Paling Ampuh De Nature 3 HARI SEMBUH

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja kota besar khususnya Jakarta semakin berani melakukan hubungan

2 pertama kehidupan Bayi. Menyusui menurunkan risiko infeksi akut seperti diare, pnemonia, infeksi telinga, haemophilus influenza, meningitis dan infe

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL

LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy)

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh negara-negara industri stroke merupakan. problem kesehatan besar. Penyakit ini masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. fisik seksual. Kondisi seksualitas yang sehat juga menunjukkan gambaran

BAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea,

- SELAMAT MENGERJAKAN -

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya pendidikan seks untuk anak dan remaja sangat perlu, peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Peran dan Tanggung Jawab Perawat dalam Pencapaian Kesehatan Perempuan. Setyowati

`BAB I PENDAHULUAN. akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

Cover Alternatif 2

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap suatu objek tertentu yaitu melalui penginderaan yaitu : penglihatan,

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan yang dikombinasi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1987). Penyakit Menular Seksual (PMS) dewasa ini kasuanya semakin banyak

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

MENGAPA ISTRI MASIH BELUM HAMIL??

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu tujuan yang tercantum dalam Millennium Development Goals adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN KONSEP DIRI PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL YANG MENGALAMI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat,

Kelenjar Prostat dan Permasalahan nya.

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas atau disertai peningkatan resiko kematian yang. kebebasan (American Psychiatric Association, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. khusus remaja seakan-akan merasa terjepit antara norma-norma yang baru

BAB II Tinjauan Pustaka

HEPATITIS FUNGSI HATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

Transkripsi:

KECENDERUNGAN TERAPI SEKS MASA KINI (Merupakan Reaksi dan Kesadaran Baru ) Linda D. Schwoeri, Ph. D. G. pirooz Sholevar, M.D. Mark P. Combs, Ph.D. OLEH : Nani M.Sugandi

PENDAHULUAN Penanganan terhadap permasalahan seksual merupakan bagian integral,khususnya sejak tahun pada tahun 1970-an Terdapat apresiasi baru yang mulai berkembang bahwa permasalahan seksual dapat dimodifikasikan melalui intervensi yang tidak memerlukan waktu yang lama dan tidak harus mendapatkan penanganan secara individual. Penemuan metode pengontrol/pengendali kelahiran yang aman dan dapat diandalkan, legalisasi aborsi, serta diskusi dan ekspresi yang lebih terbuka mengenai permasalahan seksual kewaspadaan berbagai pihak akan penyebaran AIDS, hepatitis, dan berbagai penyakit yang berbahaya.

PENDAHULUAN Kemungkinan adanya peningkatan / perbaikan pada fungsi seksual, teratasinya kecemasan seksual, serta kesempatan untuk menikmati hubungan dengan terpenuhinya kebutuhan seksual. Pasangan dapat menjalani penanganan secara bersama-sama dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam aspek hubungan pernikahan mereka, termasuk dalam hal yang paling intimkesulitan seksual

1. Perubahan Pandangan dalam Penanganan Masalah Disfungsi Seksual Hasil penelitian dari Masters dan Johnson yang dipublikasikan Hasil penelitian dari Masters dan Johnson yang dipublikasikan pada tahun 1970-an telah mengubah fokus penanganan dari penanganan psikodinamika individual menjadi intervensi behavioral terhadap pasangan dalam jangka waktu yang pendek. berkembangnya perhatian terhadap penyebab dari disfungsi seksual. Penggunaan desensitisasi yang sistematis serta teknik behavioral lainnya seperti intervensi relaksasi dalam penanganan terhadap disfungsi seksual (Lazarus, 1965; Salter, 1949; Wolpe, 1958) Pendekatan behavioral terbaru seperti latihan fokus sensasi serta teknik meremas / menekan yang digunakan dalam penanganan terhadap ejakulasi dini, dapat dipraktekkan oleh pasangan di rumah mereka dengan dukungan dan instruksi dari terapis.

a. Pendidikan dan Peranannya dalam Proses Penanganan Melalui pemberian dari informasi sederhana seperti Melalui pemberian dari informasi sederhana seperti penggunaan berbagai metode dalam pemanasan / foreplay dapat membantu mengatasi berbagai permasalahan disfungsi seksual. Faktor yang turut berperan dalam mencegah dan menangani timbulnya disfungsi seksual, seperti permasalahan komunikasi, pendidikan yang tidak memadai mengenai permasalahan seksual, konflik pernikahan, serta permasalahan yang berasal dari keluarga asal pasangan.

b. Integrasi Pandangan mengenai terapi seks pada masa kini merupakan pandangan yang mengintegrasikan terapi seks dengan terapi pernikahan. Pada masa kini penanganan permasalahan seksual menggunakan pendekatan biologis- medis dan pendekatan yang berfokus pada persoalan hubungan interpersonal. Penanganan bertujuan untuk mengidentifikasi pemasalahan keluarga selain permasalahan yang dihadapi oleh pasangan; sering kali proses ini berjalan lebih lama, lebih bervariasi, serta melibatkan berbagai aspek yang digunakan sebagai dasar penilaian dan intervensi.

c. Permasalahan Hubungan kekuatan, keinginan untuk mencapai kepuasan, serta kemampuan untuk berbagi dan saling percaya dapat mempengaruhi fungsi seksual. Sementara dengan permasalahan ini dapat menciptakan persoalan interpersonal bagi pasangan, dikarenakan hal-hal di atas pada umumnya tidak disadari atau tidak diungkapkan (Scarf, 1987, 1995) sehingga dapat menghambat keberhasilan dari proses penanganan (Saguer, 1976). Beberapa permasalahan seperti bentuk tubuh, arti seksualitas, rasa malu dan perasaan bersalah, pandangan keluarga atau budaya terhadap seksualitas, serta bentuk hubungan yang dijalin harus dapat terungkap.

d. Kesehatan dan Faktor Perkembangan Penyakit, berat badan, penuaan, kecemasan, permasalahan sistem, cedera tulang punggung (spinal cord injury), atau penyakit seperti diabetes dan abnormalitas genital, serta kanker dapat mempengaruhi perilaku seksual, yakni timbulnya disfungsi seksual. 1) Diabetes. Masters dkk. (1986) mencatat bahwa 50% dari pria penderita diabetes mengalami masalah dengan organ mereka yang mengakibatkan disfungsi ereksi. 2) Prostat. Prostat dapat mengakibatkan rasa nyeri pada saluran urine, serta rasa sakit di bagian punggung dan dapat mempengaruhi fungsi seksual, pada umumnya menciptakan rasa sakit pada saat ejakulasi. 3) Kanker. Penelitian terbaru mengungkap bahwa 1 dari 5 wanita berisiko terkena kanker payudara. Pengangkatan payudara dapat mengakibatkan perubahan dramatis pada konsep diri seorang wanita. Karena tidak merasa sebagai wanita, maka kaum wanita kehilangan minatnya akan masalah seksual. Begitupun pada pria, kanker prostat sama halnya dengan menghilangkan minat / ketertarikan terhadap seksualitas, karena kaum pria akan merasa tidak jantan lagi. 4). Cedera parah. Cedera tulang punggung dapat menyebabkan Kehilangan kendali sekresi, disfungsi ereksi, kesulitan ejakulasi, serta hilangnya fertilitas merupakan masalah-masalah yang sering terjadi.

e. Penyakit Menular Seksual Rasa takut akan penyakit menular seksual jelas menimbulkan hambatan dalam fungsi seksual dan kepuasan yang dicapai oleh pasangan. Sipilis dan gonorhea merupakan penyakit yang sangat menular dan dapat ditularkan melalui berbagai cara / kontak seksual. Chlamydia, sebuah bakteri sejenis infeksi penyakit menular seksual, dan herpes, penyakit menular seksual lainnya yang juga sangat menular dan kronis, dapat ditularkan melalui kontak non seksual. HIV, penyakit yang dapat ditularkan melalui pemakaian jarum suntik secara bergantian atau melalui transfusi darah, secara psikologis dapat membahayakan fungsi seksual; AIDS menyebabkan beberapa orang menghindari kontak seksual, atau setidaknya mengurangi minat mereka akan aktivitas seksual (Wincze dan Carey, 1991).

f. Permasalahan Lingkaran Kehidupan Perbedaan permasalahan lingkaran kehidupan mempengaruhi kebutuhan seksual dari pasangan, seperti : tidak memperoleh anak, tidak dapat mempertahankan kehamilan(carter dan McGoldrick, 1980a). Terjadinya menopause pada wanita, Masters dkk. (1986), 8% wanita akan mengalami perubahan hormon dengan intensitas yang berbeda tergantung kepada kadar estrogen yang hilang / berkurang. Beberapa permasalahan di antaranya dapat berupa hilangnya atau berkurangnya produksi cairan /pelumas pada vagina pada saat berhubungan intim, hilangnya elastisitas jaringan tisu, serta semburan panas (hot flashes). Kolodny (1979) dan Masters dkk. (1986) mencatat terdapatnya penurunan potensi pada pria, beberapa depresi, serta menurunnya hasrat seksual sebagai akibat dari berkurangnya produksi testosteron. Pria di atau usia 55 tahun pada umumnya membutuhkan lebih banyak waktu dan stimulus yang lebih guna mencapai ereksi. Intensitas orgasme mereka mengalami penurunan dan ejakulasi bukan lagi menjadi kebutuhan fisik utama mereka.

g. Pengobatan Obat-obatan anti depresi biasanya dipergunakan untuk mengatasi disfungsi organ, libido yang menurun, serta kegagalan ereksi. Perbaikan fungsi seksual pada pasien dengan gangguan tersebut sulit untuk dilakukan, namun sangat diperlukan. 2. Penilaian, Klasifikasi, dan Penanganan Disfungsi Seksual Disfungsi seksual dapat disebabkan oleh persoalan biologis, hubungan interpersonal, situasional, ataupun permasalahan psikologis seseorang, karenanya diperlukan pendekatan yang komprehensif dan multidisipliner dalam proses diagnosis dan penanganannya. Disfungsi seksual diasosiasikan dengan serangkaian gangguan perilaku, gangguan syaraf / neurotik, gangguan afeksi, kekerasan substansi (substance abuse), serta gangguan yang berhubungan dengan alat kelamin.

beberapa alat ukur psikometrik yang dapat dipergunakan dalam berbagai gejala psikogenik dan psikiatrik, baik berupa permasalahan seksual situasional maupun relasional. - Daftar Depresi Beck - Skala Penilaian Depresi menurut Hamilton - Daftar Kepribadian Multifase dari Mionnesota - Analisis Temperamen - 90 Daftar Gejala- hasil revisi - Daftar Kejelasan Kekerasan Substansi

Selain itu, penilaian terhadap hubungan seksual dan pernikahan dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur bagi hubungan antar pasangan: Spanier Dyadic Adjustment Scale (Spanier, 1976). Sexual Interaction Inventory (LoPiccolo dan Steger, 1974). Sexsual genogram (Hof dan Berman, 1986). Sexual Status Examination (Kaplan, 1983, 1995). Derogatis Sexual Functioning Inventor Prepare-Enrich (Olson, 1982a, 1982b).

a. Gangguan Hasrat Seksual 1). Gangguan Hasrat Seksual yang Hipoaktif. 2). Secara biologis. 3).Persoalan individual dan persoalan hubungan. Seperti : rasa takut akan kehamilan, rasa takut akan penuaan, serta kekhawatiran mengenai penampilan. Penanganan. Penanganan haruslah sensitif terhadap permasalahan yang sebenarnya. pembentukan keintiman, toleransi komunikasi, serta validasi diri sebagai pengganti validasi terhadap pasangan. Pendekatan relasional lainnya, seperti tugas seksual terstruktur (SIGS) (lihat Kaplan, 1979), dirancang bagi pasangan untuk membantu mereka dalam memodifikasi disfungsi yang dihadapi.

b. Gangguan Rangsangan Seksual 1). Gangguan Ereksi Kaum Pria. Gangguan ereksi kaum pria diperkirakan sebagai kasus yang paling banyak ditangani dalam penanganan seksual bagi pria. Berdasarkan laporan sekitar 36%-53% dari seluruh kasus yang terjadi dirawat melalui klinik terapi seks (Hawton, 1982). Diperkirakan sebanyak 20%-50% dari kasus disfungsi ereksi yang terjadi diakibatkan oleh faktor organ (Sadock, 1991). Penanganan. memberikan pengarahan kepada pasangan si pasien mengenai arti penting dari mengomunikasikan daya tarik mereka dalam berbagai cara. lebih terfokus pada permainan seksual.

2) Gangguan Rangsangan Seksual Kaum Wanita. Gangguan rangsangan seksual kaum wanita, atau terjadinya gangguan dalam fase gairah pada wanita, terjadi pada 11%- 50% dari keseluruhan populasi wanita (Spector dan Carey, 1990). faktor psikologis, berupa kecemasan, depresi, atau sejarah konflik dalam hubungan. Wanita yang sudah mengalami laktasi atau menopause juga dapat memiliki kesulitan berupa kurangnya jumlah pelumas, dikarenakan berkurangnya hormon estrogen

c. Gangguan Orgasme 1). Gangguan Orgasme Kaum Wanita (Terhalangnya Orgasme Kaum Wanita). Delapan hingga sepuluh persen kaum wanita tidak pernah mengalami orgasme dalam kondisi apapun, dan mungkin sekitar 50% dari kaum wanita tidak dapat mengalami orgasme ketika berhubungan intim tanpa bantuan rangsangan. Pengobatan. Pengobatan biasanya akan berhasil bila melibatkan: Latihan masturbasi yang diarahkan dilanjutkan dengan latihan bersama partner (LoPicollo dan Lobitz, 1972); Instruksi dalam latihan Kegel, yang dapat meningkatkan potensi orgasme, disertai dengan masturbasi yang diarahkan; Dorongan untuk melakukan / memerankan tercapainya orgasme; Peningkatan dalam aktivitas seksual yang progresif agar dapat menjadi lebih seksual (Masters dan Johnson, 1970) Dengan menjalani terapi / penanganan dapat membantu mengisolasi permasalahan yang dihadapi, serta menentukan langkah terbaik yang harus diambil dalam proses penanganan.

Penanganan Berdasarkan Dua Pendekatan a).pendekatan Kognitif-Behavioral. Pendekatan Kognitif-Behavioral hambatan orgasme pada wanita digunakan untuk mengobati Dengan bentuk latihan desensitisasi adalah penggunaan penggambaran / instrumen yang terdiri dari 21 soal / items hierarki. Pasangan berjalan sesuai dengan items / soal ini dalam membayangkan hubungan intim (items / soal terakhir dalam hierarki ini). Terapi juga melibatkan pasien untuk melakukan relaksasi otot mendalam yang dilakukan bersama-sama dengan prosedur desensitisasi ini.

b).terapi Multimodal. Pendekatan ini menilai perilaku seksual dari pasangan; defisit / kekurangan dalam teknik seksual mereka, serta ekspresi perasaan pasangan mengenai daya tarik fisik. Teknik ini juga terdiri dari latihan Kegel, latihan relaksasi yang progresif, latihan fantasi, insersi jemari (pemasukan jari ke vagina), film serta latihan fokus sensasi.

2). Terhambatnya Orgasme Kaum Pria. Hambatan orgasme kaum pria, atau yang disebut juga dengan gangguan ejakulasi, didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana klimaks dapat dicapai dalam berhubungan intim, namun dengan sangat sulit (Sadock, 1991). pria mengalami gangguan ejakulasi. Disfungsi ini tergolong serius jika selama berhubungan intim pria tidak pernah mengalami ejakulasi, Gangguan ejakulasi terjadi karena cairan awal yang keluar kembali lagi ke dalam kantung kemih. teknik stop-start dari Seman juga dipergunakan dalam proses penanganan. Di samping itu serum / obat-obatan jenis baru dari SSRIs juga telah berhasil mengatasi ejakulasi dini pada kaum pria serta orgasme dini pada kaum wanita.

3). Terhalangnya Orgasme Kaum Wanita. Hambatan orgasme kaum wanita diklasifikasikan sebagai disfungsi orgasme yang paling sering terjadi ketika wanita mengalami hambatan / gangguan organ yang terus menerus yang disebabkan oleh stimulus. Terdapat banyak faktor psikologis yang didiagnosis sebagai penyebab terjadinya kasus ini; rasa takut akan kehamilan membahayakan tubuh (khususnya vagina) perilaku destruktif, atau kekerasan Penyakit yang berhubungan dengan sistem endokrin (seperti diabetes dan hypothyroidism /penyakit kelenjar tiroid)

d. Gangguan Rasa Sakit Seksual 1). Jenis-jenis gangguan rasa sakit seksual diantaranya adalah Dyspareunia (Rasa sakit yang terjadi ketika berhubungan intim). Dyspareunia merupakan rasa sakit yang timbul ketika melakukan hubungan intim. Vaginismus (Rasa sakit pada vagina) 2). Penanganan gangguan rasa sakit. penanganan juga memerlukan adanya pemahaman mengenai sejarah / riwayat pasien dan pasangannya serta bagaimana hal tersebut berpengaruh terhadap kesulitan seksual. diperlukan adanya diskusi mengenai perilaku / sikap pasangan terhadap seksualitas

Bantuan/Penanganan Model intervensi Teknik yang dirancang oleh Kaplan (1974-1995) dengan menkombinasikan antara sistem belajar, teknik behavioral, serta psikoterapi psikodinamik Teknik Direct Behavioral : 1. Teknik Menekan 2. Teknik Stop- Start 3. Fokus Sensasi 4. Orgasme Mata terbuka

CONTOH KASUS 1.John & Marlene 1.John & Marlene 2. Brad & Janet 3. Sara & Robert 4. Dick & Mary

D. KESIMPULAN Penanganan terhadap disfungsi seksual tidak dapat dipisahkan dari penanganan terhadap seluruh anggota keluarga, meskipun pada masa lalu banyak terapis yang menanganinya secara individual. Untuk memperbesar kesuksesan terapi, terapi seks haruslah dilakukan bersama-sama dengan terapi pernikahan dan terapi keluarga. Lebih jauh lagi, dalam beberapa kasus pasangan yang berhubungan dengan kelemahan fisik & kesehatan, maka melalui terapi seksual dengan memunculkan berbagai teknik, strategi, dan model yang di kemukakan, merupakan jalan yang tepat untuk ditempuh dengan tujuan untuk memperkuat dan meningkatkan hubungan mereka.

TERIMA KASIH