Studi Komunikasi dan Konseling Tatalaksana Terapi Ejakulasi Dini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Studi Komunikasi dan Konseling Tatalaksana Terapi Ejakulasi Dini"

Transkripsi

1 MAKALAH Studi Komunikasi dan Konseling Tatalaksana Terapi Ejakulasi Dini Disusun Oleh : Bambang Wijianto, S.Far., M.Sc., Apt. NIP PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2012

2 DAFTAR ISI Daftar Isi... i Kata Pengantar... ii Bab I Pendahuluan Latar Belakang Maksud Tujuan... 3 Bab II ISI... 4 a. Definisi Ejakulasi Dini b. Penyebab Ejakulasi Dini... 5 c. Jenis Ejakulasi Dini... 7 d. Akibat Ejakulasi Dini... 7 e. Pengatasan Ejakulasi Dini... 8 Bab III Penutup a. Kesimpulan Daftar Pustaka i

3 Kata Pengantar Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa penilis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman dan mahasiswa/i yang telah membantu hingga teraselesaikan makalah ini. Makalah ini membahas tentang pengerti secara umum tentang ejakulasi dini, penyebab ejakulasi dini, gejala serta dampak yang ditimbulkan pada gangguan ejakulasi dini, penanggulangannya serta terapi yang rasional untuk kasus ejakulasi dini. Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Pontianak, 13 september 2012 Penulis ii

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di bidang kedokteran diketahui bahwa ada empat macam gangguan fungsi seksual, yaitu : 1. Gangguan libido (tdak memiliki nafsu atau rangsangan seksual), 2. Gangguan ereksi (impotensi), 3. Gangguan orgasme (tidak pernah merasakan kepuasan seksual), 4. Gangguan ejakulasi (tidak mampu mengontrol dan menahan terjadinya ejakulasi). Gangguan tersebut tidak mengenal usia, dapat terjadi pada remaja sampai pria dewasa. Ternyata gangguan ejakulasi masih terbagi lagi menjadi lima macam, yaitu : 1. Anejakulasi Suatu keadaan bahwa pria tidak mengalami ejakulasi, namun merasakan seperti ejakulasi. 2. Ejakulasi Retrogade Pria mengalami ejakulasi namun sperma masuk ke dalam kandung kemih. Saat ejakulasi seharusnya klep dari kandung kemih menutup, namun karena penyakit atau gangguan syaraf klep tersebut tidak menutup. Hal ini diketahui saat BAK setelah berhubungan ada sperma di air seninya. 3. Ejakulasi tidak lengkap (incomplete ejaculation) 1

5 Terjadi ketika pria terpaksa harus ejakulasi, seperti untuk pemeriksaan sperma. Biasanya karena kondisi tidak rileks dan malu, maka ejakulasi tidak terjadi lengkap. 4. Ejakulasi dini (ejakulasi precox) 5. Ejakulasi terhambat Berkebalikan dengan ejakulasi dini, pada disfungsi ini sperma tidak keluar padahal sudah mencapai klimaks. Hampir sepertiga dari populasi pria didunia mengalami disfungsi seksual ejakulasi dini (27-34%) dan jumlah ini lebih banyak dibanding penderita disfungsi ereksi yang hanya 12%. Ejakulasi dini merupakan disfungsi seksual yang yang banyak dialami pria disamping disfungsi ereksi. Pada awalnya pria yang mengalami ejakulasi dini tidak menyadari sebagai gangguan fungsi seksual. Mereka hanya mengeluh tentang cepatnya ejakulasi terjadi. Pada gangguan ini pria mampu mengalami ereksi dan melakukan hubungan seksual namun ejakulasi terjadi terlalu cepat. Resiko terjadinya ejakulasi dini ternyata meningkat pada pasutri dengan pengetahuan dan pengalaman seks yang minimal. Kita juga harus memahami organ seksualitas baik miliki pria maupun wanita, sehingga kita mengetahui apa yang pasangan kita inginkan. Umumnya orgasme akan dicapai oleh pria 2-7 menit setelah penetrasi. Sedangkan pada wanita baru akan dicapai menit setalah hubungan seks dimulai. Dengan meningkatnya pengetahuan mengenai seksualitas telah menumbuhkan pemahaman dan kesadaran pria serta pasangannya bahwa ejakulasi 2

6 dini telah menimbulkan gangguan dalam kehidupan seksual pasutri. Karena itu mereka merasa perlu untuk mengatasi masalah itu. B. Maksud 1. Untuk mengetahui pengertian ejakulasi dini. 2. Untuk mengetahui penyebab ejakulasi dini. 3. Untuk mengetahui jenis-jenis ejakulasi dini. 4. Untuk mengetahui dampak akibat ejakulasi dini. 5. Untuk mengetahui cara mengatasi ejakulasi dini. C. Tujuan 1. Untuk mempelajari definisi umum ejakulasi dini. 2. Untuk mempelajari penyebab ejakulasi dini. 3. Untuk mempelajari jenis-jenis ejakulasi dini. 4. Untuk mempelajari dampak akibat ejakulasi dini. 5. Untuk mempelajari cara mengatasi ejakulasi dini. 3

7 BAB II ISI A. DEFINISI EJAKULASI DINI Ejakulasi dini sebenarnya bukan suatu penyakit, melainkan kelainan yang muncul karena respon berbeda antara pria dan wanita dalam mencapai klimaks saat melakukan hubungan seksual. Ada beberapa pengertian mengenai ejakulasi dini antara lain : a. Batasan ejakulasi dini didasarkan pada waktu tertentu ketika terjadi ejakulasi. b. Ejakulasi dini ditentukan oleh berapa kali seorang pria mampu melakukan gerakan ketika melakukan hubungan seksual sebelum terjadi ejakulasi. c. Ejakulasi dini diartikan sebagai ketidak mampuan menahan ejakulasi sampai pasangannya mencapai orgasme. d. Ejakulasi dini ditentukan oleh mampu tidaknya pria mengendalikan ejakulasi agar terjadi sesuai dengan keinginannya. Berdasarkan pengertian di atas, maka ejakulasi dini berarti ketidakmampuan mengontrol ejakulasi sehingga terjadi dalam waktu singkat, yang tidak sesuai dengan keinginannya. Untuk memudahkan pemahaman, orang awam menyebut ejakulasi dini dengan suatu keadaan dimana terjadi percepatan ekskresi air mani sebelum tercapainya orgasme dari pasangan (istri). Berdasarkan Journal of Sexual Medicine, ejakulasi dini merupakan ejakulasi yang terjadi dalam waktu yang pendek, yaitu kurang dari dua menit pada 4

8 saat senggama. Umumnya ejakulasi dapat ditahan sampai tujuh menit atau lebih setelah bersenggama. Tidak ada hubungan antara ejakulasi dini dengan gangguan sperma. Artinya, pria yang mengalami ejakulasi dini tidak berarti mengalami gangguan sperma, baik kualitas maupun kuantitas sperma. Sering terjadi anggapan yang salah di masyarakat bahwa bila ejakulasi terjadi terlampau cepat maka sperma terganggu sehingga tidak dapat membuahi. Gangguan sperma memang dapat terjadi antara lain karena infeksi pada testis atau bagian system reproduksi yang lain, kekurangan hormone testosterone, pelebaran dinding pembuluh darah di sekitar testis, dan kekurangan vitamin. B. PENYEBAB EJAKULASI DINI Ada beberapa faktor penyebab ejakulasi dini, yaitu : 1. Aspek psikologis pria yang mengalami disfungsi ereksi (60-70%), antara lain : a. Rasa bersalah karena melakukan hubungan seksual sebelum waktunya, b. Melakukan hubungan seksual bukan dengan pasangannya, sehingga takut terlihat orang lain, c. Takut dengan berhubungan seksual akan terjadi kehamilan, tertular PMS (penyakit menular seksual), d. Anxietas yaitu perasaan prihatin, takut, cemas, dan ketidakpastian tanpa stimulus yang jelas bagi penderita ejakulasi dini saat akan berhubungan seksual karena gagal menahan ejakulasi, sehingga tidak mampu 5

9 memuaskan istri. Hal ini membuat penderita tidak relaks dan memperburuk ejakulasi dini. e. Adanya konflik internal yang belum terselesaikan sehingga mengganggu kondisi psikis seseorang. f. Faktor-faktor organik (30%) seperti obat-obatan yang digunakan. g. Konsumsi beberapa jenis obat seperti pada pengobatan syaraf dan pembuluh darah, stroke, serta leukimia dapat mempengaruhi proses ejakulasi pada pria. h. Usia. Pada usia muda kadar testosterone dalam tubuh sangat tinggi. Testosterone akan meningkatkan libido yang dapat memacu hasrat untuk berejakulasi lebih kuat. Hal ini akan semakin menyulitkan dalam mengontrol ejakulasi. Kadar testosterone perlahan-lahan akan menurun seiring bertambahnya usia. i. Emosi yang tidak stabil. j. Stamina atau kondisi tubuh y ang tidak baik. k. Perilaku seksual yang tidak benar seperti kebiasaan mencapai orgasme dan ejakulasi secara tergesa-gesa sebelumnya. Bahkan over sensitivitas saat berhubungan akan memberikan sensasi yang hebat sehingga mendorong keinginan untuk ejakulasi. l. Kurang berfungsinya serotonin, suatu bahan neurotransmitter yang berfungsi menghambat ejakulasi. m. Gangguan kontrol saraf yang mengatur peristiwa ejakulasi. n. Kurangnya pengalaman dan pengetahuan tentang seksualitas 6

10 Perlu diingat bahwa pria dengan disfungsi ereksi pada umumnya mengalami ejakulasi dini. Sebaliknya, pria dengan ejakulasi dini pada akhirnya dapat mengalami disfungsi ereksi. C. JENIS EJAKULASI DINI Berdasarkan berat ringannya ada tiga jenis ejakulasi dini, yaitu : 1. Ejakulasi dini ringan Berarti ejakulasi segera terjadi setelah hubungan seksual berlangsung dalam beberapa kali gesekan yang singkat. 2. Ejakulasi dini sedang Berarti ejakulasi langsung terjadi setelah penis masuk ke vagina. 3. Ejakulasi dini berat Menunjukkan bahwa ejakulasi yang langsung terjadi begitu penis menyentuh kelamin wanita bagian luar. Bahkan terkadang ejakulasi sudah terjadi sebelum penis menyentuh kelamin wanita bagian luar. Beberapa orang ada juga yang mengelompokkan ejakulasi dini menjadi dua yaitu : 1. ejakulasi terjadi sebelum hubungan intim sempurna terjadi 2. ejakulasi terjadi simultan atau beberapa detik setelah insersi sempurna (ejakulasi dini ringan) D. AKIBAT EJAKULASI DINI Ejakulasi dini menyebabkan ketidak harmonisan hubungan seksual pasutri. Pada ejakulasi dini, ketidak harmonisan disebabkan karena ketidak puasan kedua belah pihak. Meski mencapai orgasme, pria yang mengalami ejakulasi dini merasa 7

11 sangat kecewa karena hubungan seksual berlangsung sangat singkat diluar kehendaknya dan tidak mampu memberikan kepuasan seksual pada pasangannya. Reaksi lebih jauh yang muncul adalah perasaan takut atau khawatir setiap akan melakukan hubungan seksual. Perasaan ini justru akan semakin memperburuk keadaan ejakulasi dini bahkan pria tersebut dapat mengalami disfungsi ereksi. Wanita yang memiliki pasangan ejakulasi dini tidak akan mencapai orgasme karena hubungan seksual segera berakhir. Kekecewaan ini akan menjadi kejengkelan disertai perasaan takut setiap akan melakukan hubungan seksual dan berakibat hilangnya dorongan seksual dan dispareunia (persetubuhan yang sukar atau nyeri). Pada ejakulasi dini berat akan terjadi hambatan kehamilan karena sperma tidak sempat masuk melalui vagina (ejakulasi terjadi sebelum hubungan seksual berlangsung). E. PENGATASAN EJAKULASI DINI Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi ejakulasi dini, yaitu : 1. Pendekatan psikologis melalui konseling dan terapi seks. 2. Penggunaan obat-obat antidepresan, antiansietas, dan antipsikotik yang dapat membantu mengontrol ejakulasi. 3. Penggunaan krim, salep topical, ataupun obat-obat tradisional untuk melancarkan sirkulasi darah dan sekresi kelenjar. 4. Operasi syaraf. Cara pertama dan kedua banyak dilakukan dan memberikan hasil yang cukup baik. 8

12 1. Pendekatan psikologis dengan konseling dan terapi seks. Ejakulasi dini bukanlah kondisi permanen yang tidak dapat diatasi. Ada beberapa teknik terapi seks untuk memperlambat terjadinya orgasme, yaitu: a. Latihan Senam Kegel Latihan senam kegel yaitu memberi tekanan pada otot pubococcygeus (PC) yang terletak pada dasar panggul dengan 3 lubang yang melewatinya yaitu uretra, anus dan vagina pada wanita. Caranya yaitu pada saat akan berkemih (BAK), tahan urin yang akan keluar selama setengah menit, lalu keluarkan. Lakukan kegiatan ini hingga tiga kali penahanan selama berkemih. Praktekkanlah teknik ini saat berhubungan intim dengan pasangan. Kegel exercise yang dilakukan beberapa saat sebelum klimaks saat hubungan intim dengan pasangan maka dapat menurunkan excitement sex sehingga menunda ejakulasi pada pria. b. Teknik Squeeze (metode Tekan) Teknik squeeze dilakukan saat akan terjadi ejakulasi. Suami harus segera memberitahukan kepada istri segera saat akan berejakulasi agar istri atau pria sendiri menekan perlahan ujung penis dan menahan rangsangan seksual selama 30 detik. Lakukan metode seperti diatas sampai ejakulasi diinginkan oleh keduanya. c. Teknik stop and start Cara ini sedikit sulit dilakukan karena pria harus waspada terhadap tanda-tanda ejakulasi tetapi efeknya cukup memuaskan. Caranya saat pria merasa akan mencapai ejakulasi cabutlah penis dari vagina dan hentikan 9

13 rangsangan menit dan kembali pada kondisi semula (saat belum ingin ejakulasi). Sekuens ini kemudian tekan kepala penis dengan jempol ke arah kiri, lakukan perlahan. Setelah terasa aliran sperma terhenti, lanjutkan kembali aktivitas seksual. Sekuen ini diulang beberapa kali sampai waktu ejakulasi yang diinginkan berdua, dan pada kali terakhir ini rangsangan dapat dilanjutkan hingga terjadi ejakulasi. d. Mengurangi tingkat gairah seksual Cara ini jarang digunakan, pasalnya anda harus berpikir tidak sedang berhubungan intim. Dengan kata lain, Anda harus membuang pikiran tentang seks dan mengkhayalkan sesuatu yang bisa mengalihkan kenikmatan seksual tersebut. Seperti membayangkan pertandingkan bola atau membayangkan hal-hal yang anda benci, atau bisa juga dengan menonton tivi, atau mendengarkan radio sehingga konsentrasi mencumbu pasangan menjadi terbagi dua. e. Gunakan Kondom Gunakan kondom segera setelah ereksi. Pilihlah kondom yang berjenis tebal atau gunakanlah 2-3 lapis kondom sekaligus (kondom pertama digunakan hingga ¼ bagian menutupi penis, kondom kedua dipakai ½ bagian menutupi penis dan kondom ketiga menutupi seluruh penis). Dengan cara ini, sensitivitas kepala penis akan sedikit berkurang. Sensasi kondom lapis tiga tersebut akan terasa nikmat bagi istri anda. f. Mencoba Posisi Lain Mencoba beberapa posisi yang berbeda selama senggama perlu untuk mendapatkan posisi yang memungkinkan Anda memegang kendali ejakulasi 10

14 secara maksimum. Misalnya, sang wanita berbaring lalu kaki sang wanita dinaikkan, lutut ditekuk, dan Anda berada di antara kedua kakinya. Dengan cara ini Anda dapat memaksimalkan otot PC anda. Selain itu bisa juga dengan menggunakan posisi bersandar, dimana wanita mengendalikan permainan yaitu menghindari posisi pria di atas wanita. g. Foreplay Lakukan pemanasan / foreplay lebih lama hingga istri benar-benar terangsang (bila perlu hingga orgasme) sehingga walaupun Anda ejakulasi dalam waktu yang cepat, tetapi istri anda sudah merasa terpuaskan. h. Teknik Terapi yang lain Secara teknis dalam terapi seks, ejakulasi dikontrol dengan bantuan istri dan dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu : i. Langkah pertama : istri melakukan masturbasi terhadap suami yang menderita ejakulasi dini dengan posisi suami berbaring terlentang, sampai suami merasa ingin orgasme dan ejakulasi. ii. Langkah kedua : pada saat suami merasa ingin orgasme dan ejakulasi, istri melakukan penekanan pada penis dengan menggunakan ibu jari, telunjuk dan jari tengah, selama beberapa detik untuk menghambat terjadinya ejakulasi. iii. Langkah ketiga : istri melakukan masturbasi terhadap suami sampai terjadi ereksi yang cukup, lalu segera memasukkannya ke dalam vagina dalam posisi istri di atas tanpa melakukan gerakan. Bila suami merasa akan ejakulasi, istri segera mengangkat tubuhnya dan melakukan penekanan pada penis seperti pada langkah kedua. Selanjutnya 11

15 rangsangan dengan masturbasi diulangi lagi, dan dilanjutkan dengan hubungan seksual seperti di atas. iv. Langkah keempat : setelah beberapa hari melakukan latihan di atas, suami diizinkan melakukan tekanan untuk mempertahankan ereksinya selama melakukan hubungan seksual dengan posisi istri di atas. v. Langkah kelima : dilakukan bila suami sudah lebih mampu mengontrol ejakulasi. Pada langkah ini pasangan dapat melakukan hubungan seksual dengan posisi samping. Jika posisi ini suami mampu menahan ejakulasi, maka hubungan seksual dapat dilakukan dengan posisi suami di atas. Latihan tersebut diharapkan tetap dilakukan selama 6-12 bulan. Namun tidak selalu mudah karena ada ketertutupan suami terhadap istrinya, tidak ada komunikasi dan kerjasama pasutri dalam masalah seksual, serta perasaan enggan atau malas untuk melakukan latihan karena dianggap membuang waktu dan tidak praktis. 2. Penggunaan obat untuk mengontrol ejakulasi dini Beberapa obat tertentu dapat digunakan untuk mengontrol ejakulasi. Namun mengingat obat tersebut memiliki efek samping, maka penggunaannya di bawah pengawasan dokter. Salah satu obat yang dapat digunakan untuk terapi ejakulasi dini adalah Dapoxetine. Dapoxetine merupakan golongan dari obat SSRIs (Selective Serotonine Reuptake Inhibitors) yang merupakan golongan obat antidepresan yang juga mempunyai pengaruh terhadap ejakulasi. Obat ini diproduksi olah Ortho-McNeil Pharmaceutical, yang berafiliasi dengan Johnson 12

16 and Johnson yang dapat memperpanjang senggama hingga tiga atau empat kali lamanya. Sebelumnya, dapoxetine dipakai untuk penyakit gangguan jiwa. Tetapi, hasil studi terakhir menunjukkan efek positif pada penderita ejakulasi. Ejakulasi dini terjadi karena Serotonin di otak tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga ejakulasi tidak bisa diperlambat. Penyebab lain, beban stress dan kelelahan. Oleh karena itu, diperlukan obat untuk mengatur aktivitas serotonin di otak agar penderita lebih mampu mengontrol ejakulasi saat berhubungan. Obat lain yang bergolongan sama dengan dapoxetine dan sudah banyak beredar di pasaran adalah klomipramin dan fluoksetin. Kedua obat ini ternyata manjur mengatasi penyakit ejakulasi dini yaitu hampir 80% pasien dapat disembuhkan dari disfungsi seksual tersebut. Penggunaan obat-obatan ini tentunya harus dibawah pengawasan dokter karena efek samping yang ditimbulkan cukup banyak, antara lain : 1. Adiksi 2. Sakit kepala 3. Diare 4. Rasa mual 5. Stress 6. Kesulitan tidur 7. Perubahan emosi dan tingkah laku Obat-obat SSRIs tersebut diminum setiap hari untuk mampu memberikan efektivitas yang baik. Efek samping obat tersebut akan hilang dalam waktu satu tahun setelah pemakaian obat dihentikan. Namun ada kekurangan obat ini yaitu dengan penghentian pemakaian maka masalah ejakulasi dini dapat muncul 13

17 kembali apabila penderita tidak mampu mengontrol kondisi psikologis dan emosionalnya. 3. Penggunaan krim, salep topical, ataupun obat-obat tradisional untuk melancarkan sirkulasi darah dan sekresi kelenjar Krim maupun salep dalam pengobatan ejakulasi dini adalah sebagai desentisisasi atau mengurangi sensitivitas penis saat berhubungan seksual. Sehingga nantinya saat berhubungan sensasi berlebihan dapat dicegah dan diharapkan membantu penderita untuk mengontrol ejakulasi. Krim maupun salep tersebut mengandung anestesi lokal seperti Lidocaine atau Procaine akan mampu mengurangi sensitivitas kulit penis sehingga dapat menunda waktu ejakulasi. Tetapi penggunaan obat ini dalam waktu lama dapat menimbulkan efek samping yang serius yaitu disfungsi ereksi. Penggunaan krim ini adalah dioleskan pada kepala penis menit sebelum melakukan hubungan seksual. Obat tradisional juga ada yang bisa digunakan untuk mengatasi ejakulasi dini. Diantaranya adas (Foeniculum vulgare) yang mengandung 1,8 sineol, lengkuas merah (Alpinia purpurata), dan Teratai (Nelumbium nelumbo Druce) bagian tunas bijinya. Lengkuas merah mampu meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi ejakulasi dini, serta meningkatkan gairah seksual (aprodisiak). Cara pengobatannya adalah dua rimpang lengkuas merah, dua rimpang jahe merah ditambah tiga sampai empat gram bubuk merica hitam. Kemudian direbus dengan empat gelas air untuk dijadikan tiga gelas. Diminum tiga kali sehari masingmasing gelas dengan ditambah dua sendok madu. Untuk tunas biji teratai dalam 14

18 pengobatan ejakulasi dini adalah 1,5-3 gram tunas biji teratai direbus. Kemudian air hasil rebusan diminum. 4. Operasi syaraf Operasi dilakukan pada syaraf yang mengontrol terjadinya peristiwa ejakulasi. Operasi ini meskipun pernah dilakukan dibeberapa negara tertentu, namun tidak begitu popular dan jarang digunakan dala terapi ejakulasi dini. 15

19 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Penyebab utama Ejakulasi Dini adalah faktor psikologis dan emosional, sehingga cara pengatasannya dilakukan melalui pendekatan psikologis yaitu dengan pemberian konseling dan terapi seks, baik bagi penderita maupun pasangannya. 16

20 DAFTAR PUSTAKA , Tiga Teknik Sederhana Atasi Ejakulasi Dini, Jogjakarta, 1 November , Herbal Untuk Gairah dan potensi Seksual, Jogjakarta, 1 November , Cara Praktis Mengatasi Ejakulasi Dini, Jogjakarta, 1 November , Ejakulasi Dini : Anti-Depresi Menunda Orgasme, Jogjakarta, 2 November Pria BKKBN, 2006, Tips Mengatasi Ejakulasi Dini, Jogjakarta, 1 November , Obat Untuk Atasi Ejakulasi Dini, Jogjakarta, 1 November , Teratai (nelumbium nelumbo Druce) untuk Ejakulasi Dini, Jogjakarta, 2 November , Seksologi : Belum Hamil Karena Ejakulasi Dini?, Jogjakarta, 1 November , Lengkuas Merah untuk Mengatasi Ejakulasi Dini, Jogjakarta, 2 November , Seksologi : Mimpi Indah dan Ejakulasi Dini, Jogjakarta, 17 Oktober , Aspek Psikologis dari Keluhan Ejakulasi Dini, Jogjakarta, 17 Oktober , Apa Akibat Ejakulasi Dini?, Jogjakarta, 17 Oktober l, 2006, Ejakulasi Dini, Jogjakarta, 17 Oktober

21 l, 2006, Metode Lain Mengatasi Ejakulasi Dini, Jogjakarta, 17 Oktober , Sekse : Layu Sebelum Berkembang Banyak Dialami Eksekutif Muda, Jogjakarta,17 Oktober &kat_id=105&kat_id1=150&kat_id2=204, 2006, Ejakulasi Dini, Jogjakarta, 17 Oktober , Ejakulasi Terhambat Bikin Suami-Istri Tak Nikmat, Jogjakarta, 17 Oktober clecategoryid= , 2006, Ejakulasi Dini dan Cara Mengatasinya, Jogjakarta, 17 Oktober

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil. SEKS SELAMA KEHAMILAN Selain perubahan fisik, wanita yang sedang hamil biasanya memiliki perubahan kebutuhan akan perhatian dan keintiman dalam hubungan dengan pasangannya. Dari sisi emosianal, wanita

Lebih terperinci

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26 Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug 2009 19:26 1. SIFILIS Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi

Lebih terperinci

LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy)

LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy) LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy) Apakah hipnoterapi Itu? Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas atau disertai peningkatan resiko kematian yang. kebebasan (American Psychiatric Association, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas atau disertai peningkatan resiko kematian yang. kebebasan (American Psychiatric Association, 1994). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya

Lebih terperinci

KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI I. Pendahuluan Salah satu tujuan dari membentuk keluarga agar mempunyai keturunan yang sehat jasmani dan rohani. Orang tua menginginkan anaknya sehat jasmani,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya pendidikan seks untuk anak dan remaja sangat perlu, peran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya pendidikan seks untuk anak dan remaja sangat perlu, peran BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Seks Pada dasarnya pendidikan seks untuk anak dan remaja sangat perlu, peran orang tua yang sangat dituntut lebih dominan untuk memperkenalkan sesuai dengan usia dan

Lebih terperinci

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Neuropati otonom Neuropati otonom mempengaruhi saraf otonom, yang mengendalikan kandung kemih,

Lebih terperinci

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA Windhu Purnomo FKM Unair, 2011 Fase Penuaan Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) 1 2 Fase penuaan manusia 1. Fase subklinis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja kota besar khususnya Jakarta semakin berani melakukan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja kota besar khususnya Jakarta semakin berani melakukan hubungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja kota besar khususnya Jakarta semakin berani melakukan hubungan seksual pranikah. Hal ini terbukti berdasarkan hasil survey yang dilakukan Bali Post

Lebih terperinci

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan amenorea berturut-turut,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Definisi Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio: pengumpulan, penerimaan, pandangan, dan pengertian. Persepsi adalah kesadaran intuitif

Lebih terperinci

BAB 1. All About Remaja

BAB 1. All About Remaja BAB 1. All About Remaja Siapakah Remaja? Pengertian remaja, Klasifikasi remaja (umur) Setiap dari kita pasti pernah mengalami masa remaja, atau mungkin kita sekarang sedang dalam masa remaja? tapi pengertian

Lebih terperinci

Keistimewaan metode barier ini adalah: Mencegah infertilitas, kanker servix dan PMS Meningkatkan partisipasi pria dalam kontrasepsi

Keistimewaan metode barier ini adalah: Mencegah infertilitas, kanker servix dan PMS Meningkatkan partisipasi pria dalam kontrasepsi METODE KONTRASEPSI BARIER Keistimewaan metode barier ini adalah: Mencegah infertilitas, kanker servix dan PMS Meningkatkan partisipasi pria dalam kontrasepsi Klasifikasi Kondom Diafragma Spermisida Efektivitas

Lebih terperinci

- SELAMAT MENGERJAKAN -

- SELAMAT MENGERJAKAN - Identitas subyek Usia : Angkatan : Jenis kelamin : PEDOMAN PENGISIAN 1. Isilah identitas di sudut kiri atas dengan jelas. 2. Bacalah dahulu Petunjuk Pengisian pada masing-masing bagian dengan cermat. 3.

Lebih terperinci

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal seorang wanita dan suatu proses alamiah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan perempuan. Suatu peristiwa yang dimulai sejak terjadinya konsepsi sampai keluarnya hasil konsepsi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran libido dalam aktivitas seksual adalah sangat vital. Naik turunnya libido diduga berhubungan erat dengan kondisi tubuh seseorang. Banyak hal yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Hubungan seksual yang dilakukan terutama bersama pasangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang

Lebih terperinci

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar Susah buang air besar atau lebih dikenal dengan nama sembelit merupakan problem yang mungkin pernah dialami oleh anda sendiri. Banyak yang menganggap sembelit hanya gangguan kecil yang dapat hilang sendiri

Lebih terperinci

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN SEKSUALITAS endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN - 2012 KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan dapat memahami seksualitas sebagai bagian

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Petugas Kesehatan 1. Pengertian Peran adalah suatu yang diharapkan dari seseorang dalam situasi sosial tertentu agar memenuhi harapan. (Setiadi, 2008). Peran petugas kesehatan

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN METODE OPERATIF PRIA ( MOP ) DI KLINIK PKBI KOTA SEMARANG TAHUN 2010

Lebih terperinci

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil Senam Hamil Pengertian Senam Hamil Senam ibu hamil adalah jenis olahraga yang ringan untuk ibu hamil, olahraga ini bisa dilakukan untuk ibu hamil yang usia kandungannya di atas 6 bulan. Usia kandungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri dari makluk hidup adalah dapat berkembang biak untuk menghasilkan keturunan. Proses berkembang biak ini terjadi baik pada tumbuhan, hewan maupun manusia.

Lebih terperinci

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RSUD UNDATA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Disfungsi ereksi atau impotensi adalah ketidakmampuan yang persisten dalam mencapai atau mempertahankan fungsi ereksi untuk aktivitas seksual yang memuaskan. Batasan

Lebih terperinci

Bab IV Memahami Tubuh Kita

Bab IV Memahami Tubuh Kita Bab IV Memahami Tubuh Kita Pubertas Usia reproduktif Menopause Setiap perempuan pasti berubah dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan dari dewasa menjadi dewasa yang lebih tua Sistem Reproduksi Perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas seksual merupakan kebutuhan biologis manusia untuk mendapatkan keturunan. Seseorang memilih suatu gaya hidup umumnya dengan harapan ingin meningkatkan aktivitas

Lebih terperinci

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA Pengertian Lansia Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN TERAPI SEKS MASA KINI (Merupakan Reaksi dan Kesadaran Baru ) Linda D. Schwoeri, Ph. D. G. pirooz Sholevar, M.D. Mark P. Combs, Ph.D.

KECENDERUNGAN TERAPI SEKS MASA KINI (Merupakan Reaksi dan Kesadaran Baru ) Linda D. Schwoeri, Ph. D. G. pirooz Sholevar, M.D. Mark P. Combs, Ph.D. KECENDERUNGAN TERAPI SEKS MASA KINI (Merupakan Reaksi dan Kesadaran Baru ) Linda D. Schwoeri, Ph. D. G. pirooz Sholevar, M.D. Mark P. Combs, Ph.D. OLEH : Nani M.Sugandi PENDAHULUAN Penanganan terhadap

Lebih terperinci

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan

Lebih terperinci

EDUKASI KLIEN BPH POST TURP DI RUMAH

EDUKASI KLIEN BPH POST TURP DI RUMAH EDUKASI KLIEN BPH POST TURP DI RUMAH Disusun Oleh : NILA NOPRIDA S. Kp NIM : 2014-35-020 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2015 Booklet Edukasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-5 sebagai negara berpenduduk terbanyak dengan estimasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-5 sebagai negara berpenduduk terbanyak dengan estimasi jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut world population data sheet tahun 2013 Indonesia menempati urutan ke-5 sebagai negara berpenduduk terbanyak dengan estimasi jumlah penduduk 249 juta dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak selalu diidentikkan semata-mata untuk menghasilkan keturunan (prokreasi),

BAB I PENDAHULUAN. tidak selalu diidentikkan semata-mata untuk menghasilkan keturunan (prokreasi), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi seksual merupakan bagian dari fungsi yang mempengaruhi kualitas hidup manusia. Fungsi seksual dalam hubungan seksual suami istri, pada dasarnya tidak selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia, mulai dalam kandungan sampai mati, tampaklah manusia itu akan mengalami suatu proses yang sama, yaitu semuanya adalah selalu dalam perubahan. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,

Lebih terperinci

Gonore Menyebabkan Vagina Bernanah

Gonore Menyebabkan Vagina Bernanah Gonore Menyebabkan Vagina Bernanah Gonore Menyebabkan Vagina Bernanah - Kelamin sakit dan kencing bercampur nanah bisa terjadi karena infeksi bakteri gonore. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Kesehatan Reproduksi Menurut WHO (1992), sehat adalah suatu keadaan yang lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata

Lebih terperinci

PERANAN SUAMI DALAM MEMBANGUN BAHTERA KELUARGA SAKINAH BERKUALITAS

PERANAN SUAMI DALAM MEMBANGUN BAHTERA KELUARGA SAKINAH BERKUALITAS Suami mempunyai tanggung jawab yang berat. PERANAN SUAMI DALAM MEMBANGUN BAHTERA KELUARGA SAKINAH BERKUALITAS Suami bertanggung jawab secara sosial, moral dan ekonomi menyangkut : Pencari Nafkah Pelindung

Lebih terperinci

Organ Reproduksi Perempuan. Organ Reproduksi Bagian Dalam. Organ Reproduksi Bagian Luar. 2. Saluran telur (tuba falopi) 3.

Organ Reproduksi Perempuan. Organ Reproduksi Bagian Dalam. Organ Reproduksi Bagian Luar. 2. Saluran telur (tuba falopi) 3. Organ Reproduksi Perempuan Organ Reproduksi Bagian Dalam 2. Saluran telur (tuba falopi) 1. Indung telur (ovarium) 3. Rahim (uterus) 4. Leher Rahim (cervix) 5. Liang Kemaluan (vagina) Organ Reproduksi Bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadi tua merupakan suatu proses bagian dari kehidupan seseorang, dan sudah terjadi sejak konsepsi dalam kandungan hingga berlangsung terus sepanjang kehidupan.

Lebih terperinci

Manfaat Terapi Ozon Manfaat Terapi Ozon Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer diabetes, kanker, stroke, dll

Manfaat Terapi Ozon Manfaat Terapi Ozon Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer diabetes, kanker, stroke, dll Manfaat Terapi Ozon Sebagai Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer untuk berbagai penyakit. Penyakit yang banyak diderita seperti diabetes, kanker, stroke, dll. Keterangan Rinci tentang manfaat

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN SISTEM REPRODUKSI REMAJA DENGAN TINDAKAN REPRODUKSI SEHAT DI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN 2008 No. Identitas : Tgl. Interview : Jenis Kelamin : Keterangan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. remaja dan yang terakhir adalah masa dewasa. Di dalam masa dewasa, setiap

Bab 1. Pendahuluan. remaja dan yang terakhir adalah masa dewasa. Di dalam masa dewasa, setiap Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Setiap individu tentunya akan mengalami pertambahan usia. Pertambahan usia setiap individu itu akan terbagi menjadi masa kanak kanak kemudian masa remaja dan yang terakhir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap suatu objek tertentu yaitu melalui penginderaan yaitu : penglihatan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap suatu objek tertentu yaitu melalui penginderaan yaitu : penglihatan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yaitu melalui penginderaan yaitu :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki usia lanjut

BAB I PENDAHULUAN. (Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki usia lanjut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, terus-menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan

Lebih terperinci

BAB XXIII. Masalah pada Saluran Kencing. Infeksi saluran kencing. Darah pada urin/air kencing. Keharusan sering kencing. Perembesan urin/air kencing

BAB XXIII. Masalah pada Saluran Kencing. Infeksi saluran kencing. Darah pada urin/air kencing. Keharusan sering kencing. Perembesan urin/air kencing BAB XXIII Masalah pada Saluran Kencing Infeksi saluran kencing Darah pada urin/air kencing Keharusan sering kencing Perembesan urin/air kencing Ketika Anda mengalami kesulitan kencing atau berak 473 Bab

Lebih terperinci

Kelenjar Prostat dan Permasalahan nya.

Kelenjar Prostat dan Permasalahan nya. FORUM KESEHATAN Kelenjar Prostat dan Permasalahan nya. Pengantar Kalau anda seorang pria yang berusia diatas 40 tahun, mempunyai gejala2 gangguan kemih (kencing) yang ditandai oleh: Kurang lancarnya aliran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause 2.1.1 Definisi Menopause Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan manusia. Pernikahan pada dasarnya menyatukan dua pribadi yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infertilitas adalah suatu kondisi tidak terjadinya kehamilan pada pasangan yang telah berhubungan seksual tanpa menggunakan kontrasepsi secara teratur dalam waktu satu

Lebih terperinci

MENGAPA ISTRI MASIH BELUM HAMIL??

MENGAPA ISTRI MASIH BELUM HAMIL?? http://rohmadi.info/web MENGAPA ISTRI MASIH BELUM HAMIL?? 1 / 5 Author : rohmadi Sudah pasti pertanyaan inilah yang terus terlintas di benak anda, saat anda belum juga diberkahi buah hati. Perasaan sedih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dimana pada masa itu remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sedang mencari jati diri, emosi labil serta butuh pengarahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan. Terpenuhinya fungsi-fungsi keluarga dapat membantu keluarga untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan. Terpenuhinya fungsi-fungsi keluarga dapat membantu keluarga untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga membutuhkan terciptanya keharmonisan agar tujuan-tujuan dalam pembentukan keluarga dapat tercipta. Keharmonisan keluarga terbentuk ketika nilai-nilai dalam

Lebih terperinci

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Bab II Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan Cerita Juanita Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Untuk pekerja di bidang kesehatan 26 Beberapa masalah harus diatasi

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ibu hamil harus mempunyai kesehatan yang optimal. Menurut Manuaba (1998) Gravida terbagi atas dua bagian yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ibu hamil harus mempunyai kesehatan yang optimal. Menurut Manuaba (1998) Gravida terbagi atas dua bagian yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Ibu Hamil (Gravida) Gravida adalah wanita yang sedang hamil. Keadaan kesehatan ibu hamil sangat memepengaruhi kehidupan janin. Untuk melahirkan bayi yang sehat ibu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan 0 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya berkembang dalam sisi psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahanperubahan fisik

Lebih terperinci

Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan

Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan Apakah kanker Prostat itu? Kanker prostat berkembang di prostat seorang pria, kelenjar kenari berukuran tepat di bawah kandung kemih yang menghasilkan

Lebih terperinci

Pilose Antler Capsule, Tingkatkan Fungsi Seksual

Pilose Antler Capsule, Tingkatkan Fungsi Seksual Pilose Antler Capsule, Tingkatkan Fungsi Seksual Pilose Antler Capsule berguna untuk meningkatkan fungsi seksual pria dan wanita. Dr William Adi Teja, MMed, dari Klinik Utomo Chinese Medical Center, Jakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Casmini (2004) istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah (2008), remaja adalah

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA 0 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: PUSPA WARDANI F 100 000 066 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Definisi Persepsi berasal dari bahasa latin, persipere: menerima, perception: pengumpulan, penerimaan, pandangan, dan pengertian. Jadi persepsi adalah kesadaran

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

KESEHATAN REPRODUKSI. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes

KESEHATAN REPRODUKSI. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes KESEHATAN REPRODUKSI Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes Introduction Kespro keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit dan kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan

Lebih terperinci

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian :

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian : MASA DEWASA MADYA masa dewasa tengah/usia tengah baya Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian : Usia madya dini 40 50 th Usia madya lanjut 50 60 th Karakteristik Usia Madya

Lebih terperinci

RESENSI FILM MISS CONGENIALITY

RESENSI FILM MISS CONGENIALITY K A M I S, 1 6 D E S E M B E R 2 0 1 0 GANGGUAN MAKAN - "BULIMIA NERVOSA" RESENSI FILM MISS CONGENIALITY Dalam film ini seorang agen FBI yang bernama Hart (Sandra Bullock) ditugaskan untuk menyamar sebagai

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah sumber mengatakan sekitar 85% wanita mengalami gejala fisik dan emosi menjelang masa ini. Gejala paling mudah dilihat dari sindrom pra menstruasi ini adalah mudah

Lebih terperinci

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON Disusun oleh: Nama : NIP : LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan satu periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2. Sifilis. Epididimitis. Kanker prostat. Keputihan

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2. Sifilis. Epididimitis. Kanker prostat. Keputihan SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2 1. Kelainan pada sistem reproduksi yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum adalah... Sifilis Epididimitis Kanker prostat Keputihan

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT OLEH : KELOMPOK 5 I Gusti Agung Ayu Cahyaningrum Ananta P07124214 017 Kadek Devi Ary Suta P07124214 022 Ni Putu Ayu Sinta Puji Rahayu P07124214

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hamil adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami perubahan

Lebih terperinci

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM SEX EDUCATION Editor : Nurul Misbah, SKM ISU-ISU SEKSUALITAS : Pembicaraan mengenai seksualitas seringkali dianggap sebagai hal yang tabu tidak pantas dibicarakan dalam komunitas umum bersifat pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang menginginkan keadaan sehat karena dengan keadaan sehat setiap orang dapat melakukan segala aktifitas tanpa hambatan. Begitu pula dengan wanita. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI PERILAKU ONANI PADA REMAJA LAKI-LAKI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI PERILAKU ONANI PADA REMAJA LAKI-LAKI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI PERILAKU ONANI PADA REMAJA LAKI-LAKI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Rois Husnur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada pertemuan International Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo, 1994, yang diadakan oleh WHO dan lembaga dunia lainnya, diperoleh kesepakatan

Lebih terperinci

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH HIV/AIDS Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Definisi HIV/AIDS Tanda dan gejala HIV/AIDS Kasus HIV/AIDS di Indonesia Cara penularan HIV/AIDS Program penanggulangan HIV/AIDS Cara menghindari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah yang disebut Hiperglikemia dengan metabolisme karbohidrat,

Lebih terperinci

BAB XXI. Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah. Nyeri perut hebat yang mendadak. Jenis nyeri perut. Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut

BAB XXI. Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah. Nyeri perut hebat yang mendadak. Jenis nyeri perut. Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut BAB XXI Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah Nyeri perut hebat yang mendadak Jenis nyeri perut Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut 460 Bab ini membahas berbagai jenis nyeri di perut bawah (di bawah

Lebih terperinci

PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS

PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS 3.1. Penyuluhan KB Sebelum pemberian metode kontrasepsi, misalnya pil, suntik, atau AKDR terlebih dahulu menentukan apakah ada keadaan yang membutuhkan

Lebih terperinci