BAB II SPESIFIKASI TEKNIS DAN PEMODELAN STRUKTUR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS STRUKTUR GEDUNG GRAHA PENA MAKASSAR

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG DENGAN SOFTWARE ETABS V9.2.0

Yogyakarta, Juni Penyusun

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

BAB V ANALISIS BEBAN GEMPA Analisis Beban Gempa Berdasarkan SNI

Laporan Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Apartemen Salemba Residences 4.1 PERMODELAN STRUKTUR Bentuk Bangunan

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP :

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN DINDING GESER BIDANG SEBAGAI ELEMEN KOLOM EKIVALEN PADA MODEL GEDUNG TIDAK BERATURAN BERTINGKAT RENDAH

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

BAB IV ANALISIS STRUKTUR

Gambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat

II. KAJIAN LITERATUR. tahan gempa apabila memenuhi kriteria berikut: tanpa terjadinya kerusakan pada elemen struktural.

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga tinggi, sehingga perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG KOLOM PIPIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Beban-beban dinamik yang merusak struktur bangunan umumnya adalah bebanbeban

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X

Jl. Banyumas Wonosobo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bangunan memerlukan proses desain. Proses desain ini dapat dibedakan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Iswandi Imran (2014) konsep dasar perencanaan struktur

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

ANALISIS DINAMIK STRUKTUR GEDUNG DUA TOWER YANG TERHUBUNG OLEH BALOK SKYBRIDGE

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

PERBANDINGAN PERILAKU DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN SISTEM BREISING KONSENTRIK TIPE-X DAN SISTEM BREISING EKSENTRIK V-TERBALIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA STRUKTUR

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG TINGKAT TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN STRUKTUR SHEARWALL PADA BANGUNAN GARDU INDUK TINJAUAN TERHADAP PERATURAN GEMPA SNI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statik Ekivalen

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Denah Lantai Dua Existing Arsitektur II-3. Tegangan dan Gaya pada Balok dengan Tulangan Tarik

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BALOK BERLUBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Struktur Tahan Gempa

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

ANALISIS STRUKTUR TERHADAP BEBAN GEMPA (SNI )

KATA KUNCI: sistem rangka baja dan beton komposit, struktur komposit.

PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Perencanaan struktur bangunan tahan gempa bertujuan untuk mencegah terjadinya keruntuhan struktur yang dapat berakibat fatal pada saat terjadi gempa. Kinerja struktur pada waktu menerima beban gempa dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Akibat gempa ringan, struktur bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik pada elemen strukturalnya maupun pada elemen non-strukturalnya. 2. Akibat gempa sedang, elemen struktural bangunan tidak boleh rusak tetapi elemen nonstrukturalnya boleh mengalami kerusakan ringan namun struktur bangunan masih dapat digunakan. 3. Akibat gempa besar, baik elemen struktural maupun elemen non-struktural bangunan akan mengalami kerusakan, tetapi struktur bangunan tidak boleh runtuh. Menurut SEAOC Vision 2000 (Fema 451, 2006), gempa sedang ditetapkan sebagai gempa dengan kemeungkinan terlampaui sebesar 50 % dalam rentang umur layan bangunan 50 tahun, yaitu gempa dengan periode ulang 75 tahun atau gempa yang kadang-kadang terjadi. Sedangkan gempa besar ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlampaui sebesar 10 % dalam rentang umur layan bangunan 50 tahun yaitu gempa dengan periode ulang 500 tahun atau gempa yang jarang terjadi. Berdasarkan filosofi desain yang ada (Fema 451, 2006), tingkat kinerja struktur bangunan akibat gempa rencana adalah life safety yaitu walaupun struktur bangunan dapat mengalami tingkat kerusakan yang cukup parah namun keselamatan penghuni dapat terjaga karena struktur bangunan tidak sampai runtuh. Secara umum, respon struktur gedung yang baik terhadap gempa kuat (gempa yang lebih besar dari gempa rencana) ditetapkan sebagai kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalami simpangan pasca elastic yang besar secara berulang kali dan bolak-balik akibat beban gempa diatas beban gempa yang mengakibatkan terjadinya pelelehan signifikan pertama. Sambil mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan. Untuk dapat mencapai hal ini, elemen-elemen struktur bangunan yang mengalami respon pasca elastik harus memiliki tingkat daktilitas perpindahan yang memadai. Model yang dianalisis adalah gedung Graha Pena Makasar dengan fungsi bangunan sebagai kampus (ruang kuliah), sedangkan jenis tanah yang di gunakan yaitu tanah lunak. Pemodelan dan analisis struktur menggunakan software CSI ETABS V.13.1.1. 1

BAB II SPESIFIKASI TEKNIS DAN PEMODELAN STRUKTUR 2.1. Data Bangunan Prototipe bangunan yang dianalisis memilik kriteria sebagai berikut : a. Nama banguan : Graha Pena Makasar b. Fungsi bangunan : Gedung perkuliahan (kampus) c. Jenis tanah : Tanah lunak d. Tinggi bangunan Lantai 1 : 5,0 m Lantai 2 6 : 4,5 m Lantai 7 17 : 4,0 m Spesifikasi struktur beton bertulang yang digunakan yaitu sebagai berikut : a. Beton Mutu beton (f c) = 30 MPa Modulus elastis (Ec) = 4700 30 = 25743 Mpa b. Baja tulangan Baja U 24 untuk besi tulangan P 12, fy = 240 MPa. Baja U 40 untuk besi tulangan D > 13, fy = 400 MPa. 2.2. Standar Peraturan Struktur yang Digunakan Standar peraturan struktur yang digunakan yaitu mengacu pada : a. Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1987). b. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 1726-2012). c. Persyaratan Beton Struktural Untuk Gedung (SNI 2847-2013). Untuk hal-hal yang tidak diatur dalam peraturan dan standar di atas dapat mengacu pada peraturan-peraturan dan standar berikut : a. Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318-95). b. Uniform Building Code (UBC). 2.3. Pembebanan Secara umum, beban direncanakan sesuai dengan Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1987). 2

Beban mati pada struktur bangunan (kolom, balok, plat lantai, dan dinding geser) akan dihitung otomatis oleh software CSI ETABS V.13.1, sedangkan beban hidup dan beban mati tambahan yang direncanakan adalah sebagai berikut : a. Beban hidup (LL) Beban hidup yang direncanakan yaitu sebagai berikut : - Lantai 1 16 (ruang perkuliahan) = 250 kg/m 2 - Lantai atap = 100 kg/m 2 b. Beban mati (DL) tambahan Beban mati tambahan yang direncanakan sesuai yaitu sebagai berikut : - Lantai 1 16 - Lantai atap Plester = 53 kg/m 2 Plester = 53 kg/m 2 Keramik = 24 kg/m 2 Beban WP = 5 kg/m 2 Plafon dan Ducting AC = 25 kg/m 2 Plafon = 25 kg/m 2 Beban M/E = 25 kg/m 2 + Beban M/E = 25 kg/m 2 + 127 kg/m 2 108 kg/m 2 c. Beban dinding Beban dinding pada sisi luar bangunan yang direncanakan yaitu sebagai berikut : - Dinding lantai 1 (5,0 m) = (5,0 0,6) x 250 = 1100 kg/m - Dinding lantai 2 (4,5 m) = (4,5 0,8) x 250 = 925 kg/m - Dinding lantai 3-6 (4,5 m) = (4,5 0,6) x 250 = 975 kg/m - Dinding lantai 7-16 (4,0 m) = (4,0 0,6) x 250 = 850 kg/m d. Beban tandon air Beban tendon air yang bekerja pada atap bangunan yaitu sebagai berikut : - Berat sendiri Tandon air = 62,7 kg/m 2 - Plester = 53 kg/m 2 - Keramik = 25 kg/m 2 + 139,7 kg/m 2 e. Beban lift Beban lift yang bekerja yaitu sebagai berikut : - Berat sendiri mesin lift P1 = 800 kg - Beban hidup (maks 10 orang) = 800 kg + - Beban akibat gaya reaksi lift P = 1600 kg 3

2.4. Pemodelan Struktur Bangunan Pemodelan dan analisis struktur menggunakan software CSI ETABS V.13.1.1. Secara umum model rencana yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4 di bawah ini : Gambar 1. Denah lantai 1 Gambar 2. Denah lantai atap Gambar 3. Tampak depan model Gambar 4. Tampak belakang model 4

BAB III ANALISIS 3.1. Penentuan Parameter Gaya Gempa Berdasarkan Tabel 9 SNI 1726 : 2012 untuk parameter struktur penahan gaya gempa Sistem Rangka Beton Bertulang Pemikul Momen Khusus (SRPMK) diperoleh R = 8 ; Ω = 3 ; dan Cd = 5,5. 3.2. Penentuan Prosedur Analisis Gaya Lateral Berdasarkan konsep SNI 1726 : 2012 pasal 6.5., pasal 4.1.2., pasal 7.5.4 dan pasal 7.6 tentang prosedur analisis gaya gempa yang boleh dilakukan dan melihat kategori desain seismik bahwa 0,75 harus ditetapkan sebagai struktur dengan kategori desain seismik E. Struktur yang berkategori risiko IV ( jenis perkuliahan) dengan faktor keutamaan gempa I = 1,5 yang berlokasi dimana parameter respons spektral percepatan terpetakan pada perioda 1 detik S1 = 1,1 lebih besar dari 0,75 dan Ss = 1,3 harus ditetapkan sebagai struktur dengan kategori desain seismik yaitu E. Analisis statik ekivalen (ELF) tidak dijinkan untuk kategori desain seismik E, maka prosedur analisis yang di ijinkan dan digunakan untuk analisis gaya gempa lateral yaitu : a. Analisis Respon Spektrum (RSA), dan b. Analisis Riwayat Waktu (THA) 3.3. Analisis Parameter Percepatan Desain - Data gempa yang diperoleh dari soal yang telah ditentukan : Ss = 1,3 ; dan S1 = 1,1. - Berdasarkan tabel 4 dan tabel 5 SNI 1726 : 2012 diperoleh : SE (tanah lunak) = Ss > 1,25 diperoleh Fa = 0,9 S1 > 0,50 diperoleh Fv = 2,4 - Berdasarkan SNI 1726 : 2012 halaman 21 persamaan (5) dan persamaan (6), maka : SMS = Fa x Ss = 0,9 x 1,3 = 1,17 SM1 = Fv x S1 = 2,4 x 1,1 = 2,64 Sds = 2/3 x SMS = 2/3 x 1,17 = 0,78 Sd1 = 2/3 x SM1 = 2/3 x 2,64 = 1,76 5

Adapun grafik respon spektrum gempa rencana berdasarkan hasil perhitungan yang kemudian di input ke dalam software CSI ETABS V.13.1.1. seperti ditunjukan pada Gambar 5 dibawah ini : Gambar 5. Grafik respon spektrum gempa rencana 3.4. Desain Time History Analysis (THA) Nilai respon spektrum tersebut harus dikalikan dengan suatu faktor skala (FS) yang besarnya = g x I/R dengan g = percepatan gravitasi (g = 9,81 m/det2). FS = 9,81 x 1,5/8 = 1,84. Analisis dinamik dilakukan dengan metode superposisi respon spektrum dengan mengambil respon maksimum dari 4 arah gempa yaitu 0, 45, 90, dan 135. Nilai redaman untuk struktur beton diambil, Damping = 0,05. Digunakan number eigen NE = 3 dengan mass partisipation factor 90 % dengan kombinasi dinamis (modal combination) CQC dan directional combination SRSS. Dalam analisis ini digunakan rekaman gerakan tanah akibat gempa yang diambil dari akselerogram gempa El-Centro N-S yang direkam pada tanggal 15 Mei 1940 dalam software CSI ETABS V.13.1.1. seperti ditunjukan pada Gambar 6 dibawah ini : Gambar 6. Grafik Respon Time History El-Centro 6

3.5. Asumsi Dalam Analisis Model Struktur berikut : Pemodelan struktur selanjutnya dilakukan pada ETABS dengan ketentuan sebagai 1. Struktur dimodelkan secara 3 Dimensi menggunakan program bantu CSI ETABS V.13.1.1., dengan menganggap semua lantai adalah diafragma kaku terhadap arah lateral dan fleksible terhadap arah tegak lurus bidang (flexible out-of-plane). 2. Struktur beton bertulang memperhitungkan penampang inersia retak sehingga momen inersia kolom sebesar 70%, momen inersia balok 35%, momen inersia pelat 25 %, dan momen inersia dinding geser 70 %. 3. Hubungan balok dan kolom dinggap kaku dengan rigidity factor 0,5. 4. Ujung kolom lantai bawah dimodelkan perletakan jepit sempurnah. 5. Elemen dinding tidak dimodelkan sehingga hanya di asumsikan beban terbagi merata. 3.6. Waktu Getar Alami Hasil Analisis Hasil analisis waktu getar alami struktur dan modal partisipasi massa yang diperoleh dari ETABS selanjutnya di tabelkan sebagai berikut : Tabel 1. Periode Alami dan Partisipasi Massa dalam arah X dan Y Penampang Utuh (Full Dimension) Mode Period Sum UX Sum UY Period Sum UX Sum UY Mode sec % sec % 1 1.403 44.91% 0.22% 26 0.09 91.96% 92.17% 2 1.253 45.15% 47.42% 27 0.089 91.96% 92.17% 3 0.963 45.16% 49.85% 28 0.089 91.96% 92.17% 4 0.565 45.42% 54.59% 29 0.089 91.96% 92.17% 5 0.521 47.42% 54.73% 30 0.089 91.96% 92.17% 6 0.497 47.54% 55.24% 31 0.088 91.96% 92.17% 7 0.487 78.47% 55.93% 32 0.088 91.96% 92.17% 8 0.436 78.47% 55.93% 33 0.088 91.96% 92.17% 9 0.435 78.48% 55.94% 34 0.088 91.96% 92.17% 10 0.429 78.90% 80.04% 35 0.087 91.97% 92.18% 11 0.242 80.49% 80.06% 36 0.087 91.97% 92.18% 12 0.236 84.48% 80.16% 37 0.087 91.98% 92.18% 13 0.21 84.61% 85.35% 38 0.087 92.01% 92.18% 14 0.176 84.62% 85.46% 39 0.087 92.02% 92.19% 15 0.135 89.51% 85.78% 40 0.087 92.02% 92.19% 16 0.129 89.85% 89.82% 41 0.087 92.02% 92.19% 17 0.126 89.85% 90.31% 42 0.087 92.02% 92.19% 18 0.1 91.52% 90.45% 43 0.086 92.03% 92.20% 19 0.099 91.53% 90.54% 44 0.086 92.03% 92.20% 20 0.097 91.53% 90.54% 45 0.086 92.03% 92.20% 21 0.097 91.67% 90.66% 46 0.086 92.03% 92.20% 22 0.096 91.67% 90.72% 47 0.086 92.03% 92.20% 23 0.095 91.94% 92.14% 48 0.086 92.04% 92.20% 24 0.092 91.94% 92.14% 49 0.086 92.04% 92.20% 25 0.092 91.95% 92.17% 50 0.086 92.04% 92.20% 7

Tabel 2. Periode Alami dan Partisipasi Massa dalam arah X dan Y Penampang Retak (Crack Dimension) Mode Period Sum UX Sum UY Period Sum UX Sum UY Mode sec % sec % 1 1.819 45.81% 0.70% 26 0.106 91.77% 90.99% 2 1.683 46.54% 46.87% 27 0.106 91.81% 92.04% 3 1.208 46.54% 49.20% 28 0.106 91.81% 92.04% 4 0.712 46.79% 53.19% 29 0.106 91.81% 92.04% 5 0.623 56.63% 53.19% 30 0.106 91.81% 92.04% 6 0.604 75.82% 54.22% 31 0.106 91.81% 92.04% 7 0.601 77.93% 54.37% 32 0.106 91.81% 92.04% 8 0.523 78.29% 79.09% 33 0.105 91.81% 92.06% 9 0.437 78.29% 79.09% 34 0.105 91.81% 92.06% 10 0.436 78.29% 79.09% 35 0.105 91.81% 92.06% 11 0.284 83.62% 79.15% 36 0.105 91.88% 92.07% 12 0.278 84.12% 79.28% 37 0.105 91.88% 92.07% 13 0.246 84.24% 85.34% 38 0.105 91.88% 92.07% 14 0.221 84.25% 85.35% 39 0.104 91.88% 92.07% 15 0.16 89.48% 85.53% 40 0.104 91.88% 92.07% 16 0.148 89.63% 90.16% 41 0.104 91.88% 92.07% 17 0.14 89.66% 90.16% 42 0.104 91.88% 92.08% 18 0.123 89.77% 90.44% 43 0.104 91.88% 92.08% 19 0.116 90.33% 90.46% 44 0.104 91.89% 92.14% 20 0.113 91.72% 90.59% 45 0.104 91.89% 92.15% 21 0.112 91.73% 90.63% 46 0.104 91.89% 92.15% 22 0.107 91.74% 90.77% 47 0.103 91.89% 92.17% 23 0.107 91.74% 90.78% 48 0.103 91.89% 92.17% 24 0.107 91.75% 90.80% 49 0.103 91.89% 92.17% 25 0.107 91.75% 90.81% 50 0.103 91.91% 92.21% Tabel 3. Perbandingan Periode Alami Penampang Utuh dan Penampang Retak Metode Perhitungan Periode Alami Periode alami (mode 1) sec Etabs 2013 (penampang Utuh) 1.403 Etabs 2013 (penampang crack) 1.819 3.7. Analisis Respon Spektrum (RSA) bawah ini : Hasil simpangan antar tingkat dari ETABS disajikan dalam tabel dan gambar di Gambar 7. Story Displacement arah X 8

Gambar 8. Story Displacement arah Y Tabel 4. Hasil perhitungan drift antar tingkat akibat gempa arah X Lantai hi Total Drift Stroty Drift Strory Drift * Cd Drift Ratio Syarat (m) (m) (m) (m) (m) Drift story 17 4 0.0065 0.0003 0.00165 0.0150 OK story 16 4 0.0062 0.0011 0.00605 0.0150 OK story 15 4 0.0051 0.0002 0.0011 0.0150 OK story 14 4 0.0049 0.0007 0.00385 0.0150 OK story 13 4 0.0042 0.0008 0.0044 0.0150 OK story 12 4 0.0034 0.0006 0.0033 0.0150 OK story 11 4 0.0028 0.0008 0.0044 0.0150 OK story 10 4 0.002 0.0002 0.0011 0.0150 OK story 9 4 0.0018 0.0003 0.00165 0.0150 OK story 8 4 0.0015 0.0005 0.00275 0.0150 OK story 7 4 0.001-0.003-0.0165 0.0150 OK story 6 4.5 0.004 0.0012 0.0066 0.0169 OK story 5 4.5 0.0028 0.0017 0.00935 0.0169 OK story 4 4.5 0.0011 0.0003 0.00165 0.0169 OK story 3 4.5 0.0008 0.0005 0.00275 0.0169 OK story 2 4.5 0.0003 0.0002 0.0011 0.0169 OK story 1 5 0.0001 0.0001 0.00055 0.0188 OK Tabel 5. Hasil perhitungan drift antar tingkat akibat gempa arah Y Lantai hi Total Drift Stroty Drift Strory Drift * Cd Drift Ratio Syarat (m) (m) (m) (m) (m) Drift story 17 4 0.022 0.001 0.0055 0.0150 OK story 16 4 0.021 0.001 0.0055 0.0150 OK story 15 4 0.02 0.002 0.011 0.0150 OK story 14 4 0.018 0.0008 0.0044 0.0150 OK story 13 4 0.0172 0.0024 0.0132 0.0150 OK story 12 4 0.0148 0.0008 0.0044 0.0150 OK story 11 4 0.014 0.0015 0.00825 0.0150 OK story 10 4 0.0125 0.001 0.0055 0.0150 OK story 9 4 0.0115 0.0015 0.00825 0.0150 OK story 8 4 0.01 0.002 0.011 0.0150 OK story 7 4 0.008-0.016-0.088 0.0150 OK story 6 4.5 0.024 0.011 0.0605 0.0169 NO story 5 4.5 0.013 0.0035 0.01925 0.0169 NO story 4 4.5 0.0095 0.0035 0.01925 0.0169 NO story 3 4.5 0.006 0.002 0.011 0.0169 OK story 2 4.5 0.004 0.002 0.011 0.0169 OK story 1 5 0.002 0.002 0.011 0.0188 OK 9

3.8. Output Gaya Gaya Dalam Hasil analisis gaya gaya dalam dari software CSI ETABS V.13.1.1. disajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 6. Gaya gaya dalam pada balok frame Story Beam Load V2 (sendi) V2 (luar sendi) T (maks) M3 (maks) M3 (min) Case/Combo N N N-mm N-mm N-mm LT.6 B1706 Comb4 Max - - - 263,816,692.00 - B1 LT.6 B1707 Comb4 Min - - - - (204,397,488.00) LT.7 B2219 Comb3 Min - - (9,125,547.51) - - LT.6 B1707 Comb4 Min (212,152.40) (202,254.80) - - - LT.7 B2225 Comb4 Min (210,618.90) (188,747.86) - - - B2 LT.3 B1974 Comb3 Min - - (8,908,717.55) - - LT.7 B2225 Comb6 Max - - - 347,952,536.00 - LT.7 B2225 Comb4 Min - - - - (436,068,820.00) LT.5 B1976 Comb4 Min (324,177.29) (308,145.91) - - - B3 LT.6 B2187 Comb3 Min - - (21,226,395.00) - - LT.5 B1976 Comb4 Max - - - 391,097,169.00 - LT.5 B2156 Comb4 Min - - - - (492,652,587.00) LT.11 B2225 Comb4 Min (579,503.30) (556,937.22) - - - B4 LT.10 B2277 Comb4 Min - - (96,612,631.00) - - LT.9 B2225 Comb6 Max - - - 1,152,355,238.00 - LT.11 B2225 Comb4 Min - - - - (1,361,321,179.00) LT.15 B2232 Comb4 Max 657,481.23 (543,528.28) - - - B5 LT.16 B2269 Comb4 Max - - 88,748,639.29 - - LT.15 B2232 SPEX Y Max - - - 1,462,017,923.00 - LT.15 B2232 Comb4 Min - - - - (1,730,752,514.00) LT.11 B1725 Comb4 Min (67,120.32) (66,050.83) - - - B6 LT.6 B1728 Comb3 Max - - 12,876,909.92 - - LT.10 B1725 SPEX Y Max - - - 104,290,326.00 - LT.11 B1725 Comb4 Min - - - - (131,421,785.00) LT.10 B2230 Comb4 Max 88,172.63 (75,044.08) - - - B7 LT.6 B1729 Comb3 Max - - 19,715,951.50 - - LT.10 B2230 SPEX Y Max - - - 228,173,340.00 - LT.10 B2230 Comb4 Min - - - - (276,060,624.00) frame Story Beam Load V2 (sendi) V2 (luar sendi) T (maks) M3 (maks) M3 (min) Case/Combo N N N-mm N-mm N-mm LT.6 B2063 Comb3 Max 1,382,838.98 1,332,941.78 - - - PC1 LT.6 B2063 Comb4 Min - - (172,407,172.00) - - LT.6 B2054 Comb3 Max - - - 2,625,147,761.00 - LT.6 B2054 Comb5 Min - - - - (1,501,721,621.00) LT.2 B2054 Comb3 Min (787,182.18) (658,929.42) - - - PC2 LT.5 B2055 Comb4 Max - - 195,243,712.00 - - LT.2 B2054 Comb3 Max - - - 1,615,605,110.00 - LT.2 B2054 Comb5 Min - - - - (1,147,953,532.00) LT.7 B2212 Comb4 Min (835,915.13) (803,515.77) - - - PC3 LT.7 B2210 Comb3 Max - - 187,730,718.00 - - LT.9 B2232 Comb6 Max - - - 1,994,938,976.00 - LT.9 B2232 Comb4 Min - - - - (2,116,474,477.00) LT.7 B2229 Comb3 Max 533,191.34 167,631.28 - - - PC4 LT.7 B2229 Comb4 Min - - (347,171,318.00) - - LT.9 B2233 Comb5 Max - - - 802,667,857.00 - LT.9 B2233 Comb3 Min - - - - (871,029,744.00) Tabel 7. Gaya gaya dalam pada kolom frame Story Beam Load P (maks) V2 (maks) M2 (maks) M3 (maks) Case/Combo N N N-mm N-mm BASEMENTC216 Comb3 Min (9,292,100.51) - - - K1 LT.6 C216 Comb3 Max - 681,391.81 - - LT.6 C216 Comb3 Max - - 1,450,116,372.00 BASEMENTC96 Comb4 Min - - (1,152,447,173.00) - LT.4 C59 Comb4 Min (2,752,587.04) - - - K2 LT.6 C55 Comb3 Max - 606,105.73 - - LT.16 C282 Comb4 Max - - 1,079,629,625.00 - LT.6 C55 Comb3 Max - - - 1,297,374,428.00 frame Story Beam Load P (maks) V2 (maks) M2 (maks) M3 (maks) Case/Combo N N N-mm N-mm LT.7 C291 Comb3 Min (940,328.20) - - - K4 LT.7 C290 Comb3 Max - 380,698.22 - - LT.7 C291 Comb4 Min - - (455,695,169.00) - LT.7 C290 Comb3 Max - - - 880,023,037.00 LT.7 C215 Comb4 Min (9,285,232.70) - - - K5 LT.9 C17 Comb3 Min - (639,301.06) - - LT.9 C282 Comb4 Max - - 1,894,429,376.00 - LT.9 C17 Comb3 Min - - (1,376,944,475.00) 10

Tabel 8. Gaya gaya dalam pada dinding geser frame Story Pear Load P (maks) V2 (maks) M3 (maks) Case/Combo KN KN KN-m BASEMENTP11 Comb4 Max (19,541.16) - - SW ATAP P23 Comb5 Max - (8,789.81) - ATAP P23 Comb3 Min - - 21,409.88 3.9. Perencanaan Struktur Perencanaan struktur beton bertulang mengacu pada Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 1726-2012). Mutu bahan yang digunakan yaitu : a. Mutu beton (f c) = 30 MPa. b. Baja U 24 untuk besi tulangan P 12, fy = 240 MPa dan Baja U 40 untuk besi tulangan D > 13, fy = 400 MPa. Detail perencanaan struktur beton bertulang untuk masing masing elemen struktur gedung Graha Pena ditampilkan pada LAMPIRAN IV, sehingga pada masing masing sub bab dibawah ini hanya merupakan resume dari hasil perencanaan tersebut. 3.9.1. Perencanaan Plat Lantai Pada struktur gedung Garaha Pena terdapat 10 tipe pelat lantai sesuai dengan denah struktur dan dimensinya yang disimbolkan dengan S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, dan S10. Resume dari hasil perencanaan struktur masing masing tipe plat lantai tersebut dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini : Tabel 9. Resume hasil perencanaan plat lantai Tipe Ukuran Tebal Momen Ultimit (knm) Penulangan Pelat (m) (m) Mu lx Mu ly Mu tx Mu ty Tul. lx Tul. ly Tul. tx Tul. ty S1 4 x 4 0,12 2,786 2,786 5,683 5.683 P 10 150 P 10 150 P 10 100 P 10 100 S2 4 x 4 0,12 2,786 2,786 5,683 5.683 P 10 150 P 10 150 P 10 100 P 10 100 S3 8 x 8 0,40 24,045 24,045 49,051 49.051 P 10 150 P 10 150 P 10 75 P 10 75 S4 4 x 4 0,50 7,163 7,163 14,613 14.613 P 10 150 P 10 150 P 10 100 P 10 100 S5 3 x 4 0,15 2,795 1,339 4,932 3.898 P 10 150 P 10 150 P 10 100 P 10 100 S6 2 x 4 0,20 2,150 0,556 3,040 1,965 P 10 150 P 10 150 P 10 100 P 10 100 S7 5,5 x 6 0,15 6,986 5,565 13,497 12,432 P 10 150 P 10 150 P 10 100 P 10 100 S8 4 x 10 0,50 17,765 4,011 23,782 14,613 P 10 150 P 10 150 P 10 100 P 10 100 S9 4 x 8 0,40 13,946 3,607 19,717 12,744 P 10 150 P 10 150 P 10 100 P 10 100 S10 4 x 4 0,12 2,786 2,786 5,683 5.683 P 10 150 P 10 150 P 10 100 P 10 100 11

3.9.2. Perencanaan Balok Pada struktur gedung Garaha Pena terdapat 11 tipe balok sesuai dengan denah struktur dan dimensinya yang disimbolkan dengan B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, PC1, PC2, PC3, dan PC4. Resume dari hasil perencanaan struktur masing masing tipe balok tersebut dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini : Tabel 10. Resume hasil perencanaan balok Gaya Gaya Dalam Penulangan Tipe Ukuran Momen lentur (knm) Gaya geser (kn) Lentur Geser Torsi Balok b/h (m) Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan (knm) Tumpuan Lapangan Mu Mn Mu Mn Vu Vn Vu Vn Atas Bawah Atas Bawah Torsi B1 0,3/0,4 204,39 358,32 263,82 358,32 212,15 316,06 202,26 277,42 9,13 8 D 22 4 D 22 4 D 22 8 D 22 4 P10-100 4 P10-120 2 D 13 B2 0,25/0,6 436,07 501,66 347,95 501,66 210,62 412,52 188,75 306,97 8,91 8 D 22 4 D 22 4 D 22 8 D 22 4 P10-100 4 P10-150 2 D 13 B3 0,3/0,7 492,65 601,60 391,09 601,60 324,18 508,78 308,15 384,38 21,23 8 D 22 4 D 22 4 D 22 8 D 22 4 P10-100 4 P10-150 2 D 13 B4 0,4/0,8 1.361,32 1.555,04 1.152,36 1.555,04 579,50 611,89 556,94 652,68 96,61 18 D 22 10 D 22 10 D 22 18 D 22 4 P10-100 4 P10-150 4 D 16 B5 0,8/1,0 1.730,75 1.795,26 1.462,02 1.795,26 657,48 797,25 543,53 706,77 88,75 16 D 22 8 D 22 8 D 22 16 D 22 P10-100 P10-150 4 D 13 B6 0,2/0,4 131,42 156,87 104,29 156,87 67,12 151,08 66,05 117,15 12,87 4 D 22 2 D 22 2 D 22 4 D 22 P10-100 P10-150 4 D 13 B7 0,15/0,6 276,06 378,14 228,17 378,14 88,17 215,85 75,05 163,07 19,72 6 D 22 4 D 22 4 D 22 6 D 22 P10-100 P10-150 4 D 13 PC1 0,5/1,0 1.501,72 3.0875,5 2.625,51 3.0875,5 1.082,8 1.110,4 932,94 1.045,4 172,41 28 D 22 14 D 22 14 D 22 28 D 22 4 P12-100 4 P12-120 4 D 16 PC2 0,6/0,8 1.147,95 1.914,31 1.615,61 1.914,31 787,18 1.002,9 658,93 821,99 195,24 22 D 22 12 D 22 12 D 22 22 D 22 4 P10-100 P10-150 4 D 13 PC3 0,7/0,8 2.116,48 2.425,37 1.994,94 2.425,37 835,92 983,11 803,52 879,96 187,73 28 D 22 14 D 22 14 D 22 28 D 22 4 P12-100 4 P12-120 4 D 13 PC4 0,4/0,8 871,03 1.045,84 802,67 1.045,84 533,19 637,91 167,63 351,39 871,03 12 D 22 6 D 22 6 D 22 12 D 22 4 P10-100 P10-150 4 D 13 12

3.9.3. Perencanaan Kolom Pada struktur gedung Graha Pena terdapat 4 tipe kolom sesuai dengan denah struktur dan dimensinya yang disimbolkan dengan K1, K2, K4, dan K5. Resume dari hasil perencanaan struktur masing masing tipe kolom tersebut dapat dilihat pada Tabel 11 dibawah ini : Tabel 11. Resume hasil perencanaan kolom Gaya gaya dalam Penulangan Tipe Ukuran Pu Mu Vu Nu Geser kolom b x h (m) Lentur (kn) (knm) (kn) (kn) Tumpuan Lapangan K1 1,2 x 1,2 9.292,10 1.450,12 681,39-9.292,10 8 D 22 P12-100 P12-150 K2 0,8 x 0,8 2.752,59 1.297,37 606,11-2.752,59 8 D 22 4 P12-100 4 P12-150 K4 0,9 x 0,9 940,33 880,02 380,69-940,33 8 D 22 P12-100 P12-150 K5 1,2 x 1,2 9.285,23 1.894,43 693,30-9.285,23 8 D 22 P12-100 P12-150 Gambar 9. Diagram iteraksi Kolom K1 Gambar 10. Diagram iteraksi Kolom K2 13

Gambar 11. Diagram iteraksi Kolom K4 Gambar 12. Diagram iteraksi Kolom K5 3.9.4. Perencanaan Dinding Geser Dinding geser direncanakan untuk menahan geser bidang horizontal dan vertikal serta momen lentur akibat gempa. Resume dari hasil perencanaan struktur dinding geser tersebut dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini : Tabel 12. Resume hasil perencanaan dinding geser Dimensi (m) Gaya Gaya Dalam Penulangan Tebal P total P badan h total Mu (knm) Pu (kn) Vu (kn) Horisontal Vertikal 0,45 5 6 76 21.409,88 19.541,16 8.789,81 D22 150 D22 150 14

BAB IV PEMBAHASAN Model yang dianalisis adalah gedung Graha Pena Makasar dengan fungsi bangunan sebagai kampus (ruang kuliah), sedangkan jenis tanah yang di gunakan yaitu tanah lunak. Secara umum struktur bangunan tersebut memiliki 17 lantai dan 1 lantai basement dengan bentuk geometri bangunan tidak beraturan serta manggunakan material beton bertulang sebagai rangka utama strukturnya. Gedung tersebut direncanakan dan dibangun diatas tanah lunak dengan fungsi utama bangunan sebagai gedung perkuliahan. Spesifikasi bahan yang digunakan yaitu mutu beton (f c) = 30 MPa, sedangkan untuk baja tulangan menggunakan Baja U 24 untuk besi tulangan P 12, fy = 240 MPa. Baja U 40 untuk besi tulangan D > 13, fy = 400 MPa. Struktur gedung Graha Pena memiliki denah struktur yang tidak beraturan serta memiliki tingkat lantai yang lebih dari 10 lantai dan berkategori resiko IV ( jenis perkuliahan) dengan faktor keutamaan gempa I = 1,5 yang berlokasi dimana parameter respons spektral percepatan terpetakan pada perioda 1 detik S1 = 1,1 lebih besar dari 0,75 dan Ss = 1,3 harus ditetapkan sebagai struktur dengan kategori desain seismik yaitu E. Oleh sebab itu, Analisis statik ekivalen (ELF) tidak dijinkan untuk kategori desain seismik E, maka prosedur analisis yang diijinkan dan digunakan untuk analisis gaya gempa lateral yaitu analisis dinamik Response Spectrum Analysis dan Time History Analysis. Analisis dinamik linier riwayat waktu (time history) sangat cocok digunakan untuk analisis struktur yang tidak beraturan terhadap pengaruh gempa rencana. Mengingat gerakan tanah akibat gempa di suatu lokasi sulit diperkirakan dengan tepat, maka sebagai input gempa dapat didekati dengan gerakan tanah yang disimulasikan. Dalam analisis ini digunakan hasil rekaman akselerogram gempa sebagai input data percepatan gerakan tanah akibat gempa. Rekaman gerakan tanah akibat gempa diambil dari akselerogram gempa El-Centro N-S yang direkam pada tanggal 15 Mei 1940. Pada gedung-gedung bertingkat, perilaku struktur akibat beban-beban yang bekerja mengakibatkan terjadinya distribusi gaya. Konsep perancangan konstruksi didasarkan pada analisis kekuatan batas (ultimate-strength) yang mempunyai daktilitas cukup untuk menyerap energi gempa sesuai dengan peraturan yang berlaku. Prosedur perhitungan struktur bangunan diasumsikan bahwa masing masing elemen struktur tertentu pada bangunan portal memiliki persamaan gaya gaya dalam sehingga cara perhitungannya juga sama dengan menggunakan nilai maksimum gaya gaya dalam pada masing masing elemen struktur tersebut. 15

Pemodelan dan analisis struktur menggunakan software CSI ETABS V.13.1.1, sedangkan untuk perhitungan tulangan menggunakan Microsoft excel 2010 untuk mempermudah perhitungan. Hasil dari analisis software CSI ETABS V.13.1.1 menunjukan bahwa struktur telah mencapai mass partisipation factor 90 % dengan kombinasi dinamis (modal combination) CQC dan directional combination SRSS, baik dari penampang utuh (full dimension) maupun penampang retak (crack dimension). Sedangkan perbandingan periode alami penampang utuh (full dimension) dan penampang retak (crack dimension) pada modal 1 berturut turut yaitu 1,403 detik dan 1,819 detik. Hasil dari analisis struktur menunjukan bahwa pada masing masing elemen struktur (plat lantai, balok, kolom, dan dinding geser) membutuhkan dimensi yang cukup besar serta tulangan yang cukup banyak baik pada tulangan lentur, tulangan geser, maupun tulangan torsinya (hasil perhitungan dan gambar detail terlampir). Hal ini disebabkan oleh besarnya beban yang didukung oleh struktur, sebab struktur memiliki dimensi yang cukup besar serta bentuk denah struktur yang tidak beraturan, yang kemudian menyebabkan beban mati (DL), beban hidup (LL), beban gempa (E), dan beban angin (W) akan semakin besar pula. Selain itu, juga dipengaruhi oleh fungsi bangunan yang harus didukung oleh stuktur yaitu sebagai gedung perkuliahan dengan besar beban hidup (LL) 250 kg/m 2 dengan faktor keutamaan bangunan (I) = 1,5. Hal lain yang kemudian sangat berpengaruh adalah jenis tanah yang merupakan pendukung utama terhadap struktur yang dibangun diatasnya merupakan tanah lunak yang kemudian akan menyebabkan energi gempa yang diterima oleh struktur akan semakin besar pula. 16

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan 1. Struktur direncanakan sebagai Sistem Rangka Beton Bertulang Pemikul Momen Khusus (SRPMK), sehingga diperoleh R = 8 ; Ω = 3 ; dan Cd = 5,5. 2. Struktur gedung Graha Pena memiliki denah struktur yang tidak beraturan serta memiliki tingkat lantai yang lebih dari 10 lantai dan berkategori risiko IV ( jenis perkuliahan) dengan faktor keutamaan gempa I = 1,5 dan ditetapkan sebagai struktur dengan kategori desain seismik yaitu E. Oleh sebab itu, Analisis statik ekivalen (ELF) tidak dijinkan untuk kategori desain seismik E, maka prosedur analisis yang diijinkan dan digunakan untuk analisis gaya gempa lateral yaitu analisis dinamik Response Spectrum Analysis dan Time History Analysis. 3. Hasil dari analisis software CSI ETABS V.13.1.1 menunjukan bahwa struktur telah mencapai mass partisipation factor 90 % dengan kombinasi dinamis (modal combination) CQC dan directional combination SRSS, baik dari penampang utuh (full dimension) maupun penampang retak (crack dimension). 4. Periode alami penampang utuh (full dimension) dan penampang retak (crack dimension) pada modal 1 berturut turut yaitu 1,403 detik dan 1,819 detik. 5. Oleh karena besarnya beban yang harus didukung, maka pada bentangan balok yang terlalu panjang (16 m), diperpendek bentangannya dengan cara menambahkan kolom pada tengah bentangnya. 4.2. Saran Struktur gedung Graha Pena yang semula dibangun di daerah Makassar Sulawesi Selatan dengan tingkat resiko gempa yang kecil dan fungsi bangunan sebagai perkantoran, jika akan dibangun di daerah gempa besar dengan jenis tanah lunak dan fungsi bangunannya diubah menjadi gedung perkuliahan maka perlu diredisain kembali denah struktur maupun dimensi strukturnya. 17

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1987, Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SKBI- 1.3.53.1987, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Anonim, 2013, Persyaratan Beton Struktural Untuk Gedung SNI 2847-2013, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Anonim, 2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 1726-2012, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Dipohusodo, Istimawan, 1994, Struktur Beton Bertulang, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ilham, M. N, Analisis Struktur Gedung Bertingkat dengan Software ETABS 9.2.0. Rastandi, J. I (2006), Dampak Pembatasan Waktu Getar Alami pada Gedung Bertingkat Rendah, Seminar HAKI. Vis, W.C., Kusuma Gedeon, 1993, Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang, Erlangga, Jakarta. 18