MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI KELAS IV SDN 181/V INTAN JAYA Skripsi oleh: MILYATI GJA12D113171 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESEMBER 2014
Meningkatkan Keterlibatan siswa dalam pembelajaran Sains dengan menggunakan metode demontrasi di kelas IV SDN 181/V Intan Jaya MILYATI ABSTRAK Metode pembelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, maka pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau pokok bahasan yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang akan menyampaikan materi pelajaran. penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru, dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual yang pada gilirannya diharapkan konsep perubahan benda yang diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk membuktikan penggunaan metode demontrasi dalam meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran Sains pada siswa kelas IV SDN 181/V Intan Jaya. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas IV Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa keterlibatan siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (68,57%), siklus II (73,80%), siklus III (83,33%). Sedangkan minat siswa pada siklus I (33,97%), siklus II (52,06%), siklus III (73,34%) Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan metode demontrasi dapat meningkatkan keterlibatan Siswa dalam pembelajaran sains di Kelas IV SDN No. 181/V Intan Jaya dan disarankan kiranya dapat menggunakan metode belajar sebagai salah satu alternatif pembelajaran Sains. PENDAHULUAN Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsepkonsep mata pelajaran yang akan disampaikan Dalam mencapai hasil Pembelajaran mata pelajaran sains, khususnya di SD Negeri No. 181/V Intan Jaya masih banyak mengalami kesulitan. Hal ini
terlihat dari kurangnya keterlibatan belajar pada siswa serta masih rendahnya nilai mata pelajaran sains materi sifat benda cair dibandingkan dengan nilai beberapa mata pelajaran lainnya, mata pelajaran sains peringkat nilainya menempati urutan paling bawah dari tiga mata pelajaran yang diujikan, bertitik tolak dari hal tersebut di atas perlu pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan yang harus dilalukan agar siswa dalam mempelajari konsep-konsep sains tidak mengalami kesulitan, sehingga tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru mata pelajaran sains dapat tercapai dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua pihak. Oleh sebab itu penggunaan metode pembelajaran dirasa sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep sains. Metode pembelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, maka pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau pokok bahasan yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang akan menyampaikan materi pelajaran. Sedangkan penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru, dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual yang pada gilirannya diharapkan konsep perubahan benda yang diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas maka dalam penelitian in memilih judul Meningkatkan Keterlibatan siswa dalam pembelajaran Sains dengan menggunakan metode demontrasi di kelas IV SDN. 181/V Intan Jaya. Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan keterlibatan siswa dalam pembelajaran Sains dengan menggunakan metode demontrasi pada siswa kelas IV SDN 181/V Intan Jaya TINJAUAN PUSTAKA Menurut Syaiful Sagala (61: 2009) pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik., sedangkan belajar oleh peserta didik. Menurut Corey pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seeorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dimyati dan Mujiono (2009:157) Pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk pembelajaran siswa. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di antara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar. Ia menaruh perhatian pada bagaimana seseorang. Teori pembelajaran, sebaliknya menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar. Dengan kata lain, teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variabel-varibel yang dispesifikkan dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.
Sains didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Perkembangan Sains tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat Sains. Setiap tujuan yang dirumuskan menghendaki penggunaan metode yang sesuai. Untuk mencapai satu tujuan tidak mesti menggunakan satu metode, tetapi bisa juga menggunakan lebih dari satu metode. Dalam hal ini diperlukan penggabungan penggunaan metode mengajar. Dengan begitu kekurangan metode yang satu dapat ditutupi oleh kelebihan metode yang lain. Penggunaan metode akan menghasilkan kemampuan yang sesuai dengan karakteristik metode tersebut. Kemampuan yang dihasilkan oleh metode ceramah akan berbeda dengan kemampuan yang dihasilkan oleh metode diskusi. Demikian juga penggunaan metode mengajar lainnya seperti metode eksperimen, observasi, karyawisata, problem solving, dan sebagainya. Djamarah (2010:158) Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dapat menggairahkan belajar anak didik. Pada suatu kondisi tertentu anak didik merasa bosan dengan metode ceramah, disebabkan mereka harus dengan setia dan tenang mendengarkan penjelasan guru tentang suatu masalah. Kegiatan pengajaran seperti itu perlu guru alih dengan suasana yang lain, yaitu barangkali menggunakan metode tanya jawab, diskusi atau metode penugasan, baik kelompok atau individual, sehingga kebosanan itu dapat terobati dan berubah menjadi suasana kegiatan pengajaran yang jauh dari kelesuan. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi sebagaimana disebutkan di atas dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalam menyerap bahan pelajaran. Umpan balik dari anak akan bangkit sejalan dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi psikologi anak didik. Maka adalah penting memahami kondisi psikologi anak didik sebelum menggunakan metode mengajar guna mendapatkan umpan balik optimal dari setiap anak didik. Daradjat (2008:1) Metode ialah suatu cara kerja yang sistematik dan umum, terutama dalam mencari kebenaran ilmiah. Jadi metode adalah teknik dan alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara di dalam pelaksanaan suatu proses belajar-mengajar. Dari penjelasan ini dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa metode pembelajaran itu berkaitan dengan cara begaimana kehidupan proses belajar-mengajar itu harus dilakukan. Dalam hal ini, metode mengajar terwujud dalam serangkaian oprasional guru dalam kegiatan belajar-mengajar. Tentunya harus dipahami bahwa serangkaian tindakan guru tersebut tetap berada pada lingkup metode yang digunakan dan harus sesuai dengan metode yang telah ditetapkan Untuk melaksanakan metode demontrasi yang baik atau efektif, ada beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang terdiri dari perencanaan, uji coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh murid dan diakhiri dengan adanya evaluasi. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: a. Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demontrasi itu dilakukan.
b. Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan. c. Alat-alat yang diperlukan untuk demontrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan demontrasi tidak gagal. d. Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demontrasi dengan jelas. e. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan, sebaiknya sebelum demontrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya. f. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demontrasi. g. Selama demontrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan: Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa. Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat dengan jelas. Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya. h. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu diadakan diskusi sesuadah demontrasi berlangsung atau siswa mencoba melakukan demontrasi. (JJ. Hasibuan 2003;31) Kelebihan/kebaikan dari metode pembelajaran demonstrasi adalah sebagai berikut: 1) Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau peserta didik diikutsertakan 2) Pengalaman peserta didik bertambah karena peserta didik turut membantu pelaksanaan suatu demonstrasi sehingga ia menerima pengalaman yang bisa mengembangkan kecakapannya 3) Pelajaran yang diberikan lebih tahan lama. Dalam suatu demonstrasi, peserta didik bukan saja mendengar suatu uraian yang diberikan oleh guru melainkan juga memperhatikannya bahkan turut serta dalam pelaksanaan suatu demonstrasi 4) Pengertian lebih cepat dicapai. Peserta didik dalammenanggapi suatu proses adalah dengan mempergunakan alat pendengar, penglihat dan bahkan dengan perbuatannya sehingga memudahkan pemahaman peserta didik dan menghilangkan sifat verbalisme dalam belajar 5) Perhatian peserta didik dapat dipusatkan dan titik yang dianggap penting oleh guru dapat diamati oleh peserta didik seperlunya. Sewaktu demonstrasi perhatian peserta didik hanya tertuju pada suatu yang didemonstrasikan sebab peserta didik lebih banyak diajak mengamati proses yang sedang berlangsung daripada hanya semata-mata mendengar saja 6) Mengurangi kesalahan-kesalahan. Penjelasan secara lisan banyak menimbulkan salah paham atau salah tafsir dari peserta didik apalagi penjelasan tentang suatu proses. Tetapi dalam demonstrasi, disamping penjelasan dengan lisan juga dapat memberikan gambaran konkrit 7) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan atau masalah dalam diri peserta didik dapat terjawab pada waktu peserta didik mengamati proses demonstrasi 8) Menghindari coba-coba dan gagal yang banyak memakan waktu belajar, di samping praktis dan fungsional khususnya bagi peserta didik yang ingin berusaha mengamati secara lengkap dan teliti atau jalannya sesuatu.
METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan berlangsung di SD Negeri No. 181/V Intan Jaya, Kecamatan Muara Papalik, Provinsi Jambi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 21 orang yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan mulai 22 September 2014 sampai dengan 31 November 2014 tahun ajaran 2014/2015 Berdasarkan variabel yang diteliti dan tujuan yang hendak dicapai, metode penelitian yang digunakan adalah teknik korelasi. Dengan berbagai metode yang digunakan peneliti, peneliti berupaya untuk meningkatkan keterlibatan siswa pada pembelajaran sains materi sifat benda cair Siswa kelas IV SD Negeri No. 181/V Intan Jaya Kecamatan Muara Papalik dengan Penerapan Metode Demonstrasi Tes adalah serentetan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, sikap, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Surachmad. 2004:83). Tes dibuat untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami atau mengerti materi yang diajarkan oleh guru. Sebelumnya perlu dilakukan analisis butir soal dari soal pada tes tersebut. Pemberian tes dilakukan setelah akhir pokok bahasan sifat benda cair. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar Sains. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pengmatan terhadap obyek penelitian. Observasi yang akan dilakukan adalah observasilangsung, dalam artian mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi buatan yang khusus diadakan. Untuk mengukur keberhasilan tindakan, peneliti perlu merumuskan indikator-indikator ketercapaiannya. Perumusan persentase target ketercapaian pada indikator yang ditetapkan dalam penelitian ini berdasarkan pada hasil observasi awal, dikatakan indikator tercapai bila 80% dari siswa kelas IV mendapatkan nilai IPA minimal 60. Sebelum diadakan penelitian ini nilai IPA siswa yang diperoleh dari ulangan semester I (satu) 60% siswa di bawah 60. Dan sebagai indicator kecercapaian minat belajar siswa peneliti menetapkan jika hasil observasi yang dilakukan siswa secara klasikal telah mencapai 70% HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan belajar dengan metode demonstrasi dan pengamatan keterlibatan siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus. Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan belajar dengan metode demonstrasi. 1. Keterlibatan belajar siswa
Hasil Observasi tentang keterlibatan belajar dapat dilihat bahwa siswa keterlibatan siswa mulai karena guru menggunakan metode demontrasi karena dengan metode demontrasi siswa lebih tertarik terhadap mata pelajaran yang disampaikan oleh guru 2. Ketuntasan Hasil belajar Siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 66,67%, 76,19%, dan 90,48%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. 3. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. 3. keterlibatan Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Sains pada Standar Kompetensi Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya dengan metode demonstrasi yang paling dominan adalah mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas isiwa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah belajar dengan metode demonstrasi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dengan menerapkan metode demontrasi dapat meningkatkan keterlibatan siswa kelas IV pada Mata Pelajaran sains di SD Negeri 181/V Intan Jaya 5.2. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar Sains lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, makan disampaikan saran sebagai berikut: Untuk melaksanakan belajar dengan metode demonstrasi memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mempu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalahmasalah yang dihadapinya. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di kelas IV Tahun Pelajaran 2014/2015. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Mujayyin.2010. Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta: Bumi Aksara Dimyati & Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta Daradjat, Zakiah.2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi SAksara Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta. Ekawarna. 2010. Penelitian Tindakan Kelas 2 Panduan Untuk Penulisan Skripsi. Jakarta: Gaung Persada Press Fathurrohman, Pupuh. Dkk.2011. Strategi Belajar Mengajar.Bandung: Refika Aditama Gie. 1995 Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberti Hamalik, Oemar. 2010. Metode Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti. Hardjana. 1994. Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Kartono, K. 1995. Bimbingan Belajar di SMU dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Martinis Yamin dan Maisah, 2012. Orientasi Baru Ilmu Pendidikan.Jakarta: Referensi Muhaimin, et.al., 2008. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan AgamaIslam di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Muhammad Rohman dkk. 2012. Manajemen Pendidikan Analisis dan Solusi Terhadap Kinerja Manajemen Kelas dan Strategi Pengajaran yang Efektif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher Muhibbinsyah, 2011. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Ngalim, Purwanto M. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Oemar Hamalik, 2010. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara Sudjana, Nana.2011. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Sagala Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran, Cet. 10, Bandung: CV. Alfabeta Surakhmad, Winarno. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Tehnik, Bandung: Tarsito Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syaiful Bahri Djamarah.dkk, 2010. Strategi Belajar Mengajar,Jakarta: Rineka Cipta Tafsir, Ahmad.2011. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya Usman, Moh. Uzer. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Zakiah Daradjat. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta:Bumi Aksara