BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronik ( PPOK ) adalah penyakit paru kronik

Pengaruh Media Terkondisi Sel Punca Mesenkimal Selaput Amnion Terhadap Jaringan Paru yang Terpapar Asap Rokok; (Studi eksperimental pada mencit)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. respon terhadap stres adalah hippocampus. Hippocampus merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Transplantasi ginjal merupakan pilihan pengobatan untuk pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada pria dan 21,6% pada wanita (Zhu et al., 2011). Data tahun 2012 pada populasi

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

I. BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. cukup tinggi menyebabkan kematian penduduk dunia dan sekarang ini jumlah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kulit merupakan barier penting tubuh terhadap lingkungan termasuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya

PENGARUH INJEKSI ANTI-VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (ANTI-VEGF) TERHADAP GRADE TRANSLUSENSI DAN PANJANG PTERIGIUM PRIMER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerusakan jaringan periodontal yang meliputi gingiva, tulang alveolar, ligamen

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa (Carranza & Newman,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian maternal (maternal mortality). Menurut World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan

BAB I. PENDAHULUAN. Cedera iskemik reperfusi menginduksi Acute Kidney Injury (AKI).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu, disamping perdarahan dan infeksi. Dari kelompok hipertensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan pembedahan ekstremitas bawah,dapat menimbulkan respons,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. banyak dilakukan oleh kelompok umur lansia (Supardi dan Susyanty, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun dan saat ini Indonesia merupakan negara nomor 3 (tiga) dengan jumlah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penelitian dalam bidang sel punca mengalami perkembangan yang sangat

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh Jus Noni terhadap Jumlah Total Leukosit. kontrol mempunyai rata-rata 4,7x10 3 /mm 3, sedangkan pada kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh

7.2 CIRI UMUM SITOKIN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikatakan sebagai mukosa mastikasi yang meliputi gingiva dan palatum keras.

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat saat ini. Penelitian yang dilakukan Sony (1990) menyatakan bahwa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kontrol (hanya terapi empirik). Dua biomarker yaitu kadar TNF- serum diukur

GASTROPATI HIPERTENSI PORTAL

BAB I PENDAHULUAN. kandungan bahan tertentu. Faktor intrinsik diantaranya adalah penurunan

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dewasa dengan penyakit jantung bawaan menunjukkan insidensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

serta terlibat dalam metabolisme energi dan sintesis protein (Wester, 1987; Saris et al., 2000). Dalam studi epidemiologi besar, menunjukkan bahwa

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada umur. kehamilan 20 <37 minggu. Bayi yang dilahirkan pada usia kehamilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang)

FAKTOR IMUNOLOGI PATOGENESIS ENDOMETRIOSIS

BAB I PENDAHULUAN. utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. The World Health

BAB I. PENDAHULUAN. orang pada tahun 2030 (Patel et al., 2012). World Health Organization (WHO)

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Silika adalah senyawa kimia silikon dioksida (SiO2) yang merupakan salah

DEPARTEMEN ILMU BEDAH SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh iritan, inhalasi alergen dan toksik obat-obatan yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma payudara merupakan karsinoma terbanyak. pada wanita di dunia. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

] 2 (Steel dan Torrie, 1980)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebiasaan merokok berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Sirosis hati merupakan jalur akhir yang umum untuk histologis berbagai

BAB I PENDAHULUAN. penyakit beragam (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2011). Manifestasi klinis SLE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. terdiri dari dua variabel yaitu variabel ekspresi IL-17 dan TNF- α dan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit infeksius. yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina.

BAB I PENDAHULUAN. Insidensi di negara berkembang sekitar 5-9 % (Goldenberg, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan, salah satunya adalah ekstraksi gigi. Ekstraksi gigi merupakan prosedur

BAB I PENDAHULUAN. 8,7% di tahun 2001, dan menjadi 9,6% di tahun

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Pasien dengan penyakit ginjal kronik (PGK)mempunyai risiko lebih besar

BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur

DI RT 06 RW 02 DESA KUDU KELURAHAN BAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. kontributor utama terjadinya aterosklerosis. Diabetes mellitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma sel skuamosa. yang berasal dari sel epitel nasofaring (Brennan, 2006; Wei, 2006).

PADA SEL MAKROFAG JARINGAN LUKA PASCA PENCABUTAN GIGI PADA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Psoriasis adalah penyakit kulit inflamasi kronis yang sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. imunitas, gangguan sensasi kornea, riwayat operasi kornea, abnormalitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. Preeklampsia-eklampsia sampai saat ini masih merupakan the disease of

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penghilangan gigi dari soketnya (Wray dkk, 2003). Pencabutan gigi dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 300 juta. Jumlah tertinggi penderita diabetes mellitus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Luka bakar khususnya luka bakar di atas derajat 1, sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. penyembuhan luka secara umum dikenal dengan istilah cutaneous fibrosis (CF).

BAB V PEMBAHASAN. Dari hasil uji statistik diperlihatkan bahwa pemaparan asap rokok, tanpa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. (maligne), suatu kelompok sel yang tiba- tiba menjadi liar dan memperbanyak

BAB I PENDAHULUAN. mekanime patologi. Penyembuhan tulang atau union dapat dinilai dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan khususnya untuk bahan obat-obatan (Susi et al., 2009). Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Pada tahun 2012

PENDAHULUAN. adanya hipertensi dan proteinuria setelah 20 minggu kehamilan. Hal ini. dapat dijumpai 5-8 % dari semua wanita hamil diseluruh dunia dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit paru obstruksi kronik adalah salah satu penyebab kematian utama karena merokok (Barnes PJ., 2007). PPOK merupakan masalah kesehatan global yang menjadi penyebab kematian keempat terbanyak dan diperkirakan akan menjadi penyebab kematian ketiga pada tahun 2020 (Fernes L et al., 2008). Penyakit paru obstruksi kronik ditandai dengan hambatan aliran udara ekspirasi yang tidak sepenuhnya reversibel, inflamasi, dan destruksi emfisema paru. Terapi terkini PPOK meliputi terapi suportif dan belum terdapat bukti yang cukup mengenai terapi regenerasi untuk memperbaiki emfisema (Barnes PJ., 2007). Gangguan keseimbangan antara apoptosis dan regenerasi sel pada jaringan paru berperan penting menyebabkan kerusakan jaringan paru akibat paparan asap rokok yang bermuara pada terjadinya emfisema (Demedts KI et al.,2006). Paparan asap rokok dan inflamasi sel leukosit serta sel epitel menyebabkan terbentuknya oksidan pada jalan napas. Stres oksidatif menyebabkan apoptosis sel epitel alveolar dan emfisema melalui blokade reseptor vascular endothelial growth factor A (VEGF A) (Tuder RM et al.,2003; Zhen G et al.,2010). Kasahara et al (2001) menyebutkan bahwa peningkatan apoptosis sel epitel alveolar dan sel endotel pada jaringan paru emfisematus berhubungan erat dengan penurunan ekspresi VEGF A, protein vascular endothelial growth factor reseptor-2 (VEGFR-2) dan messenger RNA (mrna). Hal terssebut mengindikasikan bahwa apoptosis sel alveolar merupakan penyebab penting dalam terjadinya emphisema yang dimediasi oleh jalur penghambatan VEGF (Zhen G et al., 2010) Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sel punca mesenkimal (SPM) merupakan salah satu sumber terapi regenerasi yang menjanjikan. Transplantasi SPM memiliki efek proteksi pada hewan coba dengan emfisema yang diinduksi dmenggunakan papain yang sebagian dimediasi oleh diferensiasi SPM menjadi sel alveolar tipe II (Zhen G et al., 2010). Pemberian sel punca mesenkimal (SPM) 1

2 tali pusat dapat menurunkan inflamasi dan inhibisi expresi transforming growth factor ß (TGF-ß), Interferon ƴ, sitokin proinflamasi, macrophage migratory inhibitory factor dan tumor necrosis factor-α (TNF-α) pada cedera paru yang diinduksi bleomisin (Moodley Y et al., 2009). Schweitzer et al (2011) menunjukkan penurunan infiltrasi mediator inflamasi dan perubahan emfisematous dengan transplantasi SPM jaringan adiposit dan didapatkan perbaikan endotel paru dengan pemberian media terkondisi SPM pada jaringan paru tikus model yang dirusak dengan asap rokok. Hal tersebut menunjukkan bahwa efek perbaikan SPM mungkin dimediasi oleh mekanisme parakrin (Schweitzer KS et al.,2011). Sejalan dengan konsep mekanisme parakrin SPM, media terkondisi sel punca mesenkimal (MT SPM) dapat memacu alveolarisasi pada hewan model displasia bronkopulmoner yang diinduksi dengan kondisi hiperoksia (Aslam M et al.,2009). Sel punca mesenkimal melepaskan faktor solubel yang berperan sebagai efek parakrin untuk menginduksi proliferasi sel, menginhibisi apoptosis, dan menurunkan respon inflamasi. Penelitian melaporkan bahwa MT SPM memiliki potensi yang sama dengan sel punca dalam regenerasi sel paru dan meningkatkan pembentukan pembuluh darah kecil pulmoner yang dapat mencegah apoptosis sel endotel dan sel epitel pulmoner sebagai salah satu mekanisme perbaikan pada emfisema yang diinduksi asap rokok (Huh JW et al.,2011). Selaput amnion merupakan salah satu sumber SPM yang berasal dari jaringan fetal. Selaput amnion telah menjadi sumber sel punca pilihan karena pengambilan sampel yang mudah, tidak dibatasi kendala etik, potensi diferensiasi lebih baik daripada sel punca jaringan dewasa, serta toleransi imunologis yang lebih baik sehingga mudah dan aman untuk ditransplantasikan (Niknejad H et al., 2008, Mihu CM et al.,2009). Peneliti melakukan penelitian in vivo pada mencit (mus musculus) yang dipapar asap rokok selama 12 minggu dan diberi injeksi MT SPM intravena dari minggu pertama sampai minggu ke-12 satu jam sebelum pengasapan. Uji in vivo dilakukan untuk mengetahui efek antiapoptosis MT SPM melalui penghitungan nilai mean linier intercept (mli) dan ekspresi active caspase-3.

3 B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh pemberian MT SPM selaput amnion terhadap mli pada jaringan paru yang terpapar asap rokok pada uji in vivo yang menggunakan hewan coba? 2. Apakah terdapat pengaruh pemberian MT SPM selaput amnion terhadap ekspresi active caspase-3 pada jaringan paru yang terpapar asap rokok pada uji in vivo yang menggunakan hewan coba?

4 C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Menganalisis pengaruh media MT SPM selaput amnion sebagai anti apoptosis melalui pemeriksaan nilai mli dan ekspresi active caspase-3 pada jaringan paru hewan coba yang dipapar asap rokok. 2. Tujuan Khusus 1. Menilai dan menganalisis pengaruh pemberian MT SPM selaput amnion terhadap mli pada jaringan paru yang terpapar asap rokok pada uji in vivo yang menggunakan hewan coba. 2. Menilai dan menganalisis pengaruh pemberian MT SPM selaput amnion terhadap ekspresi active caspase-3 pada jaringan paru yang terpapar asap rokok pada uji in vivo yang menggunakan hewan coba.

5 D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritik Mengetahui dan menjelaskan pengaruh media terkondisi sel punca mesenkimal selaput amnion sebagai antiapoptosis melalui pemeriksaan nilai mli dan ekspresi active caspase-3 pada jaringan paru hewan coba yang dipapar asap rokok. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat menjadi dasar bagi uji preklinis dan uji klinis terapi berbasis sel punca pada kerusakan paru akibat asap rokok. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemanfaatan sel punca pada penyakit paru.