INVENTARISASI SEKTOR POTENSIAL U MENTAWA KALIMANTAN TENGAH TAHAPAN PROSPEKSI SISTEMATIK

dokumen-dokumen yang mirip
Eksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011:

BAB II TATANAN GEOLOGI

EVALUASI MODEL STRUKTUR GEOLOGI DAN POLA MINERALISASI URANIUM SEKTOR LEMAJUNG BARAT, CEKUNGAN KALAN, KALIMANTAN BARAT

GEOLOGI DAN PEMINERALAN URANIUM SEKTOR BUBU, KALIMANTAN BARA T. Oleh : Bambang Soetopo, Yanu Wusana

BAB II TINJAUAN UMUM

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI

STUDI MINERALOGI DAN PARAGENESIS PEMINERALAN URANIUM ill SEKTOR JUMBANG III KALIMANTAN BARAT. Bambang Sutopo, Soeprapto Tjokrokardono

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

EKSPLORASI TIMAH DAN REE DI PULAU JEMAJA, KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

Ciri Litologi

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

KALIMANTAN BARAT. (p2bggnrrpbgni /K/ ) GEOLOGI DAN PEMINERALAN U SEKTOR ONSOM - KA YU ARA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

Foto III.14 Terobosan andesit memotong satuan batuan piroklastik (foto diambil di Sungai Ringinputih menghadap ke baratdaya)

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Bab III Geologi Daerah Penelitian

STUDI MIKROSKOPIS MINERALISASI URANIUM DAERAH MENTAWA KALIMANTAN TENGAH

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 1, M e i 2012: 63-72

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

INVENT ARISASI SEKTOR POTENSIAL U T ANAH MERAH

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PENYEBARAN CEBAKAN TIMAH SEKUNDER DI DAERAH KECAMATAN AIRGEGAS KABUPATEN BANGKA SELATAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DAFTAR ISI COVER HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1. I.1.

Geologi dan Studi Fasies Karbonat Gunung Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 34 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

3.2.3 Satuan Batulempung. A. Penyebaran dan Ketebalan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

KAJIAN ASPEK GEOLOGI DAN POTENSI MINERAL URANIUM DI KALIMANTAN BARAT UNTUK PERSIAPAN PLTN

REKAMAN DATA LAPANGAN

BAB III Perolehan dan Analisis Data

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

FORMULIR ISIAN BASIS DATA SUMBER DAYA MINERAL LOGAM

3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

STUDI DEPOSIT MONASIT DAN ZIRKON DI DAERAH CERUCUK BELITUNG

Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP_03). Satuan ini mempunyai ciri-ciri umum holokristalin, subhedral-anhedral, tersusun atas mineral utama

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

Eksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011:

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 1, M e i 2012: 25-40

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KECAMATAN SUBI KABUPATEN NATUNA - PROVINSI KEPULAUAN RIAU Wahyu Widodo Kelompok Penyelidikan Mineral Logam

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. batuan dan kondisi pembentukannya (Ehlers dan Blatt, 1982). Pada studi petrologi

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

BAB V MINERALISASI Mineralisasi di daerah Sontang Tengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Umur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi

PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH KELUMPANG DAN SEKITARNYA KABUPATEN MAMUJU, PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Provinsi Sulawesi Barat terletak di bagian barat Pulau Sulawesi dengan luas

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN

SURVEI GEOKIMIA TANAH LANJUTAN DAERAH GUNUNG SENYANG KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan

Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB VI DISKUSI. Dewi Prihatini ( ) 46

PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI. Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

Subsatuan Punggungan Homoklin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sebagai negara kepulauan tergabung kedalam rangkaian sirkum

Gambar 3.13 Singkapan dari Satuan Lava Andesit Gunung Pagerkandang (lokasi dlk-13, foto menghadap ke arah barat )

Geologi Daerah Sirnajaya dan Sekitarnya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 27

BAB III ALTERASI HIDROTERMAL

INTERPRETASI ANOMALI GEOMAGNETIK DAERAH RABAU HULU, KALAN

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

3. HASIL PENYELIDIKAN

Foto 3.6 Singkapan perselingan breksi dan batupasir. (Foto diambil di Csp-11, mengarah kehilir).

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

EKSPLORASI UMUM MINERAL LOGAM MULIA DAN LOGAM DASAR DI DAERAH PERBATASAN MALAYSIA-KABUPATEN SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Batugamping Bukit Karang Putih merupakan bahan baku semen PT Semen

BAB II TATANAN GEOLOGI

INVENT ARISASI SUMBERDA Y A URANIUM SEKTOR ONSOM-INAU KALIMANTAN BARA T T AHAP AN PROSPEKSI SISTEMA TIK

EKSPLORASI UMUM BAUKSIT DI KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Oleh : Eko Yoan Toreno dan Moe tamar. , 5,91% SiO 2 dan 1,49% TiO 2

Eksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011: 65-76

Transkripsi:

ISSN 1410-1998 Prosiding Presentasi //miah Daur Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN -BA TAN Jakarta, 22 Pebruaril2000 INVENTARISASI SEKTOR POTENSIAL U MENTAWA KALIMANTAN TENGAH TAHAPAN PROSPEKSI SISTEMATIK ABSTRAK Widiyanta, Tugijo, Boman, Setya Darmono, Rahmat Iswanto, Agus Sutriyono Pusat Pengembangan Bahan Galian Nuklir -BATAN INVENTARISASI SEKTOR POTENSIAL U MENTAWA KALIMANTAN TENGAH TAHAPAN PROSPEKSI SISTEMATIK. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi geologi, karakteristik mineralisasi U dan sebarannya di permukaan. Penelitian ini berdasarkan hasil penelitian terdahulu berupa anomali radiometri singkapan (1000-15.000 cps) dengan kadar U 68,51-9759,25 ppm. Metode penelitian yang dilakukan adalah pemetaan geologi dan studi kupasan, topografi, radiometri dan percontohan batuan. Oari hasil penelitian diketahui bahwa litologi penyusun daerah penelitian terdiri dari kelompok batuan malihan (kuarsit dan sekis) dan kelompok batuan beku (tonalit dan granit). Struktur geologi yang berkembang berupa sesar mendatar berarah NNW-SSE dan NE -SW. Mineralisasi U terorientasi WNW -ESE pad a litologi kuarsit yang dikontrol oleh struktur sekistositas. Mineral U berupa uraninit dan pikblende berasosiasi dengan turmalin, kuarsa, molibdenit, pirit, kalkopirit, ilmenit dan rutil. Kadar U pada singkapan batuan mencapai 3200 ppm. Zona favorabel membentuk jalur memanjang berarah WNW -ESE dengan sektor sumber daya U yang dianggap potensial seluas 0,3 Km2. ABSTRACT INVENTORY OF U POTENTIAL SECTOR AT MENTAWA CENTRAL KALIMANTAN SYSTEMATIC PROSPECTING STAGE. The investigation was canied out in order to get geological infonnation, characteristic of uranium mineralization and surface distribution of uranium mineralization. The investigation based on the fonner research which found some radiometric anomaly of outcrop (1000-15.000 cps) with uranium content 68.51-9759.25 ppm. The investigation was canied out using geological, topographic, radiometric mapping and rock sampling. The lithology of the sector consists of metamorphic rocks (quarsite and schist), and igneous rocks (tonalite and granite). The geologic structures are NNW-SSE and NE-SW strike slip faults. Uranium mineralizations are distributed in WNW -ESE as quarzite, controlled by schistosity. U minerals are uraninite and pitchblende associated with tounnaline, quartz, molibdenite, pyrite, chalcopyrite, ilmenite and rutile. The uranium content in outcrop is 3200 ppm. The favorable zone has a stretch long share WNW-ESE. The high potential of uranium resource area is covering an area of about is 0,3 Km2 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian di Sektor Mentawa telah dilakukan pad a tahun 1994 dan 1996. Penelitian tahun 1994 (prospeksi detil) telah menemukan anomali radiometri singkapan batuan 1000-15000 cps SPP2NF dan adanya bongkah-bongkah aktif (500-15000 cps) pad a Sungai Rongka, Sungai Mentawa dan cabang kiri Sungai Mentawa [1]. Penelitian tahun 1996 (prospeksi sistematik) yang berlokasi di sebelah barat daerah penelitian (Mentawa Barat) menemukan anomali radiometri singkapan batuan (750-15.000 cps) berarah barat barat laut -timur tenggara (WNW -ESE) subvertikal, dengan zona mineralisasi berarah timur laut -barat daya (NE -SW). Mineralisasi U berupa uraninit, terbentuk dari reakumulasi U yang berasal dari batuan metasedimen yang diterobos oleh gran it. Kadar U batuan 68,51 sid 9759,25 ppm [2]. Mineralisasi U tersebut diperkirakan menerus ke arah ESE yaitu daerah yang dilakukan penelitian ini. Berdasarkan hasil temuan tersebut di atas yaitu adanya anomali radiometri singkapan batuan dan adanya bongkah aktif maka diduga pada daerah penelitian terdapat sebaran mineralisasi U yang lebih luas dari yang telah ditemukan tersebut yang merupakan kelanjutan dari mineralisasi di Mentawa. 2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi geologi, mengenali karakteristik mineralisasi U dan sebarannya di permukaan di daerah penelitian. 3. Lokasi, Luas dan Pencapaian Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di hulu S. Mentawa, S.Ampola, S. Rongka, dan S. Ujang Dua, merupakan kawasan HPH PT Sari Bumi Kusuma. Secara administratif 17

2. Prosiding Presentasi IImiah Daur Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN-BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000 ISSN1410-1998 termasuk wilayah Desa Tanjung Paku, Kecamatan Tumbang Manjul, Kabupaten Kota Waringin Timur, Propinsi Kalimantan Tengah. Luas daerah penelitian 1 Km2 (Gambar 1). Lokasi penelitian dapat dicapai dari Pontianak ke Nanga Pinch dengan sarana jalan darat dilanjutkan ke log pond Popai dengan menggunakan speedboat melalui S. Melawi sekitar 3 jam, dari log pond Popai ke lokasi penelitian dengan kendaraan proyek PT SBK sejauh 80 Km. PERALATAN YANG DIGUNAKAN DAN METODE KERJA Penelitian ini meliputi penelitian lapangan yang didukung dengan penelitian laboratorium. Peralatan yang digunakan pad a penelitian lapangan adalah kompas geologi, palu geologi, kompas topochaix, klinometer, scintilometer SPP 2 NF, taupe perbesaran 10 x dan 20 x dan kamera foto, sedangkan peralatan analisis laboratorium meliputi peralatan analisis petrografi, mineragrafi dan geokimia. Metode kerja yang dilakukan adalah Penelitian lapangan : Pemetaan geologi skala 1 : 2000 dengan cara pengamatan singkapan batuan dan kupasan meliputi aspek litologi, struktur geologi dan mineralisasi Pemetaan topografi dengan menggunakan alat kompas topochaix dan klinometer Pemetaan radiometri dengan alat scintillometer SPP2NF meliputi : Pengukuran radiometri soil secara sistematik dengan jaring-jaring 20 x 20 m. pengukuran radiometri singkapan batuan pengukuran radiometri batuan pada kupasan dengan jaring-jaring 25 x 50 cm Pembuatan kupasan pada lokasi anomali terpilih. Pengambilan contoh batuan untuk analisis laboratorium. Penelitian laboratorium Penelitian laboratorium meliputi analisis petrografi, analisis mineragrafi dan analisis geokimiayang terdiri dari analisis kadar U total dan kadar unsur log am asosiasi contoh batuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Geologi 1. Morfologi Daerah Penelitian Morfologi daerah penelitian merupakan perbukitan dengan ketinggian 125-500 meter diatas muka laut, dengan kemiringan lereng 15-58.Punggungan perbukitan memanjang dengan arah NNW - SSE. para aliran yang berkembang adalah pol a subparalel.lembah sungai pada umumnya berbentuk huruf V. Litologi Litologi penyusun daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok batuan malihan dan kelompok batuan beku (Gambar 2 : peta geologi)..kelompok Batuan Malihan Berdasarkan pengamatan litologi di lapangan batuan malihan dapat dikelompokkan menjadi satuan kuarsit dan satuan sekis..satuan Kuarsit Satuan kuarsit mempunyai sebaran di bagian barat dan utara, meliputi 81 % dari seluruh luas daerah penelitian. Satuan kuarsit terdiri dari kuarsit dengan sisipan sekis. Kuarsit berwarna abu-abu sampai abu-abu gelap, lapuk menjadi kuning kecoklatan, berukuran butiran halus, masif, kadang-kadang terdapat sisa struktur perlapisan, sekistositas tampak pada sisipan sekis, komposisi utama mineral kuarsa, felspar, serisit dan sedikit mika. Radiometri: 90-200 cis..satuan Sekis Sekis mempunyai sebaran di bagian tenggara dan baratdaya dan sedikit di bagian utara daerah penelitian, meliputi 14 % dari seluruh luas daerah penelitian. Sekis berwarna abu-abu cerah sampai abu-abu gelap, lapuk menjadi kuning kecoklatan, sekistositas pada umumnya cukup jelas, tekstur lepidoblastik, ukuran halus -sedang komposisi utama mineral kuarsa, felspar dan mika(biotit). Radiometri : 90-150 cis Pada kuarsit maupun sekis kadangkadang terdapat mineralisasi kuarsa berupa ural kuarsa dengan tebal 1-20 cm yang memotong dan searah dengan sekistositas. Kuarsit dan sekis mempunyai hubungan '1Q

ISSN 1410-1998 Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN -BA TAN Jakarta, 22 Pebruaril 2000 menjari. Secara regional batuan malihan di daerah ini dapat disebandingkan dengan Batuan Malihan Pinoh yang berumur Trias - Yura [31.Kelompok Batuan Beku. Batuan beku yang ditemukan di daerah penelitian bersifat granitik berupa tonalit dan terobosan granit..tonalit Tonalit tersingkap di bagian utara daerah penelitian meliputi 5 % dari seluruh luas daerah penelitian. Satuan ini terdiri dari tonalit, berwarna putih -putih abu-abu, holokristalin, berukuran mineral sedang, komposisi kuarsa, felspar dan mika (muskovit dan biotit). Radiometri rata-rata 60 cps, di Ano 237 mencapai 150 cps. Secara regional satuan tonalit dapat disebandingkan dengan Tonalit Sepauk yang berumur Kapur [3].Terobosan Granit Terobosan granit berupa korok umumnya tidak terpetakan, tersingkap di S. Mentawa dan Cabang-cabangnya dan di JI.PT SBK Km 81 ke arah Bukit Erai. Granit menerobos satuan kuarsit, sebagian memotong dan sejajar perlapisan (So), tebal tersingkap 0,2-4 meter. Granit berwarna abu-abu cerah, holokristalin, equigranular, ukuran mineral halus-kasar, bentuk butir subhedral-anhedral komposisi kuarsa, alkali felspar, plagioklas, dan mika (muskovit dan biotit), serisit, apatit, zirkon, klorit. Pada biotit ditemukan pleokroik halo dengan inti mineral opak. Dari hasil analisis petrografi, granit ini merupakan jenis granit leukokratik. Pada Ano CG 6 granit memotong mineralisasi uranium. Radiometri pada granit berkisar antara 100-175 cps. Pada sekitar korok granit tidak ditemukan adanya indikasi kenaikan nilai radiometri dibandingkan dengan radiometri batuan pad a umumnya. Struktur geologi Perlapisan batuan Pada umumnya perlapisan batuan merupakan perlapisan sisa dengan jurus arah WNW -ESE pada bagian selatan (hulu S. Mentawa dan hulu S. Ampola) miring kuat ke utara, sedangkan di bagian utara (hulu S. Rongka dan Hulu Cabang Kiri Ujang Oua) miring kuat ke selatan. Sekistositas Sekistositas pad a daerah penelitian pada umumnya mempunyai jurus WNW -ESE I subvertikal. Oi bagian selatan daerah penelitian pad a umumnya ditemukan miring kuat ke utara sedangkan pada bagian utara daerah penelitian ditemukan miring kuat ke selatan. Sekistositas tersebut hampir searah dengan sisa perlapisan. Struktur Sesar Struktur sesar yang terdapat di daerah penelitian berupa sesar mendatar berarah NE-SW dan NNW-SSE. Sesar yang berarah NE-SW merupakan sesar mendatar dekstral. sesar ini berkembang pada cabang kiri S. Ujang Oua Sesar yang berarah NNW -SSE merupakan sesar mendatar sinistral yang sebagian berkembang menjadi sesar normal. Struktur sesar ini berkembang di S. Ampola dan Cabang Kiri S. Mentawa. 4. Radiometri Radiometri Soil Pengukuran radiometri soil dilakukan secara sistematik dengan jaring-jaring 20 x 20 meter dengan arah N 120oE dan N 30oE. Pada daerah seluas 0,7 Km2 dengan jumlah pengukuran radiometri soil sebanyak 1633 titik, kisaran radiometri 45-500 cps, rata-rata 88,54 cps. Pada tempat yang menarik nilai radiometrinya dilakukan perapatan pengukuran dengan jaring-jaring pengukuran menjadi 5 x 10 meter. Dari hasil pengukuran tersebut kemudian dibuat peta kesamaan radiometri soil. Pada peta tersebut terlihat bahwa anomali radiometri soil berpola dengan arah WNW -ESE (Gambar 3 : Peta Iso Radiometri Soil). Radiometri Singkapan Batuan Hasil pengukuran radiometri singkapan batuan, pada kuarsit dan sekis umumnya 100-150 cps. Nilai anomali diasumsikan 3 kali harga latar setempat. Karena harga latar pada umumnya 100 cps maka singkapan batuan dengan radiometri > 300 cps dianggap anomali. Berdasarkan hal tersebut, maka di lokasi penelitian telah ditemukan 22 lokasi anomali radiometri singkapan yang terdiri dari 4 anomali temuan Tim Prospeksi Detil 19

Prosiding Presentasi //miah Daur Bahan Bakar Nuklir V P27BDU dan P2BGN-BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000 ISSN 1410-1998 1994 (Ano 48, Ano 181 Ano 237 dan Ano 240) dan 18 Anomali temuan baru (Prospeksi Sistematik 1997) (Tabel 1 dan Gambar 4 : Peta Lokasi Anomali ). Pada beberapa anomali yang ditemukan tersebut dilakukan kupasan yaitu Ano CG 6, Ano 181A, Ano CRN 1, Ano CZN 4, dan Ano DMN 5, yang menunjukkan pola anomali radiometri berarah WNW -ESE. 5. Mineralisasi Uranium Pada pengamatan lapangan mineralisasi uranium diindikasikan oleh harga radiometri singkapan batuan yang berkisar antara 300-15.000 cps. Mineralisasi tersebut berada pad a batuan kuarsit. Mineralisasi U berasosiasi dengan turmalin, kuarsa dan sulfida. Mineralisasi umumnya berarah WNW -ESE. berupa segregasi mineral yang berbentuk lensa, tebal milimetrik sampai dengan desimetrik Oi lokasi pengamatan 13 (ANa CG6) mineralisasi dipotong oleh korok granit. Mineralisasi pad a daerah ini searah dengan bidang sekistositas (N120E) Hasil analisis mineragrafi dan petrografi memperlihatkan bahwa mineral uranium yang terdapat pada daerah ini adalah uraninit dan pikblende, sebagian teralterasi menjadi autunit, berasosiasi dengan turmalin, kuarsa, pirit, kalkopirit, molibdenit, ilmenit dan rutil. Kedapatan mineral U pada batuan mengisi retakan dan berada di antar butir. Hasil analisis kadar U total contoh batuan kuarsit 4,5-18 ppm (2 contoh), pada batuan mineralisasi 22-3200 ppm (24 contoh), dan pada granit 25-37,S ppm (2 contoh). Berdasarkan data mineralisasi yang memperlihatkan bahwa sebarannya searah dengan sekistositas, berasosiasi dengan turmalin, kuarsa dan sulfida dimana mineral U ada yang mengisi retakan dan di antara butir dan terdapatnya korok granit yang memotong mineralisasi U di lokasi CG6 yang tidak menunjukkan indikasi peningkatan radiometri di sekitar korok granit terse but, serta kadar U total contoh batuan kuarsit yang relatif tinggi (mencapai 18 ppm) maka diduga mineralisasi U terbentuk dari reakumulasi U yang berasal dari batuan kuarsit selama metamorfisme berlangsung. Sehingga kontrol mineralisasi U berupa kontrollitologi kuarsit. 6. Sumberdaya Uranium Zona favorabel ditentukan berdasarkan atas kedapatan anomali radiometri singkapan batuan yang didukung oleh pola kesamaan radiometri tanah serta kesamaan batuan cebakannya berupa fasies kuarsit. Maka berdasarkan hal tersebut ditentukan zona favorabel daerah penelitian sepanjang 1200 meter dan lebar sekitar 100-400 meter pad a luas 0,3 Km2 (Gambar 5 ). SIMPULAN Litologi penyusun daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi kelompok batuan malihan yang terdiri dari satuan kuarsit dan satuan sekis dan kelompok batuan beku yang terdiri dari satuan tonalit dan terobosan granit (tak terpetakan). Struktur geologi (tektonik) yang ada di daerah penelitian berupa sesar mendatar dekstral berarah NE -SW dan sesar mendatar sinistral berarah NNW -SSE yang sebagian telah berkembang menjadi sesar normal. Pola zona anomali radiometri soil berarah WNW -ESE. Mineralisasi U terdapat pada kuarsit, berarah WNW -ESE, berasosiasi dengan turmalin, kuarsa, molibdenit, pirit, kalkopirit, ilmenit dan rutil, diduga terbentuk selama proses metamorfisme berlangsung. Zona favorabel sumberdaya U mencakup luas 0,3 Km2 yang memanjang :t 1200 m dengan arah WNW -ESE. PUSTAKA [1]. [2], [3] RAMADAN US, NGADENIN, SUJIMAN, HARNADI, In ven tarisasi Sumter Daya Uranium Daerah Mentawa Kalimantan Tengah Tahapan Prospeksi Deti/. Pusat Pengembangan Bahan Galian Nuklir -Batan, Jakarta, 1995. NGADENIN, TUGIJO, BOMAN, SUWARDI, RAHMAT ISWANTO. Inventarisasi Sektor Potensial U Mentawa Kalimantan Tengah Tahapan Prospeksi Sistematik. Pusat Pengembangan Bahan Galian Nuklir -Batan, Jakarta, 1997. AMINUDDIN dan TRAIL D.S. Peta Geologi Permulaan Lembar Nanga Pinoh Kalimantan Skala 1.. 250.000. 20

ISSN 1410-1998 Prosiding Presentasi //miah Daur Bahan Bakar Nuk/ir V P2TBDU dan P2BGN -BA TAN Jakarta, 22 Pebruari/2000 Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung.1987. TANYAJAWAB Sumantri.Apakah ada prediksi mendapatkan minimal U yang lebih besar dan dengan spasing berapa kalau diadakan pemboran Widiyanta.Ada, berdasarkan para/model mineralisasi yang terlihat pada kupasan yaitu bentuk mineralisasi melensa yang kadang-kadang menebal atau menipis baik secara lateral maupun vertikal. Dengan demikian yang tersingkap dipermukaan tipis ada harapan menebal kearah bawah..apabila dilakukan pemboran (eksplorasi) cukup dua titik yaitu dibagian timur dan dibagian barat (spasi :t 200 m) Sartapa.Temuan mineralisasi U di puncak dan di lembah beda tinggi 200 m diharapkan merupakan kelanjutan. Faktor atau kontrol apa yang mendukung bahwa mineralisasi U diharapkan menerus/menyambung? Widiyanta.Faktor yang mendukung bahwa mineralisasi U diharapkan menerus adalah adanya indikasi radiometri soil yang tinggi yang menghubungkan kedua mineralisasi tersebut. Wahlan.Pad a tingkatan penelitian sistematik apakah dilakukan analisis statistik sehingga kita dapat menentukan adanya anomali semu/benar dengan memasukkan frekwensi kumulatif. Widiyanta.Yang telah dilakukan perhitungan secara statistik adalah nilai radiometri soil. 21

[33 IKedapatan Uranlnlt,!berarah 1I Prosiding Presentasi I/miah Daur Bahan Bakar Nuklir V P27BDU dan P2BGN-BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000 ISSN 1410-1998 LAMPIRAN Tabel1. Lokasi anomali singkapan batuan No lokasi ILitOIOQ; Radiometri Kadar U Mineral penqamatan (CDS) (ppm) radioaktif I pemineralan 10 kuarsit 300-2000 berarah WNW-ESE ANa 48 111-IANa kuarsit 250-500 berarah N 150 E subvertikal 181 12 ** kuarsit '200-3000 360-640 iurarumt-: berarah N 315 E/80, searah dengansekistositas, ANa 181A oikblende bentuk lensa, tebal mm - 20 cm, berasosiasi dengan kuarsa,turmalin. molibdenit, pirit, DirhQ!!!- 13 **!kuarsit 300-7000 J 260-1320 berarah N 315 En2 searah denga ANa CG6 pikblende sekistositas, bentuk lensa, tebal mm - monasit 19 Cm, berasosiasi dengan kuarsa, 29 **ANa kuarsit 1000- CZN4 15000 30 ANa BR9 31 ** ANa CRN 1 turmalin, molibdenit, pirit, kalkopirit.,mineralisasi dipotonq oleh qranit. 240-3200 uraninit, N 315 E, subvertikal, searah gummit, sekistositas, bentuk lensa, tebal cm sid autunit 50 cm, berasosiasi dengan kuarsa, turmalin kuarsit 300-2500 uraninit berarah N 170oE, subvertikal. tebal 0,3-1 cm. searah sekistositas, berasoslasi denqan kuarsa. turmalin. kuarsit 300-5000 300-520 I kuarsit 300-1500 Uraninit. monasit berarah N 315 E. subvertikal. searahsekistositas, tebal mm -50 cm. berasosiasi dengan kuarsa. turmalin, Dirit. kalkodirit. Diroti!. berupa titik (spot), berasosiasi denganturmalin. 134 kuarsit I 600-1500 berupa titik (spot), berasosiasi denganturrnalin. 136!ANO CB25 kuarsit 300-5000 22-45 uraninit berarah N 315 E, subvertikal spot-spot, bentuk lensa, searah sekistositas, tebal mm -5 cm, berasosiasi dengan kuarsa, turmalin, 140 kuarsit 500 Keterangan : * : Anomali temuan Tim PO tahun 1994 ** : dibuat kupasan p\rit,)lmenit. berupa titik (spot), berasosiasi dengan turmalin 22

luraninit, autunit ISSN1410-1998 Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN -BA TAN Jakarta, 22 Pebruaril2000 Tabel1 : Lokasi anomali singkapan batuan (Ianjutan) NO lokasi pen~matan IJJtOIO9i Ikuarsit adiometri c s 500 I Kadar U I (ppm)i - Mineral radi~tif pemineralan - berupa titik (spot) 42IANO DLN4 43,ANa DMN4 44 ** ANa DMN5 57IANa CTO 58 ANO DDN3 73 ANa 237 177iANO 240 kuarsit 300-1200 125 uraninit berarah N 315 E, subvertikal,1i bentuk lensa, tebal 10-50 cm, searah sekistositas, berasosiasi dengan kuarsa, turmalin, molibdenit, oirit, kalkgoirit, oirotit. Kuarsit 300-1600 225 - berarah N 315 E/63, panjang 5 m' monasit lebar 10-15 cm, searahisekistositas, l berasosiasi dengani kuarsa, turmalin, pirit, molibdenit IKuarsit -~- 400-50001625-2625 500-3000 1760, monasit, zirkon kuarsit 750 275 monasit IKuarsit kuarslt ikuarsit r1500-2000 200 -r5o- -15000135,75-~914Iuraninit 750-1500 270 biotit. N 325 E/65,-sea;:ah sekistositas, panjang > 10m, tebal 5-20 cm, berbentuk lensa,1 berasosiasi dengan kuarsa, IIturmalin. molibdenit, pirit. WNW -ESE, subvertikal,i berasosiasi dengan kuarsa, turmalin, molibd~olt. WNW -ESE, subvertikal, Dentuk lensa, tebal 1-5 cm, Derasosiasi dengan kuarsa,limolibdenil bentuk _- lensa, tebal 4.-- -5 cm, berasosiasi d~qan turmalin, b(9tit. WNW -ESE, subvertikal. berasosiasi dengan kuarsa, turmalin, pirit.,oerarah WNW -ESE, tebal mm,iberasosiasi dengan kursa, turmalinibtotil 79 ANa 8240 Ikuarsit 500-3500 1300 luraninit berarah N 135 E, subvertikal, bentuk lensa, tebal 10 cm,iberasosiasi dengan ilmenit, rutil,,maqnetit,-- 196.- kuarsit 300-4000 875 pikblende Iberasosiasi dengan monasit. Keterangan : * : Anomali temuan Tim PO tahun 1994 ** : dibuat kupasan 23 ~ IKedapatan 41 iuraninit, fberarah 146 IkuarSlf 'berarah 1Iberarah I Ipikblende

Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN-BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000 ISSN 1410-1998 o' III. 1130 1/20 20 Gambar 1. Lokasi daerah penelitian 112' 1136 24

ISSN 1410-1998 Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuk/ir V P27BDU dan P2BGN -BA TAN Jakarta, 22 Pebruaril 2000 Gambar 2. peta Geologi 25

Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN-BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000 fssn 1410-1998 Gambar 3. Peta Isoradiometri Soil 26

ISSN 1410-1998 Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuk/ir V P27BDU dan P2BGN -BA TAN Jakarta, 22 Pebruaril 2000 u I---t 0 80 m Gambar 4. Peta lokasi anomali radiometri singkapan batuan

Prosiding Presentasi I/miah Daur Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN-BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000 ISSN 1410-1998 Gambar 5. Peta Sektor Potensial U 28