Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang diberikan pengguna jasa atau owner sebagaimana yang tertuang dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT

EVALUASI DAN ANALISA JADWAL PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK X )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB I PENDAHULUAN. suatu proyek konstruksi biasanya pihak pemberi tugas atau Owner akan membagibagikan

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

PERBANDINGAN PPC DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PADA DUA PROYEK APARTEMEN

BAB II LANDASAN TEORI. periode tertentu (temporer) (Maharesi, 2002). Menurut Nurhayati (2010) Proyek

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi manpower, material, machines, money, method (Ervianto,2005).

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS PENERAPAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP LANJUTAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN 8 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu


BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PROTOTIPE RUSUNAWA TIPE 36 BERDASARKAN PERENCANAAN CASH FLOW OPTIMAL

ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan kata rework beberapa di antaranya

Kata kunci: perbandingan biaya, penambahan tenaga kerja, jam kerja (kerja lembur), time cost trade off

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016.

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. proses pemikiran yang tangguh dalam mengatasi persoalan pelaksanaan

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hunna Watson, dan Peter Davis dalam makalah Rework in Civil Infrastructure

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Manokwari adalah Ibu Kota Provinsi Papua Barat, Indonesia. Sebagai

TUGAS AKHIR. Ditulis sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana Sains Terapan. Oleh: TUA M. LBN. TORUAN NIM :

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA

ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL. Theresita Herni Setiawan 1

EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE PADA PROYEK STUDENT BOARDING HOUSE PRESIDENT UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era sekarang ini, keberhasilan suatu negara bisa diukur dari tingkat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS


3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

4- PEKERJAAN PERSIAPAN

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING SCHEDULE PROYEK GEDUNG 8 LANTAI SISTEM PRACETAK DENGAN MENGGUNAKAN MS PROJECT

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menentukan Topik Permasalahan : Komparasi Metode Konstruksi. Studi Literatur. Pengumpulan Data.

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

perencanaan jalan... 86

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menangani proyek konstruksi di kawasan Daerah Kabupaten Badung, dapat diperoleh

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K)

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB V PENUTUP. risiko berdasarkan saran yang diperoleh oleh pakar.

MONITORING JADWAL SUATU PROYEK SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPI DAN PPC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata rework dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai

INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 06 ISSN: 459-977 ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI AKIBAT PENGELOLAAN SHOP DRAWING Desi Dwi Rahayu,Muhammad Abduh, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,Institut Teknologi Bandung Jl. Ganeca No.0, Bandung. Email:desi.dwira@yahoo.com Email:abduh@si.itb.ac.id Abstrak Shop drawing atau gambar kerja adalah gambar teknis beserta data lain yang menjelaskan detail karakteristik bangunan atau spesifikasi dari elemen struktural yang akan dibangun. Gambar ini merupakan gambar pelengkap dan tidak mengganti gambar kontrak. Di dalam dokumen kontrak terdapat keterangan yang cukup jelas untuk pengelolaan shop drawing. Gambar kerja disiapkan oleh kontraktor dan kontraktor serta diperiksa dan disetujui oleh konsultan pengawas. Shop drawing ini penting untuk kejelasan dan kesepahaman terhadap pelaksanaan pekerjaan, juga untuk menghindari kesalahan dalam pekerjaan yang berakibat pada terjadinya re-work, yang tentunya berdampak pada pembengkakan waktu dan biaya. Pada dasarnya, kontraktor tidak dapat melakukan pekerjaan di lapangan jika belum ada persetujuan (approval) dari konsultan pengawas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penyebab yang menghambat terselesaikannya gambar kerja dan mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap keterlambatan penyelesaian proyek. Identifikasi diawali dengan melakukan penjabaran urutan kejadian yang mengarah kepada masalah, menganalisis pada kondisi apa masalah tersebut terjadi, serta mencari tahu masalah-masalah lain yang muncul seiring dengan kemunculan masalah utama. Untuk membantu identifikasi, digunakan instrumen untuk mengidentifikasi akar penyebab yakni dengan menggunakan Root Cause Tree dan Fishbone Diagram.Dari penelitian ini ditemukan bahwa pada objek yang diteliti akar masalah penyebab keterlambatan terselesaikan shop drawing adalahmasalah koordinasi proyek dan manajemen sumber daya manusia pada kontraktor dan konsultan yang kurang baik. Selain itu, keterlambatan yang terjadi pada shop drawing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keterlambatan proyek secara keseluruhan. Kata kunci: Keterlambatan Proyek, Root Cause Analysis, Shop Drawing PENDAHULUAN Latar Belakang Shop drawing atau gambar kerja merupakan gambar teknis lapangan yang bersifat detail dan digunakan sebagai panduan pelaksanaan suatu pekerjaan. Gambar ini menjadi media komunikasi yang vital antara perencana dan pelaksana sehingga harus diperhatikan dalam pembuatannya. Pada dasarnya, kontraktor tidak dapat melakukan pekerjaan di lapangan jika belum ada persetujuan (approval) dari konsultan pengawas.shop drawing ini penting untuk kejelasan dan kesepahaman terhadap pelaksanaan pekerjaan, juga untuk menghindari kesalahan dalam pekerjaan yang berakibat pada terjadinya re-work, yang tentunya berdampak pada pembengkakan waktu dan biaya. Terlambat selesainya shop drawing dapat menjadi salah satu kendala yang dapat mengakibatkan keterlambatan pekerjaan. Pada pekerjaan-pekerjaan yang kritis, keterlambatan ini dapat menyebabkan bertambahnya waktu penyelesaian proyek di lapangan. Mundurnya waktu penyelesaian proyek berakibat kepada bertambahnya penggunaan sumber daya dan biaya. Dengan demikian, penting untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh keterlambatan selesainya shop drawing ini terhadap waktu penyelesaian proyek sehingga kita dapat lebih serius memperhatikan dan mengantisipasi risiko ini yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yang diteliti, yaitu: ) Mengidentifikasi kendala yang menghambat terselesaikannya shop drawing. 85 dari 40

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 06 ISSN: 459-977 ) Mengetahui seberapa besar risiko pengaruh terlambatnya shop drawing terhadap keterlambatan penyelesaian proyek. METODOLOGI Pendekatan penelitian yang digunakan adalah observasi dan studi kasus pada proyek empat buah gedung yang dikerjakan oleh kontraktor PT. XYZ. Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari pengumpulan data, dengan menggunakan studi literatur dan wawancara, serta pengolahan data dan analisis berupa analisis deskriptif, analisis level risiko,dan cause-effect analysis. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari dokumen dan catatan-catatan yang berkaitan dengan objek penelitian, seperti deskripsi proyek, penjadwalan proyek, shop drawing log, dokumen kontrak, dsb. Observasi dilakukan dengan membandingkan prosedur atau ketentuan mengenail pengelolaan shop drawing atau ketentuan yang tertera pada dokumen proyek dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Kemudian dilakukan wawancara untuk menggali atau mencari tahu faktorfaktor apa saja yang biasanya menjadi penyebab lamanya proses persetujuan gambar kerja. Analisis level risiko dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan risiko yang didapat dari hubungan frekuensi dan dampak. Analisis level risiko ini dilakukan pada penelitian tahap pertama dan kedua. Untuk mengetahui tingkat kepentingan risiko dapat menggunakan persamaan berikut ini: Tingkat kepentingan risiko = frekuensi x dampak dimana frekuensi adalah probabilitas seringnya risiko tersebut terjadi sedangkan dampak adalah seberapa besar pengaruh suatu risiko terhadap keterlambatan pekerjaan. Analisis sebab-akibat atau cause-effect analysis dilakukan untuk mencari akar masalah keterlambatan shop drawing. Instrumen yang digunakan pada analisis ini adalah root cause tree analysis dan fishbone diagram. Pengumpulan Data dan Analisis Pembahasan. Gambaran Umum dan Obyek Penelitian Penelitian dilakukan terhadap suatu proyek yang terdiri dari empat gedung berbeda. Obyek penelitian terdiri dari pihak kontraktor dan konsultan pengawas pada proyek tersebut. Berikut merupakan struktur organisasi yang terlibat dalam obyek yang diteliti dan beberapa informasi. owner konsultan pengawas Kontraktor team leader Site Manager engineering struktur arsitektur MEP 4 engineering engineering engineering engineering 4 Gambar. Struktur Organisasi Obyek Penelitian. Proses Approval Shop Drawing dalam Proyek Mekanisme dan alokasi waktu atau jadwal persetujuan shop drawing umumnya berbeda tergantung kepada kesepakatan awal yang tertera pada dokumen kontrak. Namun setiap proyek umumnya memiliki mekanisme persetujuan yang hampir sama. Berikut merupakan alur proses approval shop drawing dalam keempat proyek gedung ini. 86 dari 40

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 06 ISSN: 459-977 Pembuatan shop drawing oleh dari kontraktor atau subkontraktor/ supplier diperiksa oleh kabid engineering masing-masing gedung diserahkan kepada konsultan pengawas proses pemeriksaan gambar kerja oleh konsultan pengawas (max hari) Approve/ approve with notes Revisi/ di tolak Shop drawing dibuat salinan dan diserahkan kepada tim pelaksana untuk diterapkan di lapangan Gambar, Alur Proses Approval Shop Drawing Proyek Berdasarkan dokumen kontrak, telah di atur pula bahwa shop drawing harus sudah rampung dua minggu sebelum pelaksanaan di lapangan. Hal ini dilakukan untuk mengakomodir kontraktor untuk melakukan persiapan sebelum pekerjaan dilaksanakan di lapangan seperti pengadaan alat, material, dan tenaga kerja. Meskipun demikian, menurut kontraktor pekerjaan dapat langsung dilaksanakan setelah shop drawing disetujui tanpa menunggu beberapa hari selama alat dan material tersedia di lapangan.. Data Shop Drawing Penelitian dilakukan dengan meninjau jumlah gambar kerja yang tercatat dalam data shop drawing log milik kontraktor. Shop drawing log merupakan dokumen yang mencatat gambargambar yang diajukan oleh kontraktor ke konsultan berikut tanggal pengajuan dan tanggal pengembalian. Data shop drawing log yang digunakan dalam penelitian ini adalah shop drawing log yang diperbaharui hingga April 05. Meskipun demikian, terdapat beberapa gambar yang belum disetujui sehingga data pencatatannya belum lengkap, tidak semua data pada shop drawing log dapat langsung dipergunakan sebagai sampel dalam analisis. Dari dokumen shop drawing log yang dimiliki kontraktor, didapatkan data mengenai jumlah gambar yang telah diproses oleh konsultan pengawas untuk keempat gedung. 4 Tabel, Data Shop Drawing Shop Drawing Jumlah Jumlah Gambar Revisi (kali) Jumlah Total Gambar Gambar Gambar 4 5 6 7 8 Gambar Tercatat Sample Revisi Struktur 4 7 0 0 76 Arsitektural 5 5 0 8 0 0 0 75 Struktur 47 4 0 0 0 7 Arsitektural 8 5 8 0 7 0 0 0 0 66 09 Struktur 47 44 6 0 0 0 56 00 Arsitektural 55 47 4 0 9 0 0 9 9 Struktur 48 48 5 4 5 0 0 0 8 4 Arsitektural 4 0 4 0 0 45 9 Total Gambar Terproses 9 87 dari 40

Jumlah Gambar Struktur Arsitektural Struktur Arsitektural Struktur Arsitektural Struktur Arsitektural Jumlah Gambar Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 06 ISSN: 459-977 00% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 0% 0% 0% 0% 8 7 5 9 6 0 0 0 4 4 0 4 8 4 0 5 4 Revisi kali Revisi kali Revisi kali Revisi 4 kali Revisi 5 kali Revisi 6 kali Revisi 7 kali Revisi 8 kali Gambar. Diagram Batang Gambar Revisi Shop Drawing Pada diagram tampak bahwa hampir tiap gedung terdapat lebih dari 0% gambar kerja untuk pekerjaan struktur dan arsitektur yang mengalami revisi lebih dua kali. Meskipun demikian, belum tentu gambar yang memiliki revisi paling banyak menyebabkan pekerjaan terlambat dimulai, sehingga perlu ada analisis lebih lanjut mengenai seberapa dampak yang dihasilkan dari permasalahan pada masing-masing gambar. Data shop drawing dapat dibagi kedalam tiga kelompok besar berdasarkan waktu disetujuinya shop drawing untuk memudahkan mengetahui gambar-gambar apa saja yang berisiko menyebabkan keterlambatan dimulainya pekerjaan. Berdasarkan data pada shop drawing log, dapat dilihat berapa jumlah gambar yang telah disetujui konsultan pengawas sebelum pelaksanaan menurut schedule awal (kurva S). Selain itu pula, terdapat gambar-gambar yang telah disetujui oleh konsultan pengawas sebelum pelaksanaan di lapangan meskipun pekerjaan di lapangan sudah terlambat. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa keterlambatan pekerjaan di lapangan bukan disebabkan karena lambatnya proses approval shop drawing melainkan karena faktor lain, misalnya kondisi di lapangan yang belum siap, terlambatnya material, kesiapan tenaga kerja di lapangan, dsb. Pada grafik batang berikut ini disajikan pengelompokan gambar kerja berdasarkan waktu disetujuinya untuk masing-masing gedung. 00% 80% 60% 40% 0% 0% 8 8 0 5 9 5 7 7 9 4 7 9 4 8 0 8 6 0 Struktur Arsitektur Struktur Arsitektur Struktur Arsitektur Struktur Arsitektur 4 Jumlah Gambar selesai setelah pekerjaan dimulai Jumlah Gambar selesai sebelum pekerjaan dimulai Jumlah Gambar Tepat Waktu sesuai kurva S Gambar 4, Pengelompokan Gambar Kerja berdasarkan Waktu 88 dari 40

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 06 ISSN: 459-977 Dari grafik tampak bahwa terdapat hingga 0% gambar kerja untuk pekerjaan arsitektur pada masing-masing gedung telah rampung dua minggu sebelum pekerjaan dijadwalkan dimulai sesuai kurva S rencana. Sedangkan untuk pekerjaan struktur pada masing-masing gedung terdapat 40%- 65% gambar kerja dipastikan bukan penyebab terlambat dimulainya pekerjaan. Pada keseluruhan gedung untuk pekerjaan arsitektural, terdapat 0%-70% gambar kerja yang telah selesai sebelum pekerjaan dimulai, terlepas dari pekerjaan tersebut dimulai terlambat dari jadwal rencana ataupun tidak. Gambar kerja ini perlu diperiksa lebih lanjut kepada pihak kontraktor untuk memastikan apakah gambar kerja ini menyebabkan terlambat dimulainya pekerjaan yang bersangkutan. Sedangkan gambar yang baru disetujui setelah pekerjaan dimulai mengindikasikan bahwa kontraktor berusaha mengejar keterlambatan dengan melakukan pekerjaan lebih dahulu, sehingga dapat dikatakan bahwa kemungkinan pekerjaan terlambat dimulai bukan disebabkan karena masalah shop drawing, meskipun demikian hal ini akan menjadi lebih berisiko terjadinya re-work dan pembengkakan biaya oleh kontraktor jika pelaksanaan dilapangan tidak sesuai gambar kerja yang disetujui kemudian. 4. Identifikasi Penyebab Masalah Dari alur proses pengelolaan shop drawing, maka dapat terlihat wilayah masalah yang dapat menjadi penyebab lamanya proses approvalshop drawing adalah sebagai berikut: a. Terlambat/lamanya waktu kontraktor mengajukan/mengajukan kembali shop drawing kepada konsultan pengawas b. Lamanya proses pemeriksaan atau approval oleh konsultan pengawas c. Revisi yang berlangsung berkali-kali Beberapa kemungkinan penyebab kendala yang ditemukan adalah sebagai berikut: Tabel, Faktor Kendala Kemungkinan Penyebab Keterlambatan Shop Drawing Kode Kendala A B C A A A A4 A5 A6 A7 B B C Kendala Revisi yang berulang Penyesuaian antar gambar rencana struktur, arsitektural, dan MEP Kualitas gambar kerja kurang detail Kesalahan notasi/penggambaran Pemeriksaan kurang menyeluruh Koordinasi dengan subkontraktor Gambar rencana kurang jelas/rancu Perubahan desain oleh konsultan Keterlambatan penyerahan shop drawing pada konsultan pengawas Kuantitas SDM Penyesuaian dengan kondisi lapangan Keterlambatan pengembalian shop drawing oleh konsultan pengawas Menunggu approval dari team leader 5. Analisis Level Risiko Faktor Keterlambatan Dalam penelitian ini, analisis level risiko dilakukan dengan memberikan peringkat prioritas berdasarkan indeks level risiko yang ditentukan melalui perkalian antara bobot variabel frekuensi dan delay. Frekuensi faktor keterlambatan yang dimaksud adalah banyaknya suatu kendala yang terjadi pada beberapa shop drawing yang ditinjau. Shop drawing yang mengalami keterlambatan di lapangan kemudian diidentifikasikan apa saja faktor kendalanya dan dihitung berapa frekuensi kejadian suatu kendala yang terjadi pada shop drawing yang di tinjau. Sedangkan variabel dampak 89 dari 40

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 06 ISSN: 459-977 didefinisikan sebagai jumlah waktu rata-rata dari persen keterlambatan (delay) dimulainya pekerjaan akibat suatu kendala yang menyebabkan terlambatnya shop drawing. Delay dihitung dengan membandingkan tanggal approval, tanggal pelaksanaan menurut kurva S, dan tanggal pelaksanaan di lapangan. Dengan: n = jumlah faktor kendala yang terjadi dalam satu shop drawing yang ditinjau Dari hasil analisis indeks risiko pada keempat gedung yang ditinjau, diambil tiga kendala dengan nilai indeks risiko paling tinggi untuk masing-masing gedung, untuk memudahkan fokus dalam mencari akar masalah penyebab terhambatnya proses persetujuan shop drawing. Peringkat tiga besar dengan nilai indeks risiko paling tinggi per gedung dirangkum pada tabel berikut. Tabel, Matriks Tiga Kendala dengan Nilai Indeks Risiko Tertinggi Per Gambar Peringkat Peringkat Peringkat Struktur A B A5 Arsitektural A7 A A Struktur A A7 A Arsitektural A A7 A Struktur A A7 A Arsitektural A7 A A 4 Struktur A A A5 Arsitektural A7 B A4 6. Identifikasi Akar Masalah Untuk mendapatkan akar masalah, maka perlu dilakukan pula analisis hubungan sebab-akibat yang sangat berperan dalam menyebabkan masalah. Pada penelitian ini, analisis sebab-akibat menggunakan instrumen berupa pohon akar masalah (root cause tree). Pada pohon akar masalah berikut, digunakan tiga kendala yang paling berpotensi mengakibatkan keterlambatan shop drawing untuk masing-masing gambar kerja struktur dan arsitektur. Dari ketiga kendala penghambat proses produksi shop drawing tersebut kemudian ditarik kemungkinan-kemungkinan yang menjadi faktor penyebab. MASALAH KETERLAMBATAN SHOP DRAWING GEDUNG STRUKTUR ARSITEKTURAL Penyesuaian antara gambar rencana struktur, arsitektural, dan MEP Penyesuaian dengan kondisi lapangan Penyesuaian dengan subkontraktor Perubahan desain oleh konsultan Penyesuaian antara gambar rencana struktur, arsitektural, dan MEP gambar yang kurang detail Perbedaan selera/ masalah estetika Pemahaman yang tidak seragam antar konsultan perencana Perencanaan yang kurang matang Pemahaman yang tidak seragam antar konsultan perencana kualitas SDM () Koordinasi Proyek Manajemen SDM Gambar 5. Contoh Root Cause Tree Masalah Keterlambatan Shop Drawing 90 dari 40

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 06 ISSN: 459-977 Tabel 4. Identifikasi Indikator Penyebab Keterlambatan Proses Persetujuan Shop Drawing Kemungkinan No. Contoh Kejadian Kendala Indikator Penyebab Penyesuaian antara Penggambaran beberapa gambar kerja perubahan gambar arsitektur menyesuaikan perubahan rencana dengan yang terjadi di lapangan. kondisi di lapangan 4 Perubahan atau pergeseran lokasi dinding sehingga menyebabkan perubahan atau penyesuaian pada gambar kerja struktur, arsitektur, dan MEP Revisi karena perlu adanya penyesuaian seperti elevasi, lokasi, dan dimensi. Terdapat perbedaan antara standar pelaksanaan pembesian yang diberikan dengan detail pada gambar rencana Revisi gambar kerja yang sama dengan letak kesalahan yang berbeda, pemeriksaan kurang menyeluruh oleh konsultan pengawas Ketidaktelitian pemeriksaan oleh bagian engineering kontraktor sehingga terjadi kesalahan seperti kop hingga notasi gambar. Revisi gambar kerja yang dibuat oleh tidak jelas atau kurang detail Beberapa revisi gambar kerja terlambat diajukan untuk diperiksa oleh konsultan pengawas karena masih sibuk mengerjakan gambar kerja yang dibutuhkan segera Revisi karena gambar kerja dari kontraktor tidak melampirkan perhitungan kekuatan tower crane Revisi karena gambar kerja dari kontraktor tidak melampirkan detail metode kerja dan siklus pekerjaan boredpile Revisi karena gambar detail lift oleh supplier tidak dilampirkan dalam shop drawingkontraktor Penyesuaian beberapa gambar kerja terhadap perubahan desain ketidaksesuaian gambar rencana ketika dikompositkan kesalahan penggambaran karena kurang jelasnya gambar rencana Ketidaktelitian sumber daya manusia dalam proses review shop drawing Kemampuan dalam menginterpretasikan gambar rencana dan metode kerja kedalam gambar kerja Kurangnya jumlah yang mengerjakan gambar kerja Revisi karena kontraktor belum mengajukan metode dan perhitungan Revisi karena gambar subkontraktor belum diajukan Perubahan desain selama keberjalanan proyek Pemahaman yang tidak seragam dalam perencanaan Kurangnya jelasnya informasi dalam gambar rencana Kualitas SDM Kuantitas SDM Kurang lengkapnya item yang harus dilampirkan untuk diajukan kepada konsultan pengawas Koordinasi Proyek Manajemen SDM Penyebab lain 9 dari 40

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 06 ISSN: 459-977 Gambar 7. Fishbone Diagram Penyebab Keterlambatan Shop Drawing KESIMPULAN Penyebab shop drawing mengalami keterlambatan pada keempat gedung secara umum adalah masalah koordinasi proyek dan manajemen sumber daya manusia pada kontraktor dan konsultan yang kurang baik, serta beberapa penyebab lain, seperti ketidaklengkapan data yang diajukan bersamaan dengan gambar kerja. Pada keempat gedung, pengaruh keterlambatan produksi shop drawing tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan proyek. Terdapat banyak permasalahan lain di lapangan yang menyebabkan jadwal pembuatan shop drawing dan proses produksi shop drawing menjadi terlambat dimulai. Meskipun demikian, secara umum, kontraktor PT. XYZ berinisiatif memulai pekerjaan untuk mengejar keterlambatan yang telah terjadi, meskipun gambar kerja masih dalam tahap proses persetujuan. Pada beberapa pekerjaan yang tipikal dengan gambar kerja yang belum disetujui, kontraktor berinisiatif sendiri untuk memulai pekerjaan menggunakan gambar rencana untuk mengejar keterlambatan yang sudah terjadi di lapangan. Ketika pekerjaan yang telah dilakukan tidak sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui kemudian, maka kontraktor wajib menyesuaikan dengan gambar kerja tersebut sehingga memerlukan adanya kerja ulang (re-work). Namun hal ini tidak selalu terjadi. DAFTAR PUSTAKA Chin, Chang-Sun. (009): Identifying Root Causes of Long Review Times for Engineering Shop Drawing. Civil and Environmental Engineering: Universitas Wisconsin-Madison. Ervianto, Wulfram I. (004): Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Penerbit Andi: Yogyakarta. Harsono, Ari. (008): Metode Analisis Akar Masalah dan Solusi. Jurnal Makara, Sosial Humaniora, Vol. No.. Universitas Indonesia: Jakarta. Lockert, J. dan O. Berard. (04): Learning From Problem Analysis of Design Information Design Information Data. Proceedings IGLC-: Oslo, Norway. Nunnally, S.W. (998): Construction Method and Mangement. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. Powers, Dennis J. (008): Traditional Shop Drawing Liability and Liability That Arises From Shared or Delegated Design," Ch. 8, Shared Design. Aspen Publishers. Santoso, Taufik. (0): Analisis Akar Masalah. http://www.lean-indonesia.com/0/0/rcaroot-cause-analysis-analisa-akar.html. (diakses Maret 05) 9 dari 40