Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung

Dihasilkan : 23-Feb

Press Release. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian tentang. Prediksi Iklim, Kalender Tanam Terpadu dan Monitoring Standing Crop MK 2015

1

Dihasilkan : 23-Feb-2013

Dihasilkan : 23-Feb-2013

Dicetak : 19-Sep-2013

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT II 2014 KECAMATAN : RAMBAH HILIR KAB/KOTA : ROKAN HULU, PROVINSI : RIAU

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : BALIKPAPAN UTARA KAB/KOTA : BALIKPAPAN, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : LONG HUBUNG KAB/KOTA : MAHAKAM HULU, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT II 2014 KECAMATAN : KAMPAR KIRI HULU KAB/KOTA : KAMPAR, PROVINSI : RIAU

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : BATU SOPANG KAB/KOTA : PASER, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : PALARAN KAB/KOTA : SAMARINDA, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : BALIKPAPAN TENGAH KAB/KOTA : BALIKPAPAN, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : MUARA KOMAM KAB/KOTA : PASER, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : MELAK KAB/KOTA : KUTAI BARAT, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : TABALAR KAB/KOTA : BERAU, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : BONTANG SELATAN KAB/KOTA : BONTANG, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

NOTA DINAS banjir OPT banjir kekeringan OPT banjir kekeringan OPT

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : MUARA MUNTAI KAB/KOTA : KUTAI KARTANEGARA, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : MUARA BENGKAL KAB/KOTA : KUTAI TIMUR, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : TELUK PANDAN KAB/KOTA : KUTAI TIMUR, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS POTENSI KEKERINGAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA PADA MUSIM KEMARAU Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka

Gambar 3.6: Hasil simulasi model pada kondisi eksisting

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

PREDIKSI DAN ANTISIPASI KEKERINGAN TAHUN 2013

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

Bab 5 Pengembangan Aspek Prediksi Iklim pada Atlas Kalender Tanam

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Volume 7, Agustus 2017

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

Pengantar. Kalender Tanam Terpadu: Generasi Baru Perencanaan Tanam Menghadapi Perubahan Iklim

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI SISTEM INFORMASI KALENDER TANAM TERPADU VERSI 1.3

Bagian V Pengelolaan Informasi Bencana dan Teknologi Ringkasan

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) KALENDER TANAM TERPADU

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGY DAN INOVASI IPTEK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM DAN LINGKUNGAN SEKTOR PERTANIAN BADAN LITBANG PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN

KEKERINGAN TAHUN 2014: NORMAL ATAUKAH EKSTRIM?

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017

Abstrak

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

Seminar Nasional Lahan Sub- Optimal Palembang, 8-9 Oktober 2015

STABILISASI HARGA PANGAN

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

Apa yang dimaksud dengan PHSL?

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang


Buletin Hasil Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Vol Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Serta Pengaruhnya

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

Kajian Validasi Sistem Informasi Kalender Tanam Dinamis Terpadu Padi Sawah di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA 2015)

PENGEMBANGAN PERBENIHAN (UPBS) PADI DI SUMATERA UTARA. Tim UPBS BPTP Sumatera Utara

EVALUASI KONDISI SUMBER DAYA AIR TAHUN 2011/2012. Status 31 Januari 2012

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

I. EVALUASI UPSUS 2015

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

1 SET B. KELOMPOK TANI SEHAMPARAN

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

peningkatan produksi dan produktifitas melalui intensifikasi, ekstensifikasi,

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Indonesia Serta

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH

INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ARAM II 2015)

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

Transkripsi:

Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013 (1) Berdasarkan prakiraan BMKG dan beberapa lembaga penelitian lain mengindikasikan bahwa awal Musim Hujan (MH) 2013/2014 di berbagai wilayah sentra produksi pangan terjadi pada Oktober dan November 2013, sebagian terjadi pada September (Sumatera bagian utara dan Jawa bagian selatan, Kalimantan bagian barat), atau Desember 2013 (pada umumnya Bali/Nusa Tenggara dan Maluku). (2) Sifat hujan pada umumnya Normal dengan luas sawah sekitar 5,22 juta Ha, mencakup sebagian besar Sumatera, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Luas sawah yang mengalami sifat hujan Atas Normal sekitar 2,46 juta Ha, yang mencakup sebagian besar Jawa, Bali-Nusa Tenggara, dan Papua. Sedangkan luas sawah yang akan mengalami sifat hujan Bawah Normal adalah 0,56 juta Ha, mencakup sebagian kecil Sumatera, Jawa, dan Bali-Nusa Tenggara. (3) Namun demikian ancaman kekeringan tetap harus diwaspadai, karena di beberapa wilayah produksi pangan di Aceh bagian utara, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT sudah lebih dari 60 hari tanpa hujan dan jika dikaitkan dengan prakiraan awal musim maka diprediksi wilayah-wilayah tersebut tidak akan memperoleh hujan lebih dari 90 hari. Suatu peringatan atau warning bagi pertanaman MK-2 (MT3) yang terlanjur ditanam pada 1-2 bulan terakhir. (4) Implikasi prakiraan iklim pada MH 2013/2014 terhadap kalender tanam padi, jagung dan kedelai disajikan pada situs Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu versi 1.6 (www.katam.litbang.deptan.go.id). (5) Hasil analisis kalender tanam menggambarkan bahwa potensi awal tanam yang dominan pada MT I (MH) 2013/2014 di Sumatera dan Jawa adalah Oktober II-III, di Bali-Nusa Tenggara dan Papua adalah November III-Desember I, di Kalimantan dan Sulawesi adalah Januari I-II, sedangkan di Maluku adalah November I-II. Potensi luas tanam padi di lahan sawah secara nasional pada MT I (MH) 2013/2014 sekitar 7.715.882 Ha atau sekitar 93,45% dari luas baku sawah 8.243.329 Ha. Potensi luas tanam jagung di lahan sawah adalah seluas 245.208 Ha, sedangkan kedelai seluas 602 Ha. (6) Berdasarkan data historis dan prediksi iklim pada MT I, Sistem Informasi Katam Terpadu juga mengindikasikan bahwa beberapa Kabupaten di Indonesia merupakan wilayah Rawan dan Sangat Rawan terhadap banjir di lahan sawah pada MT I, terutama di sebagian Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Beberapa Kabupaten lainnya juga merupakan wilayah Rawan dan Sangat Rawan terhadap kekeringan di lahan sawah pada MT I, terutama di sebagian Propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Aceh, dan Jawa Barat. (7) Kebutuhan benih secara nasional adalah 151.679 Ton dan secara umum varietas yang dibutuhkan sesuai sebaran umum varietas dan kondsi agroekologi dan preferensi petani. Khusus untuk wilayah yang diprediksi akan mengalami sifat hujan di Atas i

Normal dan rawan banjir, direkomendasikan varietas yang tahan genangan, seperti Inpara 3, Inpara 4, Inpara 5, dan Ciherang-Sub 1. (8) Pada wilayah yang akan mengalami sifat hujan di Bawah Normal, direkomendasikan padi berumur sangat genjah dan ultra genjah dan/atau varietas yang lebih tahan kekeringan, seperti Inpari 1, Inpari 10, Inpari 11, Inpari 12, Inpari 13, Situbagendit, Silugonggo, dan Situpatenggang dan Dodokan. Selain itu perlu diantisipasi dengan memanfaatkan sumber air alternatif seperti air permukaan, embung, pompanisasi, dan lain-lain. Rekomendasi varietas jagung untuk mengantisipasi pengurangan produksi karena kerawanan banjir, kekeringan dan OPT, pada umumnya antara lain Bisi-6, Bisi- 9, Pioneer-18, R-01, C-4, dan Rama. (9) Tiga OPT dominan yang harus diwaspadai untuk tanaman padi MT I adalah penggerek batang padi, tikus, dan kresek. Penggerek batang dan tikus hampir ada di seluruh Propinsi, sedangkan untuk kresek terutama di sentra produksi padi. Tiga OPT dominan untuk tanaman jagung adalah bulai, lalat bibit dan tikus, terutama terjadi di sebagian Jawa, NTB, NTT, dan Sulawesi. Rekomendasi varietas jagung untuk mengantisipasi pengurangan produksi karena kerawanan banjir, kekeringan dan OPT, pada umumnya antara lain Bisi-6, Bisi-9, Pioneer-18, R-01, C-4, dan Rama (10) Pupuk yang dianjurkan untuk padi dan jagung adalah pupuk majemuk NPK + pupuk susulan urea dikombinasikan dengan pupuk organik dari berbagai sumber atau mengembalikan tanaman sisa panen ke lahan. Untuk pertanaman kedelai, dianjurkan untuk menggunakan pupuk hayati penambat N 2 udara (Rhizobium) yang dapat menggantikan 50-75% kebutuhan N tanaman kedelai. Kebutuhan hara tanaman jagung (11) Hal baru dalam Katam Terpadu ver 1.6 untuk MT I 2013/2014 adalah: (a) Penyesuaian terhadap pemekaran wilayah Propinsi, Kabupaten dan Kecamatan. (b) Informasi Katam sudah dapat diakses melalui SMS. (c) Informasi Katam dapat pula diakses melalui Smartphone berbasis Android. (d) Penambahan informasi alat mesin pertanian hingga level Kecamatan. (12) Pengembangan Katam Terpadu ke depan: (a) Launching MT II 2014 direncanakan pada Januari 2014 dan MT III 2014 pada Mei 2014. (b) Pemantapan dan peningkatan sistem monitoring Katam melalui perluasan titik pemasangan CCTV di sekitar lahan sawah utama. (c) Peluang perluasan akses informasi dan interaktif Katam Terpadu melalui situs sosial. (13) Implikasi Kebijakan: (a) Pelaksanaan tanam MT I 2013/2014 perlu mempertimbangkan waktu panen MT III 2013 yang disebagian wilayah mengalami kemarau basah dan terdapat potensi penambahan potensi luas tanam pada Juli 2013 sebanyak 1,2 juta Ha.. (b) Prediksi penurunan curah hujan di beberapa wilayah pada September 2013, khususnya pada areal penambahan tanam pada Juli 2013 di wilayah Lampung, Jawa bagian timur, Bali dan Nusa Tenggara, perlu diwaspadai dan antisiapasi terhadap ancaman kekeringan ii

(c) (d) Untuk memanfaatan awal tanam yang tepat dan potensi luas areal tanam, harus didukung oleh penyediaan benih, pupuk, alat mesin pertanian yang tepat waktu, tepat lokasi dan tepat jumlah. Penguatan Kelembagaan: Implementasi Permentan No.45/2011, melalui SK Kepala Badan Litbang Pertanian No. 178.1/Kpts/OT.160/I/7/2012 tentang pembentukan Gugus Tugas Katam dan Perubahan Iklim di Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) perlu diberdayakan dan dimanfaatkan sebaikbaiknya dalam pemantauan lapang, baik tetrakit dengan iklim dan ancaman banjir/kekeringan maupun terhadap kondisi pertanaman di lapang Kepala Badan, Haryono iii

Lampiran Press Release Gambar 1. Sebaran prakiraan awal musim hujan 2013/2014 menurut BMKG (2013) Gambar 2. Sebaran prakiraan sifat hujan pada MH 2013/2014 menurut BMKG (2013) iv

Tabel 1. Rekapitulasi potensi luas tanam padi, jagung, kedelai pada MT I 2013/2014 (ha) Tabel 2. Rincian potensi luas tanam padi sawah (ha) menurut waktu tanam MT I 2013/2014 v