PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog: 1.

dokumen-dokumen yang mirip
TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

G r a f. Pendahuluan. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

BAB II LANDASAN TEORI

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

LOGIKA DAN ALGORITMA

BAB II LANDASAN TEORI

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika

Graf Sosial Aplikasi Graf dalam Pemetaan Sosial

BAB II LANDASAN TEORI

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5

Analogi Pembunuhan Berantai Sebagai Graf Dalam Investigasi Kasus

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kend al. Salatiga.

BAB II LANDASAN TEORI

Graf dan Pengambilan Rencana Hidup

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kode MK/ Matematika Diskrit

Bab 2 LANDASAN TEORI

Kendal. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga. Boyolali. Magelang. Klaten. Purworejo. Gambar 6.1 Jaringan jalan raya di Provinsi Jawa Tengah

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

Penggunaan Graf Semi-Hamilton untuk Memecahkan Puzzle The Hands of Time pada Permainan Final Fantasy XIII-2

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Penjadwalan Pertandingan Olahraga Sistem Setengah Kompetisi

I. PENDAHULUAN II. DASAR TEORI. Penggunaan Teori Graf banyak memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat.

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

LATIHAN ALGORITMA-INTEGER

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN

TEORI GRAF DALAM MEREPRESENTASIKAN DESAIN WEB

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi dan

Aplikasi Teori Graf dalam Manajemen Sistem Basis Data Tersebar

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penugasan Sebagai Masalah Matching Bobot Maksimum Dalam Graf Bipartisi Lengkap Berlabel

Aplikasi Graf pada Hand Gestures Recognition

Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

Representasi Hierarki Kebutuhan Maslow Menggunakan Teori Graf

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penyelesaian Teka-Teki Sudoku dengan Didasarkan pada Teknik Pewarnaan Graf

PENGERTIAN GRAPH. G 1 adalah graph dengan V(G) = { 1, 2, 3, 4 } E(G) = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) } Graph 2

Penerapan Pewarnaan Graf pada Permainan Real- Time Strategy

BAB II LANDASAN TEORI

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

Aplikasi Graf pada Fitur Friend Suggestion di Media Sosial

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

Penerapah Graf untuk Memecahkan Teka-Teki Menyeberangi Sungai

Graph. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

BAB 2 LANDASAN TEORI

Aplikasi Algoritma Prim dalam Penentuan Pohon Merentang Minimum untuk Jaringan Pipa PDAM Kota Tangerang

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

Graf. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Pengaturan Penyimpanan Bahan Kimia

Aplikasi Graf dalam Merancang Game Pong

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi

BAB II LANDASAN TEORI

Matematik tika Di Disk i r t it 2

Penerapan Graf pada Jaringan Komputer

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengaplikasian Graf dalam Pendewasaan Diri

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kendal.

Permodelan Pohon Merentang Minimum Dengan Menggunakan Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal

Menghitung Pendapatan Mata Uang Digital Menggunakan Graf dan Rekursi

Menghitung Pendapatan Mata Uang Digital Menggunakan Graf dan Rekursi

PENERAPAN GRAF DAN POHON DALAM SISTEM PERTANDINGAN OLAHRAGA

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga

Graf. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Rinaldi Munir/IF2120 Matematika Diskrit 1

Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu kajian matematika yang memiliki banyak

APLIKASI GRAF DALAM PEMBUATAN JALUR ANGKUTAN KOTA

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi

Penerapan Teori Graf untuk Menentukan Tindakan Pertolongan Pertama pada Korban Kecelakaan

BAB II LANDASAN TEORI

PEMAKAIAN GRAF UNTUK PENDETEKSIAN DAN PENCEGAHAN DEADLOCK PADA SISTEM OPERASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sebuah graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), dengan V

Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Matematika Diskret (Graf I) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Aplikasi Graf dalam Formasi dan Strategi Kesebelasan Sepakbola

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang memiliki banyak. terapan di berbagai bidang sampai saat ini.

BAB 2 LANDASAN TEORI

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

Aplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

Algoritma Prim dengan Algoritma Greedy dalam Pohon Merentang Minimum

Aplikasi Pewarnaan Graf dalam Penyimpanan Senyawa Kimia Berbahaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

MODUL I PENDAHULUAN 1. Sejarah Graph Teori Graph dilaterbelakangi oleh sebuah permasalahan yang disebut dengan masalah Jembatan Koningsberg. Jembatan Koningsberg berjumlah tujuh buah yang dibangun di atas aliran sungai Pregal yang mengitari pulau Kneiphof sebelum kemudian alirannya bercabang dua. Permasalahan yang timbul adalah apakah mungkin penduduk kota dapat melalui ketujuh buah jembatan tersebut masing-masing tepat satu kali lalu kembali lagi ke tempat semula? Sebagian penduduk kota mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan, namun mereka tidak mampu menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi. Gambar 1. Sketsa tujuh jembatan di Kota Koningsberg. Bermula pada 26 Agustus 1735, Leonhard Euler mempresentasekan sebuah tulisannya dengan judul on The Solution of Problem Relating to The Geometry Position dalam sebuah kesempatan di Academy of Sciences of St. Petersburg, Rusia. Tulisannya secara umum berisi pembahasan tentang ketidakmungkinan untuk melalui ketujuh jembatan Koningsberg dengan tepat satu kali lalu kembali lagi ke tempat semula. Euler tidak menggambarkan secara geometri permasalahan Jembatan Koningsberg, melainkan memberikan tinjauan secara ilmiah tentang 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013

permasalahan yang dimaksud. Adapun kesimpulan Euler dari masalah Jembatan Koningsberg adalah sebagai berikut: Jika terdapat dua atau lebih daerah dengan jembatan yang menghubungkan masing-masing daerah berjumlah ganjil, maka tidak mungkin melakukan perjalanan dengan melintasi jembatan tersebut masing-masing tepat satu kali lalu kembali lagi ke tempat semula. Jika jumlah jembatan yang menghubungkan tepat ke dua daerah adalah ganjil, maka perjalanan yang dimaksud bisa saja dilakukan jika dimulai dari daerah di luar kedua daerah yang dimkasud. Jika jumlah jembatan yang menghubungkan masing-masing daerah adalah semuanya genap, maka ketujuh jembatan tersebut pasti akan terlalui masingmasing satu kali, dari daerah manapun kita akan memulia perjalanan. Euler mengirimkan hasil pembahasannya tersebut ke sebuah Akademi Scientiarum Imperialis Petropolitanie dengan judul yang berbeda. Namun, tulisan Euler tersebut baru dipublikasikan sekitar tahun 1752. Permasalahan Jembatan Koningsberg menarik minat beberapa ilmuwan untuk menjelaskannya dalam sebuah bentuk geometri yang selanjutnya menjadi cikal bakan lahirnya graph. Bermula dari L Poinsot di tahun 1809, T. Clausen di tahun 1844, M. Reiss di tahun 1871 yang kemudian dilanjutkan oleh G. Tarry. Nanti di tahun 1892, W. W. Rose Ball menulis sebuah jurnal dalam Mathematical Recreations and Problems yang berisi tentang bagaimana memodelkan permasalahan Jembatan Koningsberg kedalam sebuah graph seperti yang terlihat pada Gambar 2 berikut Gambar 2. Bentuk graph dari jembatan di Kota Koningsberg. 2 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013

Berdasarkan Gambar 2, setiap daerah A, B, C dan D, dimisalkan dengan sebuah titik yang selanjutnya dalam graph disebut dengan simpul atau noktah atau vertex. Sedangkan jembatan yang menghubungkan masing-masing daerah dimislkan dengan ruas garis a, b, c, d, e, f, dan g, yang selanjutnya dalam graph disebut dengan sisi atau edge. Pada simpul A, terdapat 5 sisi yang bersisian, sehingga simpul A berderajat 5. Demikian pula untuk simpul B, C, dan D masingmasing berderajat 3. Karena tidak semua simpul berderajat genap maka tidak mungkin melakukan perjalanan melintasi setiap sisi (jembatan) sebanyak satu kali lalu kemudian kembali lagi ke daerah semula. Konsep ini yang selanjutnya dikenal dengan sirkuit Euler. Graph G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E) ditulis dengan notasi G = (V, E). V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul (vertices atau node) dan E adalah himpunan sisi (edges atau arcs) yang menghubungkan sepasang simpul. Berdasarkan definisi graph tersebut, jelas bahwa V tidak boleh kosong. Dengan demikian, kemungkinan bentuk graph adalah sebagai berikut Sebuah graph dimungkinkan hanya terdiri dari satu simpul atau vertex saja. Graph ini dinamakan graph trivial. Gambar 3. Sebuah graph dimungkinkan mempunyai simpul yang tak terhubung dengan simpul yang lain. Gambar 4. 3 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013

Sebuah graph belum tentu semua simpulnya terhubung oleh sisi. Gambar 5. Sebuah graph dimungkinkan semua simpulnya saling berhubungan. Gambar 6. Simpul pada graph dapat diberi label dengan huruf kecil seperti a, b, c,..., dengan bilangan asli 1, 2, 3,..., atau dengan gabungan keduanya. Sedangkan sisi yang menghubungkan dua simpul misalkan u dan v dinyatakan dengan pasangan (u, v), atau dinyatakan dengan lambang e 1, e 2,... Atau dapat ditulis sebagai e n = (u, v), dengan n adalah bilangan asli. 2. Jenis-Jenis Graph Berdasarkan ada tidaknya gelang atau sisi ganda pada suatu graph, maka secara umum graph dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu Graph Sederhana (simple graph) Graph sederhana tidak mengandung gelang maupun sisi ganda. Sisinya adalah pasangan tak-terurut. Sehingga sisi (u, v) = (v, u). Graph tak-sederhana (unsimple graph) Graph tak-sederhana mengandung sisi ganda dan atau gelang. Ada dua macam graph tak-sederhana yaitu graph ganda (multigraph) dan graph semu (pseudograph). Graph ganda adalah graph yang mengandung sisi ganda. Sisi ganda yang menghubungkan kedua simpul bisa lebih dari dua buah. 4 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013

Graph semu (pseudograph) adalah graph yang mengandung gelang (loop). Graph semu lebih umum daripada graph ganda. Jadi graph semu bisa saja bersifat graph ganda. Tetapi tidak sebaliknya. Contoh 1. Perhatikan Gambar 7 berikut (a) (b) (c) Gambar 7. (a). Graph sederhana; (b). Multigraph; (c). Pseudograph Gambar 7 memperlihatkan tiga buah graph. Gambar 7.(a), disebut graph sederhana. V = {1, 2, 3} E = {e 1, e 2, e 3 } Gambar 7.(b), disebut sebagai multigraph. V = {1, 2, 3} E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } Gambar 7.(c), disebut sebagai pseudograph (meskipun juga bersifat mulitgraph). V = {1, 2, 3} E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5, e 6 } Berdasarkan jumlah simpul pada suatu graph, maka graph digolongkan menjadi dua jenis yaitu: Graph Berhingga (limited Graph) Graph berhingga adalah graph dengan jumlah simpul berhingga. 5 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013

Graph tak-berhingga (unlimited graph) Graph tak-berhingga adalah graph dengan jumlah simpul tak berhingga banyaknya. Berdasarkan orientasi arah pada sisi graph, dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: Graph tak-berarah (undirected graph) Sisinya tidak mempunyai orientasi arah. Urutan pasangan simpul yang dihubungkan oleh sisi tidak diperhatikan sehingga (u, v) = (v, u) merupakan sisi yang sama. Graph berarah (directed graph) Sisinya mempunyai orientasi arah dan biasa disebut dengan busur (arc). Urutan pasangan simpul yang dihubungkan oleh sisi diperhatikan. Artinya (u, v) dan (v, u) menyatakan dua busur yang berbeda. Untuk busur (u, v), simpul u dinamakan simpul asal (initial vertex) dan simpul v dinamakan simpul terminal (terminal vertex). Pada graph berarah gelang diperbolehkan sedangkan sisi ganda tidak. Graph ganda berarah (directed multigraph) Pada dasarnya sifat dan karakteristiknya sama dengan graph berarah hanya saja pada graph-ganda berarah, gelang dan sisi ganda diperbolehkan ada. Contoh 2. Perhatikan Gambar 8 berikut (a) Vertex 1 2 3 4 Derajat masuk 2 2 2 1 Derajat keluar 1 3 1 2 6 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013

Vertex 1 2 3 Derajat masuk 3 4 1 Derajat keluar 3 2 3 (b) Gambar 8. (a). Graph berarah; (b). Graph-ganda berarah 3. Terminologi Dasar Ada beberapa terminologi (istilah) dasar yang berkaitan dengan graph. Beberapa diantaranya dijabarkan sebagai berikut: Subgraph dan Komplemen Subgraph Misalkan G = (V, E) adalah sebuah graph. G 1 = (V 1, E 1 ) adalah subgraph dari G jika V 1 V dan E 1 E. Sedangkan Komplemen dari subgraph G 1 terhadap graph G adalah graph G 2 = (V 2, E 2 ) sedemikian sehingga E 2 = E E 1 dan V 2 adalah himpunan simpul yang anggota-anggota E 2 bersisian dengannya. Perhatikan Gambar 9 berikut (a) (b) (c) Gambar 9. (a). Graph G; (b). Subgraph dari G (G 1 ); (c). Komplemen dari G 1 7 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013

Subgraph yang Direntang (Spanning Subgraph) Subgraph G 1 = (V 1, E 1 ) dari G = (V, E) dikatakan spanning subgraph jika V 1 = V. Dalam hal ini G 1 mengandung semua simpul dari G. (a) (b) (c) Gambar 10. (a). Graph G; (b). Subgraph dari G; (c). Spanning subgraph Derajat (Degree) Derajat suatu simpul pada graph, disimbolkan d(v) adalah jumlah sisi yang bersisian dengan simpul tersebut. (a) (b) (c) Gambar 11. (a). Graph G 1 ; (b). Graph G 2 ; (c). Graph G 3. Pada Graph G 1 : d(1) = d(4) = 2 d(2) = d(3) = 3 Pada Graph G 2 : d(1) = 3, bersisian dengan ruas ganda. d(3) = 4, bersisian dengan loop. Catatan: loop dihitung berderajat dua; d(v) = 2. Hal ini dikarenakan loop direpresentasikan sebagai (v, v) dan simpul v bersisian dua kali pada sisi (v, v). Pada Graph G 3 : d(5) = 0, disebut simpul terpencil / simpul terisolasi. d(4) = 1, disebut simpul akhir atau simpul bergantung. 8 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013

Lemma Jabat Tangan Jumlah derajat semua simpul pada suatu graph adalah genap, yaitu dua kali jumlah sisi pada graph tersebut. Dengan kata lain, jika G = (V, E), maka vv 2 E d v Lemma jabat tangan juga benar untuk graph berarah, dalam hal ini d(v) = d in (v) + d out (v) Perhatikan kembali Gambar 11. Jumlah derajat seluruh simpul pada Gambar 11.(a) adalah d(1) + d(2) + d(3) + d(4) = 2 + 3 + 3 + 2 = 10 = 2 x jumlah sisi = 2 x 5 Jumlah derajat seluruh simpul pada Gambar 11.(b) adalah d(1) + d(2) + d(3) = 3 + 3 + 4 = 10 = 2 x jumlah sisi = 2 x 5 Jumlah derajat seluruh simpul pada Gambar 11.(c) adalah d(1) + d(2) + d(3) + d(4) + d(5) = 2 + 2 + 3 + 1 + 0 = 10 = 2 x jumlah sisi = 2 x 4 Ketetanggaan (Adjacent) Dua buah simpul dikatakan bertetangga jika keduanya terhubung langsung dengan sebuah sisi. Perhatikan kembali Gambar 11. Pada graph G 1, simpul 1 bertetangga dengan simpul 2 dan simpul 3, tetapi tidak bertetangga dengan simpul 4. Bersisian (Incidency) Untuk sembarang sisi e = (u, v), sisi e dikatakan bersisian dengan simpul u dan simpul v. Perhatikan kembali Gambar 11. Sisi e 4 pada graph G 2 bersisian dengan simpul 2 dan simpul 3. Simpul Terpencil (Isolated Vertex) Simpul terpencil adalah simpul yang tidak mempunyai sisi yang bersisian dengannya. Perhatikan graph G 3 pada Gambar 11. Simpul 5 adalah simpul terpencil. Graph Kosong (Null Graph atau Empty Graph) 9 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013

Graph kosonng adalah graph yang himpunan sisinya merupakan himpunan kosong. Graph kosong biasa ditulis dengan N n dengan n adalah jumlah simpul. Gambar 12. Graph Kosong N 5 Gelang (Loop) Loop adalah sisi yang menghubugkan sebuah simpul yang sama. e 5 pada Graph G 2 Gambar 11 disebut loop. Lintasan (Path) Lintasan yang panjangnya n dari simpul awal v 0 ke simpul tujan v n di dalam graph G adalah barisan berselang seling simpul-simpul dan sisi-sisi yang berbentuk v 0, e 1, v 1, e 2,..., v n-1, e n, v n sedmikian sehingga e 1 = (v 0, v 1 ), e 2 = (v 1, v 2 ),..., e n = (v n-1, v n ) adalah sisi-sisi dari graph. Catatan: Simpul dan sisi yang dilalui didalam lintasan boleh berulang. Sebuah lintasan dikatakan lintasan sederhana (simple path) jika semua simpulnya berbeda (setiap sisi yang dilalui hanya satu kali). Lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang sama disebut lintasan tertutup (closed path), sedangkan lintasan yang tidak berawal dan berakhir pada simpul yang sama disebut lintasan terbuka (open path). Mislanya pada Gambar 11 (b); 1, e 1, 2, e 4, 3, e 5, 3, adalah lintasan dari simpul 1 ke simpul 3 yang melalui sisi e 1, e 4, dan e 5. Sirkuit atau Siklus (Cycle) Lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang sama disebut sirkuit atau siklus. Sebuah sirkuit dikatakan sirkuit sederhana jika setiap sisi yang dilalui berbeda. Pada Gambar 11(a), 1, 2, 3, 1, adalah sebuah sirkuit sederhana dengan panjang 3, yang dihitung berdasarkan jmlah sisi di dalam 10 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013

sirkuit tersebut. Sedangkan 1, 2, 3, 4, 2, 1, bukan merupakan sirkuit sederhana karena sisi (1, 2) dilalui sebanyak dua kali. Cut-set Cut-set dari graph terhubung G adalah himpunan sisi yang bila dibuang dari G menyebabkan G tidak terhubung. Jadi cut-set menghasilkan dua buah komponen terhubung. Yang harus diingat adalah di dalam cut-set tidak boleh mengandung himpunan bagian yang juga merupakan cut-set. Gambar 13. Sebuah graph terhubung menjadi sebuah graph tak terhubung dikarenakan adanya cut set. Pada Gambar 13, jika kita membuang (1, 2), (1, 4), (6, 4), dan (6, 5) maka graph menjadi tidak terhubung. Jadi himpunan {(1, 2), (1, 4), (6, 4), (6, 5)} adalah cut-set. Himpunan {(1, 2), (2, 4)} juga merupakan cut-set. Tetapi himpunan {(1, 2), (2, 4), (4, 5)} bukan merupakan cut-set karena terdapat {(1, 2), (2, 4)} yang juga merupakan cut-set dan merupakan himpunan bagian dari {(1, 2), (2, 4), (4, 5)}. 11 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013