ANALISIS OPERASIONAL WAKTU SINYAL LAMPU LALULINTAS PADA TEMPAT PENYEBERANGAN PEJALAN KAKI DI RUAS JALAN PAHLAWAN KOTA MADIUN

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KINERJA RUAS DAN PERSIMPANGAN DI KAWASAN LAPANGAN KAREBOSI PADA JLN. JEND. SUDIRMAN DI KOTA MAKASSAR

EVALUASI PENGENDALIAN LALU LINTAS DENGAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.1, November 2012 (16-21)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Simpang jalan merupakan tempat terjadinya konflik lalu lintas. Kinerja dari suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Rencana pelaksanaan tugas akhir Analisa Simpang Bersinyal di Jl.Cideng dimulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KAJIAN LALU LINTAS DI KAWASAN PINTU GERBANG UNIVERSITAS BRAWIJAYA JALAN VETERAN KOTA MALANG KARYA TULIS ILMIAH

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bergerak bersamaan. Persimpangan pun menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan

ANALISIS PENGARUH KINERJA LALU-LINTAS TERHADAP PEMASANGAN TRAFFIC LIGHT PADA SIMPANG TIGA (STUDI KASUS SIMPANG KKA)

KINERJA LALU LINTAS PERSIMPANGAN LENGAN EMPAT BERSIGNAL (STUDI KASUS: PERSIMPANGAN JALAN WALANDA MARAMIS MANADO)

Pristiwa Sugiharti 1, Wahyu Widodo 2. 2 Staff Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta

BAB III METODOLOGI Lokasi Studi

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

ANALISA KINERJA RUAS JALAN AKIBAT PARKIR DI BADAN JALAN. (Studi Kasus: Jalan Zainul Arifin Kota Malang)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bagan alir untuk penulisan tugas akhir ini terdiri dari : Mulai. Studi Pustaka. Idintifikasi Masalah.

ANALISA DAN KOORDINASI SINYAL JALAN DIPONEGORO SURABAYA

KAJIAN VOLUME SERTA KINERJA LALU LINTAS Jl.MT.HARYONO-JEMBATAN SOEKARNO HATTA Jl.M.PANJAITAN Jl.BOGOR ATAS Jl.VETERAN DAN Jl.GAJAYANA JURNAL SKRIPSI

KINERJA LALU LINTAS JALAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL EMPAT LENGAN PATUNG KUDA PAAL DUA MANADO. Johanis E. Lolong ABSTRAK

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

JURNAL EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JALAN CIPTOMANGUNKUSUMO JALAN PELITA KOTA SAMARINDA.

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

TUNDAAN DAN TINGKAT PELAYANAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN KAROMBASAN MANADO

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

Mulai. Studi pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Survei pendahuluan. Pelaksanaan survei dan pengumpulan data Rekapitulasi data

KAJIAN PERBAIKAN KINERJA LALU LINTAS DI KORIDOR GERBANG PERUMAHAN SAWOJAJAR KOTA MALANG

Analisa Kinerja Simpang Bersinyal Pingit Yogyakarta

PENGARUH PEMBALIKAN ARAH ARUS LALU LINTAS TERHADAP KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Nonongan Kota Surakarta)

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini bertujuan untuk mempermudah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JL. KUPANG INDAH JL. RAYA KUPANG JAYA JL. DUKUH KUPANG UTARA 1 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL SECARA TEORITIS DAN PRAKTIS

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 SIMPANG

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka semakin ramai pula lalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN ARUS JENUH PADA SIMPANG BERSINYAL DI KOTA MALANG BAGIAN SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi kinerja simpang tiga Jl. A. Yani Jl. Pangeran Antasari

ANALISIS KINERJA JALINAN JALAN IMAM BONJOL-YOS SOEDARSO PADA BUNDARAN BESAR DI KOTA PALANGKA RAYA


ANALISIS DAMPAK PENGEMBANGAN TERMINAL TIPE A BAYUANGGA KOTA PROBOLINGGO TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DISEKITARNYA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota

PERENCANAAN SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG CIUNG WANARA DI KABUPATEN GIANYAR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

KAJIAN KINERJA SIMPANG BERSINYAL BUNDARAN KECIL DAN SIMPANG TAMBUN BUNGAI DI PALANGKA RAYA KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG EMPAT PENDOWO PURWOREJO (JALAN RAYA PURWOREJO KM 9)

OPTIMASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL BERHIMPIT (STUDI KASUS SIMPANG DR. RAJIMAN LAWEYAN, SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL YANG TIDAK SEBIDANG DI KOTA MAKASSAR: STUDI KASUS SIMPANG JALAN URIP SUMOHARJO-JALAN LEIMENA

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

EVALUASI KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL DENGAN METODE MKJI 1997 (Studi Kasus Simpang Tiga Jalan Ketileng Raya-Semarang Selatan)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dengan ruas jalan lain, yang disebut persimpangan. Jalan Letnan Jendral M. T. Haryono, Jalan Serangan Umum 1 Maret (Jalan

MANAJEMEN LALU LINTAS DI SEKITAR PERSIMPANGAN JL. PASARMINGGU - JL. KALIBATA - JL. DUREN TIGA JL. PANCORAN TIMUR DI JAKARTA

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR DAMPAK LALULINTAS AKIBAT AKTIVITAS MALIOBORO MALL DAN RENCANA PEMBANGUNAN HOTEL MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pada kondisi asli atau eksisting dilapangan : rerata = 28 km/jam termasuk tingkat pelayanan D.

KAJIAN KEBUTUHAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG 6 KUTABLANG LHOKSEUMAWE

TINGKAT PELAYANAN PERSIMPANGAN BERSIGNAL JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO. James A. Timboeleng ABSTRAK

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL JL. RADEN MOHAMMAD MANGUNDIPI - JL. LINGKAR TIMUR SIDOARJO TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

PENGARUH PEMBANGUNAN PALANGKARAYA MALL (PALMA) TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DI BUNDARAN BESAR PALANGKARAYA

ANALISIS KINERJA PELAYANAN SIMPANG BERSINYAL JALAN URIP S. JALAN A.P. PETTARANI JALAN TOL REFORMASI DI KOTA MAKASSAR

BAB III METODA PENELITIAN. pengamatan langsung dilapangan dengan maksud untuk mengetahui :

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 6 (Enam)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan transportasi. Akibatnya terjadilah peningkatan pengguna jaringan. hambatan bila tidak ditangani secara teknis.

simpang. Pada sistem transportasi jalan dikenal tiga macam simpang yaitu pertemuan sebidang, pertemuan jalan tak sebidang, dan kombinasi keduanya.

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL ANTARA JALAN BANDA JALAN ACEH, BANDUNG, DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK KAJI

KINERJA SIMPANG TIDAK BERSINYAL PADA PERSIMPANGAN JALAN PAKUNEGARA - JALAN UDAN SAID - JALAN AHMAD YANI - JALAN PADAT KARYA GAYA BARU DI PANGKALAN BUN

BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

PEMODELAN LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL DI KOTA YOGYAKARTA (STUDI KASUS SIMPANG PINGIT

c. Pada tahun 2014 (5 tahun setelah Paragon City beroperasi), baik saat akhir pekan maupun hari kerja, terutama pada saat jam-jam puncak, simpang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaatnya (

ANALISIS KINERJA SIMPANG TIGA PADA JALAN KOMYOS SUDARSO JALAN UMUTHALIB KOTA PONTIANAK

Transkripsi:

ANALISIS OPERASIONAL WAKTU SINYAL LAMPU LALULINTAS PADA TEMPAT PENYEBERANGAN PEJALAN KAKI DI RUAS JALAN PAHLAWAN KOTA MADIUN Endah Supriyani Mahasiswa Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jln. MT. Haryono 167 Malang 65145 Telp.: (0341) 580120 Abstrak Salah satu upaya untuk membantu pejalan kaki dalam menyeberang jalan secara aman dan teratur adalah dengan penggunaan fasilitas penyeberangan pejalan kaki yang dilengkapi dengan lampu lalu lintas untuk mengatur waktu penyeberangan. Namun, fasilitas lampu penyeberangan dengan sistem tombol (tidak otomatis) tidak bisa dimanfaatkan secara optimal oleh pejalan kaki penyeberang jalan, seperti yang terjadi di ruas Jalan Pahlawan Kota Madiun (depan Plaza Madiun). Oleh karena itu perlu analisis yang lebih mendalam tentang operasional lampu lalu lintas untuk penyeberangan pejalan kaki tersebut. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data primer berupa volume pejalan kaki penyeberang jalan dan volume lalu lintas kendaraan pada waktu sebelum buka plaza (pukul 08.00 10.00 WIB), pada saat buka plaza (pukul 10.00 21.00 WIB) dan pada waktu setelah plaza tutup (pukul 21.00 22.00 WIB) pada ruas Jalan Pahlawan Kota Madiun pada hari akhir pekan (Sabtu, 2 Juli 2005 dan Minggu, 3 Juli 2005), serta hari kerja (Senin, 4 Juli 2005 dan Rabu, 6 Juli 2005). Data sekunder berupa peta wilayah dan data jumlah penduduk Kota Madiun. Hasil penelitian menunjukkan waktu siklus (C) lampu penyeberangan dan tundaan yang dialami oleh pejalan kaki (d p ) sebagai berikut : a) Hari akhir pekan : C sebelum plaza buka = 820 detik dan d p = 344,721 detik, C saat plaza buka = 270 detik dan d p = 51,298 detik, C setelah plaza tutup = 940 detik dan d p = 400,529 detik. b) Hari kerja : C sebelum plaza buka = 820 detik dan d p = 344,721 detik, C saat plaza buka = 360 detik dan d p = 109,293 detik, C setelah plaza tutup = 940 detik dan d p = 400,529 detik. Dari analisis dapat diketahui pula kinerja ruas jalan setelah adanya pengaturan lampu lalu lintas untuk penyeberangan pejalan kaki sebagai berikut : a) Hari akhir pekan : sebelum plaza buka derajat kejenuhan (DS) = 0,357 mengakibatkan tundaan kendaraan (d v ) = 4,701 detik/kendaraan, saat plaza buka DS = 0,561 mengakibatkan d v = 32,341 detik/kendaraan, dan setelah plaza tutup DS = 0,217 mengakibatkan d v = 3,863 detik/kendaraan. b) Hari kerja : sebelum plaza buka DS = 0,320 mengakibatkan d v = 4,477 detik/kendaraan, saat plaza buka DS = 0,383 mengakibatkan d v = 13,714 detik/kendaraan, dan setelah plaza tutup DS = 0,186 mengakibatkan d v = 3,730 detik/kendaraan. Dari hasil analisis terhadap operasional waktu siklus lampu lalu lintas pada tempat penyeberangan pejalan kaki menunjukkan bahwa operasional lampu lalu lintas tersebut dapat mengakomodasi pejalan kaki yang akan menyeberang jalan, tetapi harus juga memperhatikan tundaan yang dialami oleh pejalan kaki dan kendaraan bermotor. Kata-kata kunci: Analisis Operasional waktu sinyal rambu lalu lintas PENDAHULUAN Kedatangan pejalan kaki yang akan menyeberang jalan seringkali tidak dapat bersamaan waktunya. Kadangkala pejalan kaki menyeberang secara berkelompok dan tidak jarang pula menyeberang secara sendiri sendiri. Hal ini akan berpengaruh terhadap lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penyeberangan di lampu lalu lintas secara aman dan nyaman baik bagi pejalan kaki sendiri maupun bagi pengendara kendaraan bermotor di ruas jalan tersebut. Jurnal Transportasi Vol. 6 No. 1 Juni 2006: 29-38 29

Kasus yang terjadi di tempat penyeberangan dengan lampu lalu lintas di ruas jalan Pahlawan Kota Madiun adalah banyak pejalan kaki yang akan menyeberang jalan tidak memanfaatkan fasilitas lampu lalu lintas untuk penyeberangan. Hal itu dikarenakan lampu penyeberangan tersebut dioperasikan dengan sistem tombol, sehingga banyak pejalan kaki yang kurang mengetahui cara mengoperasikannya. Dari situlah sering terjadi konflik antara pejalan kaki dengan pengendara kendaraan, yang pada akhirnya bisa menimbulkan kecelakaan lalulintas. Maka dari itu perlu adanya pengaturan lampu lalu lintas untuk penyeberangan pejalan kaki, dalam hal ini adalah pengaturan waktu yang dibutuhkan agar penyeberangan bisa lebih aman dan efektif serta tidak menimbulkan tundaan yang besar bagi lalu lintas kendaraan. Batasan dan Tujuan Penelitian Pada penelitian ini perlu diberikan batasan masalah agar lebih terarah (spesifik), yaitu: (1) Penelitian dilakukan di Jalan Pahlawan Kota Madiun, tepatnya terhadap lampu penyeberangan didepan Matahari Mall (Plaza Madiun) (2) Pejalan kaki (penyeberang jalan) dianggap melewati (menggunakan) fasilitas yang ada (3) Pejalan kaki yang bukan penyeberang jalan tidak diperhitungkan karena penelitian ini difokuskan pada pengaturan lampu penyeberangan bagi pejalan kaki. (4) Penelitian dilakukan pada pukul 08.00 12.00 WIB dan pukul 17.00 22.00 WIB pada hari: - Sabtu dan Minggu (2 dan 3 Juli 2005) mewakili situasi pada hari akhir pekan - Senin dan Rabu (4 dan 6 Juli 2005) mewakili situasi pada hari kerja. (5) Analisis dalam studi ini menggunakan rumus-rumus yang ada dalam US Highway Capacity Manual, 2000 dan Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997. (6) Tidak membahas analisis ekonomi Adapun tujuan studi yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : (1) Menentukan operasional waktu sinyal lampu lalu lintas untuk penyeberangan pejalan kaki yang sesuai. (2) Mengetahui kinerja ruas Jalan Pahlawan Kota Madiun setelah adanya penngaturan lampu lalu lintas tersebut. METODE PENELITIAN Data yang dikumpulkan sebagai pendukung dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder. Pengumpulan Data Primer Data yang digunakan untuk menganalisis pejalan kaki di wilayah studi adalah data primer yang merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan yang dilakukan dengan metode observasi/survai, yaitu: (1) Volume pejalan kaki Survai pejalan kaki dilakukan untuk mengetahui jumlah pejalan kaki yang menyeberang jalan pada suatu titik tertentu dalam jangka waktu tertentu pada ruas jalan yang menjadi wilayah studi. 30 Jurnal Transportasi Vol. 6 No. 1 Juni 2006: 29-38

(2) Geometrik jalan dan tata guna lahan Survai ini dilakukan untuk mengetahui lebar jalan, dinyatakan dalam meter (m) dan pemanfaatan lahan di wilayah studi. (3) Volume lalu lintas kendaraan Survai ini dimaksudkan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang melintas di suatu ruas jalan yang menjadi wilayah studi dalam jangka waktu tertentu. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder yang digunakan adalah berupa peta wilayah dan data jumlah penduduk Kota Madiun. Kedua data tersebut didapatkan dari media internet. Mulai Survai pendahuluan Identifikasi masalah Studi literatur Pengumpulan data Data Primer : Lalu lintas pejalan kaki Lalu lintas kendaraan Geometrik jalan Data Sekunder Peta wilayah Jumlah penduduk Pengolahan data Analisis hasil Waktu siklus Tundaan Hasil & Pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 1 Diagram Alir Penelitian Analisis operasional waktu sinyal lampu lalulintas (Endah Supriyani) 31

Mulai Data : - Lebar jalan (L) - Lebar jalur penyeberangan(w) - Volume pejalan kaki (V) - Volume lalu lintas Pengolahan data - Menghitung volume rata-rata pejalan kaki - Menghitung Q, C, DS - Menurunkan rumus M, TS, T - Menentukan rumus G - - Trial and Error C = 10 1000 detik untuk menghitung G, gp, gv, - Menghitung dp,dv - Menghitung area tempat menunggu (A) - Menghitung jumlah pejalan kaki dalam antrian ( pq) Waktu antrian (tq) sudah sesuai dengan volume pejalan kaki (Vt)??? C yang digunakan Selesai Gambar 2 Diagram Alir Analisis ANALISIS Untuk menentukan volume pejalan kaki yang akan digunakan dalam analisis digunakan uji statistik Two Way Anova Analysis. Pengelompokan data dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) jalur. Jalur pertama terdiri dari 2 (dua) kelompok hari, yaitu hari akhir 32 Jurnal Transportasi Vol. 6 No. 1 Juni 2006: 29-38

pekan (Sabtu dan Minggu) dan hari kerja (Senin dan Rabu). Sedangkan jalur kedua terdiri dari 3 (tiga) kelompok waktu yaitu sebelum buka (pukul 08.00 10.00), saat buka (pukul 10.00 21.00) dan setelah penutupan plaza Madiun (pukul 21.00 22.00). Pengujian kemudian dilanjutkan untuk mengetahui volume pejalan kaki penyeberang jalan ditinjau dari interaksi antara waktu kerja dengan hari, yang kemudian volume inilah yang akan digunakan dalam perhitungan. Tabel 1 Rata-rata Volume Pejalan Kaki Penyeberang Jalan Waktu Hari Mean Std. Deviation N Sebelum Hari akhir pekan Hari kerja Total 23.8750 23.3750 23.6250 24.49184 24.82707 24.26035 16 16 32 Saat Setelah Total Hari akhir pekan Hari kerja Total Hari akhir pekan Hari kerja Total Hari akhir pekan Hari kerja Total 112.1667 64.2292 88.1979 20.2500 20.2500 20.2500 82.3333 50.2639 66.2986 63.11332 19.40634 52.32160 22.58160 17.40895 19.47819 67.97017 28.38468 54.33927 Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa volume pejalan kaki penyeberang jalan paling banyak pada saat plaza Madiun buka di hari akhir pekan yaitu sebesar 112 orang, sedangkan volume paling kecil pada waktu setelah plaza tutup baik pada hari kerja maupun akhir pekan. Dari rumus-rumus yang terdapat dalam US HCM 2000, langkah pertama yang dilakukan adalah menurunkan rumus M, TS dan T sehingga akan didapatkan suatu turunan rumus yang memuat nilai C (waktu siklus) dan G (waktu hijau untuk pejalan kaki). Berikut adalah contoh penurunan rumus pada hari akhir pekan pada waktu sebelum buka plaza: Data: L = 12,0 m W = 2,5 m i = 12 p/15 menit Vo = 12 p/15 menit tot = 23.8750 24 p/15 menit Sp = 1,2 m/s Dengan data yang telah diketahui diatas, untuk mendapatkan turunan rumus yang memuat nilai C dan G, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah 1: Menentukan nilai M Berdasarkan Exhibit 18-3 (US HCM, 2000) untuk tingkat pelayanan (LOS) A, nilai M > 5,6 m 2 /p ditentukan M = 5,7 m 2 /p TS TS M = 5,7 = (1) T T 48 48 96 8 8 16 72 72 144 Dari rumus diatas, diketahui bahwa nilai M dipengaruhi oleh besarnya nilai TS dan T. Analisis operasional waktu sinyal lampu lalulintas (Endah Supriyani) 33

Langkah 2 : Menghitung nilai TS Dengan memasukkan nilai-nilai L, W dan Sp dari data yang telah diketahui kedalam persamaan dasar TS, maka nilai TS dinyatakan dengan pers. 2 dibawah ini. L TS = LW. G 2 Sp 12 = 12x 2.5 G 2. 4 =30(G 5) (2) Langkah 3 : Menghitung nilai T Sedangkan nilai T ditentukan seperti pers. 3 berikut ini. T = V tot. t (3) L dengan: t = 3.2 + + ( 0.27Nped ) Sp 12 1.2 t = 3.2 + + ( 0.27Nped ) t =.2 ( 0.27Nped ) 13 + (4) Dari pers.4 di atas, nilai N ped belum diketahui. Dengan memasukkan nilai v o yang telah diubah dari satuan orang/15 menit menjadi orang/siklus, akan didapatkan nilai N ped yang memuat nilai C dan G. ( C G) 12 Nped = Vo Vo = x C = 0. 013C C 15 60 ( C G) ( C G) = Vo = 0. 013 (5) C Dengan mensubstitusikan pers.5 kedalam pers.4 maka akan didapatkan nilai t yang baru yang dinyatakan dalam pers.6. 13.2 + 0.27x0. 013 C G t = ( ( )) =.2 + 0. 0036( C G) 13 (6) Selanjutnya, dengan mensubstitusikan pers.6 ke dalam pers.3 akan didapatkan nilai T yang memuat nilai C dan G. T = Vtot. t 24 15 C 60 = x ( 13.2 + 0.0036( C G) ) = 0.026C( 13.2 + 0. 0036( C G) ) =.352C + 0. 0001C ( C G) 0 (7) 34 Jurnal Transportasi Vol. 6 No. 1 Juni 2006: 29-38

Langkah 4 : Menentukan Rumus G Dengan cara mensubstitusikan pers.2 dan pers.7 kedalam pers.1, akan didapatkan turunan rumus yang memuat nilai C dan G yang akan dipergunakan dalam perhitungan selanjutnya. Turunan rumus tersebut dinyatakan dalam G. M = TS T 30 = 0.352C + 0.0001 ( G 5) C( C G) 30G 150 5.7 = 0.352C + 0.0001C 2 0.0001CG 2.0064C + 0.0006C 2 0.0006CG 30G + 150 = 0 2 0.0006C + 2.0064C + 150 G = 30 + 0.0006C Dengan cara trial error, nilai C dimasukkan kedalam persamaan sehingga akan didapatkan nilai G. Nilai C dan G tersebut selanjutnya digunakan untuk menghitung g p (waktu hijau efektif untuk pejalan kaki) dan g v (waktu hijau untuk kendaraan). Sedangkan MKJI 1997 digunakan untuk menghitung arus lalu lintas (Q), kapasitas ruas jalan (C) dan derajat kejenuhan (DS). Nilai-nilai yang didapatkan tersebut digunakan sebagai acuan untuk menghitung d p (tundaan pejalan kaki) dan d v (tundaan kendaraan).untuk dapat menentukan nilai C (waktu siklus) yang akan digunakan, terlebih dahulu harus dihitung area tempat menunggu bagi pejalan kaki yang akan menyeberang jalan dan jumlah pejalan kaki dalam antrian. Dari situ akan diketahui waktu antrian (t q ) bagi pejalan kaki penyeberang jalan, dimana nilainya adalah sama dengan waktu hijau (g v ) bagi kendaraan. Waktu antrian tersebut dihitung berdasarkan volume pejalan kaki yang akan menyeberang jalan, sehingga untuk setiap kelompok waktu (sebelum plaza buka, saat plaza buka dan setelah plaza tutup pada hari akhir pekan maupun hari kerja) adalah berbeda nilainya. Nilai t q ini kemudian digunakan untuk menentukan waktu siklus yang digunakan dengan cara mencari nilai g v yang sama atau mendekati nilai t q tersebut, sehingga akan dapat diketahui nilai C (waktu siklus). Tabel 2 Rekapitulasi Penentuan Waktu Siklus yang Digunakan Waktu Hari v i t q C Sebelum Hari akhir pekan 23.8750 24 750 820 Hari kerja 23.3750 24 750 820 Saat Hari akhir pekan 112.1667 113 159.29 270 Hari kerja 64.2292 65 276.92 360 Setelah Hari akhir pekan 20.2500 21 857.143 940 Hari kerja 20.2500 21 857.143 940 Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Waktu siklus pada waktu sebelum buka plaza pada hari akhir pekan dan hari kerja adalah sama, yaitu C = 820 detik. (2) Waktu siklus pada waktu saat buka plaza pada hari akhir pekan dan hari kerja tidak sama. Nilai C pada saat buka plaza pada hari akhir pekan sebesar 270 detik adalah lebih kecil dari pada saat buka plaza pada hari kerja sebesar 360 detik. Analisis operasional waktu sinyal lampu lalulintas (Endah Supriyani) 35

(3) Waktu siklus pada waktu setelah penutupan plaza pada hari akhir pekan dan hari kerja adalah sama, yaitu C = 940 detik. (4) Waktu siklus terpendek terjadi pada saat buka plaza pada hari akhir pekan, yaitu C =270 detik. (5) Waktu siklus terpanjang terjadi pada waktu setelah penutupan plaza, baik pada hari akhir pekan maupun pada hari kerja, C = 940 detik. Tabel 3 Waktu Siklus dan Tundaan Hari Waktu C gp dp gv dv Hari akhir pekan Hari kerja Sebelum Saat Setelah Sebelum Saat Setelah 820 270 940 820 360 940 68.107 103.564 72.247 68.107 79.481 72.247 344.721 51.298 400.529 344.721 109.293 400.529 747.893 162.436 863.753 747.892 276.519 863.753 4.701 32.341 3.863 4.477 13.714 3.730 KESIMPULAN DAN SARAN (1) Pengaturan lampu lalu lintas untuk penyeberangan pejalan kaki secara semi adaptive time dengan tingkat pelayanan pejalan kaki A di ruas Jalan Pahlawan Kota Madiun dilakukan pada hari akhir pekan (Sabtu dan Minggu) dan hari kerja (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat). a) Pada hari akhir pekan: 1. C = 820 detik diberlakukan pada pukul 08.00 10.00 (sebelum plaza buka). 2. C = 270 detik diberlakukan pada pukul 10.00 21.00 (saat plaza buka). 3. C = 940 detik diberlakukan pada pukul 21.00 22.00 (setelah plaza tutup). b) Pada hari kerja: 1. C = 820 detik diberlakukan pada pukul 08.00 10.00 (sebelum plaza buka). 2. C = 360 detik diberlakukan pada pukul 10.00 21.00 (saat plaza buka). 3. C = 940 detik diberlakukan pada pukul 21.00 22.00 (setelah plaza tutup). (2) Kinerja ruas jalan dengan adanya pengaturan lampu lalu lintas pada tempat penyeberangan pejalan kaki adalah sebagai berikut : a) Pada hari akhir pekan: 1. C = 820 detik pada pukul 08.00 10.00 (sebelum plaza buka) dengan derajat kejenuhan (DS) = 0,357 mengakibatkan tundaan kendaraan (d v ) = 4,701 detik/kendaraan. 2. C = 270 detik pada pukul 10.00 21.00 (saat plaza buka) dengan DS = 0,561 mengakibatkan d v = 32,341 detik/kendaraan. 3. C = 940 detik pada pukul 21.00 22.00 (setelah plaza tutup) dengan DS = 0,217 mengakibatkan d v = 3,863 detik/kendaraan. b) Pada hari kerja: 1. C = 820 detik pada pukul 08.00 10.00 (sebelum plaza buka) dengan DS = 0,320 mengakibatkan d v = 4,477 detik/kendaraan. 2. C = 360 detik pada pukul 10.00 21.00 (saat plaza buka) dengan DS = 0,383 mengakibatkan d v = 13,714 detik/kendaraan. 3. C = 940 detik pada pukul 21.00 22.00 (setelah plaza tutup) dengan DS = 0,186 mengakibatkan d v = 3,730 detik/kendaraan. 36 Jurnal Transportasi Vol. 6 No. 1 Juni 2006: 29-38

Instansi-instansi yang berwenang (Dinas Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum) agar menyediakan dan atau memperbaiki fasilitas pejalan kaki serta memberikan sanksi atau denda kepada pengguna jalan yang belum/tidak memperhatikan dan memprioritaskan sirkulasi pejalan kaki di fasilitasnya. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2000. Highway Capacity Manual 2000. Washington: Transportation Research Board. Anonim, 1985. Highway Capacity Manual 1985. Washington: Transportation Research Board. Anonim, 1997. Perekayasaan Fasilitas Pejalan Kaki di Wilayah Kota. Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan, Departemen Perhubungan. Anonim. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta: Ditjen Bina Marga. Munawar, Ahmad. 2004. Manajemen Lalu Lintas Perkotaan, Yogyakarta: Beta Offset. Anonim. 2005. Info Kota, Madiun. http://www.madiunkota.go.id/menuku/kotagadis/ 2.html. Taufikurrahman, 2001. Studi Karakteristik Penyeberang Jalan Dan Analisis Kebutuhan Fasilitas Penyeberangan Jalan Di Pusat Kota Malang. Tesis Tidak Diterbitkan. Malang: Teknik Sipil Rekayasa Transportasi Pasca Sarjana Universitas Brawijaya, 2001. Widodo, Sugeng. 2001. Penelitian Optimasi Ruang Pusat Kegiatan Kota (PKK) Melalui Penataan Sistem Jaringan Jalan Pejalan Kaki di Kota Malang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Jurusan Sipil FT Universitas Merdeka, 2001. Sudianto, Barnabas Untung. 2005. Ketidakadilan Berlalu lintas Pejalan Kaki. http://people.peduli bencana.or.id/bus/artikel/1.shtml. Analisis operasional waktu sinyal lampu lalulintas (Endah Supriyani) 37

38 Jurnal Transportasi Vol. 6 No. 1 Juni 2006: 29-38