UJI ORGANOLEPTIK CAKE DENGAN SUBSTITUSI PATI SINGKONG (Manihot utilissima) DAN PEWARNA DAUN SUJI (Pleomale angustifolia) NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

UJI KADAR PROTEIN DAN UJI ORGANOLEPTIK BISKUIT DENGAN RATIO TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG DAUN KELOR

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

PENGARUH PEMBUNGKUS YANG BERBEDA TERHADAP KADAR ETANOL DAN ORGANOLEPTIK TAPE UWI (Dioscorea alata L) NASKAH PUBLIKASI

PEMANFAATAN LIMBAH AIR LERI BERAS IR-36 SEBAGAI BAHAN BAKU SIRUP DENGAN PROSES FERMENTASI DAN PENAMBAHAN PEWARNA ALAMI DAUN PANDAN WANGI

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG GANYONG TERHADAP KUALITAS CAKE GANYONG WORTEL

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA CAKE LABU KUNING (Cucurbita moschata) DENGAN PENAMBAHAN PEWARNA ALAMI

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

UJI GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK KUE BOLU DARI PENAMBAHAN TEPUNG GAPLEK DAN BEKATUL SKRIPSI

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

PEMANFAATAN BIJI TANAMAN KESUMBA (Bixa orellana) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN ANTIOKSIDAN (VITAMIN C) UNTUK PEMBUATAN KUE BOLU DARI BERBAGAI MACAM TEPUNG

Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein (Suherman, 2012). Koro pedang (Canavalia

YUWIDA KUSUMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. yang penting sebagai penghasil sumber bahan pangan, bahan baku makanan,

KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan

BAB I PENDAHULUAN. baik di daerah tropis salah satunya yaitu tanaman munggur. Tanaman ini

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

PENDAHULUAN. yang berasal dari bagian biji pada kebanyakan tanaman lebih banyak. diantaranya adalah daun singkong (Manihot utilisima).

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyebaran ubi kayu atau singkong ke seluruh wilayah nusantara terjadi pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK KUE BOLU DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BIJI MUNGGUR (Pithecolobium saman) DAN UBI UNGU (Ipomoea batatas) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

UJI ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN SELAI GULMA KROKOT

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH PISANG KEPOK. PEMBUATAN CUKA ORGANIK DENGAN PENAMBAHAN Acetobacter aceti DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR LAMPIRAN. viii

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar produk makanan jajanan di pasaran yang digemari. anak-anak berbahan dasar tepung terigu. Hal ini dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

Tekstur biasanya digunakan untuk menilai kualitas baik tidaknya produk cookies.

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi DIAH AYU FITRIANI

HUBUNGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DENGAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII A B, DAN E DI SMP NEGERI 1 TULUNG DI KECAMATAN TULUNG KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan pangan menurut Indrasti (2004) adalah dengan

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn)

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG UMBI KETELA POHON (Manihot utilissima,pohl) VARIETAS MUKIBAT DENGAN PENAMBAHAN H 2 SO 4

KADAR ASAM SIANIDA DAN KANDUNGAN GIZI PADA DENDENG DARI LIMBAH KULIT SINGKONG

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

PERBEDAAN KADAR PROTEIN TAPE SINGKONG (Manihot utilisima) BIASA DENGAN YANG DIBERI PENAMBAHAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) SKRIPSI

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Ketela pohon banyak dikenal masyarakat sebagai bahan pangan

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

PEMANFAATAN EKSTRAK WORTEL (Daucus carota) DAN BUAH WALUH (Cucurbita moschata) SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI BAKSO DAGING

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil singkong. Menurut

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan mulai

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

Transkripsi:

UJI ORGANOLEPTIK CAKE DENGAN SUBSTITUSI PATI SINGKONG (Manihot utilissima) DAN PEWARNA DAUN SUJI (Pleomale angustifolia) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi Disusun Oleh : PUJI SAFITRI A. 420090216 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Tromol Pos I- Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax: 715448 Surakarta 57102 Website: http://www.ums.ac.id Email: ums@ums.ac.id SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama NIP/NIK : 807 : Drs. Djumadi, M.Kes. Telah membaca dan mencermati naskah publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa: Nama : Puji Safitri NIM : A 420 090 216 Program Studi : Pendidikan Biologi Judul Skripsi :UJI ORGANOLEPTIK CAKE DENGAN SUBSTITUSI PATI SINGKONG (Manihot utilissima) DAN PEWARNA DAUN SUJI (Pleomale angustifolia) Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujui dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, 5 Maret 2013 Pembimbing Drs. Djumadi, M.Kes, NIP/NIK: 807

UJI ORGANOLEPTIK CAKE DENGAN SUBSTITUSI PATI SINGKONG (Manihot utilissima) DAN PEWARNA DAUN SUJI (Pleomale angustifolia) Oleh: Puji Safitri, A 420090216, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui organoleptik cake dengan penambahan pewarna daun suji dan variasi konsentrasi pati singkong pahit yang berbeda. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, eksperimen, dokumentasi, pustaka, dan metode angket. Tehnik analisa data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode RAK dengan dua faktorial yaitu persentasi pati dan penggunaan pewarna daun suji. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan kandungan asam sianida dari singkong yang digunakan, pati dan cake. Singkong mengandung asam sianida sedangkan pati dan cake dengan variasi persentase pati tidak mengandung asam sianida. Perlakuan yang diberikan saat pembuatan tepung pati dapat menghilangkan asam sianida (HCN) sehingga cake aman untuk dikonsumsi. Hasil uji organoleptik menunjukan bahwa semakin banyak pati yang digunakan nilai tekstur dan aroma semakin menurun akan tetapi dapat meningkatkan nilai rasa dan warna pada cake bersubstitusi pati singkong dan pewarna daun suji. Penggunaan daun suji dapat meningkatkan nilai warna, aroma, dan daya terima. Kata kunci : pati singkong (Manihot utilissima), daun suji (Pleomale angustifolia), dan organoleptik.

PENDAHULUAN Singkong atau Manihot utilisima Pohl. dari banyak jenis yang ada, terdapat beberapa yang beracun karena kadar asam cyaan yang tinggi, dimana umbinya sama sekali tidak dapat digunakan sebagai makanan. Hanya setelah mengalami perlakuan tertentu dapat dimakan, jenis ini dapat digunakan sebagai tepung (Steenis, 2005: 254). Tepung pati dari singkong pahit ini dapat dimanfaatkan sebagai pengganti tepung terigu sehingga dapat menunjang dalam pengurangan penggunaan tepung terigu. Tepung terigu merupakan bubuk halus yang umumnya dari gandum, mengandung karbohidrat dan pati yang tidak larut dalam air. Semakin besarnya minat masyarakat terhadap makanan yang berbahan dasar tepung terigu, menyebabkan tingginya permintaan tepung terigu dipasaran dan semakin tinggi harga tepung terigu yang ditawarkan hingga mencapai Rp.8000/kg sampai Rp.10.000/kg. Berdasaarkan hal tersebut maka diperlukan adanya alternatif bahan yang dapat mengurangi penggunaan terigu terutama dalam pembuatan roti yang merupakan salah satu jenis makanan yang disukai konsumen dan mulai menggantikan peran makanan pokok, salah satu usahanya adalah memperkenalkan potensi alam yang melimpah namun belum dimanfaatkan secara maksimal seperti halnya singkong pahit. Selain itu harga tepung pati singkong relatif lebih murah dibanding tepung terigu yaitu berkisar antara Rp.5000/kg sampai Rp.6000/kg. Dengan demikian masyarakat lebih mampu memanfaatkan kekayaan alam sekitar untuk memenuhi kebutuhannya karena bahan utama dari pembuatan tepung pati singkong lebih mudah didapatkan. Salah satu jenis olahan lain yang berbahan tepung terigu dan sangat digemari masyarakat dari berbagai kalangan adalah cake. Cake merupakan salah satu jenis roti yang digemari karena rasa, bentuk, dan warnanya yang menarik. Cake disebut juga roti berdimensi 3, karena bentuknya yang sengaja dibuat menyerupai bendabenda tertentu seperti bola, mobil, kotak, segitiga dan bentuk-bentuk lain. Cake dapat dimatangkan dengan cara dipanggang dalam oven ataupun dikukus. Cake akan lebih menarik jika dalam pembuatanya ditambahkan pewarna. Agar warna

produk makanan menjadi menarik, biasanya produsen menambahkan bahan pewarna buatan (Nurjanah dkk, 1992: 48). Daun suji (Pleomale angustifolia) merupakan bahan pewarna alami yang biasa digunakan untuk pewarna hijau karena mengandung klorofil. Pewarna didapat dari daun ini dengan cara menghaluskan daun dan menyampurkan dengan air. Selain memberi warna hijau, daun suji juga memberikan aroma harum yang khas (Riandini, 2008; Syakur, 2012: 18). Dari latar belakang di atas, maka pada penelitan ini akan dilakukan pembuatan cake dari pati singkong pahit dan pewarna alami daun suji dengan judul Uji Organoleptik Cake dengan Substitusi Pati Singkong (Manihot utilissima) dan Pewarna Daun Suji (Pleomale angustifolia). METODE PENELITIAN Penelitian ini di laksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai dengan bulan Maret 2013. Pembuatan cake dilakukan di Lab Biologi UMS, uji organoleptik dilakukan di Kampus I UMS, dan uji asam sianida (HCN) dilakukan di Laboraturium FIK UMS. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor, faktor yang pertama adalah persentase substitusi tepung pati singkong (P) dan faktor yang kedua adalah dosis pewarna daun suji (D). Persentase penggunaan pati dibedakan menjadi P 0 (tanpa pati), P 1 (25% pati singkong; 75% tepung terigu), P 2 (50% pati singkong; 50% tepung terigu), dan P 3 (100% pati singkong). Sedangkan dosis pewarna daun suji hanya dibedakan menjadi D 0 (tanpa pewarna daun suji) dan D 1 (menggunakan pewarna daun suji). Dari perlakuan-perlakuan tersebut diperoleh 8 kombinasi sebagai berikut: Tabel. 1. Kombinasi rancangan percobaan P/D D 0 D 1 P 0 P 0 D 0 P 0 D 1 P 1 P 1 D 0 P 1 D 1 P 2 P 2 D 0 P 2 D 1 P 3 P 3 D 0 P 3 D 1

Keterangan: P 0 D 0 : Cake tanpa substitusi pati singkong dan tanpa pewarna daun suji. P 0 D 1 : Cake tanpa substitusi pati singkong dan menggunakan 3sdm pewarna daun suji. P 1 D 0 : Cake dengan substitusi pati singkong sebesar 25% dan tanpa pewarna daun suji. P 1 D 1 : Cake dengan substitusi pati singkong sebesar 25% dan menggunakan 3sdm pewarna daun suji. P 2 D 0 : Cake dengan substitusi pati singkong sebesar 50% dan tanpa pewarna daun suji. P 2 D 1 : Cake dengan substitusi pati singkong sebesar 50% dan menggunakan 3sdm pewarna daun suji. P 3 D 0 : Cake dengan substitusi pati singkong sebesar 100% dan tanpa pewarna daun suji. P 3 D 1 : Cake dengan substitusi pati singkong sebesar 100% dan menggunakan 3sdm pewarna daun suji. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, eksperimen, pustaka, dokumentasi, dan metode angket. Dalam teknik analisa data menggunakan analisis deskriptif kualitatif pada hasil uji organoleptik yang sebelumnya menggunakan data hasil uji asam sianida. Uji asam sianida dilakukan untuk menjamin keamanan panelis dalam uji organoleptik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap cake bersubstitusi pati singkong yang bervariasi dan pewarna daun suji, diperoleh hasil uji asam sianida (HCN) secara kualitatif yang dapat disajikan dalam tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Data hasil analisis kandungan asam sianida (HCN) pada cake bersubstitusi pati singkong (Manihot utilissima) dengan persentase yang bervariasi dan pewarna daun suji (Pleomale angustifolia). Sampel Analisa I Analisa II Singkong Berwarna merah (+) Berwarna merah (+) Pati singkong Berwarna kuning/tetap (-) Berwarna kuning/tetap (-) P 1 Berwarna kuning/tetap (-) Berwarna kuning/tetap (-) P 2 Berwarna kuning/tetap (-) Berwarna kuning/tetap (-) P 3 Berwarna kuning/tetap (-) Berwarna kuning/tetap (-)

Keterangan: + : terdapat sianida (HCN). - : tidak terdapat sianida (HCN). P1: cake dengan substitusi 25% pati singkong dari 300g tepung terigu. (pati singkong 75g: tepung terigu 225g). P2: cake dengan substitusi 50% pati singkong dari 300g tepung terigu. (pati singkong 150g: tepung terigu 150g). P3: cake dengan substitusi 100% pati singkong dari 300g tepung terigu. (pati singkong 300g: tepung terigu 0g). Setelah dilakukan uji asam sianida (HCN) selanjutnya dilakukan uji organoleptik pada cake dengan substitusi pati singkong dan pewarna alami tersebut. Hasil uji organoleptik dari 20 panelis kemudian diambil rata-rata dan disajikan dalam tabel 3 berikut: Tabel 3. Data hasil uji organoleptik pada cake bersubstitusi pati singkong (Manihot utilissima) dengan persentase yang bervariasi dan pewarna daun suji (Pleomale angustifolia). Sampel Warna Aroma/ Bau Rasa Tekstur Daya Terima P 0 D 0 Putih P 0 D 1 Hijau Keputihan P 1 D 0 Putih P 1 D 1 Hijau Keputihan Kurang Kurang P 2 D 0 Putih Kurang Kurang P 2 D 1 Hijau Keputihan P 3 D 0 Putih P 3 D 1 Hijau

Keterangan: P 0 D 0 : Cake tanpa substitusi pati singkong dan tanpa pewarna daun suji. P 0 D 1 : Cake tanpa substitusi pati singkong dan menggunakan 3sdm pewarna daun suji. P 1 D 0 : Cake dengan substitusi pati singkong sebesar 25% dan tanpa pewarna daun suji. P 1 D 1 : Cake dengan substitusi pati singkong sebesar 25% dan menggunakan 3sdm pewarna daun suji. P 2 D 0 : Cake dengan substitusi pati singkong sebesar 50% dan tanpa pewarna daun suji. P 2 D 1 : Cake dengan substitusi pati singkong sebesar 50% dan menggunakan 3sdm pewarna daun suji. P 3 D 0 : Cake dengan substitusi pati singkong sebesar 100% dan tanpa pewarna daun suji. P 3 D 1 : Cake dengan substitusi pati singkong sebesar 100% dan menggunakan 3sdm pewarna daun suji. Singkong (Manihot utilissima) memiliki banyak varietas yang dikelompokan menjadi dua kelompok besar yaitu singkong manis dan singkong pahit. Menurut Husniati dan Isnawati (2010; 2012), singkong tipe pahit mengandung kadar racun yang lebih tinggi dari pada tipe manis. Jika dalam pemasakan singkong kurang sempurna, maka racun tersebut akan berubah menjadi senyawa kimia yang dapat mengganggu kesehatan. Dalam penelitian ini digunakan singkong pahit yang diolah menjadi pati sehingga dapat digunakan untuk mengganti peran tepung terigu dalam pembuatan cake. Untuk menghilangkan racun sianida dapat dilakukan dengan cara direndam air 5-10 menit, dicuci dengan air mengalir kemudian direndam lagi beberapa menit dan dicuci lagi 3 sampai 4 kali (Widowati, 2002: 46-47). Kemudian singkong diekstraksi dan diendapkan, hasil endapan dijemur di bawah sinar matahari langsung selama 12 jam sehingga endapan tersebut menjadi pati yang dapat digunakan sebagai tepung dalam pembuatan cake. Tahapan pada pembuatan tepung singkong dapat menurunkan HCN (Balagopala dalam Titi, 2008: 95). Faktor yang ke dua dalam penelitian ini adalah daun suji yang berperan sebagai pewarna alami. Warna hijau dapat diperoleh dengan cara menghaluskan

daun dengan air dan disaring untuk diambil airnya. Selain memberi warna hijau, daun suji juga memberikan aroma harum yang khas (Riandini, 2008; Syakur, 2012: 18). Dari 4 perlakuan penggunaan pati dan 2 perlakuan penggunaan daun suji diperoleh 8 kombinasi perlakuan (tabel 1). Dari 8 kombinasi perlakuan dilakukan uji kandungan asam sianida dan uji organoleptik, uji asam sianida dilakukan terlebih dahulu karena asam sianida merupakan senyawa kimia yang bersifat toksik atau berpotensi menimbulkan efek kematian (Yuningsih, 2012:1), sehingga uji kandungan asam sianida dapat menjamin keamanan dalam uji oraganoleptik. Dari hasil uji kandungan asam sianida yang ditunjukan oleh tabel 2 menunjukan bahwa singkong yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan cake positif mengandung asam sianida, hasil uji pada sampel berupa pati menunjukan negatif/tidak mengandung asam sianida. Widyastuti (2012), menyatakan bahwa daging singkong terdapat senyawa linamarin yang dapat dihidrolisa menjadi HCN (asam sianida) yang bersifat racun. Cara menghilangkan HCN salah satunya adalah dengan ekstraksi pati. Sampel berikutnya yang diuji adalah cake dengan beberapa perlakuan yaitu P1; cake dengan 25% menggunakan pati singkong pahit, P2: cake dengan 50% pati singkong pahit, dan P3 100% tepungnya menggunakan pati singkong pahit. Dari tabel 2 terlihat hasil uji asam sianida dari ketiga cake tersebut menunjukan negatif dan berarti ketiga cake dengan persentase pati yang berbeda tidak mengandung asam sianida. hal ini karena dalam pembuatan pati dari singkong pahit diberi beberapa perlakuan yang dapat menghilangkan asam sianida sehingga meskipun persentase pati yang diberikan pada pembuatan cake bervariasi hasilnya akan tetap negatif. Berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan yaitu; Ada pengaruh variasi persentase pati singkong pahit (Manihot utilissima) terhadap kandungan asam sianida cake, dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan tidak terpenuhi, hal ini karena tidak ada perbedaan kandungan asam sianida cake pada perlakuan yang berbeda yaitu semua cake menunjukan negatif terhadap uji asam sianida. Perbedan kandungan asam sianida antara singkong,

nilai Organoleptik Panelis pati, dan cake bukan karena persentase yang diberikan bervariasi akan tetapi karena perlakuan yang diberikan pada singkong pahit dapat menghilangkan asam sianida. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Aman (2010: 6), yang menunjukan bahwa perlakuan pengeringan di bawah sinar matahari efektif menurunkan kadar sianida sebesar 48,28% dan pengeringan dan perendaman dalam air tawar dapat menurunkan kadar sianida hingga 68,24%. Setelah cake melewati uji asam sianida dan menunjukan hasil yang negatif terhadap uji tersebut dapat disimpulkan pula bahwa cake aman dikonsumsi dan tahap uji organoleptik dapat dilakukan. Hasil dari uji organoleptik dari 20 panelis yang telah diambil rata-ratanya dapat disajikan dalam diagram pada gambar 1 di bawah ini: 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 Uji Organoleptik Cake 0 P0D0 P0D1 P1D0 P1D1 P2D0 P2D1 P3D0 P3D1 Warna 1 3,1 1 2,9 1 3,05 1 3,5 Aroma/Bau 3,1 3,15 2,85 2,35 2,55 2,9 2,7 2,8 Rasa 3,05 2,75 2,7 2,45 2,45 2,8 2,5 3,2 Tekstur 3,25 3,2 2,85 2,65 2,9 2,8 2,65 2,5 Daya Terima 2,95 3 2,7 2,7 2,4 2,95 2,55 2,9 Gambar 1 Diagram Rata-Rata Hasil Uji organoleptik Gambar 1 menunjukan nilai organoleptik tertinggi untuk warna pada perlakuan P3D1, rasa pada perlakuan P3D1, bau pada perlakuan P1D1, tekstur pada perlakuan P0D0, dan daya terima setiap perlakuan memiliki rata-rata yang hampir sama yaitu 2,5-3 kecuali pada P2D0 hanya memiliki nilai 2,4. Cake dengan 100% menggunakan pati singkong pahit dan menggunakan pewarna daun suji (P3D1) mendapat nilai organoleptik tertinggi dari panelis untuk rasa dan

warna, meskipun tekstur dan aromanya masih dibawah nilai organoleptik dari cake dengan 100% tepung terigu dan menggunakan pewarna daun suji (P0D1). Semakin banyak tepung pati yang ditambahkan rasa dan warnanya semakin baik menurut persepsi panelis sedangkan tekstur dan aromanya semakin menurun. Cake dengan 50% tepung pati dan menggunakan pewarna daun suji (P2D1) memiliki nilai dengan rata-rata 2,8 3,05 untuk semua indikator yang berarti pada perlakuan ini memiliki rasa, aroma, tekstur, warna, dan daya terima yang diterima konsumen meskipun tidak pada nilai organoleptik yang tertinggi. KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variasi konsentrasi pati singkong dalam pembuatan cake tidak mempengaruhi kandungan asam sianida. Semua cake dengan berbagai perlakuan tidak mengandung asam sianida (HCN) dan aman untuk dikonsumsi. Berdasarkan hasil uji organoleptik pada cake menunjukan bahwa semakin banyak tepung pati yang ditambahkan rasa dan warnanya semakin baik menurut persepsi panelis sedangkan tekstur dan aromanya semakin menurun dan pewarna daun suji. Penggunaan daun suji dapat meningkatkan nilai warna, aroma, dan daya terima.

DAFTAR PUSTAKA Aman, La Ode. 2010. Efektifitas Penjemuran Kandungan Toksik HCN Ubi Hutan. Sulawesi: Universitas Negeri Gorontalo. Husniati. 2010. Memilih Singkong Aman Dimakan. Tersedia di: http://.radarlampung.co.id/read/opini/6565-memilih-singkong-amandimakan-. Diakses 03 Desember 2012 Nurjanah, dkk. 1992. Bahan Tambahan Makanan. Jakarta: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Riandini, Nursanti. 2008. Bahan Kimia Dalam Makanan dan Minuman. Bandung: Shakti Adiluhung. Steenis, Van. 2005. Flora. Jakarta: Pradya Paramita. Syakur. 2012. Daun Suji Sebagai Tanaman Herbal. Tersedia di: http://www.kesehatan123.com/3519/daun-suji-sebagai-tanaman-herbal/. (Diakses: 30 Oktober 2012). Titi P, Hapsari. 2008. Pengaruh Pregelatinasi Terhadap Karakteristik Tepung Singkong. Primodia Vol IV. Widowati, Dyah. 2002. Diktat Gizi Kuliner 1. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Widyastuti, Endrika. 2012. Karakteristik Umbi-Umbian. Malang: Universitas Brawijaya. Yuningsih. 2012. Kercunan Sianida pada Hewan dan Upaya Pencegahannya. Litbang Pertanian Vol I.