Kota Ramah HAM dalam Perspektif Keadilan Lingkungan Budi Widianarko Program Magister Lingkungan dan Perkotaan Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang
Kota Ramah HAM (Human Rights City) Sebuah komunitas yang seluruh anggotanya mulai dari warga biasa, aktivis, penentu kebijakan hingga pejabat menjalankan dialog dan meluncurkan berbagai kegiatan untuk memperbaiki kehidupan dan keamanan perempuan, lelaki dan anak berdasarkan norma dan standar HAM. Tanggapan terhadap isu-isu kritis kawasan urban: perubahan iklim, kepadatan penduduk, konflik-kekerasan, degradasi lingkungan dan globalisasi ekonomi. Marks et al., (2008)
ENVIRONMENT & HUMAN RIGHTS (Sachs, 2004) Jika masyarakat tidak memiliki kemampuan dasar untuk mendukung dirinya sendiri secara bermartabat, HAM mereka terancam. Secara khusus, pangan, kesehatan, perumahan dan mata pencaharian (livelihood) adalah subsistence rights: persyaratan bagi ketahanan ekonomi minimal. Subsistence rights adalah bagian HAM! Hak-hak inti dalam the International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights.
KEADILAN LINGKUNGAN (Low & Gleeson, 1998) Keadilan distribusi lingkungan antar manusia. Palamar(2010)
Pembangunan kawasan urban yang terus meningkat memerlukan restorasi ekologis di kawasan padat penduduk. Proyek yang diimplementasikan di kawasan urban sering sarat konflik akibat ketidaksesuaian antara praktek restorasi tradisional dan realitas sosial. Palamar, C.(2010). From the Ground Up: Why Urban Ecological Restoration Needs Environmental Justice. Nature and Culture 5(3): 277 298
5 Langkah mewujudkan Kota Ramah HAM 1. Pembentukan Panitia Pengarah 2. Membuat rencana tindakan 3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dan aksi lain 4. Mengevaluasi Kinerja Kota Ramah HAM 5. Mempublikasikan dan memperluas upaya 2 Elemen Utama * participatory community-based research * critical pedagogy Marks et al., (2008)
SERVICE-LEARNING 3in1 Sebuah proses pembelajaran yang Memberikan pengalaman belajar tranformasional Meningkatkan pemahaman tentang kondisi masyarakat Menyumbang pada perbaikan status sosial-ekonomi warga Service-Learning: suatu bentuk pedagogi kritis dapat dilakukan oleh berbagai stakeholder
SERVICE-LEARNING Korporasi, Instansi: beyond outbond LSM: beyond Empowerment Sekolah, Kampus: beyond Community Service Warga: beyond Charity
Manfaat Service Learning 1.Kepedulian terhadap masyarakat 2.Keterlibatan dan kiprah bersama warga 3.Komitmen untuk melayani 4.Mawas diri 5.Kepekaan terhadap keragaman 6.Rasa memiliki dan menjadi bagian masyarakat HEAD HAND - HEART
KOMPONEN SERVICE-LEARNING
KEADILAN LINGKUNGAN BERBASIS FOOTPRINT Carbon footprint Water footprint Nitrogen footprint
JEJAK KARBON - Live In di 3 Lokasi (I). Pinggiran kota (pertanian) ------- 7 rumah (II). Dalam kota (rumah sendiri) (III). Pantai ----------------------------7 rumah 3 kelompok (7-8 orang) Masing-masing orang mengalami ketiga lokasi (3 hari 2 malam per lokasi)
Terlibat dan Mengamati Teribat dalam kegiatan rutin tuan rumah Pengamatan Semua kegiatan dan fasilitas rumah yang terkait dengan Jejak Karbon (carbon footprint): makanan, air, listrik, energi, transportasi dan limbah padat/sampah. Wawancara Gaya hidup, pola konsumsi, perjalanan harian tuan rumah Pencatatan
Carbon Footprint per capita (Ton CO 2 /tahun) 4 Carbon Footprint 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Urban Peri-Urban Coastal Kawasan Food Waste Vehicle LPG Electronic Drinking Water Food
KEADILAN EKOLOGIS BERBASIS GEOGRAFI
BEKERJA BERSAMA WARGA YANG TERKUCILKAN OLEH KERUSAKAN EKOSISTEM PANTAI
KAMPUNG YANG TERKUCILKAN
ROB DATANG SETIAP SORE
SAMPAH KIRIMAN
PENGUMPULAN SAMPAH
Terima Kasih widianarko@unika.ac.id