5.3 Keragaan Ekonomi Usaha Penangkapan Udang Net Present Value (NPV)

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

OPTIMASI UPAYA PENANGKAPAN UDANG DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM DAN SEKITARNYA JULIANI

ANALISIS KERAGAAN EKONOMI USAHA PENANGKAPAN IKAN KAPAL MOTOR DI TANJUNG LUAR, LOMBOK TIMUR

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

IV. METODE PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

VIII. ANALISIS FINANSIAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis.

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

KETERANGAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR... III LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat.

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

III KERANGKA PEMIKIRAN

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

A. Kerangka Pemikiran

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada AHASS Pasirkaliki Motor yang

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan akan tenaga listrik di Indonesia terus

IV. METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA TOKO BIN AGIL DI JALAN RAYA CONDET, JAKARTA TIMUR : MUAMMAL IRZAD NPM :

METODE PENILAIAN INVESTASI. Jakarta, 20 Oktober 2005

IV METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

VII. RENCANA KEUANGAN

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA RUMAH KOST WISMA YULIA. Irma Yulia Dewi

IV. METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

TEORI INVESTASI A. Definisi Dan Arti Investasi

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

Transkripsi:

5.3 Keragaan Ekonomi Usaha Penangkapan Udang 5.3.1 Net Present Value (NPV) Usaha penangkapan udang, yang dilakukan oleh nelayan pesisir Delta Mahakam dan sekitarnya yang diproyeksikan dalam lima tahun mendatang (2004-2009), menghasilkan rataan benefit terdiskonto Rp.32.277.988 (< 5 GT), Rp.51.859.548 (5 10 GT) dan Rp. 98.303.980 (> 10 GT) per tahun, memberikan NPV sebesar Rp. 26.359.651 (< 5 GT), Rp.48.569.122 (5 10 GT) dan Rp. 107.640.413 (> 10 GT), berarti selama usaha penangkapan digeluti oleh nelayan di daerah ini, akan diperoleh akumulasi keuntungan bersih dimasa mendatang dengan nilai sekarang (hingga usaha selesai) sebesar NPV tersebut. Sehingga usaha ini layak dikembangkan (go), karena memenuhi kriteria NPV > 1. Untuk lebih jelasnya dapat diterakan pada Tabel 6 dan Lampiran 20. 5.3.2 Internal Rate of Return (IRR) IRR menunjukkan kemampuan modal yang telah dikeluarkan pada usaha penangkapan udang untuk memberikan benefit dalam bentuk tingkat diskonto, dengan kriteria IRR > OCC (opportunity cost of capital). IRR paling tinggi sebesar 60% pada usaha penangkapan dengan ukuran kapal < 5 GT, artinya modal investasi yang ditanamkan dalam usaha ini mampu memberikan keuntungan diskonto 60%, (lebih besar dari tingkat diskonto lembaga perbankan 5,5%), sehingga pertambahan modal investasi per tahun juga sebesar 54,5% (Tabel 7 dan Lampiran 21). Dengan demikian usaha ini lebih layak dilanjutkan (go). 5.3.3 Net Benefit Cost Ratio (NBCR) Merupakan perbandingan antara net benefit, dengan biaya investasi yang telah dipresent-value-kan selama usaha ini berlangsung, dengan kriteria NBCR > 1, maka usaha ini harus dikembangkan. Selama umur usaha penangkapan berlangsung akan memberikan net benefit, rasio antara keduanya paling tinggi adalah pada ukuran kapal < 5

GT yaitu 2,7 kali (Tabel 8 dan Lampiran 22). Hal ini berarti bahwa keuntungan yang diperoleh dari usaha ini 2,7 kali, terhadap total biaya investasi yang dikeluarkan, sehingga secara keseluruhan usaha penangkapan udang berdasarkan NBCR layak diteruskan (NBCR > 1). Analisis sensitivitas menunjukkan, jika terjadi perubahan kondisi ekonomi akan berdampak pada penurunan kinerja ekonomi usaha tersebut, berupa terdepresiasinya nilai NBCR sehingga < 1, dengan demikian usaha ini tidak layak lagi untuk dijalankan, mengingat hasil yang akan diterima tidak akan mampu menutupi nilai biaya investasi yang telah dikeluarkan, seperti yang terjadi pada kategori kapal < 5 GT, jika mengalami penurunan penerimaan 20%, rasionya 0,9 kali (< 1). 5.3.4 Payback Period Adalah jangka waktu pengembalian biaya investasi. Kriteria kelayakan dipilih dari masa pengembalian investasi yang tercepat, dengan asumsi bahwa modal investasi yang telah dikembalikan tersebut dapat ditanam lagi dalam usaha, sehingga mampu meningkatkan nilai keuntungan/benefit hingga usaha berakhir, keuntungan modal investasi dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi lain yang lebih produktif dan menguntungkan. Usaha penangkapan udang dengan trawl di daerah ini memberikan masa pengembalian investasi yang relatif cepat (1 tahun 7 bulan) yaitu < ½ umur usaha, sehingga layak untuk dilaksanakan (Tabel 9). Berdasarkan analisis sensitivitas, jika usaha penangkapan ini sangat peka terhadap semua kondisi perubahan ekonomi yang disimulasikan, akibat salah satu faktor besarnya biaya investasi yang dikeluarkan, sedangkan benefit present value relatif kecil, maka selisih keduanya tidak terlalu besar. Faktor lain adalah singkatnya umur usaha, sehingga kurang memberikan ruang bagi peluang amortisasi biaya investasi. Nilai payback period paling cepat adalah pada kapal trawl < 5 GT (1 tahun 7 bulan), diikuti kapasitas kapal 10-30 GT dan 5-10 GT. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran 23. 5.3.5 Profitability Ratio (PR)

Merupakan perbandingan antara total benefit dengan total modal yang telah dikeluarkan. Kriterianya adalah PR > 1, maka usaha layak dijalankan. Hasil analisa usaha penangkapan udang di wilayah ini mampu memberikan nilai PR yang cukup besar (3,2), artinya keuntungan yang diperoleh selama usaha berlangsung, sebesar 3,2 kali biaya kapital yang telah dikeluarkan, sehingga layak untuk diteruskan. Analisis sensitivitas menunjukkan, bahwa jika terjadi perubahan kondisi ekonomi, akan berdampak pada relatif kecilnya nilai PR yang diperoleh. Nilai PR paling stabil yaitu pada kategori kapal 5-10 GT dan 10-30 GT dibandingkan < 5 GT, pada kondisi turunnya penerimaan nilai rasio keuntungannya 1,0, artinya stagnan atau zero profit (PR = 1). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10 dan Lampiran 24. Berdasarkan kriteria utama (NPV, IRR dan NBCR), tambahan (payback period & PR) dan simulasi sensitivitas tersebut, maka usaha penangkapan udang di perairan Delta Mahakam dan sekitarnya, layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan, dengan catatan kondisi perubahan ekonomi fluktuasinya tidak ekstrim yang dapat berdampak buruk pada keberlanjutan usaha. Rekomendasi dari kegiatan upaya penangkapan tersebut di atas, perlu dukungan dari aspek lainnya seperti aspek legalitas, tataniaga udang yang menguntungkan nelayan, kebijakan teknis dari pemerintah setempat serta tercapainya kondisi optimum pada berbagai alokasi. Sensitivitas kelayakan finansial yang menggambarkan kepekaan usaha ini terhadap berbagai perubahan dan dinamika usaha yang pasti terjadi dalam usaha perikanan, perlu dipertimbangkan bagi pengembangan kegiatan perikanan udang ke depan, mengingat labilnya suatu usaha terhadap faktor luar seperti naiknya harga bahan bakar solar yang dapat menjadikan labilnya usaha.

Tabel 6 Nilai Net Present Value (NPV) pada berbagai perubahan kondisi ekonomi NPV No Kondisi < 5 GT 5 10 GT 10 30 GT 1 Awal 26.359.651 48.569.122 107.640.413 2 Biaya Naik 10% 16.834.705 34.881.663 83.044.799 3 Biaya Naik 20% 7.309.759 21.194.204 58.449.185 4 Penerimaan Turun 10% 12.461.300 26.149.166 65.117.653 5 Penerimaan Turun 20% -1.437.051 3.729.210 22.594.894 6 Biaya Naik 10% Penerimaan Turun 10% 1.198.914 8.586.123 33.358.935 7 Produksi Turun 10% 14.198.740 30.024.751 72.280.758 8 Produksi Turun 20% 2.037.829 11.480.380 36.921.103 9 Biaya Naik 10% Produksi Turun 10% 6.411.234 20.212.876 54.848.249 Tabel 7 Nilai Internal Rate of Return (IRR) pada berbagai perubahan kondisi ekonomi IRR % No Kondisi < 5 GT 5 10 GT 10 30 GT 1 Awal 60% 48% 51% 2 Biaya Naik 10% 39% 34% 39% 3 Biaya Naik 20% 20% 22% 28% 4 Penerimaan Turun 10% 33% 30% 35% 5 Penerimaan Turun 20% 2% 9% 16% 6 Biaya Naik 10% Penerimaan Turun 10% 8% 13% 20% 7 Produksi Turun 10% 37% 33% 37% 8 Produksi Turun 20% 11% 17% 23% 9 Biaya Naik 10% Produksi Turun 10% 19% 23% 28%

Tabel 8 Nilai Net Benefit / Cost Ratio (NBCR) pada berbagai perubahan kondisi ekonomi Net B/C Ratio No Kondisi < 5 GT 5 10 GT 10 30 GT 1 Awal 2,7 2,4 2,5 2 Biaya Naik 10% 2,0 1,9 2,1 3 Biaya Naik 20% 1,4 1,5 1,7 4 Penerimaan Turun 10% 1,8 1,7 1,9 5 Penerimaan Turun 20% 0,9 1,1 1,3 6 Biaya Naik 10% Penerimaan Turun 10% 1,1 1,2 1,4 7 Produksi Turun 10% 1,9 1,8 2,0 8 Produksi Turun 20% 1,1 1,3 1,5 9 Biaya Naik 10% Produksi Turun 10% 1,4 1,5 1,7 Tabel 9 Nilai Payback Period pada berbagai perubahan kondisi ekonomi Payback Period No Kondisi 0 5 GT 5 10 GT 10 30 GT 1 Awal 1 thn 7 bln 1 thn 10 bln 1 thn 8 bln 2 Biaya Naik 10% 2 thn 6 bln 2 thn 8 bln 2 thn 5 bln 3 Biaya Naik 20% 3 thn 7 bln 3 thn 5 bln 3 thn 0 bln 4 Penerimaan Turun 10% 2 thn 8 bln 2 thn 11 bln 2 thn 7 bln 5 Penerimaan Turun 20% 5 thn 6 bln 4 thn 6 bln 3 thn 10 bln 6 Biaya Naik 10% Penerimaan Turun 10% 4 thn 8 bln 4 thn 1 bln 3 thn 6 bln 7 Produksi Turun 10% 2 thn 7 bln 2 thn 8 bln 2 thn 6 bln 8 Produksi Turun 20% 4 thn 5 bln 3 thn 9 bln 3 thn 4 bln 9 Biaya Naik 10% Produksi Turun 10% 3 thn 7 bln 3 thn 4 bln 2 thn 11 bln Tabel 10 Nilai Profitability Ratio pada berbagai perubahan kondisi ekonomi Profitability Ratio No Kondisi 0 5 GT 5 10 GT 10 30 GT 1 Awal 3,2 kali 2,8 kali 2,9 kali 2 Biaya Naik 10% 2,3 kali 2,2 kali 2,4 kali 3 Biaya Naik 20% 1,6 kali 1,7 kali 2,0 kali 4 Penerimaan Turun 10% 2,1 kali 2,0 kali 2,2 kali 5 Penerimaan Turun 20% 1,0 kali 1,3 kali 1,5 kali

Profitability Ratio No Kondisi 0 5 GT 5 10 GT 10 30 GT 6 Biaya Naik 10% Penerimaan Turun 10% 1,2 kali 1,4 kali 1,7 kali 7 Produksi Turun 10% 2,3 kali 2,1 kali 2,4 kali 8 Produksi Turun 20% 1,3 kali 1,5 kali 1,8 kali 9 Biaya Naik 10% Produksi Turun 10% 1,6 kali 1,8 kali 2,0 kali