LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK STATUS FAALI DOMBA & MANUSIA. Hilmi Alarshi Andika Hendi P Bayu Sulistyo

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar

PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan di bidang olahraga, sarana rekreasi maupun sebagai hewan

BAB III PEMERIKSAAN RESPIRASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Temperatur Tubuh Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU

PENGUKURAN TANDA VITAL Oleh: Akhmadi, SKp

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

Menghitung Frekuensi Pernapasan dan Denyut Nadi

Materi 1. Kardiovaskuler I. A. Jantung katak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh pemberian vitamin B komplek terhadap

SISTEM CARDIO VASCULAR

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

BAB IX PEMERIKSAAN JANTUNG

BPSL BLOK FAAL BUKU PRAKTIKUM SKILLS LAB ILMU KEDOKTERAN DASAR SEMESTER I TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PENGUKURAN TEKANAN DARAH

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA. Laporan. Disusun untuk memenuhi tugas. Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

B.Pemeriksaan Tanda Vital Keperawatan

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN

BAB VIII PEMERIKSAAN PARU-PARU A. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mampu beradaptasi dengan pakan dan lingkungan yang kurang baik (Priyanto et

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) VII

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau

SOP Tanda Tanda Vital

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

PERUBAHAN- PERUBAHAN POSITIF PADA TUBUH AKIBAT OLAHRAGA

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

Bab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN. (Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Oksigen Lingkungan)

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

TEORI FENOMENA ORGAN

BIOFISIKA 2 BIOENERGETIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos

Disusun oleh: Arif Misrulloh NIM

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah

LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMAN DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

HUBUNGAN ANTARA POSISI TUBUH TERHADAP VOLUME STATIS PARU

RESPIRASI MELIBATKAN EMPAT PROSES: VENTILASI (PERGERAKAN UDARA. ANATOMI SISTEM RESPIRASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BANTUAN NAFAS DENGAN AMBUBAG

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Purbowati, 2009). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil, sedangkan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci

Sistem Pernafasan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. kondisi mental seseorang. Bila denyut jantung atau suhu tubuh tidak normal,

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ilmu Pengetahuan Alam

SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS

KEDARURATAN LINGKUNGAN

Sistem Pernapasan - 2

sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia

PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS

Sistem Respirasi Pada Hewan

MODUL MATA PELAJARAN IPA

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Penentuan Tekanan Darah, Denyut Nadi, dan Golongan Darah yang disusun oleh: N

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA

BAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan.

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

Latihan Olah Nafas Zhen Qi

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)

Respirasi melibatkan empat proses: ventilasi (pergerakan udara. Anatomi Sistem Respirasi

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK STATUS FAALI DOMBA & MANUSIA Hilmi Alarshi 200110120117 Andika Hendi P. 200110120121 Bayu Sulistyo 200110120136 Eneng Dian S.A 200110120139 Tharfi Hanifah 200110120154 M. Hafidzul Huda 200110120163 Kelompok I Tanggal Percobaan : 31 Oktober & 6 November 2013 LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK dan BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2013

BAB I ISI STATUS FAALI PADA DOMBA 1.1 Prosedur Kerja - Keluarkan domba secara hati-hati dari kandang, ikat domba di pohon usahakan jarak antara domba yang lainnya cukup jauh agar menghindari stress yang dikhawaturkan mengganggu praktikum dan hasil praktikum. - Siapkan alat-alat praktikum yaitu stestoscop, termometer klinis, dan vaselin (sebagai lubricant). - Praktikum tahap pertama mengukur suhu tubuh domba pada saat diam, siapkan termometer klinis yang sudah dikalibrasi lumuri ujung termometer dengan vaselin. Handling domba dengan cara dijepit dengan kaki agar tenang. Masukkan termomter klinis ke dalam rektal. Lalu amati suhu dan catat. - Masih dalam keadaan handling, siapkan stetoscop untuk pengukuran detak jantung. Letakkan stetoscop diantara dada lalu dengarkan detak jantung dan hitung per-menit. Catat. - Setelah menghitung detak jantjng, arahkan stetoscop ke bagian paha bagian dalam untuk mengukur detak denyut nadi domba, domba masih dalam keadaan handling. Cermati detak nadi lalu catat per-menit. - Tahap terkahir dari pengamatan fisiologis domba dalam fase diam adalah mengukur tingkat pernafasan dengan cara letakkan tangan didepan hidung domba dan cermati buangan pernafasan yang dilakukan oleh domba, lalu hitung dan catat. Perlu diperhatikan bahwa untuk memperjelas pengamatan tangan sebaiknnya dibasahi dengan air supaya memperjelas uap air dan gas yang dikeluarkan domba. - Praktikum tahap kedua adalah mengukur status faali domba (suhu, denyut jantung, denyut nadi, dan pernafasan) dalam keadaan domba setelah

melakukan aktifitas. Cara pengamatan tidak jauh berbeda dengan tahap pertama (dalam keadaan diam). Setelah dilakukan pengamatan catat dan bandingkan. 1.2 Hasil Pengamatan No Kondisi PENGAMATAN Pernafasan Denyut Nadi Denyut Jantung Suhu Tubuh ( o C) 1.223 1.41 1. 42 39 1. Tenang (awal) 2.222 2.43 2. 48 39 3.223 3.42 3. 58 39,5 Rata-rata 222,67 42 49,3 39 2. Kerja fisik Setelah kerja 240 45 50 39,5 fisik 5 pertama 240 45 50 39,5 3. 5 kedua 231 43 46 39,5 5 ketiga 223 42 42 39 Ket. Tabel 1.1 Data Pengamatan Status Faali Domba Padjadjaran

1.3 Pembahasan Pemeriksaan status faali pada domba dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisis yang meliputi palpasi, inspeksi visual, dan penciuman disamping dengan pemeriksaan dengan cara pendengaran yaitu auskultasi dan perkusi. Praktikum pada kesempatan kali ini hanya memeriksa status faali domba meliputi pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan suhu tubuh. Data yang tersaji pada tabel 1.1 menunjukkan angka yang bervariasi hal ini tentu saja disebabkan oleh beberapa faktor seperti lingkungan, kebiasaan sehari-hari, umur, spesies domba. Menurut Subronto (2003) parameter faali untuk domba adalah suhu normal (38 C- C) dengan suhu kritis (40 C), frekuensi pernafasan (12-20 kali/menit), dan frekuensi pulsus adlah 70-90. Pengukuran suhu tubuh diukur melalui rektum, termometer harus berada di rektum sedikitnya 1 menit. Suhu normal dapat dibenarkan apabila memiliki variasi 0,5-1,0 C. Data pada tabel 1.1 menunjukkan suhu normal pada domba adalah 39 da me ga ami pe i gkata me adi 5 C karena domba melakukan aktifitas yang berlebihan (berlari) yang dapat meningkatkan suhu tubuh. Selain itu lingkungan yang baru yang disebabkan oleh banyaknya praktikan menyebabkan domba memperlihatkan gelisah atau eksitasi yang dapat mengganggu dalam penentuan nilai pengamatan yang akan menghasilkan gambaran yang menyesatkan. Pemeriksaan detak jantung yang berguna untuk mengetahui status faalinya bahkan untuk memeriksa gangguan jantung dilakukan dengan cara auskultasi dengan menggunakann stetoskop yang ditempatkan pada bagian bawah dan muka siku pada rongga interkostal ke-5 dan ke-3 pada dada sebelah kiri. Hal yang harus diperhatikan pada auskultasi adalah frekuensi, ritme intensitas, dan suara. Kenaikan frekuensi jantung yang ditunjukkan pada tabel diatas disebabkan karena domba dalam keadaan tidak tenang karena terganggu oleh praktikan selain itu melakukan aktifitas. Intensitas suaru jantung akan meningkat bersamaan dengan

kegelisahan, aktifitas berlebih. Pada pengamatan terdengar suaru jantung pertama atau sistole yang terjadi bersaam dengan kontraksi ventrikel yang disebabkan oleh kontraksi miokard dan penutupan katup-katup atrio-ventrikuler. Suara detak ini lebih panjang dan dalam bila dibandingkan dengan suara kedua yaitu diastole yang merupakan hasil dari penutu[an katup-katup seminular yang dapat di ukiska de ga suara lub-lub atau dheg-dheg. Sementara itu pernafasan pada domba atas dasar pengamatan praktikum menunjukkan nilai 222 kali/menit pada keadaan normal dan 240 kali/menit. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai pengamatan pernafasan antara praktikum dan teori yang dijelaskan oleh Subronto (2003). Ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kesalahan dalam menghitung, kurang terasanya hembusan nafas domba yang dirasakan oleh praktikan, dan keringnya tangan praktikan sehingga untuk merasakan hembusan nafas ( dan O) tidak begitu jelas. Pernafasan merupakan aktifitas fisiologik yang melakukan transfer oksigen dan karbondioksida, pernafasan erat hubungannya dengan kapasitas udara yang dapat ditampung oleh paru-paru. Pada pengamtan ini dilakukan aktifitas yang berlebih pada domba (berlari) yang mengakibatkan pemasukan oksigen pada domba maksimal yang disebut dengan kapasitas vital paru-paru yang merupakan total dari inspiratory reserve volume (IRV) dan expiratory reserve volume (ERV). Pernafasan pada domba diatur oleh kimiawi, dan rangsangan saraf motoris dan saraf otonom. Organ respiratori atau pernafasan terdiri dari rongga hidung, pharink, larink trachea, broncus, brohiol primer, sekunder, tersier, dan alveoli. Pertukaran udara pernafasan harus melalui saluran ini. Pada rongga hidung yang terdapat lendir dan rambut-rambut berperan dalam menangkap benda asing dan menyaring udara. 1.4 Kesimpulan Dapat diambil kesimpulan dari praktikum ini bahwa status faali pada domba sangat rumit dan kompleks. Sistem tubuh dari domba akan melakukan

penyesuaian tubuh bila keadaan lingkungan berubah dan metabolisme tubuh meningkat yang ditandai dengan aktifitas (lari). Frekuensi pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan suhu meningkat bila mana terjadi peningkatan aktifitas. Saran : agar tidak terjadi kesalahan pengukuran sebaiknya jangan membuat suasa yang menimbulkan domba stres yang akan mengakibatkan tidak maksimalnya suatu pengukuran, buat suasana senyaman mungkin agar pengukuran maksimal. BAB II ISI STATUS FAALI PADA MANUSIA 2.1 Prosedur Kerja a. Langkah I - Baringkan objek di meja selama 15 menit. - Ukur suhu tubuh dalam keadaan tenang dengan menggunakan termometer klinis masukkan ke dalam mulut atau diapit di ketiak selama 5 menit. - Ukur frekuensi pernafasan dengan mengamati gerakan perut pada waktu inspirasi dan ekspirasi. Hitung frekuensi pernafasan selama 1 menit sebanyak 3 kali. - Hitung frekuensi denyut jantung menggunakan stetoscope tempatkan di daerah inter costal 4-5 dada sebelah kiri selama 1 menit sebanyak 3 kali. - Hitung frekuensi nadi pada arteri yang terletak di pergelangan tangan objek dengan menggunakan jari selama satu menit ulangi sebanyak 3 kali. Catat data pada tabel yang sudah tersedia. b. Langkah II - Lakukan aktifitas fisik pada objek ( lari di tempat selama 10 menit), kemudia baringkan terlentang lalu ukur suhu tubuh menggunakan termometer di tempatkan di mulut atau di ketiak.

- Bersamaan dengan itu ukur pula pernasan, detak jantung, dan denyut nadi selama 1 menit dengan frekuensi 3 kali. Lalu data tersebut dirata kan. Kemudian objek diistirahatkan selama 5 menit kemudia ulangi kembali pengukuran di atas. Catat hasil pengamatan pada tabel yang tersedia. Catatan : Objek praktikum pria. 2.2 Data Pengamatan No Kondisi PENGAMATAN Pernafasan Denyut Nadi Denyut Jantung Suhu Tubuh ( o C) 1. 21 1.99 1. 99 1. 36,3 1. Tenang (awal) 2. 21 2.97 2. 97 3. 20 3.97 3. 97 Rata-rata 20,6 97,6 97,6 2. Kerja fisik Setelah kerja 1. 45 1.45 1.150 1. 36,9 fisik 2.46 2.46 2.133 3.31 3.31 3.120 Rata-rata 40,6 40,6 134,3 36,9 5 pertama 23 106 106 36,3 3. 5 kedua 21 89 89 36,3 5 ketiga 26 111 111 36,2 *Skala suhu pada C Ket.

PENGUKURAN SUHU 5 menit pertama 5 menit kedua Dalam mulut 36,8 36,3 Setelah berkumur dengan air es 36,2 36,2 PENGUKURAN Dalam ketiak (selama 5 menit) Dalam mulut (selama 5 menit).36,3 o C 36,3 o C SUHU 2.3 Pembahasan Terdapat perbedaan status faali antara manusia dan domba tentu saja ini disebabkan karena berbedanya spesies, aktifitas, dan lingkungan. Seperti telah diketahui bahwa suhu normal pada domba menurut Subronto (2003) berkisar antara 38 C-40 C, sedangkan pada ma usia erkisar a tara C 37 C. Keduanya merupakan kelompok berdarah panas yang mempunyai kemampuan mempertahankan suhu tubuh tentu saja proses ini rumit namun teratur yang mencakup metabolisme anabolisme dan katabolisme yang kompleks. Secara teknis praktikum faali manusia hampir sama dengan praktikum faali domba, namun terdapat perbedaan yaitu pada praktikum kali ini objek diberi minuman hangat dan dingin. Pemberian ini tentu saja untuk mengetahui respon fisiolgis suhu tubuh terhadap lingkungan. Pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer klinis dengan cara dimasukkan ke dalam mulut dan diapit diketiak. Pengaturan suhu tubuh erat kaitannya dengan cairan tubuh dan metabolisme yang terdiri dari anabolisme dan katabolisme. Anabolisme

merupakan proses pembentukan senyawa-senyawa vital dalam rangka mempertahankan kehidupan organisme dan katabolisme merupakan proses penguraian atau pengadaan energi untuk memenuhi kebutuhan energi dalam rangka melakukan aktifitas sehari dan tentu saja untuk mempertahankan suhu tu u agar tetap k sta erkisar a tara C 37 C. Fungsi cairan tubuh adalah menjaga kondisi cairan tubuh agar dalam keadaan konstan dan wajar hal ini disebut dengan homeostatis. Pengamatan faali pada praktikum ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu dalam keadaan normal, keadaan setelah melakukan aktifitas, dan pengamtan homeostatis setelah pemberian minuman hangat dan dingin. Berdasarkan data pengamatan pada saat melakukan aktifitas menunjukkan nilai yang meningkat dari pada keadaan normal ini disebabkan dilakukannya aktifitas berlebih (lari) yang dapat meningkatkan suhu tubuh, detak jantung dan pernafasan. Bukan hanya itu pengaruh dari lingkungan, rangsangan tertentu ikut berperan dalam pernafasan. Saat melakukan aktifitas tubuh melakukan metabolisme untuk memenuhi energi bukan hanya itu cairan tubuh yang terdiri dari cairan internal dan eksternal ikut berperan dalam menyeimbangkan suhu tubuh. Sementara itu pemberian minuman hangat dan dingin menyebabkan lingkungan dalam mulut berubah. Namun pada waktu tertentu suhu menjadi normal kembali,. 2.4 Kesimpulan Aktifitas yang berlebih dapat menyebabkan kenaikan suhu yang diikuti oleh frekuensi pernafasan, detak jantung, dan denyut nadi. Ini disebabkan karena faktor lingkungan, zat kimia, dan hormonal. Peranan cairan tubuh sangat penting dalam menyeimbangkan suhu tubuh tetap normal (homeostatis).

Daftar Pustaka Prof. DR. H. Soeharsono, M.Sc.(2010). Fisiolgi Ternak. Bandung : Widya Padjadjaran. Hal: 120 dan 131. Subronto. (2003).Ilmu Penyakit Ternak (Mammalia) 1. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Hal: 5-15. Pantjita Hardjasasmita. (2009). Ikhtisar Biokimia Dasar. Jakarta : Universitas Indonesia Press. Hal : 2. Anna Poedjiadi. (2012). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Uinversitas Indonesia Press. Hal 206.