Pelatihan Pendidik Pengobatan

dokumen-dokumen yang mirip
X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas

spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan TB-HIV Buku Pedoman untuk Pelatih

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak:

KONGRES NASIONAL ODHA & OHIDHA II 2007 Tema: Peduli AIDS Jangan Hanya Slogan 29 Juli 1 Agustus 2007

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai?

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of

SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S1 )

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan

PEDOMAN KELAS IBU HAMIL

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

1 Universitas Kristen Maranatha

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEBIJAKAN NASIONAL KOLABORASI TB HIV

Yayasan Spiritia Laporan Kegiatan 2004/2005

OLEH A A ISTRI YULAN PERMATASARI ( ) KADEK ENA SSPS ( ) WAYLON EDGAR LOPEZ ( )

Sambutan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

LAPORAN TAHUNAN YAYASAN SPIRITIA JANUARI DESEMBER 2013

SUFA (Strategic Use of ARV) di Kabupaten Jember ; Capaian dan Kendala

Program Peningkatan Cakupan Tes HIV, Inisiasi Dini ART dan Kelangsungan ODHA Minum ARV pada Populasi Berisiko Tinggi di Kota Denpasar,

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Joint United National Program on

Hidup dengan HIV-AIDS

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERAN KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA (KDS) DAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA ODHA

KEBIJAKAN PROGRAM PENGENDALIAN HIV-AIDS DAN IMS. Subdit AIDS dan PMS DITJEN PP & PL, KEMENKES KUPANG, 4 September 2013

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL

Hidup Dengan HIV/AIDS

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

BAB I PENDAHULUAN. juga berpengaruh terhadap keadaan sosioekonomi meskipun berbagai upaya. penyakit ini (Price & Wilson, 2006; Depkes RI 2006).

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum ARV di Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN

PERAN LSM/KOMUNITAS DALAM KOLABORASI TB-HIV

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016

KESIMPULAN DAN SARAN. penderita dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pelaksanaannya, KDS Metacom

Pemutakhiran Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa

Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit!

MANAJEMEN KASUS HIV/AIDS. Sebagai Pelayanan Terpadu Bagi Orang dengan HIV/AIDS (Odha)

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

Yayasan Spiritia Laporan Kegiatan 2005/2006

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization),

komisi penanggulangan aids nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Veneral Disease ini adalah Sifilis, Gonore, Ulkus Mole, Limfogranuloma Venerum

Persoalan dan strategi penting

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Pra ekperimen. Desain penelitian ini akan melibatkan satu (1) kelompok

BAB I PENDAHULUAN orang orang orang

BAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,

PELATIHAN KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita

HATIP 123: Tes HIV secara universal dan pengobatan langsung dapat mengurangi 95% infeksi HIV dalam 10 tahun

PENDAHULUAN. Manjilala

Transkripsi:

Yayasan Spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan Latar Belakang Kami di Spiritia sering diminta menjadi penyelenggara pelatihan Pendidik Pengobatan untuk kelompok dukungan sebaya atau organisasi lain. Walaupun kami selalu siap menerima permintaan macam ini, ada beberapa persyaratan yang harus dipertimbangkan sebelum kami dapat menyetujui permintaan ini. ToR ToR dan Petunjuk Pelatihan untuk pelatihan Pendidik Pengobatan versi Spiritia terlampir. Dari ToR, dapat dilihat bahwa calon peserta harus dipilih secara hati-hati, karena pelatihan ini cukup berat, dan membutuhkan dasar pendidikan yang cukup tinggi. Calon peserta juga harus siap belajar sebelum pelatihan dimulai. Peserta juga harus siap menjadi pendidik untuk teman-teman dalam kelompok, dan menjadi jembatan antara kelompok dan petugas layanan kesehatan termasuk dokter. Jadi mereka juga harus siap belajar terus setelah pelatihan selesai. Waktu Walau pelatihan mengenai topik dasar dapat dilakukan dalam dua hari (lihat daftar sesi terlampir), modul yang dikembangkan membahas masalah perawatan, dukungan dan pengobatan untuk Odha secara luas, dan ada banyak manfaat bila dapat disediakan lima hari penuh untuk seluruh modul. Lihat contoh jadwal terlampir. Pelatih Pelatihan Pendidik Pengobatan ini sekarang lebih terfokus pada pelatihan pelatih (ToT). Jadi biasanya dipilih 2-3 orang yang pernah mengikuti pelatihan sebelumnya sebagai pelatih untuk pelatihan selanjutnya. Pelatih tersebut mulai kumpul satu hari sebelum pelatihan dimulai, untuk dibimbing dan mengulang presentasi selama satu hari. Bimbingan juga diteruskan pada malam hari setelah pelatihan selesai.waktu presentasi sesi, pelatih didukung oleh narasumber dari Spiritia, agar pertanyaan yang sulit juga dapat dibahas. Dengan cara itu, dibentuk suatu kader pelatih yang diharapkan dapat mulai melakukan pelatihan di kelompok dan daerahnya sendiri. Perencanaan Permintaan akan pelatihan Pendidik Pengobatan meningkat terus. Jadi, bila ada kelompok yang ingin melakukan pelatihan ini dengan dukungan dan bantun dari Spiritia, sebaiknya dibahas dengan Spiritia sedikitnya dua bulan sebelum pelatihan akan dilakukan. Pada saat itu, juga dapat dibahas pendanaan, dan susunan acara. Materi Setiap peserta sebaiknya diberikan kit peserta, termasuk buku peserta dengan semua sesi, agar dapat membuat catatan dan sebagai acuan untuk kegiatan lanjutannya. Buku peserta ini berisi hampir 200 halaman, beserta folder yang baik. Biaya untuk buku peserta ini cukup tinggi, jadi dana untuk membiayai ini juga harus dianggarkan. Dokumen ini didownload dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/

Terms of Reference Latar Belakang Di Indonesia, lebih dari 9.000 orang yang hidup dengan HIV/AIDS (Odha) pernah mulai terapi antiretroviral (ART terapi untuk menekankan pembuatan HIV) pada Juni 2007, dengan obat yang disediakan dengan subsidi penuh oleh pemerintah melalui Departement Kesehatan (Depkes). Pada awal, obat tersedia di 25 rumah sakit di 17 kota, tetapi jumlah rumah sakit rujukan AIDS itu sudah ditambah menjadi lebih dari 237 di 33 provinsi. Saat ini, lima jenis obat dari dua golongan antiretroviral tersedia sebagai rejimen lini pertama, sementara ada tiga jenis obat lagi tersedia sebagai rejimen lini kedua, untuk mereka yang mengalami kegagalan pada rejimen lini pertama. Walau begitu, lebih dari 2.000 Odah sudah meninggal dunia setelah mulai ART, dan lebih dari 1.200 Odha lain kehilangan atau berhenti penggunaannya. Sebenarnya, ada banyak Odha yang sudah mulai terapi tetapi masih belum mengerti secara jelas mengenai semua aspek pengobatannya, termasuk dampak dari kepatuhan, efek samping, dan kombinasi obat, atau bagaimana menjangkau obat tersebut. Ada laporan bahwa banyak Odha memakai obat tanpa mengikuti pedoman walaupun diberi tahu mengenai ini oleh dokter. Tambahan, kita harus sadar bahwa jumlah dokter yang mempunyai pengetahuan, pengalaman dan keterampilan untuk menangani terapi ini sangat terbatas di semua daerah di Indonesia, dan kebanyakannya mempunyai waktu yang sangat terbatas untuk membahas dengan pasiennya. Hasil yang tidak dapat dielakkan dari semua tantangan ini adalah ketidakpatuhan, perkembangan resistansi, kegagalan terapi, dan risiko pada kesehatan masyarakat akibat penularan jenis virus yang resistan. Satu cara yang penting untuk mengurangi kemungkinan masalah ini akan terjadi dan meningkatkan keefektifan terapi untuk Odha adalah untuk melibatkan sebaya, keluarga dan komunitas, untuk mendukung Odha tersebut dengan pengetahuan dan keterampilan. Tujuan Utama Tingkatkan mutu hidup Odha, melalui peningkatan akses pada pengobatan bermutu untuk HIV dan pada informasi untuk meningkatkan tingkat keberhasilannya Tujuan Pelatihan Tingkatkan pengetahuan dan keterampilan Odha dan komunitas yang terpengaruh mengenai ART Libatkan Odha dan komunitas yang terpengaruh dalam dukungan pada Odha yang mulai ART Dorong Odha untuk memulai ART dengan penuh percaya diri Sediakan modul pelatihan pendidikan pengobatan yang dapat dipakai oleh peserta untuk melakukan pelatihan sejenis pada kelompoknya atau lembaganya Kriteria Peserta Diharapkan peserta yang akan hadir di pelatihan pendidik pengobatan ini untuk memenuhi beberapa kriteria tertentu, antara lain: 1. Peserta sudah mempunyai pemahaman/pengetahuan penuh tentang dasar HIV; 2. Peserta minimal mempunyai sedikit pengetahuan tentang pengobatan HIV; 3. Peserta tertarik belajar tentang pengobatan HIV dan bersedia membagi pengetahuannya kepada anggota kelompoknya dan Odha di daerahnya; dan 4. Peserta siap membaca semua buku kecil dan lembaran informasi Spiritia sebelum hadir. 2

Daftar Sesi Pelatihan Pendidik Pengobatan Pelatihan Pendidik Pengobatan yang dilakukan oleh Spiritia mulai dengan beberapa sesi yang memberi pengertian mengenai penggunaan terapi antiretroviral (ART). Sesi tersebut adalah: 1. Dasar HIV (1 jam 45 menit): meninjau informasi dasar mengenai HIV, siklus hidupnya, dan stadium penyakit. Sesi ini beranggapan bahwa semua peserta sudah mempunayi pemahaman dasar mengenai HIV, cara menular dan tidak menular, pencegahan, dan tes HIV. 2. Dasar ART (1 jam 45 menit): membahas dasarnya ART, termasuk golongan ARV, cara kerjanya, kriteria untuk mulai, dan ARV yang tersedia saat ini di Indonesia. 3. Efek Samping (1 jam 30 menit): membahas efek samping ARV yang dipakai di Indonesia, serta cara menanganinya. 4. Resistansi (1 jam 15 menit): membahas apakah itu resistansi terhadap ARV, bagaiman terjadi, dampaknya, dan cara menghindarinya. 5. Kepatuhan (1 jam 45 menit): membahas artinya kepatuhan terhadap ART, dampak ketidakpatuhan, tingkat kepatuhan yang dibutuhkan, faktor yang mempengaruhi kepatuhan dan tips untuk mendorong kepatuhan. Semua sesi ini juga menyediakan waktu untuk pertanyaan/studi kasus, yang penting untuk meyakinkan bahwa peserta benar-benar paham dan juga mempunayi keterampilan untuk menyampaikan informasi yang didapat pada teman di kelompok. Kelima sesi ini merupakan satu rangkaian, dengan setiap sesi memakai sesi sebelumnya sebagai landasan. Oleh karena itu, sangat penting pelatihan pendidik pengobatan meliputi semua sesi ini pada awal pelatihan, dengan urutan seperti yang dicatat di atas, dan dengan waktu yang ditunjukkan agar topiknya dapat diliputi secara dalam. Sesi ini terbentuk berdasarkan pengalaman Spiritia dalam menyampaikannya sepuluh kali. Pengalaman ini menunjukkan bahwa semua sesi sangat penting, bahwa urutan juga penting, dan bahwa modul tidak dapat disederhanakan lagi untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan. Waktu total untuk lima sesi ini adalah delapan jam. Oleh karena itu, jelas bahwa sedikitnya dua hari dibutuhkan untuk membahas semua sesi dasar ini. Selain itu ada beberapa sesi pelengkap, yang juga cukup penting: 1. ARV dan Anak (1 jam 15 menit): membahas ART untuk anak, dan bedanya dengan yang dipakai orang dewasa. 2. HIV dan Perempuan (1 jam 15 menit): membahas masalah khusus untuk perempuan dengan HIV, termasuk pencegahan penualaran dari ibu-ke-bayi (PMTCT). 3. Infeksi Oportunistik (1 jam 30 menit): membahas infeksi oportunistik yang umum di Indonesia, cara pencegahannya,dan beberapa gejala lain yang sering dialami oleh Odha. 4. Perawatan Paliatif (1 jam 15 menit): membahas apakah itu perawatan paliatif, tujuannya, dan cara dilakukan, termasuk penanganan nyeri. 5. HIV dan TB (1 jam 15 menit): membahas dampak koinfeksi dengan TB untuk Odha, dampaknya, dan masalah terapi untuk koinfeksi ini. 6. HIV dan Hepatitis (1 jam 15 menit): membahas dampak koinfeksi dengan hepatitis virus untuk Odha, dan terapi untuk hepatitis B dan C. 7. Perawatan di Rumah (30 menit): membahas mengapa perawatan di rumah adalah baik untuk Odha, bagaimana keluarga dapat diberdayakan untuk memulai, dan cara dilakukan. 8. Gizi terkait ART (30 menit): membahas kaitan antara gizi dan penggunaan ART, dan masalah gizi yang dapat muncul. Sesi ini tidak membahas dasarnya gizi. 3

9. IMS (40 menit): membahas infeksi menular seksual (IMS), dampaknya terhadap HIV, termasuk risiko penularan HIV. Fokus utama pada virus herpes simpleks-2 (HSV-2), dampak pada penularan HIV, cara mencegahnya dan mengurangi dampaknya, termasuk pengobatan. Juga ada beberapa sesi tambahan, yang cukup penting untuk mengerti tantangan terkait dengan pengobatan untuk Odha: 1. Perawatan Komprehensif (40 menit): membahas kesinambungan dalam perawatan, dukungan dan pengobatan untuk Odha, yang mengandung banyak masalah selain ART. 2. Pemantauan dan Evaluasi Program ART (45 menit): membahas peranan komunitas dalam pemantauan dan evaluasi program ART, untuk meyakinkan program benar-benar mencapai tujuan. 3. Pendekatan Algoritme (30 menit): membahas apakah itu algoritme, dan bagaimana pendekatan algoritme dapat dipakai dalam mengambil keptutusan. 4. Seleksi Penerima ART (30 menit): membahas mengapa harus ada sistem untuk seleksi penerima ART, dan secara interkatif membahas pokoknya sistem tersebut. 5. GIPA (Greater Involvement of People Living with HIV/AIDS atau Keterlibatan Lebih Luas oleh Odha) (30 menit): membahas latar belakang GIPA, dan bagaimana GIPA dapat diterapkan. 6. Hak Asasi Manusia & HIV/AIDS (30 menit): membahas apakah itu hak dan hak asasi, dan masalah terkait hak asasi menusia dari sisi HIV/AIDS dan Odha. 7. HIV Stop di Sini (30 menit): membahas pencegahan untuk Odha, termasuk tantangannya. 8. Pencegahan Infeksi Nosokomial (40 menit): membahas cara mencegah infeksi nosokomial di rumah sakit dan juga dalam perawatan di rumah. Selain itu ada beberapa sesi yang penting untuk menambah keterampilan melatih dan melakukan peranan sebagai pendidik pengobatan: 1. Informasi sebagai Terapi (30 menit): menjadi pengantar pada pelatihan, termasuk tujuan dan susuan acara. 2. Advokasi (30 menit): perkenalan yang sangat dasar pada advokasi, berdasarkan Toolkit Advocacy in Action dari International HIV/AIDS Alliance. 3. Pembelajaran Orang Dewasa (45 menit): membahas teknik untuk menyampaikan informasi pada orang dewasa. 4. Tugas Pelatih (1 jam): melengkapi modul Pembelajaran Orang Dewasa, dengan pedoman dasar untuk pelatih, dari sebelum melakukan pelatihan hingga akhirnya, serta teknik untuk menghadapi peserta yang sulit. Waktu yang dibutuhkan untuk semua sesi ini adalah lima hari. 4

Perlengkapan Pelatihan Modul pelatihan ini adalah untuk kursus lima hari. Jumlah peserta ideal adalah 16 (min. 12, maks. 18). Fasilitasi Modul ini dirancang untuk dikajikan oleh sedikitnya dua fasilitator. Dengan ini, ada perbedaan dalam pola dan kecepatan pelatihan. Hal ini juga membagi beban. Misalnya, satu fasilitator dapat membawa satu sesi, kemudian yang berikut dibawa oleh fasilitator lain. Dengan ini, satu fasilitator dapat membidik pada tanggapan dari peserta, sedangkan yang kedua bertindak sebagai pembantu, dan menulis jawaban pada papan. Karena ada cukup banyak materi yang harus diangkat, fasilitator harus mengamati waktu dan bergerak melalui sesi secara efisien, sekali pun memberi cukup waktu agar peserta dapat melakukan kegiatan dan membahas masalah penting yang muncul. Selain modul yang ada di pedoman ini, diharapkan dapat dilakukan beberapa sesi penunjang dengan narasumber dari luar lihat Agenda pada halaman berikut. Persiapan Sebelum pelatihan dimulai, bacalah modul ini secara hati-hati untuk memastikan: apa yang harus dilakukan pada setiap unsur mengapa harus dilakukan bagaimana dilakukan siapa akan menyampaikan setiap unsur pelatihan Ruang Pelatihan Jika mungkin, meninjau ruang pelatihan sebelum hari pertama pelatihan. Pada Hari H, datanglah sedikitnya 45 menit sebelum pelatihan dijadwalkan, agar membuat ruangannya nyaman dan agar dapat istirahat sejenak sebelum mulai kerja. Karena pelatihan ini mengangkat materi yang cukup rumit, sebaiknya disediakan meja dan kursi, atau kursi kuliah, untuk peserta. Bentuk terbaik adalah dengan menyusunnya sebagai setengah lingkaran. Jangan biarkan ada kursi kosong. Bila ada peserta yang tidak hadir, keluarkan kursi kosong. Dengan ini, dapat menghindari kesadaran bahwa ada sesuatu yang hilang. Tujuan ini adalah untuk membentuk rasa kesatuan dan kebersamaan dalam kelompok. Alat-Alat/Materi Bahan/alat yang dibutuhkan untuk melakukan pelatihan ini: alat (komputer + proyektor (InFocus) + layar) dan PowerPoint, serta pointer laser papan tulis beberapa helai kertas yang besar/kertas plano/flipchart spidol untuk papan tulis lakban/isolasi map/buku nota dan pena untuk peserta binder untuk buku peserta, serta materi (catatan: jawaban sebaiknya diberikan pada akhir masing-masing sesi) buku kecil dan lembaran informasi Spiritia Kegiatan Penunjang Setiap hari sebaiknya dibuka dengan doa, serta kegiatan Apa kabar pagi ini (selain hari pertama). Setelah itu, ada baik bila diambil beberapa menit untuk membahas pertanyaan dari hari sebelumnya, baik yang ditulis pada evaluasi hari, maupun yang diajukan secara lisan oleh peserta. Setiap kali setelah makan siang dan rehat kopi dilakukan energizer (permainan, agar badan bergerak ), dan juga untuk meningkatkan rasa kebersamaan antara peserta. Kegiatan ini dapat membutuhkan 10-15 menit tiga kali sehari. Setiap hari ditutup dengan doa, yang didahului dengan acara Kesan hari ini (kecuali hari terakhir). 5

Yayasan Spiritia Contoh Jadwal Pelatihan Pendidik Pengobatan Hari Minggu 19:30 20:00 Pembukaan/Perkenalan 20:00 20:15 Tata Tertib 20:15 20:45 Informasi sebagai Terapi/Agenda 20:15 20:45 Prates Hari Senin 09:00 09:15 Buka Hari 09:15 11:00 Dasar HIV 11:00 11:15 Rehat 11:15 11:30 Energizer 11:30 12:10 Hak Pasien & Dokter/Perawat 12:10 12:50 Peranan KPA 12:50 13:50 Makan Siang 13:50 14:05 Energizer 14:05 15:50 Dasar ART 15:50 16:05 Rehat 16:05 16:20 Energizer 16:20 17:50 Efek Samping 17:50 18:05 Tutup Hari Hari Selasa 09:00 09:15 Buka Hari 09:15 10:30 Resistansi 10:30 10:45 Rehat 10:45 11:00 Energizer 11:00 11:40 Pencegahan Infeksi Nosokomial 11:40 12:20 Perawatan di RS 12:20 13:20 Makan Siang 13:20 13:35 Energizer 13:35 15:20 Kepatuhan 15:20 15:35 Rehat 15:35 15:50 Energizer 15:50 17:05 ARV & Anak 17:05 17:50 Seleksi Penerima ART 17:50 18:05 Tutup Hari Hari Kamis 09:00 09:15 Buka Hari 09:15 10:30 HIV & Hepatitis 10:30 10:45 Rehat 10:45 11:00 Energizer 11:00 11:40 IMS 11:40 12:40 Tugas Pelatih 12:40 13:40 Makan Siang 13:40 13:55 Energizer 13:55 14:55 Terapi Tradisional 14:55 15:25 HAM 15:25 15:40 Rehat 15:40 15:55 Energizer 15:55 17:10 Perawatan Paliatif 17:10 17:40 Gizi terkait ART 17:40 17:55 Tutup Hari Hari Jumat 08:30 08:45 Buka Hari 08:45 09:15 Pendekatan Algoritme 09:15 10:00 Pemantuan & Evaluasi Program ART 10:00 10:30 GIPA 10:30 10:45 Rehat 10:45 11:00 Energizer 11:00 11:30 Perawatan di Rumah 11:30 12:00 Advokasi 12:00 13:30 Makan Siang 13:30 13:45 Energizer 13:45 14:15 HIV Stop di Sini 14:15 14:30 Rehat 14:30 14:45 Energizer 14:45 15:30 Pascates 15:30 16:30 Tinjauan/Evaluasi/Penutup Hari Rabu 08:00 08:15 Buka Hari 08:15 09:45 Infeksi Oportunistik 09:45 10:00 Rehat 10:00 10:15 Energizer 10:15 11:30 HIV & Perempuan 11:30 12:45 HIV & TB 12:45 13:45 Makan Siang 13:45 14:00 Energizer 14:00 14:40 Perawatan Komprehensif 14:40 15:25 Pembelajaraan Orang Dewasa 15:25 15:40 Tutup Hari 6