Kesehatan Lingkungan Kerja By : Signage16

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM KERJA. Nurjannah

BAB I PENDAHULUAN. terpapar bising melebihi 90 db di tempat kerjanya. Diperkirakan lebih dari 20 juta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. industrialisasi di Indonesia maka sejak awal disadari tentang kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Risiko merupakan sesuatu yang sering melekat dalam aktivitas. Kegiatan

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1)

BAB I PENDAHULUAN. paling utama dalam kerja dimana manusia berperan sebagai perencana dan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

Lingkungan Kerja. Dosen Pengampu : Ratih Setyaningrum,MT.

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah penyebab utama dari penurunan pendengaran. Sekitar 15 persen dari orang

DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS

ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA

Lobes Herdiman 1, Ade Herman Setiawan 2 Laboratorium Perencanaan & Perancangan Produk (P3) Jurusan Teknik Industri-UNS 1

PENGARUH PENCAHAYAAN, KEBISINGAN DAN TEMPERATUR TERHADAP PERFORMANSI KERJA

PERSEPSI PEKERJA TENTANG GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN DI PMKS PT. GIN DESA TANJUNG SIMPANG KECAMATAN PELANGIRAN INHIL-RIAU 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS X DAN XI TENTANG PENGGUNAAN EARPHONE DI SMA PASUNDAN 8 KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber. Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 Tahun 2011).

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan bisingan dalam proses produksi. Kebisingan dapat. memicu terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tuntutan berbagai kebutuhan bermacam produk bagi kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Bising didefinisikan sebagai bunyi tidak dikehendaki yang merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. rumah, di jalan maupun di tempat kerja, hampir semuanya terdapat potensi

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan tanaman perkebunan secara besar-besaran, maka ikut berkembang pula

BAB I PENDAHULUAN. mana program tersebut tercakup dalam kegiatan Kesehatan Kerja dan Higiene

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tabel 2.1 Tangga Intensitas dari Kebisingan Skala Intensitas Desibels Batas Dengar Tertinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.

PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN PENCAHAYAAN TERHADAP KINERJA PADA KARYAWAN CV. MITRA JAYA MALANG

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi. memenuhi kebutuhan hidup layak sehari-hari sehingga tingkat

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (UU) No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang untuk

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES DENGAN MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN DAN KETELITIAN KERJA OPERATOR

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

Pengaruh Kebisingan Konstruksi Gedung Terhadap Kenyamanan Pekerja Dan Masyarakat

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

BAB 1 PENDAHULUAN. Gelombang adalah energi getar yang merambat. ( di mana gelombang merambat melalui

I. PENDAHULUAN. serasi dan manusiawi. Pelaksanaannya diterapkan melalui undang- undang No. 13

ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

No. Responden : KUESIONER PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan semakin banyaknya industri yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengendalian Bising. Oleh Gede H. Cahyana

I. PENDAHULUAN. Radiasi elektromagnetik merupakan salah satu bentuk energi. Setelah energi

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988).

ABSTRAK. Kata Kunci: Gangguan Pendengaran, Audiometri

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori ini sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari itu

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dapat bersumber dari suara kendaraan bermotor, suara mesin-mesin

BAB IV Alat Ukur Radiasi

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. lahan untuk bermukim. Beberapa diantara mereka akhirnya memilih untuk

GANGGUAN PENDENGARAN DI KAWASAN KEBISINGAN TINGKAT TINGGI (Suatu Kasus pada Anak SDN 7 Tibawa) Andina Bawelle, Herlina Jusuf, Sri Manovita Pateda 1

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

Metoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB I PENDAHULUAN. pemasakan. Kapasitas produksi mencapai 4000 ton per hari. Sound Level Meter dengan 9 titik pengukuran yang berdasarkan European

Bab I Pendahuluan. Gambar I.1 Bagan alir sederhana sistem pencemaran udara (Seinfield, 1986)

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan disektor industri dengan berbagai proses produksi yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

METODE PENELITIAN III.

BAB I PENDAHULUAN. akibat buatan manusia itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia

Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik Kerja Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan:Studi Laboratorium

I. PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan industri menghasilkan banyak manfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran terganggu, aktivitas manusia akan terhambat pula. Accident

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi, dan bahan-bahan berbahaya akan terus

Transkripsi:

Kesehatan Lingkungan Kerja By : Signage16 Adanya Ancaman zat zat dan kondisi lingkungan yang berbahaya perlu mendapatkan perhatian khusus untuk melindungi dan mencegah pekerja dari dampak buruk yang dapat ditimbulkan. Disamping hal tersebut diatas, keamanan dan kenyamanan pekerja dalam melaksanakan tugasnya dapat mempengaruhi tingkat produktivitas kerja. Kondisi dalam lingkungan yang merugikan kesehatan pekerja dapat menyebabkan mereka kehilangan waktu untuk bekerja sebagaimana mestinya atau paling tidak kurang dari kadar efisiensi kerjanya secara penuh Tekanan dari faktor faktor lingkungan merupakan pengaruh faktor eksternal yang dirasakan pada suatu individu. Jika tekanan tersebut meningkat secara berlebihan diatas batas yang tidak dapat diterima oleh individu, maka kinerja dan produktivitasnya akan menurun. Pengendalian dilakukan untuk mengurangi tekanan lingkungan hingga pada suatu nilai yang dapat ditoleransi oleh pekerja tanpa mengurangi produktivitas maupun kondisi kesehatannya. Pengukuran dan evaluasi kuantitatif dari tekanan lingkungan merupakan hal penting yang dapat digunakan sebagai alat untuk memelihara kesehatan dan kondisi yang baik bagi pekerja 1. Kebisingan Bising adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki ataupun yang merusak kesehatan. Saat ini kebisingan merupakan salah satu penyebab penyakit lingkungan yang penting. Pada tahun 70-an di Amerika Serikat, kebisingan kota bertambah 1 db pertahun dan 10 db tiap dekade. Penyebabna adalah bertambahnya jalan bebas hambatan diperkotaan, peningkatan kepadatan lalulintas udara, perubahan dari pesawar berpropeller ke mesin jet, bertambahnya aktivitas konstruksi dan bertambahnya mekanisasi baik di daerah permukiman maupun di daerah perindustrian, seperti sepeda motor, pemotong rumput bermotor dan peralatan pembersih bermotor. Semakin cepat pergerakan peralatan 1

semakin tinggi pula taraf kebisingan yang ditimbulkan. Akibat dari mekanisasi dan elektrifikasi ini adalah meningkatnya jumlah penderita ketulian akibat kebisingan. Suara mengacu kepada variasi tekanan yang bergitu cepat, yang meningkat dan menurun secara bergantian terhadap tekanan atmosfer normal, yang diakibatkan oleh objek yang bergetar, juga merupakan fenomena yang dialami jika tekanan semacam itu mempengaruhi pendengaran. Telingga manusia tidak dapat merespon secara sama frekuensi yang berbeda beda. Dari sana kita dapatkan bahwa kebisingan itu mempunyai tingkat tekanan suara total yang sama yang mungkin tidak sama kerasnya disebabkan karena perbedaan kandungan frekuensi yang dapat berkontribusi terhadap tingkat tekanan suara total. Pengaruh Bising Kebisingan dapat menyebabkan kehilangan pendengaran, kebuntuan komunikasi, gangguan dan kerugian lainnya. Kehilangan pendengaran mungkin terjadi sementara ataupun permanen tergantung pada panjang dan bobot exposure. Kehilangan pendengaran sementara, juga disebut kelelahan pendengaran, merupakan kehilangan pendengaran yang dapat dipulihkan dalam beberapa waktu setelah terpapar kebisingan. Kehilangan Pendengaran semacam ini terjadi setelah beberapa menit hingga kebisingan yang cukup tinggi. Pemaparan yang lebih lama (berbulan bulan atau bertahun tahun) pada bising yang sama hanya memungkinkan pemulihan kehilangan pendengaran secara parsial, sedangkan kehilangan pendengaran yang masih tersisa menjadi indikasi gangguan pendengaran secara permanen. Kehilangan pendengaran diatas cenderung untuk sama dengan berkurangnya daya mendengar akibat bertambahnya usia. 2

Kebisingan yangtidak cukup kuat untuk menimbulkan gangguan pendengaran masih akan dapat mengganggu komunikasi dan suara yang ingin kita dengar Tipe Ruangan Tingkat gangguan pembicaraan maksimum yang masi diperbolehkan (diukur ketika ruangan tidak digunakan) Kantor Kecil Ruang Konferensi (20 Org) Ruang Konferensi (50 Org) Bioskop Ruang Pentas (500 Org) Aula Konser Kantor Sekretaris Rumah Aula Pertemuan Ruang Sekolah Sumber : Modul Praktikum HI 40 db 30 db 25 Db 30 db 20 db 55 db Tingkat gangguan pembicaraan juga dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kenyamanan penggunaan telepon Tingkat Gangguan Pembicaraan < 60 db 60 75 db > 75 db Sumber : Modul Praktikum HI Penggunaan Telepon Memuaskan Sulit Tidak Mungkin Ketulian terbagi menjadi ketulian konduktif, perseptif dan fungsional. Ketulian Konduktif adalah adanya gangguan luar yang mencapai telinga, tetapi tidak mencapai organ yang lebih dalam dan dapat dikoreksi / dipulihkan. Ketulian Perseptif adalah ketulian yang melibatkan gangguan organ dalam pendengaran. Ketulian Fungsional tidak berhubungan dengan kerusakan organ, tetapi lebih merupakan tidak berfungsinya pendengaran secara penuh walaupun tidak ditemukan adanya kerusakan pada mekanisme pendengaran. 3

Penggunaan Alat : a. Sound Level Meter Merupakan alat dasar yang digunakan untuk pengukuran kebisingan. Terdiri dari mikrofon dan sirkuit elektronik termasuk attenuator dan amplifier. Terdapat tiga jaringan respon frekuensi dan indicating meter. Alat ini mencakup daerah layanan 20 180 db. Tujuan dari penggunaan alat ini adalah untuk memberikan nilai evaluasi yang sesuai dari tingkat kebisingan total. Respon manusia terhadap suara bervariasi dalam frekuensi dan intensitasnya. b. Noise Dosimeter Dosimeter di desain untuk mengindikasikan dosis kebisingan totall selama interval waktu tertentu. Hubungan antara pembacaan dosimeter ini dengan kehilangan pendengaran agaknya kurang. Pembacaan tersebut tidak digunakan untuk mengevaluasi resiko kerusakan pada pendengaran dari situasi pemaparan bising yang bervariasi pada saat seperti sekarang ini. Walaupun alat yang digunanakan adalah peralatan elektronik dan tampaknya sederhana dalam pengoperasiannya, tetapi tetap harus hati hati dan cobalah untuk mendeteksi kesalahan dalam pengoperasian alat dan pengaruh dari lingkungan. 2. Pencahayaan Terdapat beberapa macam radiasi sinar dari spectrum energi elektromagnetik. Radiasi dari sumber elektromagnetik berbeda dalam frekuensi, panjang gelombang, tingkat energi, tingkat respon mata manusia dan efeknya terhadap tubuh manusia. Pemaparan terhadap beberapa radiasi mungkin berbahaya kepada manusia tergantung intensitas dan durasi. Illuminasi adalah faktor yang sangat penting dalam lingkungan industri. Kurangnya illuminasi akan menyebabkan mata lelah, yang berakibat pada 4

turunnya produktivitas kerja serta berpengaruh pada tingkat kecelakaan kerja. Tujuan akhir dari penerangan yang baik adalah menjamin visibilitas yang memadai dalam melaksanakan pekerjaan dan pada tingkat kenyamanan mata yang memuaskan. Penerangan yang baik bukan berarti perlindungan terhadap mata. Tidak ada hubungan kausatif antara penerangan, baik dalam kualitas maupun kuantitas dan berbagai gangguan penglihatan. Terdapat 4 karakteristik atau faktor yang mendasar dalam menentukan kuantitas penerangan untuk pekerja / manusia dalam memberikan kenyamanan terhadap lingkungan tempat bekerja disamping tingkat kecerahan dan kondisi yang baik dari mata pekerja itu sendiri yaitu : - ukuran objek yang dipandang - waktu yang tersedia untuk menjalankan tugas - tingkat ke-kontras-an cahaya - tingkat terang cahaya dimana objek objek mendapat penerangan Penggunaan Alat : a. Lux Meter (LX 101) 3. Debu Pengukuran debu berkaitan dengan pneumoconiosis. Hanya debu yang tetap diudara yang akan memasuki paru-paru (2 5 mikron). Debu dengan ukuran > 5 mikron akan tersaring dalam hidung. Debu dengan ukuran terlalu kecil akan mudah masuk ke dalam paru paru namun juga dapat dengan mudah keluar dari paru paru. Penggunaan Alat : a. Personal Sampler Hi Flow Sampler Model : HFS-513 A Listed : 17G9 Merk : Gillian (USA) 5