STRATEGI PENURUNAN KEBOCORAN DI SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA MATARAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

STRATEGI MENGATASI KEBOCORAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI PDAM MENANG KOTA MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

Studi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VI. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PDAM TIRTA LEMATANG

Rekomendasi Upaya Pengendalian Kehilangan Air

PENENTUAN TARIF AIR MINUM PDAM KOTA KUALA KAPUAS

KAJIAN PENINGKATAN LAYANAN SISTEM PERPIPAAN AIR MINUM PERKOTAAN MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO

STRATEGI PDAM KOTA TOMOHON DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN AIR BERSIH

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 8 RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN SPAM 8.1. DASAR HUKUM

UCAPAN TERIMA KASIH. Denpasar, 28 Oktober Penulis. 5. Seluruh rekan dan keluarga yang telah memberikan dorongan semangat

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

STUDI PENINGKATAN KINERJA PDAM KABUPATEN DONGGALA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG

STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RAWAN AIR BERSIH DI KABUPATEN PONOROGO PROPINSI JAWA TIMUR

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. WAHYONO HADI, MSc. Ph.D.

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM

Perencanaan pengembangan SPAM

Metodologi Penelitian

STRATEGI PENURUNAN KEBOCORAN DI SISTIM DISTRIBUSI AIR MINUM KOTA TERNATE (Studi Kasus PDAM Kota Ternate)

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.

BAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN)

PENGELOLAAN SISTEM PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI PDAM DUA SUDARA KOTA BITUNG UNTUK MELANJUTKAN PELAYANAN

EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL

OLEH: Loufzarahma Tritama Nazar NRP DOSEN PEMBIMBING: Ir. Eddy Setiadi Soedjono, Dipl.SE.,M.Sc., Ph.D

Dosen Pembimbing : Dr. ALI MASDUQI, ST. MT. oleh : TITIEK SUSIANAH

KAJIAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM OLEH UPTD-AM MENUJU PDAM (Studi Kasus Kota Parigi Kabupaten Parigi Moutong)

STUDI PENYUSUNAN PROGRAM PENYEHATAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MONITORING TERHADAP KOMPONEN SAMBUNGAN RUMAH SEBAGAI SATU UPAYA PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR DI PDAM KOTA MALANG

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA SALATIGA Saddam Pradika 1), Wiharyanto Oktiawan 2), Dwi Siwi Handayani 2) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENURUNAN AIR TAK BEREKENING (Non Revenue Water) Ir. BUDI SUTJAHJO MT Anggota BPP SPAM

PERENCANAAN PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH DI KECAMATAN TANJUNGPANADN KEBUPATEN BELITUNG

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ANALISA KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT BERLANGGANAN AIR BERSIH (Studi Kasus: SPAM Brondong-Paciran Kabupaten Lamongan )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manajemen Aset Berbasis Risiko pada Perusahaan Air Minum (Disusun oleh Slamet Susanto dan Christina Ningsih)*

meter, kesalahan pencatatan angka meter, pemakaian yang tidak tercatat misalnya untuk pengurasan dan pemadam kebakaran.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Kata Kunci: Evaluasi, Aspek teknis, Aspek finansial, Aspek kelembagaan, Optimalisasi, Strategi peningkatan pelayanan.

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi

CHECKLIST DOKUMEN PRASTUDI KELAYAKAN KPBU SEKTOR AIR MINUM

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pelayanan air bersih merupakan komponen pelayanan publik yang sangat

-1- DOKUMEN STANDAR EVALUASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT

PERHITUNGAN PEMBIAYAAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Kampar Bangkinang Kota

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya untuk mencapai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Matriks Program Strategis AMPL Kabupaten Banyuasin Tahun

EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM KOTA BANGKALAN

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

Perencanaan Pengembangan Sistem Distribusi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

PENYUSUNAN STRATEGI MANAJEMEN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN REJANG LEBONG

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM KECAMATAN KOTA KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB II SEJARAH PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Gambar 4.1: Gedung Operasional PDAM Tirta Indragiri

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

ANALISIS PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK ABEPURA

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 21 TAHUN 2014

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAN AIR MINUM DI KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

BAB III AKUNTABILITAS KERJA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Transkripsi:

STRATEGI PENURUNAN KEBOCORAN DI SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA MATARAM Oleh: Indah Eka Febriany (3312202812) Dosen Pembimbing Alia Damayanti ST, MT, PhD PROGRAM MAGISTER TEKNIK SANITASI LINGKUNGAN JUR. TEKNIK LINGKUNGAN, FAK. TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

LATAR BELAKANG 1. Cakupan pelayanan sebesar 58,93 % belum memenuhi target MDG s sebesar 70%. 2. Masih tingginya tingkat kebocoran yang terjadi yaitu sebesar 31,80%. 3. Peningkatan pelayanan harus diprogramkan tahun 2013 dan 2014 sebesar 11,97% (Laporan Advisori Investasi, 2013).

RUMUSAN MASALAH 1. Upaya teknis untuk menurunkan tingkat kebocoran pipa air bersih masyarakat Mataram. 2. Strategi apa yang sebaiknya diterapkan oleh PDAM Menang untuk mengoptimalkan sistem distribusi air minum dengan menurunkan kebocoran teknis sehingga mencapai target peningkatan pelayanan air minum PDAM sesuai target. MDGs untuk PDAM Menang khususnya Kota Mataram.

TUJUAN PENELITIAN 1. Menganalisis secara teknis potensi kebocoran dalam sistem penyediaan air bersih di Kota Mataram. 2. Menyusun dan menetapkan strategi penurunan kebocoran pipa air bersih di Kota Mataram dengan membentuk zona-zona pelayanan secara bertahap dan terintegrasi serta target peningkatan penanganannya dalam jangka pendek, menengah dan panjang dengan melakukan. analisa aspek teknis, aspek pembiayaan dan aspek kelembagaan.

METODOLOGI

Data Primer Penyebaran kuisioner untuk menggali informasi mengenai : Besarnya kebutuhan air minum penduduk Kota Mataram. Pendapat para pelanggan mengenai pelayanan PDAM. Potensi pengembangan yang menyangkut minat masyarakat untuk berlangganan air minum. Mengetahui apakah ada kebocoran yang terjadi di sekitar lingkungannya. Metode Full Deman Survey/ Random Sampling dengan 166 sampel acak.

Banyaknya jumlah sampel yang disebarkan dihitung dengan menggunakan rumus :. Dimana: n = Jumlah sampel N = Besar populasi sasaran dalam area sampling Z = Ukuran tingkat kepercayaan 99%, maka nilai Z = 2,58 r = Variasi proporsi populasi, (0,25) e = Error ampling sebesar 10%

PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PELAYANAN PDAM

Kepuasan Pelanggan dan Saran Konsumen 0 0 3.6 12 37.3 Saran Konsumen Peningkatan pelayanan 0 Peningkatan kontinuitas air 19.3 Peningkatan kuantitas air (kelancaran dan tekanan) Peningkatan kualitas air 27.7 Pembenahan meteran air Perbaikan prasarana air minum Pengurangan desinfektan Tidak ada saran

Gambaran Umum Daerah pelayanan: Kec Kec Kec Kec Kec Kec Cakranegara Mataram Ampenan Sandubaya Selaparang Sekarbela Peta Sumber Air Baku di Kota Mataram untuk PDAM Menang

Skema Sistem PAM Kota Mataram

Tingkat Kebocoran Kebocoran yang terjadi disebabkan oleh: Rusaknya pipa karena proyek perbaikan dan pelebaran jalan. Pipa mngalami rusak/ bocor terkena alat berat. Rusaknya pipa karena korosif, terutama sekali pipa yang terpasang sejak tahun 1976 dan banyak mengalami kebocoran pada sambungannya. Pemasangan pipa yang kurang sempurna, terutama pada sambungannya. Rendahnya akurasi water meter. Tidak adanya water meter induk sebagai alat ukur yang akurat. Water meter pelanggan dalam kondisi rusak/ kabur/ tertimbun dan mati atau sama sekali tidak terpasang sehingga pencatatan berdasarkan perkiraan. Kondisi Jaringan Pipa Distribusi PDAM Menang 11.5 9.2 36.9 42.4 Kabur Rusak Tertimbun Mati

Kerusakan akibat proyek perbaikan dan pelebaran jalan Sambungan liar

Non Revenue Water Kapasitas produksi air PDAM Menang Kota Mataram adalah 34.585.182 m3 Dari air yang telah didistribusikan ke pelanggan tersebut, yang terjual sebesar 24.050.456 m3 sehingga terdapat NRW distribusi sebesar 10.534.726 m3 atau sekitar 30 % nya. Ini melebihi batas standar yang ditentukan yaitu 20%. Masih tingginya tingkat NRW disebabkan karena berbagai faktor, yaitu: Jaringan pipa yang relative tua dan berada pada posisi badan jalan hotmix sehingga sulit dideteksi. Kerusakan jaringan pipa. Tidakadanya water meter induk sebagai alat ukur yang akurat. Water meter pelanggan yang rusak atau tidak berfungsi. Pembacaan water meter yang kurang akurat.

Tingkat Kebocoran di Kota Mataram Pemakaian Air untuk Kota Mataram bulan juni 2014 adalah sebanyak 913.082,4m3. Tingkat kehilangan air = 1,315,077.34 913,082.4 = 401,994.9 m3. Sehingga presentase kehilangan airnya adalah = 401,994.9 m3 / 1,315,077.34 x 100 % = 30,6%.

Penentuan Zona Pelayanan Kota Mataram akan dibagi menjadi 2 wilayah zona pelayanan. Pembentukan zona ini untuk : Memudahkan di dalam pemantauan dan penanganan kebocoran. Mempersempit area pemantauan tingkat kebocoran teknis di system ditribusi air PDAM Menang Kota Mataram. Memudahkan PDAM dalam menyusun skala prioritas penanggulangan kebocoran berdasarkan tingginya tingkat kebocoran yang terjadi. Penentuan batas wilayah zona lebih didasarkan kepada pertimbangan teknis, sehingga batas wilayah zona ini tidak selalu sesuai dengan batas wilayah administrasi kelurahan yang ada. Oleh karena itu, satu wilayah zona pelayanan bisa terdiri dari satu kelurahan atau lebih. Atau sebaliknya, satu wilayah kelurahan bisa masuk kedalam dua wilayah zona pelayanan atau lebih.

Zona Pelayanan

Rekapitulasi Biaya Pembentukan Zona

Strategi Aspek Teknis: Program penanganan Real Losses, mencakup : Pendeteksian kebocoran air secara lebih efektif. Pengelolaan tekanan air dan pengendalian level tekanan air. Membenahi sistem, dengan pemeliharaan, penggantian dan rehabilitasi. Meningkatkan kecepatan dalam merespon laporan untuk perbaikan kebocoran pipa. Penataan kembali wilayah pelayanan dan membaginya kedalam beberapa sub-zona pelayanan. Pengujian meter-meter air pada unit sambungan pelanggan. Membenahi cara perekatan atau pemasangan meter air. Penggantian meter air. Memperbaiki cara pembacaan meter air.

Mengidentifikasi lokasi-lokasi sambungan liar. Pemetaan atas sistem pelayanan air minum untuk aspek teknis dan nonteknis Melaksanakan survey khusus pendeteksian kebocoran dan tekanan air pada sistem jaringan perpipaan, baik yang berupa kebocoran karena pipa pecah, retak, maupun rembasan dari sambungan pipa Pengadaan Leak detector sebagai alat pendeteksi kebocoran yang akurat. Konsolidasi Sumber Daya yang Dimiliki Mendorong Partisipasi Masyarakat Pelanggan. Pemberian Reward and Punishment. Monitoring & Evaluasi Kinerja Sistem Tim Khusus Penurunan NRW memiliki kewajiban menyusun Laporan Pelaksanaan kegiatan, yang selanjutnya didistribusikan kepada pihak terkait yang berkepentingan, baik di lingkungan internal maupun eksternal

Program penanganan Apparent Losses, mencakup 5 (lima) komponen utama, yaitu : Menurunkan kesalahan pada meter air (meter error), dengan cara pengujian, perekatan yang baik, dan penggantiannya. Menurunkan kesalahan oleh manusia (human error), dengan cara pelatihan, standarisasi, pelaporan dan auditing. Menurunkan kesalahan oleh komputer (computer error), dengan cara auditing, checking, analisa rutin, upgrade. Menurunkan pencurian air, dengan cara pendidikan, tindakan hukum, tindakan prabayar, pembatasan tekanan, dan pengendalian aliran. Penurunan tingkat kebocoran di sistem distribusi menjadi sebesar 25% untuk peningkatan cakupan pelayanan Kota Mataram sebesar 70% sesuai dengan target MDG s.

Strategi aspek kebijakan : Pengukuran pada produksi dan konsumsi harus rutin dilakukan sepenuhnya. Semua unit meter air pada instalasi produksi, harus dikalibrasi sekurang-kurang sekali dalam satu bulan. Seluruh meter air yang ada di setiap unit pelanggan domestik, harus diganti setiap 7 (tujuh) tahun sekali, dan untuk unit. pelanggan industri masa penggantiannya 4 (empat) tahun sekali. Seluruh sistem jaringan pipa distribusi, sekurang-kurangnya setahun sekali harus dilakukan pengecekan kebocoran.

Seluruh wilayah pelayanan yang ada dan yang direncanakan, harus merupakan zona-zona pelayanan yang dapat diisolasi sepenuhnya untuk dapat dimonitor dengan baik apabila terjadi kebocoran pipa atau pencurian air. Setiap kilometer segmen pipa distribusi, apabila mengalami pecah atau retak atau bocor, sebanyak 3 (tiga) kali dalam setahun, maka segmen pipam tersebut harus diganti dengan pipa baru. Unit-unit Sambungan Rumah (SR) dibuat dari bahan yang tahan karat, tidak mudah pecah dan sulit direkayasa oleh orang-orang yang bukan ahlinya. Untuk itu perlu dilakukan pengecekan berkala oleh petugas PDAM pada SR.

Analisis Aspek Pembiayaan Analisis manajemen pembiayaan dilakukan terhadap kemauan dan kemampuan membayar (willingness and ability to pay) masyarakat Kota Mataram terhadap pelayanan PDAM.Untuk selanjutnya dibuat skema pembiayaan, sehingga dapat bersifat berkelanjutan dengan efisiensi biaya yang optimal.

Abality to Pay (ATP)

Willingness to Pay (WTP) Wilingness to Pay (WTP) Adalah kesediaan untuk membayar terhadap penyambungan air minum. Perhitungan WTP dilakukan dengan menggunakan pendekatan teknik survey brdasarkan kebutuhan nyata dengan jumlah kepala keluarga yang belum terlayani PDAM hingga saat ini yaitu sebanyak 21.941 KK.

WTP Penyambungan Baru WTP Retribusi

WTP Masyarakat Non Pelanggan Skema Pembiayaan

Analisis Aspek Kelembagaan

Kinerja PDAM Menang

Aspek Keuangan

Aspek Operasional

Aspek Administrasi

Penyusunan Konsep Strategi Untuk mencapai target penurunan kebocoran dari 30.6% menjadi 25% guna peningkatan pelayanan PDAM Menang, maka diperlukan strategi yang tepat dengan indikator pencapaian sebagai berikut: Penurunan kebocoran teknis secara bertahap selama tahun rencana Ketersediaan dana anggaran pembangunan infrastruktur penurunan kebocoran teknis dari Pemerintah Daerah Sumber Daya Manusia baik di bidang teknis maupun administrasi perlu ditingkatkan untuk menunjang operasional PDAM.

Analisis Faktor Internal Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) 1. Dukungan Pemerintah Daerah 2. Kualitas air baku cukup baik 3. Satu-satunya penyedia air Minum di Kota Mataram 4. Areal Pengembangan instalasi masih luas 5. Kapasitas Sumber belum maksimal digunakan 1. Kurangnya sumber daya manusia yang handal 2. Tingkat Kebocoran di Sistem distribusi masih tinggi 3. Masih banyak penduduk yang belum terlayani 4. Tekanan air lemah pada jam puncak 5. Jaringan pipa di Kota Mataram banyak yang sudah melewati umur teknis 6. Belum adanya zonasi pelayanan 7. Belum dilaksanakannya reward & punishment dalam mekanisme penilaian kinerja karyawan

Analisis Faktor Eksternal Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats) 1. Bantuan Teknik Penyehatan PDAM dari Pemerintah Pusat 2. Pertumuhan dan perkembangan kawasan permukiman 3. Keinginan masyarakat untuk menjadi pelanggan 4. Program peningkatan keahlian 1. Masih ada masyarakat yang menggunakan sumur gali 2. Debit dan kualitas air relatif sama dengan air PDAM 3. Masih rendahnya partisipasi masyarakat untuk menjaga aset PDAM

Analisa SWOT Analisis Faktor Internal = - 3,1 Analisis Faktor Eksternal = 4,9 Strategi WO (Weakness- Opportunities). Konsep strategi memberikan penekanan pada penyehatan, divestasi ataupun likuiditas.

Strategi WO (Weakness- Opportunities) I. Meningkatkan Sumber Daya Manusia melalui program-program peningkatan keahlian dan profesionalisme serta perekrutan SDM yang sesuai dengan keahliannya bekerjasama dengan pihak yang kompeten berdampak pada operasional dan pemeliharaan yang baik. II. Menurunkan tingkat kebocoran baik teknis maupun non teknis dan pendataan kembali jaringan perpipaan sebagai aset PDAM Kota Mataram melalui program-program pengembangan/penyehatan PDAM. III. Meningkatkan pendanaan dari pusat/provinsi melalui program-program BANPRO atau peningkatan SPAM IV. Menambah jumlah pelanggan dan meningkatkan cakupan pelayanan penduduk

Implementasi Strategi Sistem Distribusi Air Minum PDAM Kota Mataram No 1 Kebijakan Strategi I Action Plan Melakukan koordinasi dengan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk program bantuan peningkatan keahlian Jangka pendek II Perbaikan jaringan perpipaan yang bocor, ilegal taping, pergantian pipa yang sudah tua, pembacaan meteran yang tidak akurat dan penyebab kebocoran lainnya Bekerjasama dengan masyarakat dalam pelaporan kebocoran Jangka Panjang Mengikutsertakan SDM PDAM Menang Kota Mataram sesuai dengan tupoksi masing-masing pegawai ke dalam program peningkatan keahlian dan mengadakan On Job Training Melaksanakan pemerian reward and punishment terhadap kinerja karyawan. 2 Jangka menengah Memasang meter induk baik pada jaringan transmisi maupun distribusi Melakukan pemeliharaan rutin dan berkala terhadap meter air pelanggan Peningkatan kualitas pelayanan PDAM Menang Kota Mataram Membuat Satgas pengendalian kebocoran air 3 III 4 IV Konsultasi dan penyampaian usulan program dan kegiatan secara aktif kepada pemerintah pusat dan provinsi Optimalisasi sistem jaringan perpipaan Pengembangan jaringan di wilayah yang belum terlayani Sosialisasi tentang pentingnya mengkonsumsi air minum sehat yang sesuai standar kepada masyarakat.

Kesimpulan 1. Daerah pelayanan Kota Mataram akan dibagi menjadi 2 wilayah zona pelayanan. Pembentukan zona ini untuk mempersempit area pemantauan tingkat kebocoran teknis di system distribusi air PDAM Menang Kota Mataram. 2. Untuk mengetahui jumlah pemakaian air di setiap zona, maka direncanakan akan dipasang water meter zona. Dengan demikian dapat diketahui besarnya kebocoran di setiap zona, pemasangan jaringan jembatan pipa dan valve isolasi juga mutlak diperlukan sehingga pemantauan kebocoran serta penindakannya dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien. Hal ini untuk mencapai tujuan utama yaitu mengurangi kebocoran dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan PDAM Menang.

3. Kegiatan Program bantuan teknis penyehatan PDAM melalui kegiatan yang terbagi menjadi 3 jangka waktu pelaksanaan yaitu: a. Jangka Pendek Melakukan koordinasi dengan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk program peningkatan keahlian Bekerjasama dengan masyarakat dalam pelaporan kebocoran Memasang meter induk pada jaringan transisi maupun distribusi Membuat satuan tugas (SATGAS) pengendalian kebocoran air b. c. d. a. b. c. a. b. c. d. Jangka Menengah Perbaikan jaringan perpipaan yang bocor, illegal tapping, pergantian pipa yang sudah tua dan pembacaan meteran yang tidak akurat Peningkatan kualitas pelayanan Mengikutsertakan SDM PDAM Menang Kota Mataram sesuai dengan tupoksi masing-masing pegawai dalam program peningkatan keahlian dan mengadakan on job training Jangka Panjang Melakukan pemeliharaan rutin dan berkala terhadap meter air pelanggan Pendataan jaringan perpipaan sebagai asset PDAM Menang Kota Mataram dan untuk mempermudah dalam menangani masalah kebocoran Pengembangan jaringan di wilayah yang belum terlayani Penyampaian usulan program dan kegiatan secara aktif kepada pemerintah pusat dan provinsi.

4. Dibutuhkan dana sebesar Rp. 7,542,034,500 untuk pendanaaan proses zonasi pelayanan PDAM Menang dengan nialikelayakan investasi IRR =20,7% (>10%) NPV positif dan B/C = 1,06 (>1), sehingga dapat dicapai kesimpulan bahwa investasi tersebut layak untuk dilakukan karena akan menguntungkan dari segi finansial. 5. Meningkatkan SDM melalui program-program peningkatan keahlian dan profesionalisme baik teknis maupun administrasi seperti mengadakan on job training, pemberian reward terhadap kinerja karyawan serta dengan program perekrutan pegawai sesuai kebutuhan untuk dapat menunjang pelayanan dan operasional.

Saran Perlu adanya penyusunan Detil Engineering Design sebagai tindak lanjut dari penelitan ini. Diperlukan kajian lebih lanjut yang lebih mendetail dan menyeluruh tentang aspek engineering dan design dari proses zonasi di PDAM Menang, terutama yang menyangkut zona mana yang memiliki tingkat kebocoran paling tinggi dan perlu diatasi segera. Melakukan program/kegiatan yang sesuai dengan strategi dari penelitian ini secara brtahap dan berkelanjutan.

Terima Kasih Semoga pemaparan ini bermanfaat bagi kita semua