DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Nurlina, 2013

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sudah berperan besar dalam. menyediakan lapangan kerja. Meskipun peranan UKM dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini tentunya membuat jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Salah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola. baik di daerah pedesaan dan perkotaan. Dualisme kota dan desa yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah

BAB I PENDAHULUAN. membayar pengeluaran umum (Siti, 2011: 1). pendanaan APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara) dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia tampak masih cukup kokoh

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional baik di bidang ekonomi maupun sosial, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Tengah memiliki luas wilayah sebesar 4.789,82 Km 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pertambangan dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

BAB I PENDAHULUAN. perluasan usaha kecil dan menengah yang semakin berkembang dan menjamur

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat menyebabkan para

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan. mengelola BUMD Sebagaimana yang diamanatkan dalam GBHN 1999 dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pendapatan nasional di era globalisasi seperti saat ini

2015 PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BONEKA KAIN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi hampir

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.2. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I LATAR BELAKANG. besar bagi perkembangan UMKM. UMKM merupakan tulang punggung

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

KAJIAN STRATEGI REVITALISASI PERTANIAN INDONESIA DALAM RANGKA MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahan yang kuat dalam kondisi krisis. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Usaha kecil dan menengah (UKM) memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah UMKM dan Usaha Besar Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DAN LOKASI USAHA TERHADAP PENDAPATAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah kita ketahui sebelumnya, krisis ekonomi pernah

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan perekonomian daerah, peningkatan pendapatan devisa nasional

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

Transkripsi:

1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Manusia merupakan mahluk sempurna, sehingga untuk mendapatkan sesuatu manusia harus berusaha. Semua mahluk hidup memiliki kebutuhan tak terkecuali manusia, bahkan manusia memiliki kebutuhan yang lebih kompleks lagi, mulai dari sandang, pangan, papan, bahkan liburan. Untuk mendapatkannya, manusia harus berusaha. Salah satu usaha manusia adalah melaksanakan kegiatan ekonomi. Dan tujuan dari kegiatan ekonomi manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di Indonesia kegiatan ekonomi setiap harinya berputar selama 24 jam penuh. Masyarakat di berbagai lapisan, melaksanakan kegiatan ekonomi mulai dari pengusaha kecil, pekerja, pedagang, pedagang pasar, pemilik warung, pedagang asongan, dan lainnya. Kegiatan ini mereka lakukan untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Kehidupan yang layak yang diterima oleh seluruh warga Negara Indonesia terjamin dalam undang-undang dasar 1945. Kemampuan masyarakat untuk membuka lapangan usahanya sendiri tanpa menunggu uluran tangan pemerintah, merupakan contoh yang tepat. Saat ini yang dirintis masyarakat dengan secara kecil justru dapat menyelamatkan roda perekonomian. Lebih dari 10 tahun silam, banyak usaha besar yang gulung tikar, namun UKM begitu kokoh bertahan dan menjadi tiang ekonomi yang tangguh. Usaha itu sendiri memiliki banyak makna, salah satu makna usaha yang berkaitan dengan ekonomi menurut Badan Pusat Statistika (BPS) adalah sebagai berikut: Suatu unit ekonomi yang melakukan aktifitas dengan tujuan menghasilkan barang/jasa untuk dijual atau ditukar dengan barang lain, dan ada seseorang atau lebih yang bertanggung jawab dan punya kewenangan untuk mengelola usaha tersebut. Kewenangan yang dimaksud meliputi kewenangan dibidang kepegawaian, pemasaran, keuangan, dan sebagainya. Peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam perekonomian Indonesia pada dasarnya sudah besar sejak dulu. Namun demikian sejak krisis ekonomi 1

2 melanda Indonesia, peranan UKM meningkat dengan tajam. Data dari Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa persentase jumlah UKM dibandingkan total perusahaan pada tahun 2001 adalah sebesar 99,9%. Pada tahun yang sama, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh sektor ini mencapai 99,4% dari total tenaga kerja. Demikian juga sumbangannya pada Produk Domestik Bruto (PDB) juga besar, lebih dari separuh ekonomi kita didukung oleh produksi dari UKM (59,3%). Data-data tersebut menunjukkan bahwa peranan UKM dalam perekonomian Indonesia adalah sentral dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan output. Meskipun peranan UKM dalam perekonomian Indonesia adalah sentral, namun kebijakan pemerintah maupun pengaturan yang mendukungnya sampai sekarang dirasa belum maksimal. Hal ini dapat dilihat bahkan dari hal yang paling mendasar seperti definisi yang berbeda untuk antar instansi pemerintahan. Demikian juga kebijakan yang diambil yang cenderung berlebihan namun tidak efektif, hinga kebijakan menjadi kurang komprehensif, kurang terarah, serta bersifat tambal-sulam. Padahal UKM masih memiliki banyak permasalahan yang perlu mendapatkan penanganan dari otoritas untuk mengatasi keterbatasan akses ke kredit bank/sumber permodalan lain dan akses pasar. Selain itu kelemahan dalam organisasi, manajemen, maupun penguasaan teknologi juga perlu dibenahi. Masih banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh UKM membuat kemampuan UKM berkiprah dalam perekonomian nasional tidak dapat maksimal. Salah satu permasalahan yang dianggap mendasar adalah adanya kecendrungan dari pemerintah dalam menjalankan program untuk pengembangan UKM seringkali merupakan tindakan koreksi terhadap kebijakan lain yang berdampak merugikan usaha kecil (seperti halnya yang pernah terjadi di Jepang di mana kebijakan UKM diarahkan untuk mengkoreksi kesenjangan antara usaha besar dan UKM), sehingga sifatnya adalah tambal-sulam. Padahal seperti kita ketahui bahwa diberlakukannya kebijakan yang bersifat tambal-sulam membuat tidak adanya kesinambungan dan konsistensi dari peraturan dan pelaksanaannya, sehingga tujuan pengembangan UKM pun kurang tercapai secara maksimal. Pengembangan UKM dapat terealisasi jika ditangani secara serius, khususnya di Jawa Barat seperti yang kita ketahui pulau jawa merupakan pulau dengan penduduk terpadat di Indonesia, artinya banyak penduduk yang memerlukan pekerjaan agar supaya dapat memanfaatkan potensinya secara maksimal. Salah satu pembenahan utama yang diperlukan adalah dari aspek regulasinya. Untuk mengetahui

3 banyak sedikitnya Usaha kecil menengah yang berkembang di jawa barat maka kita dapat lihat melaui tabel perkembangan UKM berikut : Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah UKM di Jawa Barat Tahun 2005-2012 Tahun Jumlah UKM Pertumbuhan Persentase 2005 37.913.608 - - 2006 38.725.960 812.562 2.10% 2007 38.906.774 180.814 0.46% 2008 40.776.742 1.859.968 4.56% 2009 42.390.749 1.624.007 3.83% 2010 43.224.007 833.258 1.93% 2011 47.109.555 3.885.548 8.25% 2012 48.936.480 1.826.926 3.73% Rata-rata 1.574.696 3.55% Sumber : BPS dan Statistik UKM, diolah Berdasarkan data Tabel 1.1 di atas, diketahui bahwa jumlah UKM secara total mengalami kenaikan setiap tahunnya. Rata-rata kenaikan jumlah unit usaha UKM sebesar 3,35% persen atau sebesar 1.574.696 unit usaha tiap tahunnya. Namun yang paling besar berpengaruh pada tahun 2011 yaitu sebesar 8,25 persen atau sebesar 3.885.548 unit usaha. Sektor ekonomi UKM yang memiliki proporsi unit usaha terbesar adalah (1) Pertanian, Peternakan, Perhutanan dan Perikanan ; (2) perdagangan, Hotel dan Restoran; (3) Industri Pengolahan; (4) Jasa-jasa; serta (5) Pengangkutan dan Komunikasi dengan perkembangan masing-masing sektor tercatat sebesar 53,57 persen, 27,19 persen, 6,58 persen, 6,06 persen, dan 5,52 persen. Dari data UKM di atas terdapat sektor perdagangan yang memberikan kontribusi bagi Produk Domestik Bruto dan penyerapan tenaga kerja. Penulis meneliti UKM yang ada di kota Bandung. Melihat banyaknya usaha-usaha yang beragam di Kota Bandung untuk memberikan kontribusi pendapatan untuk pembangunan. UKM yang penulis teliti yaitu pedagang pasar tradisional di sekitar jln. Sederhana atau pasar bermartabat. Dapat dilihat pada Tabel dalam lampran rekapitulasi data ruang dagang dan pedagang pasar di lingkungan PD. Pasar bermartabat kota Bandung tahun 2014. UKM yang berdiri di Bandung sangat banyak,

4 namun masih banyak pula para pedagang atau UKM masih memikirkan hanya sebatas berjualan saja, tidak memikirkan bagaimana cara bisa meningkatkan keuntungan atau pendapatan mereka sendiri, terkadang mereka para UKM yang hanya memikirkan sekedar berjualan akan terlindas atau terkalahkan oleh para pesaing mereka yaitu para pedagang lain yang lebih kreatif dan inovatif. Dengan demikian para pedagang dituntut untuk berperilaku sekreatif mungkin agar tidak tersaingi oleh adanya pedagang lain bahkan pasar modern. Berikut adalah data pedagang pasar yang ada di kota Bandung.Berdasarkan data pedagang pasar tradisional di Bandung, yang di peroleh dari PD. pasar Bermartabat kota Bandung di sederhana, bahwa pedagang pasar tradisional masih berdiri kokoh atau banyak yang masih berjualan, meski ditengah adanya gempuran dari pasar modern yang kita ketahui sekarang. Terdapat 1518 toko untuk berjualan, namun yang masih aktif dalam berjualan yaitu sekitar 1103, sisanya mengalami kabngkrutan atau gulung tikar di karenakan kekurangan modal yang utama, selain itu juga di karenakan kurangnya perilaku kewirausahaan yang dimiliki sehingga kalah dalam persaingan. Meski para pedagang masih berjualan banyak diantara mereka yang merasa pendapatannya dari tahun ke tahun semakin berkurang, itu di karenakan selain adanya persaingan dengan pasar modern ada faktor lain yang mempengaruhi diantaranya perilaku kewirausahaan yang mereka miliki masih rendah, banyak diantara mereka tidak berfikir lebih kreatif untuk meningkatkan pendapatan mereka, mereka hanya memikirkan bagaimana mereka berjualan, bukan memikirkan bagaimana cara mereka berjualan untuk menghasilkan pendapatan yang terus meningkat. Pendapatan tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku kewirausahaan, faktor lain yang mempengaruhi pendapatan adalah persaingan, seperti yang diketahui bahwa persaingan pasar tradisional meliputi persaingan sempurna yang para pedagangnya dituntut memiliki strategi bersaing yang baik agar bisa mempertahankan usaha yang sedang dijalaninya. Seperti yang diketahui kelemahan dari pasar persaingan sempurna diantaranya adalah tidak mendorong para pedagang agar berinovasi. Itu yang menyebabkan perilaku kewirausahaan para pedagang tersebut tidak berkembang dengan baik. Masalah lain yang mempengaruhi pendapatan selain perilaku kewirausahaan dan persaingan adalah modal kerja. Masalah tersebut merupakan salah satu masalah yang seringkali dikeluhkan oleh setiap pedagang. Mereka tidak memiliki modal yang

5 besar untuk berjualan, ada diantaranya apabila pedagang memiliki modal yang besar mereka bisa berjualan produk yang lebih lengkap, sehingga bisa menarik para konsumen untuk memilih ke kios mereka, kebanyakan konsumen akan lebih memilih berbelanja ke kios yang selain murah yaitu kios tersebut lengkap dalam berjualan, artinya kios tersebut yang memiliki modal besar bisa menjual produk yang tidak dijual di kios atau pedagang lain. Dapat di lihat juga di Tabel 1.2 bahwa menunjukkan penurunan pendapatan setiap harinya yang mengeluhkan karena modal, kemudian dari perilaku kewirausahaan mereka. Tabel 1.2. Pendapatan Pedagang Tradisional pasar Sederhana Periode Januari-Juni 2014 No Pedagang Pendapatan Januari Februari Maret April Mei Juni 1 Kelontong 4.638.500 3.993.000 3.695.000 3.897.300 3.595.800 4.789.300 2 Daging 5.372.000 5.002.000 4.580.000 4.008.500 3.891.000 5.808.500 3 Sayur 3.306.000 2.750.000 3.245.500 3.087.000 3.080.000 3.300.000 4 Buah 4.430.000 4.045.000 3.874.500 3.979.000 3.504.000 4.298.000 5 Beras 9.082.000 9.050.000 8.706.000 7.946.000 7.765.000 9.125.000 Sumber hasil wawancara prapenelitian Rupiah Bulan Dari Tabel 1.2 terlihat bahwa pendapatan pedagang pasar tradisional menurun. Pendapatan pedagang di pasar sederhana terlihat fluktuatif namun rata-rata setiap bulan nya para pedagang mengalami penurunan pendapatan, selain karena persaingan banyak para pedagang yang kurang kreatif dalam sistem perdagangannya, itu artinya perilaku kewirausahaan yang mereka miliki kurang diasah untuk meningkatkan pedapatannya. Selain perilaku kewirausahaan mereka kurang diperhatikan ada pula pengaruh karena persaingan yang mereka hadapi, dalam menghadapi persaingannya mereka tidak terpacu agar lebih kreatif, mereka hanya berdagang dengan apa adanya. Kemudian banyak pula yang mengeluhkan karena modal yang sedikit, dari sedikitnya modal mereka jadi berdagang dengan seadanya, secukupnya modal yang mereka miliki, padahal apabila modal yang mereka banyak artinya mereka bisa berjualan dengan banyak pula atau lebih lengkap dalam berjualan sehingga bisa memicu para konsumen berbelanja di kiosnya dengan alasan kelengkapan barang yang mereka jual.

6 Pendapatan memegang peranan penting dalam suatu perusahaan dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perekonomian. Pendapatan perusahaan selalu menarik perhatian para pemiliknya maupun calon investor. Data tentang pendapatan biasanya dipandang sebagai informasi yang paling penting dibanding informasi lainnya. Melihat peran dari UKM yang sangat strategis, timbul pertanyaan mengapa usaha ini kebanyakan sulit berkembang. Untuk menulusuri hal tersebut, Tabel 1.3 akan menunjukkan berbagai persoalan yang mejerat para pengusaha UMKM. Tabel 1.3. Jenis kesulitan Usaha Mikro Kecil Menengah No Jenis Kesulitan IKR IK 1. Kesulitan Modal 40,48% 36,63% 2. Pengadaan Bahan Baku 23,75% 16,76% 3. Pemasaran 16,96% 4,43% 4. Teknik Produksi dan Manajemen 3,07% 26,89% 5. Persaingan 15,75% 17,36% BPS Profil IKKRT, IKR Industri Kecil Rumah Tangga, IK Industri Kecil Berdasarkan Tabel 1.3 di atas bahwa kesulitan yang banyak dialami oleh IKR dan IK adalah kurangnya modal sebesar 40,48% dan 36,63%, yang dapat dipengaruhi pada proses produksi dan perkembangan usaha. Dalam IKR kesulitan pengadaan bahan baku menempati posisi kedua sebesar 23,75%. Sedangkan dalam IK teknik produksi dan manajemen, persaingan, bahan baku yang menjadi permasalahan usaha. Pemasaran dan persaingan menjadi kendala yang tidak kalah pentingnya bagi IKR, sedangkan teknik produksi dan manajemen tidak seberapa besar pengaruhnya. Berbeda dengan IKR, kesulitan pemasaran dalam IK tidak begitu besar. Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan diatas maka penulis melakukan penelitian yang berjudul: PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT (Survey pada Pedagang Pasar Tradisional di Pasar Sederhana Kecamatan Sukajadi, Bandung). 1.2. Rumusan Masalah

7 Uraian pada latar belakang masalah, terlihat bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah tingkat pendapatan pedagang di pasar tradisional. Pendapatan merupakan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan terdiri dari upah, penerimaan tenaga kerja, pendapatan dibagi atas kekayaan sewa, bunga dan deviden; serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosial, atau asuransi pengangguran. Dalam penelitian ini maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan yaitu pada faktor perilaku kewirausahaan, persaingan, dan modal kerja. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran perilaku kewirausahaan, persaingan, modal kerja dan pendapatan pedagang pasar sederhana Kecamatan Sukajadi, Bandung? 2. Bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pedagang pasar sederhana Kecamatan Sukajadi, Bandung? 3. Bagaimana pengaruh persaingan terhadap pendapatan pedagang pasar sederhana Kecamatan Sukajadi, Bandung? 4. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap pendapatan pedagang pasar sederhana Kecamatan Sukajadi, Bandung? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: a. Untuk mengetahui gambaran perilaku kewirausahaan, persaingan, modal kerja dan pendapatan pedagang pasar sederhana Kecamatan Sukajadi, Bandung. b. Untuk mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pedagang pasar sederhana Kecamatan Sukajadi, Bandung. c. Untuk mengetahui pengaruh persaingan terhadap pendapatan pedagang pasar sederhana Kecamatan Sukajadi, Bandung.

8 d. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap pendapatan pedagang pasar sederhana Kecamatan Sukajadi, Bandung. 1.3.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu ekonomi mikro, khususnya terkait dengan tingkat pendapatan pedagang pasar tradisional. Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran serta informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan pada para pedagang pasar tradisional dan masyarakat luas, terutama pada faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi. Selain itu, juga dapat memberikan masukan bagaimana seharusnya para pedagang pasar tradisional dan masyarakat luas dalam menghadapi ketatnya persaingan dalam dunia usaha baik itu usaha bagi pengusaha besar maupun bagi pengusaha UKM agar tidak terkesampingkan oleh para pesaning lain untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan hidup.