BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kemiskinan merupakan penyakit sosial ekonomi terbesar yang

BAB I PENDAHULUAN. bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan berkelanjutan secara terus menerus.

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program

BAB I PENDAHULUAN. dari perjuangan merebut kemerdekaan menjadi langkah baru bagi generasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu faktor yang menentukan tingkatan kesejahteraan

PELAKSANAAN DISTRIBUSI DAN PENGENDALIAN PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN SINGOTRUNAN KABUPATEN BANYUWANGI (INPRES NOMOR 1 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. itu sesuai dengan aturan pokok dantata cara yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan pakaian, dan lain sebagainya. Dalam kurun waktu beberapa tahun

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penulis mengenai distribusi raskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu Sumber Daya Manusia(SDM) yang

BAB I P E N D A H U L U A N

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 dan 34 mengamanatkan bahwa pemerintah

BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun. Tingkat konsumsi tersebut jauh di

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sebagai terjemahan istilah society merupakan sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa kebijakan atau program penanggulangan kemiskinan. itu sendiri sebagai manusia yang memiliki hak-hak dasar.

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

WALIKOTA BANJARMASIN

BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA APEL BERSAMA DALAM RANGKA 17 AN TANGGAL 17 PEBRUARI 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidak ada satu negara di muka bumi ini yang melewatkan pembangunan.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. RASKIN berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No 3/2012 tentang kebijakan

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA APEL BERSAMA DALAM RANGKA 17-AN TANGGAL 17 PEBRUARI 2014

ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari serta berkelanjutan. Diantara kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus

PELAKSANAAN DAN PENYALURAN PROGRAM RASKIN (EXISTING)

BAB VI EFEKTIFITAS KONTROL PROGRAM RASKIN

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap terciptanya masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana

TIM KAJIAN RASKIN LPPM IPB

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 14 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 269 TAHUN 2010 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan suatu strategi pembangunan untuk

sasaran dalam rangka penanggulangan kemiskinan tahun 2009, dengan ini

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I. PENDAHULUAN. berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SAMBUTAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN MENGGUNAKAN KARTU. Jakarta, 17 Juli 2012

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 45

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan internasional, yaitu : Universal Deklaration Of Human Right. (1948), Rome Deklaration on World Food Summit

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co

EVALUASI DAN PERBAIKAN PROGRAM RASKIN DALAM UPAYA MEMENUHI KEBUTUHAN PANGAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DIMASA MENDATANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

PENDAHULUAN. dengan sektor pertanian karena merupakan sumber pangan pokok.

SKRIPSI IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN LABUH BARU TIMUR KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2008:2). Sedangkan pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart

Boks 2. Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PROGRAM RASKIN 2013 SUBSIDI BERAS BAGI RUMAH TANGGA BERPENDAPATAN RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Daftar Kuesioner. : Jln. Yos Sudarso km 11,5 komp. Bea Dan Cukai No.13

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun kedepan kepada Bapak Susilo Bambang Yudhoyono terbukti dari

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. bukanlah merupakan mereka yang tingkat kesejahteraannya tinggi. Mereka

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 s/d 2019

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata kunci 6T, Importance Performance Analysis (IPA), Kepuasan Masyarakat, Raskin

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya strategi dalam memasarkan produk. Didalam suatu perekonomian yang sifatnya kompetitif, perusahaan yang

SKRIPSI OLEH : BOB SAHRIZAL NIM

BAB I PENDAHULUAN. Zaman globalisasi saat ini pembangunan nasional sudah semakin

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita nasional yaitu; untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

No.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II PENGATURAN TENTANG BERAS BERSUBSIDI. A. Pengertian dan Dasar Hukum Beras Bersubsidi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, sebagaimana yang tertuang dalam alinea ke empat Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi tujuan dasar Negara Indonesia yakni 1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, 2) memajukan kesejahteraan umum, 3) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan 4) ikut melaksanakan ketertiban dunia. Pada tujuan Negara yang ke dua mengandung aspek ekonomi, artinya, mewujudkan kesejahteraan perekonomian negara yang stabil sehingga dapat menjadikan dan memajukan masyarakat pada umumnya. Kemiskinan merupakan suatu masalah fenomenal sepanjang sejarah Negara Indonesia sebagai suatu Negara kesatuan. Hingga saat ini kemiskinan masih menjadi isu global. Artinya, kemiskinan maerupakan masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian banyak bagi orang di Indonesia. Kemiskinan dapat menunjuk pada kondisi individu, kelompok, maupun situasi kolektif masyarakat. Berbagai kekurangan dan ketidakberdayaan disebabkan baik faktor internal maupun eksternal yang membelenggu, seperti adanya keterbatasan untuk memelihara dirinya sendiri, tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya untuk memenuhi kebutuhan. Dengan begitu, segala aktivitas yang mereka lakukan untuk meningkatkan hidupnya sangat sulit.1berdasarkan Badan Pusat

Statistik Indonesia, penduduk miskin di Indonesia masih tergolong cukup banyak, yaitu pada Tahun 2007 menunjukkan jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 37,17 juta jiwa dengan persentase 16,58 % dari jumlah penduduk seluruhnya. Pada Tahun 2008 kondisi ini mulai membaik karena menunjukkan jumlah penduduk miskin sebanyak 34,56 juta jiwa dengan persentase 15,42 % dari jumlah penduduk seluruhnya. Pada Tahun 2009 jumlah penduduk miskin sebanyak 32,53 juta jiwa dengan persentase 14,35 % dari jumlah penduduk seluruhnya. Pada Tahun 2010 jumlah penduduk miskin sebanyak 32,02 juta jiwa dengan persentase 13,33 % dari jumlah penduduk seluruhnya. Pada Tahun 2011 menunjukkan jumlah penduduk miskin sebanyak 30,02 juta jiwa dengan persentase 12,49 % dari jumlah penduduk seluruhnya. Dan terakhir pada Tahun 2012 jumlah penduduk miskin di Indonesia menunjukkan jumlah penduduk miskin sebanyak 22,50 juta jiwa dengan persentase 10,50 % dari jumlah penduduk seluruhnya. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk miskin yang ada di Indonesia dari tahun ke tahun mulai berkurang, yaitu dari tahun 2007 sampai tahun 2012. Namun, kondisi yang ada di indonesia pada saat ini masalah kemiskinan masih banyak diperbincangkan dan menjadi masalah utama di Negara Indonesia yang belum dapat diselesaikan secara maksimal meskipun berbagai penanggulangan kemiskinan telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Penanggulangan kemiskinan merupakan suatu kebijakan, program, dan kegiatan pemerintah yang dilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok atau masyarakat yang tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak dapat

memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan. Penanggulangan kemiskinan ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan mengembangkan kemampuan dasar serta kemampuan berusaha masyarakat miskin, memperkuat peran masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan kebijakan publik yang menjamin penghargaan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar, serta mewujudkan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang memungkinkan masyarakat miskin dapat memperoleh kesempatan seluas-luasnya dalam pemenuhan hak-hak dasar peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan, dan memberikan rasa aman bagi kelompok masyarakat miskin. Berbagai upaya penanggulangan kemiskinan dilakukan secara terpadu dan simultan oleh pemerintah bersama masyarakat. Program bantuan dan perlindungan sosial yaitu Program Raskin, Jamkesmas, Bantuan Langsung Tunai, Beasiswa Siswa Miskin. Terkait pada program beras miskin, telah dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 2005 tentang kebijakan perberasan yang menginstruksikan Menteri dari Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen tertentu, serta Gubernur dan Walikota/Bupati seluruh Indonesia untuk melakukan upaya peningkatan pendapatan petani, ketahanan pangan pengembangan ekonomi pedesaan dan stabilitas ekonomi nasional. Secara khusus diinstruksikan kepada perum BULOG untuk menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin dan rawan pangan, yang penyediaannya mengutamakan pengadaan beras dari gabah petani dalam negeri. Penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran Miskin (RTSM). Di samping itu, program ini

dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhan pangan pokoknya sebagai salah satu hak dasar masyarakat. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Indonesia, penduduk miskin di Provinsi Riau masih cukup banyak, yaitu pada Tahun 2007 menunjukkan jumlah penduduk miskin di Provinsi Riau sebanyak 574.500 orang atau sebesar 11,20 persen dari jumlah penduduk seluruhnya. Selanjutnya, pada Tahun 2008 kondisi ini mulai membaik karena menunjukkan jumlah penduduk miskin sebanyak 566.700 orang dengan persentase 10,63 persen dari jumlah penduduk keseluruhannya. Kemudian pada Tahun 2009 jumlah penduduk miskin di daerah ini sebanyak 527.500 orang dengan persentase 9,48 persen dari jumlah penduduk seluruhnya. Pada Tahun 2010 jumlah penduduk miskin di daerah ini sebanyak 500.300 orang dengan persentase 8,65 persen dari jumlah penduduk seluruhnya. Pada Tahun 2011 menunjukkan jumlah penduduk miskin di daerah ini sebanyak 482.050 orang dengan persentase 8,47 persen dari jumlah penduduk seluruhnya. Dan terakhir pada Tahun 2012 jumlah penduduk miskin di daerah Provinsi Riau ini menunjukkan jumlah penduduk miskin sebanyak 481.300 orang dengan persentase 8,05 persen dari jumlah penduduk seluruhnya. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk miskin yang ada di Provinsi Riau ini dari tahun ke tahun mulai berkurang, yaitu dari tahun 2007 sampai tahun 2012. Jika dilihat dari kondisi daerah Riau yang merupakan daerah otonomi, memiliki sumber daya alam yang cukup besar, harusnya dapat mengurangi kemiskinan di daerah Riau secara signifikan. Namun, pada kenyataannya kemiskinan di daerah otonom seperti Riau ini masih terbilang cukup besar. Salah

satu program yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk mengurangi kemiskinan di Indonesia adalah program raskin yang diberikan kepada RTS-PM. Tujuan dari Program Raskin ini adalah mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan bahan pokok dalam bentuk beras. (pedoman raskin, 2012:3). Dalam hal ini program raskin hanya mengurangi sedikit beban pengeluaran masyarakat tetapi tidak dapat mensejahterakan masyarakat. Sasaran program raskin Tahun 2012, adalah berkurangnya beban pengeluaran 17,5 juta RTS dalam mencukupi kebutuhan pangan beras, melalui pendistribusian beras bersubsidi sebanyak 180kg/RTS/tahun atau setara dengan 15kg/RTS/bulan dengan harga tebus Rp1.600/kg netto di TD. Salah satu daerah di Pekanbaru dengan jumlah penduduk miskin yang masih tergolong tinggi, Kelurahan Labuh Baru Timur Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta pengurusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh walikota. Kelurahan Labuh Baru timur memiliki tujuan untuk mewujudkan Kelurahan Labuh Baru Timur sebagai kawasan pengembangan pertanian, peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berbudaya berlandaskan iman dan taqwa menuju masyarakat sejahtera. Kelurahan Labuh Baru Timur terdiri dari 12 RW dan 57 RT dengan jumlah KK keseluruhan yaitu sebanyak 19.214 KK. Kelurahan Labuh Baru Timur termasuk daerah yang menjadi target penyaluran Raskin dengan 372 KK penerima Raskin yang dikeluarkan oleh pemerintah Kota Pekanbaru berdasarkan data dari BPS kota

Pekanbaru. Dalam penyaluran Raskin ditetapkan jumlah beras sebesar 15 Kg/bulan dengan harga Rp. 1.600/Kg. TABEL I.1 Data Jumlah Penerima Raskin di Kelurahan Labuh Baru Timur Kecamatan Payung Sekaki Tahun 2013 NO RW JUMLAH RT JUMLAH RTM 1 I 3 RT 17 KK 2 II 4 RT 38 KK 3 III 6 RT 14 KK 4 IV 5 RT 34 KK 5 V 3 RT 30 KK 6 VI 4 RT 28 KK 7 VII 6 RT 31 KK 8 VIII 4 RT 25 KK 9 IX 6 RT 22 KK 10 X 6 RT 46 KK 11 XI 3 RT 2 KK 12 XII 7 RT 85 KK TOTAL 57 RT 372 KK Sumber: Kelurahan Labuh Baru Timur Tahun 2014

Tujuan mulia pemerintah untuk memberikan bantuan pada keluarga miskin tidak luput dari penyimpangan. Menurut pengamatan dari penulis yang terjadi di lapangan, ditemukan masalah-masalah dalam penyaluran program raskin, di antaranya adalah : Pertama, yakni adanya ketidaksesuaian data masyarakat miskin yang ada di Kelurahan Labuh Baru Timur dengan kondisi riil masyarakat. Hal ini terjadi akibat masih buruknya koordinasi antara ketua RT (Rumah Tetangga) di Kelurahan Labuh Baru Timur. Akibatnya, ada sebagian warga yang tidak terdata oleh pihak BPS maupun data yang dilakukan oleh pihak Kelurahan melalui RT/RW. Fenomena kedua yang penulis lihat adalah mengenai salah sasaran. Program raskin yang semestinya disalurkan atau dijual kepada keluarga-keluarga miskin ternyata ditemukan yang mendapatkan raskin adalah keluarga sejahtera. Salah sasaran ini banyak disebabkan oleh human error, di mana para petugas lapangan justru membagi-bagikan kupon raskin pada keluarga sejahtera yang menyebabkan banyaknya masyarakat miskin yang "menagih jatah" beras murah tersebut. Fenomena ketiga yang penulis lihat adalah kualitas beras yang di bawah standar diberikan kepada penerima raskin yaitu seperti : kualitas beras yang buruk, tidak bersih dan berkutu, beras patah/menir, benda asing seperti batu-batu kecil. Meskipun beras itu layak untuk dikonsumsi namun tidak menjamin kadar kebersihan dari beras tersebut.

Fenomena keempat yang penulis lihat adalah distribusi beras raskin senantiasa tidak tepat waktu. Menurut pedoman umum raskin bahwa penyaluran raskin dibagikan setiap bulannya kepada RTS-PM sebanyak 15 Kg/bulan. Namun, survei yang penulis lihat dilapangan penyaluran raskin dibagikan dalam waktu 2 bulan/30 Kg, dan dalam waktu 3 bulan/45 kg. Ketidaktepatan waktu dalam pembagian raskin membuat masyarakat kesulitan untuk membeli beras tersebut karena tidak semua RTS-PM memiliki dana yang cukup saat pembagian raskin. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penyaluran raskin sangat rentan terhadap kesalahan dan penyelewengan. Dengan melihat banyaknya permasalahan dalam pelaksanaan raskin kepada Rumah Tangga Miskin yang terjadi maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN LABUH BARU TIMUR KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU. 1.2 Rumusan Masalah Pemerintah Indonesia memiliki program-program untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia. Salah satu programnya adalah program raskin. Dimana program ini memberikan bantuan kepada masyarakat miskin berupa beras. Salah satu daerah yang menjadi sasaran program raskin adalah Kelurahan Labuh Baru Timur Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Namun, program raskin ini tidak dapat menanggulangi kemiskinan secara maksimal, tetapi hanya dapat mengurangi beban pengeluaran RTS-PM. Dalam

pembagian beras ini dibutuhkan implementator yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan program raskin tersebut. Untuk menjalankan implementasi tersebut dibutuhkan adanya komunikasi yang baik dan jelas antara pihak-pihak yang menjalankan program raskin tersebut. Selain komunikasi yang jelas, sumber daya terutama sumber daya manusianya juga menentukan keberhasilan dari implementasi program raskin tersebut. Namun, pada kenyataannya masih ada masyarakat yang belum jelas dan kurang mendapatkan pelayanan yang baik di Kelurahan Labuh Baru Timur. Untuk itu rumusan masalah yang dikemukakan oleh penulis adalah bagaimana implementasi program raskin di Kelurahan Labuh Baru Timur Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui implementasi program beras miskin (Raskin) di Kelurahan Labuh Baru Timur Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru 1.4 Manfaat Penelitian adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Akademis para peneliti, mahasiswa yang berminat mengkaji ulang tema yang sama dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai sumber informasi. Khusunya, mengenai implementasi dari program beras miskin (Raskin) tersebut.

1.4.2 Manfaat Praktis pihak pemerintah Kelurahan Labuh Baru Timur Kecamatan Payung Sekaki dapat memanfaatkan hasil penelitian tersebut sebagai bahan informasi maupun sebagai bahan masukan dalam rangka mengambil kebijakan dan pengembangan program-program kesejahteraan masyarakat kedepannya. 1.5 Sistematika Penulisan sistematika penulisan berisikan bab demi bab dalam laporan penelitian yang terdiri dari : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Peda bab ini penulis akan mengemukakan teori yang melandasi pembahasan skripsi yang berhubungan dengan judul penelitian, dan variabel penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini berisikan lokasi dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan sample serta analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pada bab ini berisikan gambaran umum tentang objek yang akan diteliti dan tempat dimana akan dilakukan penelitian, sepserti lokasi penelitian, karakteristik dan demografi. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas hasil penelitian dari penelitian tentang perilaku organisasi di kalangan mahasiswa jurusan administrasi Negara dalam kebijakan fakultas ekonomi dan ilmu sosial. BAB VI : PENUTUP Pada bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian serta kritik dan saran yang membangun bagi objek penelitian agar bias lebih baik lagi kedepannya.