Harini SMPN 17 Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

Meina Noriyana Guru SMPN 3 Paringin, Kabupaten Tabalong

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 1 KOKOP

Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Respon dan Hasil Belajar PKn Siswa

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya model pembelajaran kooperatif. Secara bahasa kooperatif berasal dari

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAM GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGADIPURO I DUKUN MAGELANG


Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

PENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM (SDA) DALAM IPA DENGAN MENERAPKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENERAPAN PEMBELAJARAN TSTS DENGAN AKTIFITAS WINDOW SHOPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG SISI DATAR

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGRAAN

PENERAPAN MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

Rosdiani SMA Negeri I Sigli Jl. Banda Aceh-Medan, Tijue Kabupaten Pidie Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Arif Darmawan* Tarto Sentono** ABSTRAK

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATA PELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk mencapai tujuan. yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT PADA PELAJARAN PKN 1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

Afriyenti, Hendri Marhadi, Lazim N HP:

Kata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Widhati 1), Chumdari 2), Siti Kamsiyati 3) PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE ( TPS ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 011 BUKIT KAPUR.

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 1.1, hlm

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV/B SDN 10 PARIT BATU, KABUPATEN PASAMAN

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Oleh :Agusminarti D 1), Elfis 1} 1} Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kemampuan Berpendapat

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Citra Kasmili SMK Negeri 2 Kota Bengkulu, Jl Batanghari No 2 Padang Harapan

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS IX D SMP NEGERI 17 SURAKARTA SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2014/2015 Harini SMPN 17 Surakarta Email: harini@yahoo.co.id Abstract The purpose of this research is to improve student s learning outcomes in subjects Citizenship Education (Civics) in Class IX D SMPN 17 Surakarta Odd semester academic year 2014/2015. Results of classroom action research that has been conducted in two cycles, through a Cooperative learning model approach TGT type prove that the increase learning outcomes of Civics subjects. The increase occurred in the lowest value, and the highest value. In early before action, the lowest value is 50, after the first cycle increased to 60 and after the second cycle increased to 77. The highest value before action is 86, then after the first cycle of the highest value increased to 92, and after the second cycle increased to 95. The increase of student s learning results can be evidenced by the increasing value of the average class at the beginning of the test the first cycle increased to 75.8 to 79.2 and in the second cycle increased to 81.8. For students thoroughly learn the value of completeness (KKM 77) in the initial test 75%, and in the first cycle test increased to 84.4% and in the second cycle test increased to 100%. Keywords: learning outcomes of Citizenship Education (Civics), Cooperative learning approach TGT Type Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang wajib, namun pada kenyataannya nilai yang diperoleh para siswa Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata mata pelajaran Kewarganegaraan (PKn) Kelas IX D sebelum tindakan yaitu 75,84, meskipun nilai rata-rata kelas tersebut telah mencapai batas ketuntasan minimalnya yaitu 75. Namun berdasarkan data hasiil ulangan harian tersebut siswa yang telh mencapai nilai 75 hanya 24 orang siswa atau 75%, sedangkan sisanya 8 orang atau 25% memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Hal ini ada kemungkinan disebabkan karena sebagian besar siswa mengganggap mata pelajaran Kewarganegaraan (PKn) sebagai pelajaran yang sepele. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk mengatasi persoalan kurangnya hasil belajar siswa materi kompetensi dasar 1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan Negara dan 1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara pada mata pelajaran Kewarganegaraan (PKn) Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta adalah dengan pendekatan pembelajaran 1049

1050 JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147 Kooperatif Tipe TGT. Sehubungan dengan itu, peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dalam proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. Apakah melalui pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kewarganegaraan (PKn) di Kelas IX D SMP Negeri 17 2014/2015? Berdasarkan latar belakang masalah, dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kewarganegaraan (PKn) di Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta semester Gasal tahun 2014/2015 KAJIAN PUSTAKA Hasil Belajar: Hasil belajar merupakan nilai yang didapat dari perubahan seseorang terhadap setiap pengalamannya, sehingga dapat diketahui sejauhmana kemajuan yang dialami oleh orang tersebut. Hasil belajar Kewarganegaraan (PKn) mengandung pengertian, nilai, dan sikap seseorang setelah memperoleh pengetahuan mengenai Kewarganegaraan (PKn). Kewarganegaraan (PKn): Sesuai dengan Standar Kompetensi Kurikulum Tahun 2006 untuk Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. (2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi. (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsabangsa lainnya. (4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan PKn di SMP adalah untuk menjadikan warganegara yang baik, yaitu warganegara yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian, diharapkan kelak dapat menjadi bangsa yang kritis, kreatif, aktif, bertanggungjawab, cerdas, dan anti korupsi, demokratis dan berkarakter bangsa Indonesia, mampu bersaing dan berinteraksi dan mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT: Menurut Slavin (2009: 8) dalam pendekatan pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Roger dan Johnson (Suprijono, 2009: 58) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: (1) positiveinterdependence (saling ketergantungan positif), (2)

Harini, Upaya Peningkatan Hasil 1051 personalresponsibility (tanggung jawab perseorangan), (3) facetofacepromotiveinteraction (interaksi promotif), (4) interpersonalskill (komunikasi antaranggota), dan (5) groupprocessing (pemrosesan kelompok). Suprijono (2009: 54) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentukbentuknya yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Lie (2008: 28) menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Berpijak dari berbagai pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berbasis kelompok dan setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan orang lain dalam memahami suatu materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Isjoni (2009: 83) berpendapat TGT adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda. Slavin (2009: 163) menyatakan Team Games Tournament (TGT) artinya adalah bentuk pembelajaran yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif yang palingtua dan paling banyak digunakan dalam penelitian pendidikan, termasuk juga dalam penyampaian materi di kelas. Dalam TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuiskuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Menurut Slavin (2009: 143) pembelajaran yang menggunakan tipe TGT ada lima komponen utama yang harus dimiliki, yaitu: (1) Presentasi Kelas, tahap ini merupakan tahap awal dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran TGT, karena pada tahap ini, siswa diajarkan oleh guru tentang materi pelajaran, sehingga pada tahap ini sangat berperan penting dalam penerimaan materi pada diri siswa. (2) Tim atau kelompok, tim atau kelompok ini dapat terdiri dari 5-6 siswa, dan pengelompokan tim ini adalah berdasarkan kemampuan, asal daerah, suku dll. Fungsi dari pengelompokan ini adalah memastikan bahwa dari masingmasing siswa benar-benar mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, yaitu memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru secara berkelompok. Fungsi dari pengelompokan ini adalah untuk saling berbagi antara

1052 JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147 satu siswa dengan siswa yang lain dalam satu kelompok. Hal ini dilakukan agar apabila dalam anggota kelompok tersebut ada yang belum paham, maka anggota kelompok yang lain harus bertanggungjawab dengan cara mengajari anggota yang belum paham tersebut sampai paham semua. Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game ini dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing. Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen. Tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Kompetisi yang seimbang ini, memungkinkan para siswa dari semua tingkat berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik. Rekognisi hampir sama dengan reward, yaitu memberikan hadiah, pujian, penghargaan atau yang lainnya kepada siswa atau kelompok yang paling baik. Sehingga dengan pemberian hadiah ini, siswa akan semakin tertarik untuk belajar. Berdasarkan berbagai pendapat tersebut di atas, pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament adalah yang menempatkan siswa dalam kelompok yang berbeda kemampuan yang menggunakan sistem turnamen akademik yang diikuti oleh seluruh siswa. Kerangka Berpikir: Kondisi awal sebelum tindakan, hasil belajar siswa yang mencapai batas nilai ketuntasan hanya 75% dari jumlah siswa. Dengan menerapkan tipe TGT pada siklus I diharapkan hasil belajar siswa minimal 85% dari jumlah siswa dapat mencapaai nilai batas KKM. Selanjutnya setelaah dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II diharapkan hasil belajar siswa minimal mencapai 90% dari jumlah siswa mencapai batas ketuntasan. Bagan kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut.

Harini, Upaya Peningkatan Hasil 1053 KONDISI AWAL KONDISI TINDAKAN KONDISI AKHIR Guru Belum menerapkan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Guru menerapkan pendekatan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Hasil belajar siswa meningkat Gambar: 1 Kerangka berpikir Hanya 75% siswa yang Mencapai nilai batas KKM 75 Siklus 1 Minimal 85% Siswa mencapai KKM 75 Siklus 2 Mnimal 90% Siswa mencapai KKM 75 Hipotesis Tindakan: Hipotesis yang peneliti ajukan adalah: melalui pendekatan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa padamatapelajaran PKn di Kelas IX D SMP Negeri 17 2014/2015. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Surakarta. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah: (a) Merupakan tempat peneliti mengajar, sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. (b) Terdapat permasalahan dalam pembelajaran PKn di kelas IX D Penelitian ini dilaksanakan pada semester Gasal tahun 2014/2015, selama empat bulan yaitu mulai bulan Juli 2014 sampai Oktober 2014. Jenis-jenis kegiatannya meliputi penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, analisis data, dan penyusunan laporan. Jadwal penelitian terlampir. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan Teknik Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus. Pada siklus I diberikan materi tentang materi norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan yang berlaku dalam masyarakat dengan pendekatan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. Tindakan pada siklus berikutnya merupakan perbaikan dari siklus I. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar mata pelajaran Kewarganegaraan pada siswa Kelas IX D SMP Negeri 17 2014/2015 tentang kompetensi dasar 1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara dan kompetensi dasar 1.2 Mengidentifikasi bentuk-

1054 JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147 bentuk usaha pembelaan negara, melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yaitu apabila 90 % dari jumlah siswa dalam mengerjakan soal tes mendapat nilai 75, maka penelitian yang dilakukan berhasil. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 (dua) siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta semester Gasal tahun 2014/2015, dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran melalui langkahlangkah yang telah ditentukan. Dari kegiatan tersebut akan didapat refleksi awal. Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut, maka prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dalam setiap siklus. Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam tahap-tahap sebagai berikut: Siklus I: (1) TahapPerencanaan: Langkahlangkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: (a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn dengan Kompetensi Dasar kompetensi dasar 1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara melalui penerapan tipe TGT. (b) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan. (c) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran. (d) Menyiapkanlembar penilaian. (e) Membuat lembar observasi kegiatan (2) Tahap Pelaksanaan Tindakan: Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata pelajaran PKn kelas IX SMP dengan Standar Kompetensi 1: Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara. Kompetensi Dasar 1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan Negara yang dilaksanakan melalui tipe TGT. (3) TahapObservasi: Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dengan cara mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Observasi mengarah pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti. (4) Tahap Refleksi: Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan pelaksanaan tindakan. Refleksi dilakukan untuk mendiskusikan proses kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan dengan saling memberikan masukan untuk dapat mengambil langkah yang akan dilakukan pada kegiatan pembelajaran berikutnya agar lebih bermakna. Siklus II: (1) TahapPerencanaan: Adapun langkahlangkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: (a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn dengan Kompetensi Dasar 1.2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara melalui tipe TGT. (b) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan. (c) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran. (d) Menyiapkanlembar penilaian. (e) Membuat lembar observasi kegiatan (2) Tahap Pelaksanaan Tindakan: Peneliti melaksanakan

Harini, Upaya Peningkatan Hasil 1055 pembelajaran dengan memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Melaksanakan pembelajaran PKn dengan Kompetensi Dasar 1.2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara sesuai dengan RPP. (3) Tahap Observasi: Tahap observasi dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti. (4) Tahap Refleksi: Hasil analisis data dari siklus II ini digunakan sebagai acuan untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi: kompetensi dasar 1.2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan Negara pada mata pelajaran PKn Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta semester Gasal tahun 2014/2015. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan nilai sebelum tindakan, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa tergolong rendah. Data hasil tes awal menunjukkan bahwa ada 8 orang siswa atau 25% dari jumlah siswa mendapatkan nilai di bawah batas ketuntasan (KKM 75). Sedangkan siswa mendapatkan nilai 75 ada 24 orang siswa atau 75%. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 86. Sedangkan nilai terendah adalah 50. Nilai rata-rata kelas adalah 75,84. Dengan demikian hasil belajar PKn siswa Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta perlu ditingkatkan. Deskripsi data tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tindakan siklus I dan tindakan siklus II. Hasil tes siklus I menunjukkan ada 5 siswa atau 15,6% mendapatkan nilai di bawah batas ketuntasan ( KKM 75). Sedangkan 27 siswa atau 84,4% mendapatkan nilai 75. Nilai tertinggi diperoleh siswa yaitu 92. Sedangkan nilai terendah diperoleh siswa yaitu sebesar 60. Sedangkan nilai rata-rata kelas sebesar 79,22. Dengan demikian hasil belajar mata pelajaran PKn Kelas IX D SMP Negeri 17 2014/2015. Siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pra tindakan. Siswa yang mencapai batas ketuntasan dengan nilai batas ketuntasan 75 pada tes awal hanya 75 % meningkat pada siklus I menjadi 84,4%. Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat tes awal hanya mencapai nilai 50 dan pada siklus I meningkat menjadi 60. Untuk nilai tertinggi pada tes awal 86 pada tes siklus I meningkat menjadi 92 dan nilai rata-rata yang pada tes awal sebesar 75,84 pada tes siklus I meningkat menjadi 79,22. Mengingat presentase jumlah siswa yang telah mencapai batas nilai ketuntasan masih di bawah 90% maka peneliti melanjutkan pada siklus II. untuk materi kompetensi dasar 1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan Negara dan kompetensi dasar 1.2. Mengidentifikasi bentukbentuk usaha pembelaan negara. Hasil tes siklus II menunjukkan bahwa semua siswa atau 100% telah mencapai nilai batas ketuntasan inimal ( 75). Dengan demikian hasil belajar siswa Kelas IX D SMP Negeri 17

1056 JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147 2014/2015 mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pra tindakan maupun siklus I. Nilai ratarata kelas mencapai 81,8 berarti di atas nilai batas ketuntasan. Nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 77. Dari hasil analisis data perkembangan hasil belajar siswa pada tes siklus II tabel 10. dapat disimpulkan bahwa hasil tes siswa siklus II mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan meningkat menjadi 32 orang atau 100% telah mencapai nilai batas ketuntasan 75. Pada siklus II terjadi perubahan-perubahan aktivitas siswa secara individual maupun kelompok seperti siswa aktif dalam diskusi kelompok, berani tampil untuk mengikuti game turnamen sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif serta hasil belajar yang optimal. Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai 100% Oleh karena itu siklus II dinyatakan berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Karena hasil belajar siswa yang telah mencapai batas tuntas 100 %, maka penelitian tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam selama dua siklus, melalui pendekatan pembelajaran Kooperatif tipe TGT terjadi peningkatan hasil belajar mata pelajaran PKn. Peningkatan terjadi pada nilai terendah, maupun nilai tertinggi. Pada awal sebelum tindakan nilai terendah 50, setelah siklus I meningkat menjadi 60 dan setelah siklus II meningkat lagi menjadi 77. Sedangkan nilai tertinggi sebelum tindakan 86, kemudian setelah siklus I nilai tertinggi meningkat menjadi 92 dan setelah siklus II meningkat lagi menjadi 95. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas pada tes awal sebesar 75,8 siklus pertama meningkat menjadi 79,2 dan pada siklus kedua meningkat menjadi 81,8. Untuk siswa tuntas belajar nilai ketuntasan (KKM 75) pada tes awal 75%, dan pada tes siklus pertama meningkat menjadi 84,4% dan pada tes siklus kedua meningkat lagi menjadi 100%,. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Kewarganegaraan (PKn) pada siswa kelas Kelas IX D SMP Negeri 17 2014/2015. IMPLIKASI Simpulan di atas memberikan implikasi bahwa penerapan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam pembelajaran Kewarganegaraan (PKn) perlu dikembangkan karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa. SARAN Bagi Kepala Sekolah: Agar kepala sekolah mendukung penerapan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam proses pembelajaran mata pelajaran Kewarganegaraan (PKn) karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Harini, Upaya Peningkatan Hasil 1057 Bagi Guru Bidang Studi Kewarganegaraan (PKn) lainnya: Guru Bidang Studi Kewarganegaraan (PKn) lainnya disarankan dapat menerapkan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam proses pembelajaran Kewarganegaraan (PKn). Bagi siswa: (a) Siswa hendaknya lebih tertib dan fokus dalam mengikuti proses pembelajaran. (b) Siswa disarankan untuk berperan aktif pada proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan model pembelajar0can Kooperatif Tipe TGTdalam pembelajaran Kewarganegaraan (PKn). (c) Siswa disarankan untuk berani tampil maju mewakili kelompoknya dalam permainan tim game turnamen. Bagi Peneliti Berikutnya: Peneliti yang hendak melakukan penelitian mengenai penerapan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe TGT diharapkan dapat menerapkannya pada mata pelajaran lainnya. DepartemenNasio nal Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Slavin, E.Robert. 2009. Cooperative Leraning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa Media. DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Anita Lie.2008. Cooperative Learning. Jakarta : PT. Gramedia DepartemenNasional.200 6, KurikulumStandar Isi, PusatKurikulum, Jakarta, DepartemenNasio nal. -------------------------------------------. 2006. Silabus SMP/MTs, Jakarta, BNSP