Formulir 9.a. Risiko Spesifik Eksposur Surat Berharga (Trading Book)

dokumen-dokumen yang mirip
Contoh Klausula Transparansi Informasi Produk Bank Pada Formulir Aplikasi yang Diisi oleh Nasabah

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2017 TENTANG TRANSPARANSI INFORMASI SUKU BUNGA DASAR KREDIT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2017 TENTANG TRANSPARANSI INFORMASI SUKU BUNGA DASAR KREDIT

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

Transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (Prime Lending Rate) Bank Umum Konvensional di Indonesia

No. 13/5/DPNP Jakarta, 8 Februari Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM (TIER

Liabilitas dan Modal. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

Q&A Suku Bunga Dasar Kredit/ Prime Lending Rate

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

BANK ROYAL INDONESIA PERIODE : 31 MEI 2015

- 1 - PROYEKSI RASIO-RASIO DAN POS-POS TERTENTU LAINNYA

Pengungkapan Ekposur Risiko Bank

4.3 Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah wasiat 0 0

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11/SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL

RISIKO KREDIT 1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu

PENGUNGKAPAN INFORMASI KUANTITATIF EKSPOSUR RISIKO


Risiko Kredit Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

POS L/K PUBLIKASI LBU Sandi LBU

Risiko Kredit Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

Risiko Kredit Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

(dalam jutaan rupiah) 30-Jun-17 Kategori Portofolio

PENGUNGKAPAN INFORMASI KUANTITATIF EKSPOSUR RISIKO PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI POSISI 30 JUNI 2017

1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN PERIODE 28 PEBRUARI 2015 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS - POS 28 PEBRUARI 2015 ASET 1. Kas 35,513 2.

STIE DEWANTARA Manajemen Bank

Tabel 1.1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Resiko A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Resiko A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

NERACA BULANAN Tanggal : 31 Maret 2015

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Resiko A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001

PT Bank KEB Hana Indonesia Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko Posisi Juni 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA PER JANUARI 2015 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

No. POS - POS. 30 Apr 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Kredit

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 28 Februari 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 30 September 2016

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

BAB I PENDAHULUAN. uang giral serta sistem organisasinya. Lembaga keuangan dibagi menjadi lembaga

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Per 31 Maret 2017

Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko Posisi DESEMBER 2017

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko Posisi SEPTEMBER 2017

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT MENGGUNAKAN PENDEKATAN STANDAR

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 126,249, Tabungan 150,395, Simpanan berjangka 176,843, Dana investasi revenue sharing

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 140,517, Tabungan 169,907, Simpanan berjangka 177,035, Dana investasi revenue sharing

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 127,892, Tabungan 151,961, Simpanan berjangka 171,717, Dana investasi revenue sharing

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Desember 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Oktober 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Januari 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA PER NOVEMBER 2014 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN PERIODE 31 DESEMBER 2017 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 DESEMBER 2017 ASET 1. Kas 37,590 2.

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2017

Transkripsi:

Formulir 9.a. Risiko Spesifik Eksposur Surat Berharga (Trading Book) No. 1 Instrumen yang memenuhi kriteria sebagai Pemerintah Indonesia 10000 0% 2 3 4. Surat Berharga dan Instrumen Derivatif dengan surat berharga sebagai instrumen yang mendasari: Instrumen yang memenuhi kriteria sebagai Pemerintah Negara Lain a. peringkat AAA s.d AA- 21000 0% b. peringkat A+ s.d BBB- dengan: i. sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo kurang dari atau sama dengan 6 bulan ii. sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo lebih dari 6 bulan sampai dengan 24 bulan 21100 0,25% 21200 1% iii. sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo lebih dari 24 bulan 21300 1,60% c. peringkat BB+ s.d B- 22000 8% d. peringkat kurang dari B- 23000 12% e. tanpa peringkat 29000 8% Instrumen yang memenuhi kriteria sebagai Kualifikasi dengan: a. sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo kurang dari atau sama dengan 6 bulan b. 31000 0,25% 32000 1% c. sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo lebih dari 24 bulan 33000 1,60% a. diterbitkan oleh Korporasi, dengan: i. peringkat jangka pendek A-1 41100 1,60% ii. peringkat jangka pendek A-2 41200 4,00% iii. peringkat jangka pendek A-3 41300 8,00% iv. peringkat jangka pendek kurang dari A-3 41400 12,00% v. peringkat AAA s.d AA- 41500 1,60% vi. peringkat A+ s.d A- 41600 4,00% vii. peringkat BBB+ s.d BB- 41700 8,00% viii. peringkat kurang dari BB- 41800 12,00% ix. tanpa peringkat 41900 12,00% b. diterbitkan oleh Bank: c. sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo lebih dari 6 bulan sampai dengan 24 bulan Instrumen yang memenuhi kriteria sebagai Lainnya i. Tagihan Jangka Pendek ii. 1) peringkat jangka pendek kurang dari A-3 42110 12,00% 2) peringkat BB+ s.d B- 42120 4,00% 3) peringkat kurang dari B- 42130 12,00% 4) tanpa peringkat 42190 4,00% Tagihan Jangka Panjang 1) peringkat jangka pendek kurang dari A-3 42210 12,00% 2) peringkat BB+ s.d B- 42220 8,00% 3) peringkat kurang dari B- 42230 12,00% 4) tanpa peringkat 42290 8,00% diterbitkan oleh entitas sektor publik dan bank pembangunan multilateral dan lembaga internasional dengan: i. peringkat BB+ s.d B- 43100 8,00% ii. peringkat kurang dari B- 43200 12,00% iii. tanpa peringkat 43900 8,00% Sandi Total Beban Modal Posisi (capital charge ) untuk Bobot Risiko Spesifik TOTAL Risiko (berdasarkan posisi bruto, Long Short yaitu posisi long ditambah posisi short ) I II III IV V TOTAL 50000 KEPALA DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN MULYA E. SIREGAR II-54

Formulir 14 TABEL KOMPONEN PERHITUNGAN SUKU BUNGA DASAR KREDIT RUPIAH (PRIME LENDING RATE) (efektif % per tahun) Suku Bunga Dasar Kredit Rupiah (Prime Lending Rate ) Berdasarkan Segmen Kredit No. Komponen 1) Sandi Kredit Kredit Kredit Kredit Konsumsi 2) Korporasi 2) Ritel 2) Mikro 3) KPR Non KPR 4) 1 Harga Pokok Dana untuk Kredit - HPDK (11000+12000+13000+14000) 10000 1.1. Biaya Dana 11000 1.1.1. Biaya Dana Pihak Ketiga 11100 1.1.2. Biaya Dana Bukan Pihak Ketiga 11200 1.1.2.1. Biaya Dana Kewajiban pada Bank Lain 11210 1.1.2.2. Biaya Dana Kewajiban pada Bank Indonesia 11220 1.1.2.3. Biaya Dana Surat Berharga 11230 1.1.2.4. Biaya Dana Pinjaman yang Diterima 11240 1.1.2.5. Biaya Dana Kewajiban Antar Kantor 11250 1.1.2.6. Biaya Dana Modal Pinjaman 11260 1.1.3. Biaya Dana Lainnya (sebutkan rinciannya): 11300 1.1.3.1. Biaya Promosi dan Pemasaran terkait Pendanaan 11310 1.1.3.2. Lainnya 11320 1.2. Biaya Jasa 12000 1.3. Biaya Regulasi 13000 1.3.1. Biaya Giro Wajib Minimum (GWM) 13100 1.3.2. Biaya Premi Penjaminan LPS 13200 1.4. HPDK Lainnya (sebutkan rinciannya): 14000 1.4.1. Biaya Kas 14100 1.4.2. Lainnya 14200 2 Biaya Overhead (21000+22000+23000+24000+25000+26000+28000+29000) 20000 2.1. Biaya Tenaga Kerja 21000 2.2. Biaya Pendidikan dan Pelatihan 22000 2.3. Biaya Penelitian dan Pengembangan 23000 2.4. Biaya Sewa 24000 2.5. Biaya Promosi dan Pemasaran 25000 2.5.1. Cash Back 25100 2.5.2. Hadiah 25200 2.5.3. Iklan dan Promosi 25300 2.5.4. Lainnya (sebutkan rinciannya): 25400 2.5.4.1 Sponsorship/Entertainment 25410 2.5.4.2 Lainnya 25420 2.6. Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan 26000 2.8. Biaya Penyusutan Aset Tetap dan Inventaris 28000 2.9. Biaya Overhead Lainnya (sebutkan rinciannya): 29000 2.9.1. Biaya Barang/Jasa dan Administrasi 29100 2.9.2. Lainnya 29200 3 Marjin Keuntungan (Profit Margin ) 30000 Suku Bunga Dasar Kredit - Prime Lending Rate (1+2+3) 40000 4 Estimasi Premi Risiko 50000 Suku Bunga Kredit (1+2+3+4) 60000 Keterangan: 1) Masing-masing komponen diisi sepanjang digunakan untuk membiayai kredit 2) Penggolongan kredit korporasi, kredit ritel dan kredit konsumsi (KPR dan Non KPR) dilakukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh internal bank 3) Penggolongan kredit mikro berpedoman pada definisi usaha mikro sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 4) Tidak termasuk kartu kredit dan kredit tanpa agunan (KTA) II-116

FORMULIR 14 PENJELASAN DAN CAKUPAN INFORMASI LAPORAN PERHITUNGAN SUKU BUNGA DASAR KREDIT RUPIAH (PRIME LENDING RATE) A. Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) merupakan suku bunga terendah yang mencerminkan kewajaran biaya yang dikeluarkan oleh Bank termasuk ekspektasi keuntungan yang akan diperoleh. SBDK digunakan sebagai dasar bagi bank dalam menetapkan suku bunga kredit yang akan dikenakan kepada nasabah. B. SBDK dihitung secara per tahun dalam bentuk persentase (%) dan merupakan SBDK efektif (annualized effective rate), yang penghitungannya dilakukan berdasarkan 3 (tiga) komponen yaitu Harga Pokok Dana untuk Kredit (HPDK), Biaya Overhead, dan Marjin Keuntungan (Profit Margin). Khusus untuk segmen Kredit Konsumsi KPR, SBDK dihitung untuk suku bunga normal (suku bunga pasar), bukan SBDK selama periode fixed rate (misalnya 1-2 tahun pertama). C. Penghitungan SBDK berlaku untuk jenis Kredit Korporasi, Kredit Ritel, Kredit Mikro dan Kredit Konsumsi. Yang termasuk dalam pengertian jenis Kredit Konsumsi adalah KPR dan Non KPR. Dalam Kredit Konsumsi Non KPR tidak termasuk penyaluran dana melalui Kartu Kredit dan Kredit Tanpa Agunan (KTA). D. Penghitungan SBDK hanya berlaku untuk kredit yang diberikan dalam mata uang Rupiah. E. Penghitungan SBDK tidak termasuk komponen estimasi premi risiko, yang merupakan penilaian Bank terhadap prospek pelunasan kredit oleh calon debitur, baik debitur individual maupun kelompok debitur, yang antara lain mempertimbangkan kondisi keuangan, jangka waktu kredit, dan prospek usaha. F. Suku bunga kredit merupakan penjumlahan SBDK dengan estimasi premi risiko. G. Laporan SBDK memuat rincian penghitungan masing-masing komponen SBDK per jenis kredit, komponen estimasi premi risiko, serta suku bunga kredit. II-117

H. Laporan perhitungan SBDK dirinci sebagai berikut: 1. Harga Pokok Dana untuk Kredit (HPDK) Yang dimaksud dengan HPDK adalah beban/biaya yang timbul dari kegiatan penghimpunan dana yang terdiri dari Biaya Dana, Biaya Jasa, Biaya Regulasi, dan HPDK Lainnya. Adapun perhitungan HPDK dirinci sebagai berikut: 1.1. Biaya Dana Yang dimaksud dengan biaya dana adalah biaya dari kewajiban bank kepada penduduk maupun bukan penduduk, yaitu berupa biaya bunga yang timbul dari kewajiban kepada pihak ketiga, kewajiban kepada bukan pihak ketiga dan kewajiban biaya bunga lainnya, dengan rincian sebagai berikut: 1.1.1. Biaya Dana Pihak Ketiga Yang dimaksud dengan biaya dana pihak ketiga adalah seluruh biaya bunga atas kewajiban bank kepada pihak ketiga bukan bank dalam bentuk giro, tabungan, dan simpanan berjangka. 1.1.2. Biaya Dana Bukan Pihak Ketiga Yang dimaksud dengan biaya dana bukan pihak ketiga adalah seluruh biaya bunga atas kewajiban bank kepada bukan pihak ketiga, yang terdiri dari: 1.1.2.1. Biaya Dana Kewajiban pada Bank Lain Yang dimaksud dengan kewajiban pada bank lain adalah seluruh beban bunga pada bank lain dalam bentuk giro, interbank call money, tabungan, simpanan berjangka, dan lainnya. 1.1.2.2. Biaya Dana Kewajiban pada Bank Indonesia Yang dimaksud dengan kewajiban pada Bank Indonesia adalah seluruh beban bunga atas pinjaman dari Bank Indonesia. 1.1.2.3. Biaya Dana Surat Berharga Yang dimaksud dengan biaya dana surat berharga adalah seluruh beban bunga yang dibayar atas penerbitan surat berharga (kepada Bank Indonesia, bank lain, dan/atau pihak ketiga bukan bank). 1.1.2.4. Biaya Dana Pinjaman yang Diterima Yang dimaksud dengan biaya dana pinjaman yang diterima adalah seluruh beban bunga yang dibayar atas pinjaman yang diterima bank dari bank lain dan/atau pihak ketiga bukan bank. II-118

1.1.2.5. Biaya Dana Kewajiban Antar Kantor Yang dimaksud dengan biaya dana kewajiban antar kantor adalah seluruh beban bunga yang dibayar atas dana yang berasal dari kewajiban antar kantor. 1.1.2.6. Biaya Dana Modal Pinjaman 1.1.3. Biaya Dana Lainnya 1.2. Biaya Jasa Yang dimaksud dengan biaya dana modal pinjaman adalah seluruh beban bunga yang dibayar yang berasal dari penerbitan surat berharga dan/atau pinjaman yang diterima yang memenuhi seluruh persyaratan untuk dapat diperhitungkan sebagai komponen modal sebagaimana diatur dalam ketentuan bank Indonesia mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan biaya dana lainnya adalah seluruh beban bunga yang dibayar karena kewajiban bank selain butir 1.1.1 dan butir 1.1.2 diatas. 1.1.3.1. Biaya Promosi dan Pemasaran terkait Pendanaan Dalam pos ini dimasukkan seluruh biaya yang dibayar atas kegiatan promosi dan pemasaran yang dilakukan terkait dengan pendanaan (funding) yakni berupa Cash Back, Hadiah, Iklan dan Promosi, serta Lainnya. 1.1.3.2. Lainnya Dalam pos ini antara lain termasuk beban bunga/diskonto yang dibayar bank yang timbul dari penjualan surat berharga dengan janji dibeli kembali (repo). Sub komponen Lainnya dapat merupakan gabungan dari beberapa sub komponen. Yang dimaksud dengan biaya jasa adalah seluruh biaya yang dibayar karena kewajiban bank yang berhubungan langsung dengan kegiatan pendanaan (funding) bank seperti komisi atau provisi kredit yang dibayar bank karena penerimaan kredit dari bank lain, penerbitan surat berharga, atau lainnya. II-119

1.3. Biaya Regulasi Yang dimaksud dengan biaya regulasi adalah seluruh biaya yang dibayar karena kewajiban bank yang dikenakan oleh otoritas kepada bank terkait dengan kegiatan penghimpunan dana (funding), berupa: 1.3.1. Biaya Giro Wajib Minimum (GWM) 1.3.2. Biaya Premi Penjaminan LPS 1.4. HPDK Lainnya Yang dimaksud dengan HPDK lainnya adalah seluruh biaya yang dikeluarkan bank selain yang terdapat pada butir 1.1., 1.2., dan 1.3. diatas. Komponen HPDK Lainnya dibagi menjadi 2 (dua) sub komponen yaitu Biaya Kas dan Lainnya. Sub komponen Lainnya dapat merupakan gabungan dari beberapa sub komponen. 2. Biaya Overhead Yang dimaksud dengan biaya overhead adalah beban operasional bukan bunga yang dikeluarkan untuk kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran kredit termasuk biaya pajak yang harus dibayar. Perhitungan biaya overhead dirinci sebagai berikut: 2.1. Biaya Tenaga Kerja Yang dimaksud dengan biaya tenaga kerja adalah: a. Gaji pokok, upah beserta tunjangan-tunjangan yang dibayarkan kepada direksi/pengurus harian dan karyawan-karyawan bank, baik yang berstatus pegawai tetap maupun tidak tetap sebelum dikurangi dengan pajak penghasilan dan potongan-potongan lain. Dalam hal pajak penghasilan ditanggung oleh bank, jumlahnya harus ditambahkan ke dalam pos ini. b. Biaya untuk honorarium komisaris/dewan pengawas bank. c. Seluruh biaya tenaga kerja di luar gaji, upah, dan honorarium, misalnya uang lembur dan perawatan kesehatan. 2.2. Biaya Pendidikan dan Pelatihan Yang dimaksud dengan biaya pendidikan dan pelatihan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam rangka pendidikan dan pelatihan pegawai bank, termasuk kursus dan seminar. Dalam pos ini termasuk pula dilaporkan sumbangan-sumbangan yang diberikan untuk lembaga pendidikan yang mengkhususkan pada pendidikan perbankan. 2.3. Biaya Penelitian dan Pengembangan Yang dimaksud dengan biaya penelitian dan pengembangan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk penelitian dan pengembangan kegiatan usaha bank. II-120

2.4. Biaya Sewa Yang dimaksud dengan biaya sewa adalah biaya sewa yang dibayar oleh bank kepada pihak ketiga, misalnya sewa kantor, sewa rumah, sewa alat-alat, dan sewa perabot. 2.5. Biaya Promosi dan Pemasaran Yang dimaksud dengan biaya promosi dan pemasaran adalah seluruh biaya untuk kegiatan promosi produk/jasa bank namun tidak terkait dengan kegiatan pendanaan (funding), yang dibagi menjadi 4 (empat) komponen yakni Cash Back, Hadiah, Iklan dan Promosi, serta Lainnya. Komponen Lainnya dibagi menjadi 2 (dua) sub komponen yaitu Sponsorship/Entertainment dan Lainnya. Sub komponen Lainnya dapat merupakan gabungan dari beberapa sub komponen. Biaya promosi dan pemasaran yang terkait dengan kegiatan pendanaan (funding) menjadi bagian dari Harga Pokok Dana untuk Kredit (HPDK) yakni dimasukkan kedalam komponen Biaya Dana Lainnya. 2.6. Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Yang dimaksud dengan biaya pemeliharaan dan perbaikan adalah seluruh biaya pemeliharaan dan perbaikan yang dikeluarkan oleh bank untuk pemeliharaan/perbaikan atas gedung-gedung/rumahrumah, mesin-mesin, alat-alat pengangkutan dan perabot milik bank. 2.8. Biaya Penyusutan Aset Tetap dan Inventaris Yang dimaksud dengan biaya penyusutan aset tetap dan inventaris adalah beban penyusutan atas aset tetap dan inventaris bank. 2.9. Biaya Overhead Lainnya Yang dimaksud dengan biaya overhead lainnya adalah semua beban operasional bukan bunga yang dikeluarkan atas kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran kredit selain yang terdapat pada butir 2.1 sampai dengan 2.8 diatas. 3. Marjin Keuntungan (Profit Margin) Yang dimaksud dengan marjin keuntungan (profit margin) adalah marjin keuntungan yang ditetapkan oleh bank dalam kegiatan penyaluran kredit. Penetapan marjin keuntungan tersebut didasarkan pada marjin keuntungan setelah memperhitungkan pajak yang harus dibayar. II-121

4. Estimasi Premi Risiko Yang dimaksud dengan estimasi premi risiko adalah perkiraan marjin (margin) yang ditetapkan bank kepada debitur untuk mengkompensasi kemungkinan risiko gagal bayar atas kredit yang diberikan. Estimasi premi risiko tersebut merepresentasikan penilaian bank terhadap prospek pelunasan kredit oleh calon debitur baik debitur individual maupun kelompok debitur, yang antara lain mempertimbangkan kondisi keuangan, jangka waktu kredit, dan prospek usaha. KEPALA DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN MULYA E. SIREGAR II-122