MOTIVASI KONSUMSI TERHADAP TAYANGAN REALITY SHOW DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASINYA SKRIPSI. Imelda Bancin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan

MOTIVASI KONSUMSI TERHADAP TAYANGAN MUSIK DAHSYAT DI RCTI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASINYA SKRIPSI. Disusun oleh : Raisha Fithrie Ramazhanna

Program Acara You ve Got A Friend di Delta FM dan Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion)

PENGARUH TAYANGAN TELEVISI TERHADAP SIKAP

PROGRAM TERMEHEK-MEHEK DI TRANS TV DAN KEPUASAN PEMIRSA

PENGARUH RADIO TERHADAP SIKAP MAHASISWA YESSI OKTAVIANA

BAB II URAIAN TEORITIS. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

TAYANGAN STAND UP COMEDY DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN HIBURAN

PERSONAL SELLING DAN MINAT MEMBELI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini

BAB II URAIAN TEORITIS. Bermula dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

TAYANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT DAN SIKAP SISWA MENGENAI PROGRAM GENERASI BERENCANA. (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Iklan Layanan Masyarakat

TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DI TRANSTV DAN KONSEP DIRI MAHASISWA. ( Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Jika Aku Menjadi di TransTV

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Televisi sebagai produk maju berkembang pesat sejalan dengan

PROGRAM INDONESIA MENCARI BAKAT 2 DAN MOTIVASI PENGEMBANGAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

PROGRAM ASAL USUL DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI AKAN MITOS. (Studi Korelasional Tentang Program Asal Usul di Trans7 Terhadap

TAYANGAN BANG ONE SHOW DAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA. (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bang One Show di TVOne

SKRIPSI. (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Departemen Ilmu Komunikasi. Diajukan Oleh : ROBERT.SIANTURI

IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN ICHE. A. C. NAPITUPULU

Disusun oleh: Dery Indra Siregar. Universitas Sumatera Utara

PROGRAM DAHSYAT DI RCTI DAN GAYA HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era perkembangan teknologi, media massa mempunyai peran

TALKSHOW SATU JAM LEBIH DEKAT DI TVONE DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN MAHASISWA

Dalam teori Uses and Gratifications bahwa audience aktif untuk menentukan media mana yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya.

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP ACARA TUKAR NASIB. (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Masyarakat Perumahan Bumi Asri

I. PENDAHULUAN. Televisi adalah gambar yang paling kompleks pada media ruparungu dwimantra

BAB I PENDAHULUAN. yang tak terpisahkan dari komunikasi massa. Pada hakikatnya, media adalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

PEMBERITAAN TERORISME DAN SIKAP MAHASISWA. (Studi Korelasional Tentang Hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvone Dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

BAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan Motivasi Pengembangan Diri

TAYANGAN MATA KAMERA DAN SIKAP KEPEDULIAN MASYARAKAT PADA LINGKUNGAN

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

REDUKSI MORAL DAN REALITY SHOW

BAB I PENDAHULUAN. juga saat menggunakan internet, orang dapat berkomunikasi melalui .

PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PENDENGAR RADIO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

ACARA DI TELEVISI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI

JESSICA LARA

IKLAN KAMPANYE EARTH HOUR DI TELEVISI SWASTA RCTI TERHADAP PEMAHAMAN MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SITUS PORTAL BERITA ONLINE DETIK.COM DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKAN INFORMASI SKRIPSI

TOMY PRABOWO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

FUNGSI MEDIA RADIO DALAM PENYAMPAIAN PESAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku

PERBANDINGAN GRATIFICATION SOUGHT DAN GRATIFICATION OBTAINED PENDENGAR TERHADAP PROGRAM STASIUN RADIO

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. televisi telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang dewasa ini, berlangsung ditengah tengah suasana yang

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang

PEMBERITAAN KECELAKAAN PESAWAT TERBANG KOMERSIL INDONESIA DI TELEVISI DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT

IKLAN NOTEBOOK ACER DAN MINAT BELI

SINETRON INTAN DAN MINAT MENONTON MASYARAKAT

TAYANGAN KICK ANDY DAN MOTIVASI PENGEMBANGAN DIRI SKRIPSI. Maria Augustina Sagala

PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK DAN MINAT BEROLAHRAGA SKRIPSI. Daniel Karo Sekali

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT HEMAT LISTRIK P.T PLN DAN SIKAP MASYARAKAT (Studi Deskriptif pada Masyarakat di Kecamatan Medan Baru)

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari

Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I I. PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR TERHADAP TELEVISI LOKAL DELI TV (DTV) MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

TAYANGAN KRIMINAL REPORTASE INVESTIGASI TERHADAP TINGKAT KEWASPADAAN MASYARAKAT

KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL

HUBUNGAN PENAYANGAN IKLAN REXONA FOR MEN DENGAN MINAT BELI KONSUMEN PRIA. Serdang Bedagai) SKRIPSI

SKRIPSI PROGRAM ACARA MATA LELAKI DAN PERSEPSI MAHASISWA

EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI DAN MINAT BELI. (Studi Komperatif Mengenai Efektivitas Iklan Minute Maid Pulpy Orange Dan Iklan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BERITA KRIMINAL DAN PERHATIAN ORANG TUA. Chalid Mawardi Nasution

BAB I PENDAHULUAN. Begitu banyak kebutuhan manusia yang secara tidak langsung media turut serta untuk memenuhinya. Secara umum, kebutuhan manusia

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN CITRA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi saat ini telah berkembang pesat. Salah satu bagian dari ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

POLA PENYIARAN RADIO BAHANA KUSUMA FM (99,5 MHz) DAN MINAT DENGAR SKRIPSI

MEDIA INTERNAL PERUSAHAAN DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

Efektivitas Sosialisasi Program Konversi Minyak Tanah ke LPG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam

Positioning Iklan Sabun LUX di Televisi Terhadap Perilaku Siswi SMUN 2 Medan Dalam Membeli Sabun Lux SKRIPSI. Sunita Nawang Palupi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia mulai dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

Transkripsi:

1 MOTIVASI KONSUMSI TERHADAP TAYANGAN REALITY SHOW DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASINYA (Studi Korelasional pada masyarakat kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Diajukan Oleh : Imelda Bancin 050904069 DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul Motivasi Konsumsi Terhadap Tayangan Reality Show dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya (Studi korelasional pada masyarakat Kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara motivasi konsumsi terhadap tayangan reality show di televisi dengan pemenuhan kebutuhan informasinya pada masyarakat Kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti tidaknya hubungan antara motivasi konsumsi terhadap tayangan reality show di televisi dengan pemenuhan kebutuhan informasinya pada masyarakat Kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia. Populasi dalam penelitian ini adalah para wanita di Kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia, yang berjumlah 2856 orang per Juni 2009. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 96 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Proportional Stratified Random Sampling, dan Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan (Field Research). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPPS) 16. Dari hasil penelitian ini diperoleh r s sebesar 0,695, untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara motivasi konsumsi terhadap tayangan reality show di televisi dengan pemenuhan kebutuhan informasinya pada masyarakat Kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia. Kemudian untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y masih menggunakan aplikasi SPSS 16 serta untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap Y digunakan Uji Determinan Korelasi. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi konsumsi terhadap tayangan reality show di televisi dengan pemenuhan kebutuhan informasinya pada masyarakat Kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia.

3 KATA PENGANTAR Segala hormat, puji dan syukur hanya bagi Allah Bapa di Surga yang selalu menyertai, menemani dan menopang penulis disetiap waktu. Terima kasih untuk kesempatan yang diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Berkat-Nya yang melimpah atas diri penulis selama ini membuat penulis dapat bertahan dan berjalan hingga sejauh ini. Kasih dan pertolongannya nyata dalam kehidupan penulis. Untaian terima kasih dari dasar hati yang terdalam penulis persembahkan kepada keluarga tercinta, Bapak M. Sihotang yang memberikan inspirasi dan teladan bagi penulis, Ibu U. Radjagoekgoek atas kasih, doa, cinta dan semangat di sepanjang perjalanan hidup penulis. Kepada saudara-saudara penulis; abang tercinta Nicholas Y. Guslovesky Sihotang dan adik tersayang Ian Christopher Sihotang untuk perhatian dan dukungannya. Bahkan kata-kata takkan mampu melukiskan betapa besar kasih sayang yang penulis rasakan kepada kalian semua. Skripsi yang berjudul Motivasi Konsumsi Terhadap Musik di Radio dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya ini dibuat sebagai salah satu pemenuhan syarat kelulusan dan perolehan gelar sarjana penulis dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Sumatera Utara. Dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, nasehat serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menghaturkan ucapan terimakasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. M. Arif Nasution, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4 2. Bapak Drs. Amir Purba, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dra. Fatma Wardy, M.A selaku Dosen Pembimbing peneliti yang banyak memberi masukan, bimbingan dan dorongan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini 4. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si selaku Dosen Wali penulis selama masa perkuliahan kurang lebih empat tahun. 5. Pihak Rektorat USU yang telah banyak membantu khususnya dalam memperoleh data yang penting untuk mengerjakan skripsi ini. 6. Keluarga besar Sihotang dan Radjagoekgoek dimanapun berada, yang selalu mendukung penulis dalam doa. 7. Sahabat-sahabat terbaik penulis; Agustina, Anne Griselda, Christine Margaret, Gustinawati, Ichram, Meta Lince, Risa Agista, Rotua Nuraini, Rudi Darmawan, Senja Melani, Tri Anggreini, yang selalu siap membantu, memberi dorongan dan yang selalu setia mendengarkan setiap keluhan dan hambatan penulis. Penulis sangat bersyukur bisa mengenal kalian semua. 8. Sahabat-sahabat peneliti; Mida Lishanata, Bornok Yanthi, Rebecca Dwinita, Immanuel Barus, untuk setiap masukan, motivasi dan bantuannya. 9. Seluruh mahasiswa yang menjadi responden dalam penelitian ini, yang berasal dari jurusan lain, terutama Elsa Bella dan Ichram serta responden lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. 10. Teman-teman Komunikasi 04 yang sudah selesai, masih dan terus berjuang dalam menyelesaikan skripsinya. Terutama kepada Nina E.

5 Ginting, terima kasih atas bantuannya untuk mengajari penulis saat penggunaan program SPSS 15.0. 11. Teman-teman di Gereja GEKISIA Medan yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan sehingga penulis tetap semangat mengerjakan skripsi. Tuhan memberkati. 12. Kak Cut, Rottua Nuraini dan Maya yang selalu ada di Departemen yang dengan setia membantu penulis dalam menyelesaikan urusan administrasi. 13. Semua Pihak yang secara tidak sadar telah ikut membantu menyelesaikan tugas akhir ini, peneliti mengucapkan terimakasih banyak Peneliti menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, peneliti dengan rendah hati meminta saran dan masukan yang bisa membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada setiap pembacanya. Medan, Desember 2009 Penulis, Imelda Bancin

6 DAFTAR ISI Abstraksi... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... v Daftar Tabel dan Gambar... viii BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah... 1 I.2. Perumusan Masalah... 6 I.3. Pembatasan Masalah... 6 I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian... 7 I.4.2. Manfaat Penelitian... 7 I.5. Kerangka Teori... 8 I.5.1. Teori Uses and Gratifications... 8 I.5.2. Komunikasi dan Komunikasi Massa... 11 I.5.3. Motif Penggunaan Media... 12 I.5.4. Televisi dan tayangan reality show... 13 I.6. Kerangka Konsep... 14 I.7. Model Teoritis... 15 I.8. Operasional Variabel... 16 I.9. Definisi Operasional Variabel... 17 I.10. Hipotesis... 20 BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Uses and Gratifications... 22 II.1.1. Kritik Teori Manfaat dan Gratifikasi... 28 II.1.2. Perkembangan Terkini dalam Penelitian Manfaat dan Gratifikasi... 29 II.2. Komunikasi Massa dan Komunikasi Massa... 30 II.3. Motif Penggunaan Media... 36

7 II.4. Televisi dan tayangan reality show... 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 41 III.2. Metodologi Penelitian... 41 III.2.1 Metode Penelitian.. III.2.2 Lokasi Penelitian III.3. Populasi dan Sampel... 42 III.3.1 Populasi III.3.2 Sampel III.4. Teknik Penarikan Sampel... 46 III.4.1 Proportional Sampling III.4.2 Purposive Sampling III.4.3 Accidental Sampling III.5. Teknik Pengumpulan Data... 47 III.6. Teknik Analisis Data... 47 III.6.1 Analisis Tabel Tunggal III.6.2 Analisis Tabel Silang III.6.3 Uji Hipotesa BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data... 51 IV.1.1. Langkah-langkah Pengumpulan Data IV.2. Proses Pengolahan Data... 52 IV.3. Analisa Tabel Tunggal... 53 IV.3.1. Karakteristik Responden... 53 IV.3.2. Motivasi konsumsi Terhadap Tayangan Reality Show di Televisi 55 IV.3.3. Pemenuhan Kebutuhan Informasi Tentang Musik.. 83 IV.4. Analisa Tabel Silang... 101 IV.5. Uji Hipotesa... 105 IV.6. Pembahasan... 109

8 BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan...111 V.2. Saran...112 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

9 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang dipergunakannya. Semua digunakan untuk memuaskan penggunanya yang heterogen dengan jangkauannya yang sangat luas. Televisi sebagai salah satu bukti nyata dari perkembangan teknologi komunikasi yang juga sudah menunjukkan perannya dalam kehidupan. Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa. Semua media massa umumnya mempunyai fungsi yang sama. Sebagai alat memberikan informasi (fungsi informatif), artinya melalui isinya seseorang dapat mengetahui, memahami sesuatu. Sebagai alat yang mendidik (fungsi edukatif), artinya isinya dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan moral seseorang. Sebagai alat menghibur (fungsi entertaintment), yakni melalui isinya seseorang dapat terhibur, menyenangkan hatinya, memenuhi hobinya, dan mengisi waktu luangnya (Munthe, 1996:11). Sebagai salah satu media elektronik, televisi mempunyai sifat-sifat khas yang dapat dijadikan sebagai kekuatan yang dimilikinya dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat. Banyaknya televisi dengan berbagai

10 macam harga serta tampilan yang semakin menarik disertai dengan beraneka ragam jenis tayangan membuat masyarakat pada umumnya memiliki perangkat elektronik yang satu ini. Saat ini acara reality show merupakan perangkat yang mendominasi dunia hiburan televisi. Hampir tidak dapat ditemui sebuah stasiun televisi tidak memiliki sebuah acara reality show. Reality show adalah genre acara televisi yang menggambarkan adegan yang seakan-akan benar-benar berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang umumnya khalayak umum biasa, bukan pemeran Acara realitas umumnya menampilkan kenyataan yang dimodifikasi, seperti menaruh partisipan di lokasi-lokasi eksotis atau situasi-situasi yang tidak lazim, memancing reaksi tertentu dari partisipan, dan melalui penyuntingan dan teknikteknik pascaproduksi lainnya (www.wikipedia.co.id/reality_show_acara). Acara realitas biasanya menggunakan tema seperti persaingan, kehidupan sehari-hari seorang selebritis, pencarian bakat, pencarian pasangan hidup, rekayasa jebakan, dan diangkatnya status seseorang dengan diberikan uang banyak, atau yang perbaikan kondisi barang kepemilikan seperti perbaikan rumah atau perbaikan mobil sampai halnya memperbaiki rumah tangga yang sedang dirudung prahara. Adanya pro dan kontra mengenai tayangan reality show ini sudah seringkali terjadi. Dan tidak tanggung-tanggung, KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) pun sudah sampai turun tangan dikarenakan banyaknya laporan dari masyarakat bahwa tayangan tersebut sangat layak untuk ditonton. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menegur empat program reality show televisi yaitu Dibayar Lunas, Termehek-mehek, Orang ke-3 dan Face to Face, karena

11 melanggar ketentuan. Hal itu dikatakan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Fetty Fajriati Misbach. Ia mengatakan Termehek-mehek dan Orang ke-3 yang ditayangkan Trans TV, dan Face to Face yang ditayangkan ANTV ditegur karena menyiarkan acara yang mengandung kekerasan dan kata-kata kotor. Sedangkan program reality show Dibayar Lunas yang ditayangkan pada Sabtu, 6 Juni 2009 pukul 17.30 WIB di RCTI ditegur karena dianggap mengeksploitasi orang miskin. Program ini dinilai mengeksploitasi orang miskin, tidak mendidik dan tidak manusiawi. Anggota Dewan Pers Bekti Nugroho mengatakan tayangan reality show yang menawarkan kesedihan membuat masyarakat menjadi melankolis dan pesimistis. Tayangan itu membangun generasi yang rapuh, tidak mengerti bagaimana berjuang. Masyarakat menjadi bingung dengan yang benar dan salah. Sementara itu, perwakilan ANTV Edi mengatakan program reality show mendapatkan perhatian besar dari masyarakat, iklan pun tinggi, sehingga memberikan keuntungan kepada industri televisi. Senada dengan Edi, perwakilan Trans Coorporation Panca mengatakan, reality show memberikan keuntungan kepada masyarakat (www.kompas.com) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tidak mempersoalkan tayangan untuk kisah-kisah kehidupan (reality show) di sejumlah televisi swasta nasional sepanjang tidak menyalahi UU tentang Penyiaran dan tidak mendramatisasi fakta. Kalau tidak melanggar UU Penyiaran, KPI tidak mempersoalkan. Tetapi KPI tentu harus mengingatkan pengelola televisi yang menyelenggarakan tayangan seperti itu agar tidak melanggar ketentuan UU. Undang-undang tentang penyiaran memang tidak secara khusus mengatur tayangan reality show, tetapi tayangan-

12 tayangan itu sebaiknya tidak mendramatisasi fakta. Kalau memang fakta bolehboleh saja dan memang tidak diatur dalam UU tentang Penyiaran, tetapi diharapkan tidak mengemas fakta dengan cara-cara yang mendramatisasi. Pengelola stasiun televisi juga diharapkan jujur kepada masyarakat. Selain memberi tahu masyarakat bahwa tayangan itu sudah atas persetujuan pihak-pihak terkait, sebaiknya ada pemberitahuan kepada masyarakat mengenai tayangan itu sudah diwarnai rekayasa atau dramatisasi atau murni seperti apa adanya. Reality show di televisi akhir-akhir ini menjadi perhatian masyarakat. Sejumlah televisi menayangkan tayangan-tayangan tersebut dalam berbagai versi dan fakta. Kalau masyarakat merasa dirugikan maka kita tegur atau dijatuhkan sanksi tegas oleh KPI. Bahkan ada yang sudah dihentikan, ada pula yang kita hentikan sementara. Sanksi-sanksi itu sebagai bagian dari terapi kejut agar tayangan-tayangan di televisi tidak melanggar ketentuan dan tidak merugikan masyarakat.(www.antaranews.com) Acara reality show yang saat ini sedang tren adalah memperbaiki hubungan rumah tangga pada sebuah keluarga. Para ibu-ibu rumah tangga pun cukup antusias dalam menyaksikan acara reality show ini. Terlebih, para pemainnya menutup wajah mereka dengan menggunakan topeng sehingga acara menjadi semakin atraktif. Nama acara ini adalah Masihkah Kau Mencintai ku? Permasalahan hidup dalam rumah tangga pasangan suami-istri terkadang terlalu pelik untuk bisa diselesaikan oleh mereka sendiri. mereka yang berkonflik bersama keluarga masing-masing. Disamping itu ada psikolog dan pakar yang kompeten di bidang perkawinan sehingga pendapatnya bisa dijadikan pertimbangan bagi pasangan yang sedang bermasalah (www.rcti.tv)

13 Tayangan serupa juga cukup tinggi ratingnya yakni Curhat dengan Anjasmara yang ditayangkan di stasiun televisi TPI (www.wikipedia.co.id/reality_show_acara_rating). Sisi yang berbeda dari reality show ini karena para pelapor, korban ataupun yang menjadi objek pelabrakan tersebut tidak memakai topeng seperti acara Masihkan Kau Mencintaiku?. Mereka lebih blak-blakan dan cenderung sering berakhir dengan perkelahian. Reality show yang bergenre tentang kehidupan pribadi seseorang memang lebih banyak peminatnya dibandingkan dengan reality show yang bergenre lebih ceria yakni acara musik seperti Happy Song, pencarian jodoh seperti Take Me out maupun ajang pencarian bakat seperti Indonesian Idol, KDI ataupun Mamamia. Ketertarikan para pemirsa akan reality show yang bergenre demikian disebabkan, para penonton masih sangat tertarik denganhal-hal yang berhubungan dengan kehidupan pribadi seseorang, dan biasanya kasus yang dibahas dalam reality show tersebut cukup mengena dengan kehidupan sehari-hari para pemirsa setianya (www.kompas.com). Cukup mengejutkan juga, ternyata tayangan yang berisikan aib dalam suatu keluarga memiliki rating yang cukup tinggi dibandingkan dengan acara reality show bergenre musik atau sejenisnya, hampir berkisar 63% (www.kpi.go.id/rating_siaran). Penelitian ini akan dilakukan di kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia. Adapaun alasan peneliti melakukan penelitian disana adalah karena berdasarkan hasil survey pra penelitian diketahui bahwa para masyarakat di wilayah ini sangat menyukai tayangan reality show di televisi, dan hampir menjadi aktifitas harian untuk tidak melewatkan acara reality show favoritnya.

14 Dari uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti sejauhmana hubungan antara motivasi konsumsi terhadap tayangan reality show di televisi dengan pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia. I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Sejauhmana hubungan antara motivasi konsumsi terhadap tayangan reality show di televisi dengan pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia? I.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah : a. Penelitian ini menganalisis motivasi konsumsi dan pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia terhadap tayangan reality show yang disiarkan diberbagai stasiun televisi yang ada di Indonesia. b. Reality show yang peneliti teliti adalah Termehek-mehek, Masihkah Kau Mencintaiku?, Orang ketiga, Bukan Sinetron, Curhat Anjasmara, Lemon Tea (Asam Manis Cinta). c. Objek penelitian adalah para ibu masyarakat kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia.

15 d. Penelitian dilakukan pada bulan September 2009. I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui apa saja motivasi konsumsi dikalangan masyarakat kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia terhadap tayangan reality show di televisi. b. Untuk mengetahui apakah kebutuhan informasi akan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan dalam sebuah keluarga terpenuhi. c. Untuk mengetahui intensitas menonton acara reality show dikalangan masyarakat kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia. d. Untuk mengetahui apakah wawasan masyarakat meningkat khususnya tentang kehidupan berkeluarga melalui tayangan reality show di televisi. e. Untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara motivasi konsumsi terhadap tayangan reality show di televisi dengan pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia. I.4.2 Manfaat Penelitian a. Secara akademik, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan.

16 b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian. c. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberi masukan kepada siapa saja yang memiliki perhatian terhadap media literasi dan kapitalisasi media. I.5 Kerangka Teori Setiap penelitian memerlukan kejelasan ttitik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 1991:39). Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6). Dalam penelitian ini, teori teori yang dianggap relevan diantaranya adalah Pendekatan Uses and Gratification, Komunikasi dan Komunikasi massa Motif Penggunaan Media, serta Televisi dan Reality Show. I.5.1 Teori Uses and Gratifications Model ini digambarkan sebagai a dramatic break with effects tradition of the past, yaitu suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayaknya tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan : Apa yang

17 dilakukan media untuk khalayak? (What do the media do to people?). (Rakhmat, 2004:65). Model Uses and Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebuthan pribadi dan sosial khalayak. Khalayak dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan media untuk memenuhi keutuhannya dan mempunyai tujuan. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggnaan (uses) isi media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas pemenuhan kebutuhan seseorang. Dari sinilah timbul istilah uses and gratifications (penggunaan dan pemenuhan kebutuhan). Sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan individu (Ardianto dan Erdinaya, 2004:71). Dengan demikian, kebutuhan individu merupakan titik awal kemunculan teori ini. Dari gambaran Katz tersebut dijelaskan bahwa pada dasarnya terdapat motivasi tertentu ketika seseorang memilih media A atau media B untuk memenuhi kebutuhannya. Terdapat harapan-harapan dari media yang dipilihnya yang ingin dipuaskannya setelah mengkonsumsi media yang dipilihnya tersebut. Ketika pemenuhan kebutuhan tersebut sesuai dengan apa yang diharapkannya, maka individu tersebut kemudian akan mencari lagi media tersebut untuk memuaskan kembali kebutuhan yang terpenuhi dari media tersebut. Teori uses and gratifications dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan khalayak. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual dikategorisasikan sebagai berikut (Effendy, 2003:294) :

18 1. Cognitive needs (Kebutuhan Kognitif) yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan. 2. Affective needs (Kebutuhan Afektif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalamanpengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional. 3. Personal Intergrative needs (Kebutuhan pribadi secara integratif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri. 4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. 5. Escapist needs (kebutuhan Pelepasan) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari kenyataan, kelepasan emosi, ketegangan da kebutuhan akan hiburan. Dalam keaktifan khalayak dalam kehidupannya sehari-hari, terlihat mereka membutuhakan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan mereka yakni melalui penggunaan media seperti membaca surat kabar yang mereka sukai, menonton acara televisi, atau mendengarkan musik favoritnya, dll.

19 Pendekatan uses and gratifications sebenarnya juga tidak baru. Di awal dekade 1940-an dan 1950-an para pakar melakukan penelitian mengapa khalayak terlibat dalam berbagai jenis perilaku komunikasi. Penelitian yang sistematik dalam rangka membina teori uses and gratifications telah dilakukan pada dekade 1960-an dan 1970-an, bukan saja di Amerika, tetapi juga di Inggris, Finanldia, Swedia, Jepang, dan negara-negara lain. Operasionalisasi. Ketika sampai pada operasionalisasi, model ini telah menimbulkan berbagai macam penjabaran. Di bawah uses and gratifications, grand theory, bermacam-macam teori berlindung dan berdebat satu sama lain. Empat model telah dibuat: model Linne dan Van Feilitzen, model Windahl, model Rosengren, serta model McLeod dan Becker (Rakhmat, 2004:66). 1.5.2 Komunikasi dan Komunikasi Massa Dari berbagai macam cara komunikasi yang dilakukan di dalam masyarakat manusia, salah satu bentuknya adalah komunikasi massa. Komunikasi massa dapat diartiakan dalam dua cara yakni pertama, komunikasi oleh media dan kedua komunikasi untuk massa. Namun ini tidak berarti komuniksai massa adalah komunikasi untuk setiap orang. Media tetap cenderung memilih khlayak, dan demikian pula sebaliknya khalayak pun memilih milih media (Rivers, 2003:18). Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu.

20 Karakteristik ataupun ciri-ciri dari komunikasi massa adalah (Liliweri,1991:34) : a. Komunikator terlembagakan b. Pesan bersifat umum c. Komunikannya anonim dan terlembagakan d. Media massa menimbulkan keserempakan e. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan f. Komunikasi massa bersifat satu arah g. Stimulasi alat indra terbatas h. Umpan balik tertunda 1.5.3 Motif Penggunaan Media Motif berasal dari bahasa Latin, movere yang artinya bergerak atau to move. Motif berarti kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang mendorong untuk berbuat sesuatu/merupakan driving force (Bianca dalam Walgito,1997) Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasanalasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu (Ardiyanto, 2004:87). Pada dasarnya motif dan motivasi artinya hampir sama hanya berbeda pada penempatan kalimat saja. Menurut Kartini kartono motivasi adalah sebab, alasan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seorang untuk berbuat;atau ide pokok yang selalu berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia (Kartini, 2002:147). Dengan kata lain motivasi adalah dorongan terhadap seseorang agar mau

21 melaksanakan sesuatu. Dorongan disini adalah desakan alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup. Dari definisi tersebut, motif jika dihubungan dengan konsumsi media berarti segala alasan dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang menggunakan media. Dalam Rakhmat (2004:219) disebutkan bahwa siaran yang menggabungkan unsur hiburan dengan informasi, dan bukan hanya ceramah yang membosankan telah berhasil memberikan efek kepada khalayak seperti menanamkan pengetahuan, pengertian, keterampilan, kepercayaan atau informasi Motivasi setiap orang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan individu yang berbeda pula. Dalam penelitan ini kebutuhan yang dimaksudkan adalah kebutuhan kognitif, karena kebutuhan ini berkaitan dengan usaha-usaha untuk menambah informasi dan pengetahuan khususnya dibidang hiburan akan kehidupan. Hal ini berkaitan dengan keadaan warga masyarakat yang dianggap paling aktif dan tertarik untuk mengikuti acara reality show yang isinya menyangkut kehidupan sehari-hari dan terasa dekat dengan diri mereka.. 1.5.4 Televisi dan tayangan reality show Media massa merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa. Media massa yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata mass media yang bermakna alat penghubung. Media massa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna sarana atau saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menybarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Sarana komunikasi itu dapat berupa surat kabar, majalah, buku, radio, dan televisi. Jadi media massa

22 mengarah kepada alat yang di pergunakan untuk menyampaikan informasi (Junus, 1996 : 28) Bentuk media massa yang lain adalah media massa elektronik seperti televisi. Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving pictures). Para penonton di rumah rumah tidak mungkin menangkap siaran TV, kalau tidak ada unsur unsur radio. Dan tidak mungkin dapat melihat gambar gambar yang bergerak pada layar pesawat TV, jika tidak ada unsur unsur film. Televisi terdiri dari istilah tele yang berarti jauh dan visi yang berarti pengelihatan. Daya tarik yang terdapat pada televisi disebabkan selai memiliki unsur unsur kata kata, musik dan sound effect,tv juga memiliki unsur audiovisual berupa gambar yang bergerak (Effendi 1993 : 174 177). Reality show adalah genre acara televisi yang menggambarkan adegan yang seakan-akan benar-benar berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang umumnya khalayak umum biasa, bukan pemeran Acara realitas umumnya menampilkan kenyataan yang dimodifikasi, seperti menaruh partisipan di lokasilokasi eksotis atau situasi-situasi yang tidak lazim, memancing reaksi tertentu dari partisipan, dan melalui penyuntingan dan teknik-teknik pascaproduksi lainnya (www.wikipedia.co.id/reality_show_acara). I.6 Kerangka Konsep Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel (Singarimbun, 1995:49).

23 Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dengan kerangka konsep akan menuntun penelitian dalam memutuskan hipotesis (Nawawi, 1991:40). Adapun variabel tersebut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (X) Adalah sejumlah gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, faktor, atau unsur yang lain (Nawawi,1991:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi konsumsi terhadap tayangan reality show di televisi. 2. Variabel Terikat (Y) Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 1991:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan informasi pada masyarakat kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia. 3. Variabel Antara (Z) Adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi, 1991:58). Variabel antara berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan diantara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden. I.7 Model Teoritis

24 Gambar 1.Model Teoritis Anteseden Motif Penggunaan Media efek Karakteristik Responden Motivasi Konsumsi Tayangan Reality Show Televisi Pemenuhan Kebutuhan Informasi Hiburan I.8 Variabel Operasional Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut: Tabel 1. Operasional Variabel No Variabel Teoritis Variabel Operasional 1 Variabel Bebas (X) Motif Konsumsi (tayangan reality show) 1. Intensitas menonton tayangan reality show di televisi 2. Frekuensi menonton tayangan reality show di televisi 2 Variabel Terikat (Y) Pemenuhan Kebutuhan Informasi hiburan 3. Waktu menonton 1. Jenis kebutuhan : Kebutuhan Kognitif a. Peneguhan b. pengetahuan Kebutuhan Afektif a. senang b. kepuasan Kebutuhan Pribadi Secara Integratif

25 a. Kredibilitas b. Stabilitas Kebutuhan Sosial Secara Integratif a. Peneguhan Kontak Keluarga b. Peneguhan Kontak Rekan c. Peneguhan Kontak Dunia Kebutuhan Pelepasan a. Tekanan b. Ketegangan 2. Mengetahui perkembangan reality show - Tema-tema - Genre acara - Segmentasi 3. Kejelasan informasi dari pembawa acara 3 Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden 4. Pemilihan stasiun televisi 1 Usia 2. Penghasilan 3. Pekerjaan I.9 Defenisi Operasional Defenisi operasional merupakan suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Defenisi operasional merupakan sutu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama. Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

26 1. Variabel Bebas (Motivasi konsumsi tayangan reality show di televisi) a. Intensitas menonton tayangan reality show, yaitu rata rata waktu yang habis digunakan oleh warga saat menonton tayangan reality show di televisi. b. Frekuensi menonton tayangan reality show di televisi, yaitu seberapa sering warga menonton tayangan reality show di televisi. c. Waktu menonton, yaitu saat responden menonton tayangan reality show di televisi apakah pagi, siang, sore atau malam hari. 2. Variabel Terikat (Pemenuhan Kebutuhan Informasi Hiburan) a. Motif menonton tayangan reality show di televisi, yaitu dorongan atau alasan yang menggerakkan warga untuk mengkonsumsi tayangan reality show di televisi. Dalam hal ini motif terbagi menjadi : - Kebutuhan Kognitif, yaitu kebutuhan informasi yang dilakukan oleh warga terhadap hiburan di televisi.. Peneguhan, yaitu peneguhan yang dilakukan oleh warga terhadap tayangan reality show di televisi. Pengetahuan, yaitu pengetahuan yang diperoleh warga setelah menonton tayangan reality show di televisi. - Kebutuhan Afektif, yaitu kebutuhan warga yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang estetis, menyenangkan terhadap tayangan reality show di televisi.

27 Senang, yaitu sikap senang yang dimiliki oleh warga terhadap tayangan reality show di televisi. Kepuasan, yaitu rasa puas dari dalam diri warga karena terpenuhi kebutuhan informasi dari tayangan reality show di televisi. - Kebutuhan Pribadi Secara Integratif, yaitu kebutuhan warga akan harga diri terhadap tayangan reality show di televisi. Kredibilitas, yaitu kepercayaan warga terhadap perkembangan tayangan reality show di televisi. Stabilitas, yaitu sikap stabil warga dalam menonoton tayangan reality show di televisi. - Kebutuhan Sosial Secara Integratif, yaitu kebutuhan warga terhadap jiwa sosial terhadap tayangan reality show di televisi. Peneguhan kontak keluarga, yaitu peneguhan warga terhadap lingkungan keluarga setelah menonton tayangan reality show di televisi. Peneguhan kontak rekan, yaitu peneguhan warga terhadap lingkungan rekan-rekan setelah menonton tayangan reality show di televisi. Penguhan kontak dunia, yaitu peneguhan warga terhadap dunia setelah menonton tayangan reality show di televisi. - Kebutuhan Pelepasan, yaitu kebutuhan pelepasan dalam diri warga setelah menonton tayangan reality show di televisi.

28 Tekanan, yaitu pelepasan tekanan dari dalam diri warga setelah menonton tayangan reality show di televisi. Ketegangan, yaitu pelepasan ketegangan dari dalam diri warga setelah menonton tayangan reality show di televisi. b. Mendapatkan informasi perkembangan reality show, yaitu kepuasan dalam mendapatkan informasi tentang tayangan reality show terbaru. Dalam hal ini perkembangan reality show meliputi tema-tema, genre dan segmetasi. c. Kejelasan informasi dari pembawa acara, yaitu informasi yang disampaikan oleh pembawa acara dapat dimengerti dengan jelas. d. Pemilihan stasiun televisi, yaitu stasiun televisi yang yang dipilih sesuai selera responden. 3. Variabel Antara (Karakteristik Responden) a. Usia, adalah tingkatan umur responden. b. Penghasilan, adalah rataan pendapatan dari mata pencaharian responden. c. Pekerjaan, adalah mata pencaharian responden. I.10 Hipotesis Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena merupakan instrument kerja dari teori (Singarimbun,

29 1995:43). Hipotesa adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 1991:44). Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho : Tidak terdapat hubungan antara motivasi konsumsi terhadap tayangan reality show di TV dan pemenuhan kebutuhan informasinya pada masyarakat Kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia. Ha : Terdapat hubungan antara motivasi konsumsi terhadap tayangan reality show di TV dan pemenuhan kebutuhan informasinya pada masyarakat Kelurahan Kampung Anggrung Medan Polonia.

30 BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Teori Uses and Gratifications Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah Uses and Gratifications. Model Uses and Gratifications untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz (1959) dalam suatu artikel sebagai reaksinya terhadap pernyataan Bernard Berelson (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Katz menegaskan bahwa bidang kajian yang sedang sekarat itu adalah studi komunikasi massa sebagai persuasi. Dia menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian komunikasi sampai waktu itu diarahkan kepada penyelidikan efek kampanye persuasi pada khalayak. Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan Apa yang dilakukan media untuk khalayak (What do the media do to people?). Model uses and gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak (Effendy, 2003:289). Model ini digambarkan sebagai a dramatic break with effects tradition of the past (Swanson, 1979), yaitu suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayaknya tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul istilah uses and gratifications, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat pengertian

31 bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa komunikasi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivty); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (stubborn). Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi. Konsep dasar model ini diringkas oleh para pendirinya Katz, Blumer, dan Gurevitch. Dengan model ini yang diteliti ialah (1) sumber sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan, yang melahirkan (3) harapan-harapan dari (4) media massa atau sumber-sumber yang lain, yang menyebabkan (5) perbedaan pola terpaan media (atau keterlibatan dalam media lain), dan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) akibat-akibat lain, bahkan sering kali akibat-akibat yang tidak dikehendaki. Model uses and gratificatons dapat dilukiskan seperti terlihat pada gambar dibawah ini : Gambar 2. Model Uses and Gratifications Anteseden Motif Penggunaan Media Efek -Variabel individual -variabel lingkungan -Personal -Diversi -Personal identity - Hubungan - Macam isi - Hubungan dengan isi -Kepuasan -Pengetahuan

32 Anteseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial. Motif dapat dioperasionalkan dengan berbagai cara: unfungsional (hasrat melarikan diri, kontak sosial, atau bermain), bifungsional (informasi-edukasi, fantasistescapist, atau gratifikasi segera-tertangguhkan), empat fungsional (diversi, hubungan personal, identitas personal dan surveillance; atau surveillance(bentuk-bentuk pencarian informasi), korelasi, hiburan, transmisi budaya) dan multifungsional. Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Efek media dapat dioperasionalkan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan, sebagai depedensi media, dan sebagai pengetahuan (Rakhmat, 2004:65). Banyak orang membaca karena merasa bahwa hal itu berterima secara sosial, dan sebagian orang merasa bahwa surat kabar merupakan hal yang tak tergantikan dalam mencari informasi mengenai berbagai persoalan yang ada didunia. Namun demikian, banyak juga yang mencari pelarian, relaksasi hiburan, dan prestise sosial. Orang-orang ini mengerti bahwa kesadaran akan persoalanpersoalan umum sangat berharga dalam percakapan. Sebagaian yang lain mencari bantuan untuk kehidupan sehari-hari mereka dengan membaca materi berkenaan dengan mode, resep makanan, ramalan cuaca maupun informasi bermanfaat lainnya.

33 Apa yang mendorong kita untuk menggunakan media? Mengapa kita senang acara X dan membeci acara Y? Bila anda kesepian mengapa anda lebih senang mendengarkan musik klasik dalam radio daripada membaca novel? Apakah media massa berhasil memenuhi kebutuhan kita? Inilah di antara sekian banyak pertanyaan yang berkenaan dengan uses and Gratification. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Teori menekankan bahwa khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atau kebutuhan seseorang. Katz, Blumer & Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori uses and gratifications, (Ardianto, 2004:70). yaitu : 1. Khalayak dianggapa aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media masa diasumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

34 Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khlayak. Dalam literatur tentang manfaat dan gratifikasi ada beberapa cara mengklasifikasikan kebutuhan dan gratifikasi audien. Sebagian mengatakan soal gratifikasi langsung dan gratifikasi terabai (Schramm, Lyle, dan Parker, 1961). Peneliti lain menyebutkan sebagai informatif-mendidik dan khayali-pelarian hiburan. McQuail, Blumler, dan Brown (1972), berdasarkan penelitian mereka di Inggris, mengusulkan kategori-kategori berikut : 1. Pengalihan pelarian dari rutinitas dan masalah; pelepasan emosi. 2. Hubungan Personal manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan. 3. Identitas Pribadi atau psikologi individu penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya. 4. Pengawasan informasi mengenai hal-hal yang mungkin memengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau menuntaskan sesuatu (Saverin, 2007:356). Teori uses and gratifications dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan khalayak. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual dikategorisasikan sebagai berikut: 1. Cognitive needs (Kebutuhan Kognitif) yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada

35 hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan. 2. Affective needs (Kebutuhan Afektif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalamanpengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional. 3. Personal intergrative needs (Kebutuhan pribadi secara integratif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri. 4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. 5. Escapist needs (kebutuhan Pelepasan) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari kenyataan, kelepasan emosi, ketegangan da kebutuhan akan hiburan (Effendy, 2003:294). Teori Uses and Gratifications beroperasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat dalam bagan dibawah ini (Nurudin, 2004:183) :

36 Lingkungan Sosial - ciri ciri demografis - keanggotaan dalam kelompok - ciri ciri kepribadian Kebutuhan - kognitif - afektif - integrasi sosial - integrasi personal - escapism Sumber non media - keluarga dan teman - hubungan inter personal - hobi - istirahat dll Sumber Media - jenis media - isi media - terpaan media - konteks sosial terhadap terpaan media Fungsi Media - pengawasan - hiburan - identitas diri - itegrasi diri II.1.1. Kritik Teori Manfaat dan Gratifikasi Pendekatan manfaat dan gratifikasi telah memicu sejumlah kritik, terutama karena tidak bersifat teoritis, karena masih kabur dalam mendefinisikan konsepkonsep utama (misalnya, kebutuhan ), dan karena pada dasarnya tak lebih dari sebuah strategi pengumpulan data. Salah satu kritik pendekatan manfaat dan gratifikasi adalah bahwa pendekatan ini terlalu sempit fokusnya, yaitu pada individu (Elliot, 1974). Pendekatan ini bersandar pada konsep-konsep psikologis seperti kebutuhan, dan mengabaikan struktur sosial maupun tempat media itu berada dalam struktur tersebut. Salah satu jawaban atas kritik ini datang dari Robin dan Windahl (1986), yang telah mengusulkan suatu sintesis antara pendekatan manfaat dan gratifikasi dengan teori ketergantungan (Ball-Rokeach dan DeFleur, 1976). Model manfaat dan ketergantungan mereka (Rubin dan Windahl) menempatkan individu di dalam

37 sistem-sistem kemasyarakatan yang membantu membentuk kebutuhan-kebutuhan mereka. Perspektif pendekatan manfaat dan gratifikasi juga dikritik oleh para penulis yang memiliki perhatian pada persoalan hegemoni media. Mereka mengatakan bahwa terlalu jauh kiranya jika dikatakan bahwa orang bebas memilih agenda media maupun interpretasi-interpretasi sesuai kehendak mereka (White, 1994). Menurut penulis itu, pesan-pesan media massa cenderung memperkuat pandangan kebudayaan yang dominan, dan audien merasa sukar untuk mengelak (Saverin, 2007:358). II.1.2 Pekembangan Terkini dalam Penelitian Manfaat dan Gratifikasi Kadang-kadang para pengguna media bersikap selektif dan rasional dalam memproses pesan-pesan media, namun pada saat yang lain mereka memanfaatkan media untuk bersantai atau sebagai tempat pelarian. Perbedaan jenis maupun tingkat aktivitas audien mungkin juga merupakan akibat dari efek-efek media. Arah baru lainnya difokuskan pada manfaat media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Misalkan saja, salah satu kemungkinan manfaat media adalah untuk mengatasi rasa kesepian. Canary dan Spitzberg (1993) menemukan bukti yang mendukung manfaat ini, namun kaitannya tergantung pada kadar kesepiannya. Mereka menemukan bahwa manfaat media yang paling besar dalam mengatasi kesepian adalah dalam kondisi sepi secara situasional, atau mereka yang kesepian untuk sementara waktu. Mereka menemukan manfaat media yang tidak begitu besar untuk mengatasi kesepian pada kondisi sepi secara kronis, atau mereka yang merasa kesepian dalam jangka waktu bertahun-tahun.

38 Penjelasan atas temuan ini agaknya adalah bahwa mereka yang sepi secara kronis merekatkan sifat-sifat kesepian mereka pada faktor-faktor internal dan dengan tidak meyakini bahwa komunikasi itu dengan sendirinya akan menjadi pelepasan (Saverin, 2007:363). II.2 Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Massa Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. Komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Secara etimologis atau menurut asal katanya komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana 2002:41). Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia. karena itu, komunikasi yang dimaksudkan disini adalah komunikasi manusia atau dalam sering kali disebut komunikasi sosial atau social communication.

39 Komunikasi manusia sebagai singkatan dari komunikasi antarmanusia, dinamakan komunikasi sosial karena hanya pada manusia-manusia yang bermasyarakat terjadinya komunikasi. Secara paradigmatis, komunikasi adalahproses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pandapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media (Effendy, 2004:4). Menurut Harold D. Lasswel, bahwa cara terbaik untuk menjelaskan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan who says what in which channel to whom with what effect?. Paradigma Laswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni : - Komunikator (communicator, source, sender) - Pesan (message) - Media (channel, media) - Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient) - Efek (effect, impact, influence) Jadi berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu Effendy (2004: 10). Adapun fungsi dari komunikasi (Effendy, 2004: 8), adalah sebagai berikut: b. Menyampaikan informasi (to inform) c. Mendidik (to educate)