BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Ribosome Inactivating Protein (RIP) merupakan kelompok enzim tanaman

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization (2013), pada tahun 2008 terhitung 7,6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. per oral sangat dipengaruhi banyak faktor, salah satunya berkorelasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan jarak ukuran nm. Obat dilarutkan, dijerat, dienkapsulasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Stirpe dkk., 2006). RIP yang diisolasi dari tanaman pukul empat sore (Mirabilis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang mampu menyebabkan terjadinya kerusakan ribosom secara irreversibel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia, termasuk Indonesia. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2010,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NOTULENSI DISKUSI PHARM-C

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Implementasi Sistem Komputer Farmasi (Pharmacy Support System ) Terhadap Kajian Drug Related Problems Potensial pada Pasien Geriatri Rawat Jalan

BAB I PENDAHULUAN. polimer struktural pada ganggang laut sama seperti selulosa pada tanaman

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro

BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi pada wanita dan menjadi penyebab kematian utama. Kanker

Gambar 4.1 Hasil Formulasi Nanopartikel Polimer PLGA Sebagai Pembawa Deksametason Natrium Fosfat.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem penghantaran obat yang tertarget merupakan salah satu strategi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Udang dan kepiting merupakan komoditas andal dan bernilai ekonomis

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Struktur kitosan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penghantaran obat tinggal di lambung sangat menguntungkan

EKSTRAKSI PROTEIN, IDENTIFIKASI SERTA UJI EFEK EKSTRAK BIJI Jatropha curcas L : STUDI POTENSINYA SEBAGAI INDUKTOR APOPTOSIS

BAB I PENDAHULUAN. paku di dunia (Jones dan Luchsinger, 1987; Sastrapradja, 1980 dalam Susilawati,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dan termasuk

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI PROTEIN DAUN CARICA PAPAYA L. PADA SEL HeLa

Targeted Delivery of Saporin Toxin by Monoclonal Antibody to the Transcobalamin Receptor, TCblR/CD320

enzim dan ph rendah dalam lambung), mengontrol pelepasan obat dengan mengubah struktur gel dalam respon terhadap lingkungan, seperti ph, suhu,

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kanker diseluruh dunia diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2030 dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menimbulkan kematian. Menurut data WHO (World Health Organization) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Indonesia penyakit kanker menduduki urutan ke-3 penyebab kematian sesudah

I. PENDAHULUAN. Di industri pangan, penerapan teknologi nanoenkapsulasi akan memberikan

PEMBAHASAN. I. Definisi

Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRAKTIKUM UJI KANDUNGAN PROTEIN DENGAN METODE BRADFORD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kosmetik. Jenis biota laut di daerah tropis Indonesia diperkirakan 2-3 kali lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

diperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di

I. PENDAHULUAN. membentuk lapisan kompleks yang menyelimuti inti. Bahan inti yang dilindungi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lembab karena sejatinya kulit normal manusia adalah dalam suasana moist atau

konvensional 150 mg dapat menghambat sekresi asam lambung hingga 5 jam, tetapi kurang dari 10 jam. Dosis alternatif 300 mg dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlimpah seperti udang, bekicot, dan kepiting. Sebagai salah satu pengekspor

Efek sitotoksik suatu protein seperti Ribosome inactivating Proteins yang bersifat asam dari daun Mirabilis jalapa L.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sebagai obat. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah

BAB I PENDAHULUAN. Kitin dan kitosan merupakan biopolimer yang secara komersial potensial

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu gangguan hiperproliferatif yang ditandai dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Struktur kimia ketoprofen (Valliappan et al. 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yulieyas Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memicu timbulnya penyakit degeneratif termasuk kanker. Kandungan terbesar dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang (WHO, 2008 dalam Jemal et al., 2011). Menurut data dari

I. PENDAHULUAN. ditemukan sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari, sehingga banyak orang

UJI SITOTOKSISITAS SENYAWA HASIL ISOLASI AKAR PASAK BUMI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Gambar 2 Penurunan viskositas intrinsik kitosan setelah hidrolisis dengan papain.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan manfaat penelitian.

Selektivitas Reaksi pada Kitosan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia setelah penyakit jantung (Baratawidjaya & Rengganis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penghantaran pada kosmetik atau sediaan farmasi (Barenholz, 2001). Liposom

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

4.1. Penentuan Konsentrasi Gel Pektin dalam Cookies

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap tahun permintaan untuk Drug Delivery System atau sistem

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Kesetimbangan Kimia. Kimia Dasar 2 Sukisman Purtadi

BAB I PENDAHULUAN. disembuhkan, bahkan tidak jarang menyebabkan kematian (Saputra, dkk.,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan protein hewani dapat

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama

D. Tinjauan Pustaka. Menurut Farmakope Indonesia (Anonim, 1995) pernyataan kelarutan adalah zat dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ribosome Inactivating protein (RIP) adalah protein tanaman yang memiliki kemampuan memotong DNA superkoil beruntai ganda menjadi nik sirkuler dan bentuk linear (Sismindari, 1998). RIP juga dapat menonaktifkan ribosom menyebabkan terjadinya pemutusan ikatan N-glikosidase adenin pada posisi 4.324 di 28 S rrna sehingga pada akhirnya sintesis protein terhenti (Stripe, 2005), menjadikan RIP kandidat antikanker yang baik (Sudjadi dan Sismindari, 2011). Mirabilis jalapa L adalah salah satu tanaman yang mengandung RIP. Mirabilis jalapa L. yang dimurnikan dengan kromatografi penukar ion akan menghasilkan fraksi protein basa (RIP MJ-30) (Ikawati dkk., 2006) dan protein asam (RIP MJ- C). RIP MJ-C bermuatan negatif telah terbukti selektif pada cell line kanker (Sismindari dkk., 2010) dan terbukti lebih poten dibandingkan RIP MJ-30 (Sudjadi dkk., 2007). Masalah yang dihadapi RIP MJ-C adalah protein yang mudah terdegradasi dalam tubuh (Kouchak dkk., 2012; Mohanraj dan Chen, 2006), selain itu RIP MJ- C adalah RIP tipe 1 yang tidak memiliki sub unit lektin seperti RIP tipe 2 sehingga tidak dapat berikatan dengan reseptor galactose pada permukaan sel dan memfasilitasi masuknya RIP ke dalam sitoplasma (Ling dkk., 1994). Sistem penghantaran obat yang tepat dibutuhkan untuk dapat melindungi dan meningkatkan spesifisitasnya terhadap sel kanker (de Virgilio dkk., 2010). 1

Nanopartikel adalah salah satu jenis sistem penghantaran obat yang dapat melindungi makromolekul seperti protein dari degradasi. Pembuatan nanopartikel yang banyak digunakan adalah menggunakan polimer. Polimer alam merupakan pilihan yang baik untuk penghantaran obat karena toksisitasnya yang rendah dalam lingkungan biologis dan biodegradabel (Leon dkk., 2005). Kitosan dan pektin adalah polimer polisakarida alam yang sangat berpotensi dalam sistem penghantaran nanopartikel (Morris dkk., 2010) Kitosan merupakan polisakarida kationik yang bersifat hidrofilik, memiliki sifat stabilitas yang baik dan tidak toksik (Leon dkk., 2005). Nanopartikel kitosan yang dapat melindungi protein dari degradasi di endosom (Taira dkk., 2005). Kitosan rantai medium digunakan karena menurut Kouchak dkk. (2012), enkapsulasi nanopartikel protein kitosan rantai medium lebih besar dibandingkan nanopartikel kitosan rantai pendek dan kitosan rantai panjang. Kitosan adalah polimer yang paling banyak digunakan pada pembuatan nanopartikel dengan metode gelasi ionik. Gelasi ionik merupakan metode sederhana, tidak menggunakan pelarut organik dan hanya menggunakan pengadukan ringan sehingga tidak merusak protein (Tiyaboonchai, 2003). Gugus amino pada posisi C2 unit galaktosamin kitosan pada kondisi asam akan terprotonasi menjadi polielektrolit kation ammonium kuartener, sehingga nanopartikel RIP MJ-C dapat dibuat dengan metode gelasi ionik. Pada gelasi ionik gugus kationik kitosan akan bereaksi dengan gugus anionik secara ionik yang berfungsi sebagai pengait silang. 2

Pengait silang yang cukup menjanjikan adalah pektin. Berdasarkan derajat esterifikasi (DE), pektin dibagi 2 yaitu pektin metilasi tinggi (HM) dan rendah (LM). Semakin banyak gugus karboksil yang tidak teresterifikasi berarti DE semakin rendah (Liu dkk., 2006). Semakin rendah DE maka semakin besar gugus karboksilat sehingga diperlukan konsentrasi yang lebih sedikit untuk pembentukan kompleks polielektrolit (Sagita dkk., 2010) dan pektin LM lebih mudah diserap kedalam darah dibandingkan pektin HM (Khotimchenko dkk., 2012). Formulasi nanopartikel RIP MJ-C terenkapsulasi matriks polimer kitosan rantai medium-pektin metilasi rendah ini masih bersifat konvensional yang belum bisa selektif terhadap sel target, sehingga untuk menghasilkan efek tertarget pada sel kanker dan melindungi sel normal dari efek yang merugikan digunakan antibodi anti Ep-CAM. Epitelium Adhesion Cell molecules (EpCAM) adalah membran monomer glikoprotein yang diekspresikan dalam sebagian epitel manusia normal dan diekspresikan dalam kebanyakan karsinoma (Trzpis dkk., 2007). Osta dkk. (2004), melaporkan bahwa EpCAM diekspresikan 100 kali lipat lebih besar pada kanker payudara primer dan metastatik dibandingkan dengan jaringan payudara normal, sehingga penanda anti EpCAM dapat dikembangkan untuk terapi kanker payudara yang tertarget. Antibodi anti EpCAM tipe 9C4 dipilih pada penelitian ini karena efektif pada sel kanker payudara MCF-7 (Sterzynska dkk., 2012). Nanopartikel RIP MJ-C yang dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal diharapkan mempunyai efek yang selekif hanya terhadap sel target (Sudjadi dkk., 2007). 3

Optimasi formula nanopartikel RIP MJ-C terenkapsulasi matriks polimer kitosan rantai medium-pektin metilasi rendah dilakukan dengan Rancangan Faktorial 2 2 menggunakan perangkat lunak Design Expert 7.1.5. Uji karakterisasi pada formula optimum yang dihasilkan meliputi penentuan efisiensi enkapsulasi, persen transmitan, ukuran partikel, indeks polidispersitas, zeta potensial dan karakterisasi morfologi partikel. Formula optimal yang dihasilkan dikonjugasikan dengan antibodi anti EpCAMP lalu divisualisasi dengan PAGE native dengan pewarnaan coomasie brilliant blue dan silver staining. Uji aktivitas dilakukan pada model sel kanker payudara MCF-7. Pada penelitian ini digunakan MCF-7 sebagai model sel karena fraksi protein asam yang bermuatan negatif (MJ-C) dari Mirabilis jalapa L. telah terbukti selektif pada kedua sel kanker (Sismindari dkk., 2010). 1. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang penelitian maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : a. Berapakah proporsi campuran polimer kitosan rantai medium dan pektin metilasi rendah yang dibuat dengan teknik gelasi ionik yang dapat menghasilkan formula optimum nanopartikel RIP MJ-C yang memenuhi karakteristik meliputi ukuran partikel kurang dari 400 nm, Polidispersi indeks yang terdistribusi merata, zeta potensial diatas ± 30 mv dan efisiensi enkapsulasi yang mampu mengenkapsulasi RIP MJ-C? b. Apakah formula nanopartikel RIP MJ-C dapat dikonjugasi dengan antibodi anti EpCAM? 4

c. Bagaimana efek sitotoksik formula optimum nanopartikel RIP MJ-C terkonjugasi antibodi antiepcam pada sel kanker payudara MCF-7? 2. Keaslian penelitian Penelitian mengenai Ribosome Inactivating Protein (RIP) dari daun Mirabilis jalapa L. antara lain fraksi protein Mirabilis jalapa L. dapat menginduksi apoptosis pada sel HeLa dan Raji (Ikawati dkk., 2003), melalui mekanisme apoptosis terjadi fragementasi DNA (Sudjadi dkk., 2002) yang menghasilkan efek sitotoksik pada sel tumor (Ikawati dkk., 2006). Protein asam MJ-C, bersifat sitotoksik terhadap sel HeLa, myeloma dan T47D (Sudjadi dkk., 2007), selektifitas efek sitotoksik dari protein asam MJ-C pada beberapa cell line (Sismindari dkk., 2010) dan aktivitas angiogenesis fraksi protein asam RIP MJ-C (Indrayudha, 2010). Penelitian nanopartikel kitosan antara lain sebagai penghantar protein bovine serum albumin (BSA) dengan menggunakan polimer kitosan dan alginat (Masalova dkk., 2013), pengembangan dan konjugasi antara berbagai tipe kitosan dan plasmid DNA memberi hasil yang memuaskan (Jansson, 2010). Penelitian nanopartikel protein Insulin yang dibuat dengan metode gelasi ionik menggunakan polimer kitosan dan alginat (Sarmento dkk., 2006) dan menggunakan kitosan rantai rendah dan pektin, belum mampu memberikan efek perlindungan insulin di lambung (Daud, 2015). Penelitian formulasi RIP-MJ terkonjugasi antibodi anti EpCAM tipe AUA 1 dan efek sitotoksiknya terhadap sel kanker T47D antara lain dengan menggunakan pengait silang pektin metilasi tinggi dan polimer kitosan rantai 5

pendek (Pertiwi, 2014) meningkatkan sitotoksisitas terhadap sel yang overekspresi EpCAM (sel Vero) dan meningkatkan aktivitas protein MJ, sedangkan dengan menggunakan kitosan rantai medium (Feranisa, 2014) meningkatkan efek sitotoksik RIP-MJ pada sel Vero, namun menurunkan efek sitotoksik pada sel kanker T47D jika dibandingkan dengan nanopartikel RIP MJ yang tidak terkonjugasi, kedua penelitian ini belum mencapai nilai IC 50. Penelitian yang serupa dilakukan oleh Wicaksono, (2014) dengan menggunakan polimer kitosan rantai rendah dan alginat memberikan efek sitotoksik lebih besar (IC 50 13,269 µg/ml) dibandingkan RIP MJ tanpa formula (IC 50 1824 µg/ml) terhadap sel T47D dan lebih selektif terhadap sel T47D dibandingkan sel vero dengan IC 50 nanopartikel terkonjugasi anti EpCAM 33,62 µg/ml dan RIP MJ tanpa formulasi 1387,86 µg/ml. Berdasarkan hasil penelusuran pustaka dan pencarian di internet, sejauh peneliti ketahui belum pernah dilakukan penelitian Formulasi RIP MJ-C dengan menggunakan kitosan rantai medium dan pektin metilasi rendah terkonjugasi anti EpCAM tipe 9C4 dengan metode gelasi ionik. Bagan keaslian penelitian dapat dilihat pada gambar 1. 3. Urgensi penelitian Penelitian ini diharapkan dapat diperoleh formula nanopartikel RIP MJ-C dengan menggunakan polimer kitosan rantai medium dengan pengait silang pektin metilasi rendah terkonjugasi antibodi anti EpCAM yang memiliki efek sitotoksik tertarget pada kanker payudara secara in vitro. Pengetahuan mengenai efek formula RIP MJ-C sangat berguna sebagai dasar 6

untuk mengembangkan sediaan yang dapat digunakan sebagai alternatif terapi kanker payudara pada manusia yang selektif dan aman. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Melakukan optimasi untuk mengetahui proporsi campuran polimer kitosan rantai medium dan pektin metilasi rendah yang dibuat dengan teknik gelasi ionik yang dapat menghasilkan formula optimum nanopartikel RIP MJ-C yang memenuhi karakteristik meliputi ukuran partikel kurang dari 400 nm, Polidispersi indeks yang terdistribusi merata, Zeta potensial diatas ± 30 mv dan efisiensi enkapsulasi yang mampu mengenkapsulasi RIP MJ-C. 2. Membuat formula nanopartikel RIP MJ-C yang dapat dikonjugasi dengan antibodi anti EpCAM. 3. Melakukan uji sitotoksik pada formula optimum nanopartikel RIP MJ-C terkonjugasi antibodi antiepcam pada sel kanker payudara MCF-7. 7