45 BAB III PENDIDIKAN KEMUHAMMADIYAHAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH A. Sejarah Pendidikan Muhammadiyah Untuk lebih memudahkan pembahasan mengenai sejarah pendidikan Muhammadiyah, maka terlebih dahulu akan diuraikan pengertian dan sejarah berdirinya Muhammadiyah, sebagai berikut: Muhammadiyah secara etimologis (bahasa), berasal dari kata atau bahasa Arab Muhammad (محمد) yaitu dari nama Rasulullah Muhammad saw, yang kemudian mendapatkan ya nisbiyah (یة) yang berarti menjeniskan atau pengikut. Jadi secara bahasa Muhammadiyah dapat diartikan sebagai umat Rasulullah Muhammad saw. Sedangkan secara terminologi (Istilah) Muhammadiyah adalah sebuah gerakan Islam, yang bersemboyah dakwah amar ma ruf nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur an dan Sunnah, didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 Miladiyah di Kauman, Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah oleh pendirinya dengan maksud bertafa ul (ber-pengharapan baik) dapat mencontoh dan meneladani jejak perjuangannya dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama 45
46 Islam semata-mata demi terwujudnya Izzul Islam wal Muslimin, kejayaan Islam sebagai realita dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai realita. 1 B. Tujuan Pendidikan Muhammadiyah Sejak awal berdirinya, organisasi Muhammadiyah merupakan gerakan purifikasi pemikiran Islam dan sekaligus memposisikan diri sebagai gerakan dakwah dan pendidikan. Sebagai organisasi keagamaan yang sangat concern dengan dunia pendidikan, Muhammadiyah telah menyelenggarakan berbagai jenis lembaga pendidikan yang tercakup dalam kegiatan pendidikan formal, nonformal dan informal. 2 Meskipun Muhammadiyah menganggap sangat penting penyelenggaraan pendidikan formal berupa sekolah, namun organisasi keagamaan ini juga tidak mengabaikan penyelenggaraan pendidikan nonformal dan informal sebagai penunjang keberhasilan pendidikan formal. 3 Setiap tujuan pendidikan Muhammadiyah, termasuk didalamnya tujuan pendidikan formal, yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah tentunya selalu berhubungan dengan pandangan hidup yang dianut oleh organisasi Muhammadiyah sendiri. Bagi Muhammadiyah tujuan organisasi ini awalnya telah dicantumkan dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah, yaitu: (1) Menyebarkan pengajaran kanjeng Nabi Muhammad Saw kepada 1 Drs. H. Musthafa Kamal Pasha, B.Ed dan Drs. H. Ahmad Adaby Darban, SU, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, (Yogyakarta : Pustaka SM, cet. II tahun 2009), hlm. 98-99. 2 Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah. Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Kelas X Semester 1. (Yogyakarta : Mentari Pustaka, 2008), hlm. 101-103. 3 Ibid.
47 penduduk bumiputera di dalam residensi Yogyakarta. (2) Memajukan hal agama Islam kepada angota-angotanya. Kemudian setelah anggota Muhammadiyah meluas sampai ke luar daerah Yogyakarta, maka pada tahun 1914, rumusan tujuan organisasi Muhammadiyah dirubah menjadi: (1) Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Belanda. (2) Memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan agama Islam kepada sekutu-sekutunya. 4 C. Jenis-jenis pendidikan yang di dimiliki Muhammadiyah Berdasarkan kesejarahannya selama beberapa periode, dari semenjak masa awal pendirian Muhammadiyah, hingga memasuki masa kemerdekaan Indonesia, Sekolah dan Lembaga Pendidikan Muhammadiyah, senantiasa melakukan pembaruan sesuai dengan kebutuhan umat Islam dalam setiap pergantian zaman. Berikut ini sejarah penamaan sekolah Muhammadiyah dan data base amal usaha Muhammadiyah. 1) Jenis-jenis pendidikan yang di dimiliki Muhammadiyah pada Masa Kolonialisme Berikut ini merupakan jenis-jenis dan nama awal sekolah Muhammadiyah pada masa perintisan atau Era Kolonialisme (1922-1934 M), antara lain: a) Madrasah al-qismu al-arqo, menjadi Hogere Muhammadijah School,kemudian Kweekschool Islam atau Kweekschool 4 Ibid.
48 Moehammadijah dan Kweekschool Istri, diubah menjadi Madrasah Mu alimin dan Mu alimat Muhammadiyah (terdapat di Yogyakarta dan Bogor) b) Volkschool, Vervolkschool dan Standaard School Moehammadijah, diubah menjadi Sekolah Muhammadiyah I (Sekolah Dasar) c) H.I.S. Moehammadijah, diubah menjadi Sekolah Muhammadiyah II (Sekolah Menengah Pertama) d) Schakelschool Moehammadijah, dirubah menjadi Sekolah Persambungan Muhammadiyah (Sekolah Menengah Atas) e) Normaalschool Moehammadijah, diubah menjadi Sekolah Guru Muhammadiyah I. f) Holland Inlandse Kweekschool (H.I.K) Moehammadijah, dirubah menjadi Sekolah Guru Muhammadiyah II. g) Cursus Goeroe Desa Moehammadijah, diubah menjadi Kursus Guru Muhammadiyah I 5 h) Sekolah Kesultanan (Sultanaatschool), sekolah para keturunan bangsawan. i) Meer Uitgebreid Lager Onderwijs ( MULO ) Moehammadijah, dirubah menjadi Sekolah Pertengahan Muhammadiyah I (SMP). j) Algemene Middel School (A.M.S) Moehammadijah, dirubah menjadi Sekolah pertengahan Muhammadiyah II (SMA). 5 Zamah sari, dkk, Studi Kemuhammadiyahan untuk Perguruan Tinggi, Cet. 1. (Jakarta: UHAMKA Press, 2013), hlm. 254.
49 k) Sekolah Diniyah Moehammadijah, dirubah menjadi Madrasah Diniyah Muhammadiyah (Madrasah Ibtidaiyah). l) Sekolah Woestho Moehammadijah, dirubah menjadi Madrasah Woestho Muhammadiyah (Madrasah Tsanawiyah). m) Tablighscholl Moehammadijah, dirubah menjadi Madrasah Muballighin Muhammadiyah. n) Cursus Anti Alfabetisme, dirubah menjadi Pembasmi Buta Huruf (Sekolah Luar Biasa). 6 2) Jenis-jenis pendidikan yang di dimiliki Muhammadiyah pada Masa Kemerdekaan Data Amal Usaha Muhammadiyah Periode 2010-2015 7 No Jenis Amal Usaha Jumlah 1 TK/TPQ 4.623 2 Sekolah Dasar (SD)/MI 2.604 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP)/MTs 1.772 4 Sekolah Menengah Atas (SMA)/SMK/MA 1.143 5 Pondok Pesantren 67 6 Jumlah total Perguruan tinggi Muhammadiyah 172 7 Sekolah Luar Biasa (SLB) 71 Total 10.452 unit Melalui pembaruan pendidikan, Muhammadiyah memperkenalkan sistem pendidikan Islam Modern yang holistik. Pendidikan yang memadukan Iman dan Kemajuan, Intelektualitas dan Moralitas, yang bermuara pada pembentukan insan Muslim yang kokoh iman dan 6 Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam perspektif perubahan sosial. Cet. 1 (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), hlm. 38-39. 7 Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2010. Data Amal Usaha Muhammadiyah Periode 2010-2015. http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-8-det-database-persyarikatan.html diakses tanggal 28 September 2014 pukul 21.00
50 kepribadiaannya sekaligus pro-kehidupan. Pendidikan Muhammadiyah telah mencerdaskan kehidupan bangsa, tatkala mayoritas penduduk bumiputera tidak mengenal dan mengenyam pendidikan umum. D. Format Pendidikan Kemuhammadiyahan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Untuk memahami format yang dikembangkan dalam Pendidikan Kemuhammadiyahan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah, maka terlebih dahulu akan dijelaskan content/isi dari pendidikan kemuhammadiyahan itu sendiri, antara lain: 1. Materi Pendidikan Kemuhammadiyahan Muhammadiyah mengawali gerakannya dengan menempatkan pendidikan sebagai salah satu ujung tombak kiprah dakwahnya. Bahkan dapat dikatakan pendidikan sebagai kekuatan yang menentukan berkembangnya Muhammadiyah. Kekuatan itu sebenarnya bukan terletak pada model sekolah atau madrasah yang didirikannya. Melainkan kekuatan pada ruh dan pemahaman Islam dalam Pendidikan Muhammadiyah. Selanjutnya pemahaman tersebut dibenahi dengan sebutan al-islam dan Kemuhammadiyahan. Adapun bagian integral dari Kemuhammadiyahan sendiri mencakup berbagai pokok materi, diantaranya pengertian, maksud, tujuan, ruang lingkup dan janji pelajar Muhammadiyah. 8 8 Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, op. cit.
51 a) Maksud, Tujuan, dan Ruang Lingkup Pendidikan Kemuhammadiyahan Pendidikan kemuhammadiyahan merupakan mata pelajaran yang menjadi identitas bagi pendidikan dalam Muhammadiyah dan menjadi salah satu mata pelajaran pokok di semua lembaga pendidikan Muhammadiyah. 9. Dari pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi di bawah persyarikatan Muhammadiyah. Semu tingkatan pendidikan tersebut wajib melaksanakan pendidikan Kemuhammadiyahan. Saat ini secara normatif telah disusun rumusannya dalam bentuk bahan ajar al- Islam dan Kemuhammadiyahan. 10 Setiap bentuk pendidikan pasti memiliki maksud, tujuan dan ruang lingkup dalam pelaksanaannya. Rumusan yang matang dengan konsep yang sistematis mutlak diperlukan agar dapat dipakai dalam jangka panjang. Apalagi kapasitas Kemuhammadiyahan sebagai mata pelajaran pokok di seluruh lembaga pendidikan Muhammadiyah, meruapakan bahan ajar untuk mengkader bibit-bibit penerus Muhammadiyah di lingkungan lembaga tersebut. Adapun maksud, tujuan dan ruang lingkup pendidikan Kemuhammadiyahan adalah sebagi berikut: 11 9 Ibid. 10 Ibid. 11 Ibid.
52 1. Maksud Pendidikan Kemuhammadiyahan Maksud pendidikan Kemuhammadiyahan adalah sebagai sarana untuk penyampaian pendidikan Muhammadiyah. Pentingnya pendidikan di masa depan menuntut Muhammadiyah untuk menjawab ketertinggalannya selama ini dibidang pendidikan. Salah satunya dengan melakukan penyempurnaan kurikulum al-islam dan Kemuhammadiyahan. 2. Tujuan Pendidikan Kemuhammadiyahan Kemuhammadiyahan dijadikan mata pelajaran pokok dengan tujuan agar dapat diamati, dipahami dan dihayati oleh setiap peserta didik. Selain itu diharapkan agar kelak peserta didik bersedia dengan suka rela mengamalkan berbagai prinsip keyakinan dan cita-cita persyarikatan Muhammadiyah. Harapan tersebut sekiranya tidak berlebihan karena ada beberapa alasan antara lain sebagi berikut: a. Muhammadiyah memerlukan penerus Keyakinan, Cita-cita, dan Amal Usahanya. b. Muhammadiyah perlu dikenal oleh Angkatan Muda Muhammadiyah. 3. Ruang Lingkup Pendidikan Kemuhammadiyahan Ruang lingkup dari pendidikan Kemuhammadiyahan adalah segala hal yang menyangkut persyarikatan Muhammadiyah. Di dalamnya memuat segala aspek tentang seluk-beluk Muhammadiyah, antara lain: aspek sejarah berdirinya, organisasi, perjuangan, amal usaha dan tokoh
53 pemimpinnya. Semua dipelajari secara bulat, menyeluruh, dan integral tentang Muhammadiyah. Terdapat tiga metode pendekatan yang dipergunakan untuk mempelajari Muhammadiyah dalam pendidikan Kemuhammadiyahan. Ketiga hal tersebut meliputi pendekatan historis, ideologis, dan struktural. 2. Metode Pendekatan dalam Pembelajaran Kemuhammadiyahan Untuk memahami metode pendekatan yang dilakukan dalam pembelajaran Kemuhammadiyahan, maka terlebih dahulu harus dipahami bahwa ada 3 metode utama pendekatan pembelajaran Kemuhammadiyahan, yaitu: (1) Pendekatan historis, (2) Pendekatan ideologis, dan (3) Pendekatan struktural yang sangat terikat dengan ruang lingkup pendidikan Kemuhammadiyahan. Berikut ini penjelasan dari ketiga metode tersebut, yaitu: a) Pendekatan Historis Kelahiran Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, sejak berdirinya tahun 1912 pada hakikatnya merupakan gerakan dakwah dan tajdid untuk memajukan kehidupan sesuai dengan ajaran Islam, sehingga Muhammadiyah kemudian dikenal sebagai gerakan Islam pembaruan dalam berbagai lapangan kehidupan di dunia Islam. Aspek utama dalam mempelajari materi Kemuhammadiyahan adalah melalui pendekatan historis atau kesejarahan, yang didalamnya terkandung pembelajaran mengenai latar belakang berdirinya, sejarah
54 perkembangannya, berbagai macam amal usahanya dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh Muhammadiyah. Pendekatan tersebut sekaligus mempelajari ciri-ciri khusus yang melekat pada jati diri Muhammadiyah. Ciri tersebut yang membedakannya dengan gerakan gerakan lainnya, yang tumbuh dan berkembang di Indonesia maupun yang ada didalam dunia Islam. b) Pendekatan Ideologis Islam yang menjadi landasan, asas, dan fondasi gerakan Muhammadiyah pada dasarnya merupakan agama Allah SWT yang mengajarkan kemajuan, sehingga Islam dapat disebut sebagai Din al- Hadlarah yakni agama yang berkemajuan, dan juga sebaliknya Islam itu anti kejumudan, ketertinggalan dan keterbelakangan. 12 Untuk pendekatanideologis merupakan sebuah metode pendekatan dalam memahami segi keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah. Melalui aspek ini dapat dikenal isi dan jiwa Muhammadiyah yang sesungguhnya, dikenalkan pada watak dan Kepribadiannya, faktorfaktor yang menggerakkan seluruh aktivitasnya, dan pandangan atau keyakinan hidupnya, serta seluruh hal yang menjadi cita-cita besar Muhammadiyah. Dalam pendekatan aspek Ideologis ini ada tiga materi utama yang akan dikaji dan dibahas secara mendalam, yaitu (1) Kepribadian 12 Haedar Nashir, Aktualisasi Islam yang Berkemajuan, Materi Tanwir Aisyiyah. Yogyakarta: STIKES Aisyiyah, 2012, hlm. 3
55 Muhammadiyah, (2) Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, serta(3) Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah. c) Pendekatan Struktural. Yang dimaksud dengan pendekatan struktural adalah pendekatan dari segi susunan organisasinya. Mempelajari Organisasi Muhammadiyah adalah sebuah upaya untuk mengetahui bagaimana cara kerja Muhammadiyah dalam menggerakkan amal usahanya secara organisatoris, mengetahui bagaimana Muhammadiyah dalam menyusun sumber daya manusia yang ada didalamnya ketika mengatur tugas, cara-cara pengerahan dan pengarahan aktivitasnya. Untuk mengetahui jalinan hubungan dan usaha pengerahan serta fasilitas yang kesemuanya diatur secara rapi dan tertib, sehingga gerakannya lincah, dinamis dan luwes.sekaligus dengan pendekatan yang ketiga ini, maka akan dikenalkan. 13 pada khittah perjuangan Muhammadiyah atau strategi dasar perjuangan Muhammadiyah. 3. Evaluasi dalam Pendidikan Kemuhammadiyahan Untuk memahami tahapan evaluasi yang dilakukan dalam pendidikan kemuhammadiyahan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian, dan tujuan evaluasi, serta model evaluasi dalam pendidikan kemuhammadiyahan. 13 Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Kelas X Semester 1.(Yogyakarta : Mentari Pustaka, 2008), hlm. 103-104.
56 a) Pengertian Evaluasi dalam Pendidikan Kemuhammadiyahan Evalusi adalah sebuah hal yang mutlak adanya, karena tujuan pendidikan Islam terutama pendidikan Kemuhammadiyahan itu berlaku sepanjang hayat, maka kriteria penilaian juga harus berlainan dengan pendidikan dan falsafah lain. 14 b) Tujuan Evaluasi dalam Pendidikan Kemuhammadiyahan Mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran, melatih keberanian dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan dan mengetahui tingkat perubahan perilakunya, selain itu program evaluasi bertujuan mengetahui kemampuan kecerdasan dan kelemahan. Sasaran tidak hanya pada peserta didik, tetapi untuk mengevaluasi pendidik dalam menunaikan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan Kemuhammdiyahan. Dengan demikian kedudukan evaluasi dalam pendidikan Kemuhammadiyahan sangat penting sekali, disamping untuk mengetahui tingkat keberhasilan juga berfungsi untuk menilai kinerja guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik, serta untuk mengetahui sasaran peserta didik manakah yang harus mendapat perhatian lebih. 15 14 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, cet. I (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 29. 15 Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm. 211
57 c) Model Evaluasi dalam Pendidikan Kemuhammadiyahan Model Evaluasi yang digunakan dalam Pendidikan Kemuhammadiyahan adalah melalui dua macam bentuk ujian yaitu: Ujian Praktek (Dakwah Lapangan) dan Ujian Tertulis.